bab 5 kesetiaan

Memakan waktu 6 jam perjalanan dari Bandung ke Bogor, waktu itu kami berangkat siang sekitar jam 1 dari Bandung tiba di Bogor sekitar jam 7 malam karena macet di perjalanan.

Nenek Tante Ana, dan Om Dani menyambut kedatangan kami, Nenek senang sekali kami datang Nenek memeluk kami satu persatu, lalu Mamah memeluk Nenek dengan erat sambil menangis Nenek hanya bisa berkata.

"Sabar ini ujian buat kamu, kamu harus bisa melewati nya, kamu harus kuat untuk anak anak kamu mereka membutuhkan kamu".

Mamah mengangguk, Nenek menyeka air mata Mamah dengan tangan nya, Mamah tersenyum Nenek membawa kami masuk ke rumah, dan meminta Om Dani untuk memasukan barang barang kami.

Masih ada satu kamar yang kosong, kamar Mamah dulu ketika masih gadis, kamar itu tetap kosong dan selalu di bersihkan untuk kami sewaktu waktu datang ke Bogor.

Dulu waktu Mamah, dan Papah belum membeli rumah itu aku, dan Kakak ku tinggal di rumah Kakek, kami menepati kamar tidur Mamah, kami langsung masuk ke kamar Mamah dan Mamah masuk ke kamar Tante Ana.

Mamah akan tidur di kamar Tante Ana dengan Adik ku, dan Tante Ana ,sedangkan aku dan Kakak-kakak ku tidur d kamar Mamah yang dulu.

Hari hari berlalu kami anak anak lebih terurus dan nyaman tinggal d rumah Kakek, tapi tidak dengan Mamah, Mamah sering melamun mungkin memikirkan keberadaan Papah dan rumah yang kami tinggal kan.

Kami semua mencoba menghibur Mamah, dan menenangkan nya meyakinkan Mamah kalo Papