Papah hanya bisa mematung, dia tidak bisa menggerakkan badan nya, kaki nya seperti terpaku di bumi, untuk beberapa saat, namun alam sadar nya yang masih mengingat sang Pencipta langsung membuat nya beristighfar.
"Astaghfirullah hal ajim...".
Seketika Papah dapat bergerak, melihat ke kiri ke kanan, dengan tergesa dia meninggalkan ruangan itu menuju ruang utama vila, tanpa menoleh tivi yang masih menyala, dia langsung ke pintu utama membuka pintu nya, dan langsung menutup nya lagi, Papah terduduk lemas di teras luar vila itu.
"Astaghfirullah..., astaghfirullah...".
Hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut nya, untuk tetap menyadarkan nya, di kepala nya hanya satu pertanyaan, apakah itu nyata?, Papah mengusap wajah nya, dengan semua yang pernah terjadi selama ini di rumah nya, bukan hal aneh lagi dia mendapatkan hal di luar naral.
"Apakah aku harus menceritakan smua ini kepada istriku pulang nanti?, tidak dengan semua yang sudah terjadi dia pasti akan melarang ku untuk kembali menunggu vila ini, lalu bagaimana aku bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, belum tentu aku bisa mendapatkan pekerjaan lagi".
Gumam nya berbicara sendiri, di luar tengah, malam dini hari menunjukan waktu jam 2:30 , Papah belum berani untuk kembali ke dalam vila itu.
"Biarlah aku di sini sampai subuh menunggu Bibi datang".
Gumam nya lagi, udara semakin dingin, kota Lembang Bandung jangan kan malam dini hari, pada siang hari pun Udara dingin sejuk, Papah memeluk lutut nya karena kedinginan, tapi dia belum berani untuk masuk kembali ke dalam vila itu.
Senyuman Putri di dalam lukisan itu memang tidak menyeramkan, malah sangat mengagumkan, kecantikan nya yang mempesona di tambah lagi dengan senyum nya yang membuat Putri itu terlihat lebih cantik, siapa pun pria pasti terpesona, tapi itu lukisan... lukisan yang hidup, lukisan yang tersenyum bukan manusia.
Papah sibuk dengan beribu pertanyaan di kepala nya, siapa dia?, apa hubungan nya dengan pemilik vila ini?, kenapa pemilik vila ini memajang lukisan nya?.
Hanya ada lukisan Putri itu, dan poto pemilik vila di rumah ini, sudah pasti putri itu bukan manusia, makhluk apa dia?, jin kah?, siluman?, siapa dia sebenernya bagaimana bentuk dia sesungguh nya.
Papah tau jin, siluman, dapat memperdaya manusia dengan menyerupai manusia dengan bentuk apa pun, yang dia mau, kenapa dia menampakkan dirinya kepada Papah dengan bentuk yang mempesona semua pria?, pasti ada tujuan nya untuk memikat hati Papah.
Papah tersadar dari lamunan nya ketika adzan subuh berkumandang.
"Sebentar lagi Bibi datang".
Gumam nya lalu berdiri, berjalan ke gerbang membuka pintu gerbang, berdiri di depan vila itu.
Papah melihat ke samping depan tepat ke rumah nya, tempat istri, dan anak-anak nya sekarang mungkin sudah terbangun untuk solat subuh, Papah tersenyum.
"Mamah pasti lagi membangunkan anak-anak ".
Gumam nya lagi, ingin rasanya dia segera berjalan menuju rumah nya, melepas kan lelah dan kantuk nya, dia berjanji dalam hatinya, tidak akan mengatakan apa pun yang terjadi malam ini pada istrinya, itu hanya akan membuat istrinya khawatir, dan melarang nya untuk kembali menjaga vila ini.
Terdengar suara langkah dari kejauhan Papah membalikkan pandangan ke arah suara, yah suara yang berjalan itu Bibi, dia berjalan menuju vila menghampiri Papah.
"Kenapa menunggu di luar pak?".
Bibi sambil tersenyum menghampiri Papah.
"Hehehe udah ngantuk Bi, pengen cepet pulang".
Sambil menggaruk-garuk Kepala nya yang tidak gatal Papah menjawab pertanyaan Bibi.
"Bi itu tadi saya belum sempat beresin di ruang tivi bekas kopi saya, tivi juga belum saya matikan".
Papah teringat kopinya yang baru dia minum beberapa teguk, dan belum sempat dia simpan lagi ke dapur, dan tivi yang belum dia matikan karena tadi dia tidak perduli yang ada di kepala nya hanya keluar meniggalkan tempat itu.
"Iya gak apa-apa Pak, nanti saya bereskan".
Bibi membuka gerbang, dan masuk ke vila.
" Bi.. bi..."
Papah memanggil Bibi lagi ketika bibi akan menutup gerbang nya.
"Iya kenapa Pak?".
Bibi membuka lagi gerbang nya.
"Hmm.. gak apa apa Bi, nanti saja, saya pulang Bi".
Bibi mengerutkan kening nya, Papah mulai berjalan menuju rumah nya, tadi nya Papah ingin menanyakan apa Bibi pernah mengalami kejadian aneh di vila itu?, tapi sudahlah lain kali saja .
"Assalamu'alaikum..."
Papah mengucapkan salam, dan mengetuk pintu rumah nya, terdengar suara langkah dari dalam rumah, Mamah membukakan pintu.
"Ngantuk ya Pah?".
Sambil tersenyum Mamah membuka kan pintu, melihat mata suami nya yang terlihat sudah lelah.
"Iya nih Mah..., anak - anak udah solat subuh?".
Kata Papah, dan langsung masuk rumah nya.
"Udah..., Papah solat subuh dulu ya lalu tidur, nanti sarapan Mamah bangunin makan dulu ntar tidur lagi."
Sambil mengikuti Papah dari belakang Mamah mengatur jadwal Papah, Papah hanya mengangguk, dan segera pergi ke kamar mandi untuk wudhu, sudah terlihat kesibukan anak- anak nya yang membantu istrinya membereskan rumah, aku seperti biasa menjaga adik ku Julian di ruang keluarga, melihat Papah baru datang aku hanya tersenyum.
Julian ingin bermain dengan Papah, tapi Papah menolak nya, dan menyuruh Julian main dengan ku karena Papah mengantuk, Julian tidak tau Papah belum tidur semalaman, setelah solat subuh Papah tidur, Mamah membangun kan Papah untuk sarapan, tapi Papah tertidur sangat nyenyak.
Mamah tidak tega membangun kan nya, kami sarapan duluan, Kakak-kakak ku pun pergi sekolah tanpa di antar Papah, karena Papah masih tidur, sampai Kakak ku pulang dari sekolah, Papah belum bangun juga, sampai waktunya solat dzuhur Mamah harus membangun Papah untuk solat dzuhur, dan makan siang.
"Pah bangun solat dzuhur, Papah juga belum makan dari pagi ayo bangun".
Mamah membangun kan Papah, tapi Papah tidak bangun-bangun, Mamah menggoyang goyang kan tubuh Papah, masih saja tidak bangun, Mamah keheranan mengerutkan kening nya, lalu mendekat ke telinga Papah.
"Pah bangunnn paaahh".
Masih berusaha membangunkan Papah yang terlelap tidur, Mamah memanggil Julian untuk membangun kan Papah, Julian naik ke atas ranjang menaiki tubuh Papah membangun kan Papah dengan melonjak lonjakan badan nya di badan Papah, seperti sedang naik kuda.
"Papah banguunn Julian mau main sama Papah... Papahhhh".
Barulah Papah membuka kan mata nya.
"Astaghfirullah... Juliannn...".
Papah mulai tebangun, dan tangan nya meraih badan Julian untuk memindahkan Julian dari badan nya.
"Iyaa iyaa Papah banguunn kamu turun berat julian...".
Papah beranjak dari tempat tidur nya, lalu menggengdong julian yang sudah merentang kan tangan nya minta untuk di gendong, lalu Papah berjalan menuju ruang tengah, sudah ada Mamah, dan kami anak- anak nya yang baru saja selesai solat dhuhur, kami menunggu Papah untuk makan siang.
"Papah mau mandi dulu, atau makan dulu?".
Kata Mamah, ketika melihat Papah yang sudah terbangun, dan menghampiri dengan menggendong Julian.
"Mandi dulu yah Mah".
Sambil menurunkan Julian dari gendongan nya, Papah menjawab Mamah.
"Iyah udah kalo mau mandi dulu langsung solat dzuhur yaa ".
Kata Mamah lagi.
"Waduh udah waktu solat dzuhur ya?, perasaan Papah tadi tidur sebentar".
Papah kaget lalu melihat ke jam dinding.
"Tadi papah tidur nyenyak sekali, udah sana mandi dulu, terus solat kita makan siang, Papah belum makan dari pagi".
Mamah mengatur jadwal papah lagi, setelah mandi, dan solat lalu kami makan siang, di meja makan Papah tidak banyak bicara keliatan seperti sedang memikirkan sesuatu.
" Kenapa pah?".
Melihat ada yang tak biasa, Mamah menegur Papah yang sedang melamun.
" Gak apa apa Mah".
Papah yang tersadar dari lamunan nya karena pertanyaan Mamah.
"Itu Papah makan sambil ngelamun gitu, kaya ada yang di pikirin, semalam baik baik aja kan?".
Sambil meletakkan sendok nya di piring Mamah bertanya, ingin meyakinkan bahwa suami nya baik baik saja.
"Iya mah..., gak apa apa semalam baik baik saja ko, cuman tadi Papah mimpi".
Papah tidak melanjutkan perkataan nya.
"Mimpi apa..?".
Mamah penasaran.
"Gak apa apa... mimpi aneh, gak nyambung nama nya juga mimpi Mah bunga tidur".
Papah menggaruk kepala nya yang tidak gatal, melanjutkan makan nya mengalihkan pembicaraan, mencoba menghentikan pertanyaan Mamah yang sedang penasaran, ada apa dengan suami nya, Mamah hanya mengerutkan kan kening nya, Mamah merasa ada yang tidak biasa dengan suaminya.
( bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Pecinta Horor
ceritanya knp d ulang?
2022-07-20
1
Vonny Bansaleng
ah. koq cerita di ulg"
2022-06-09
0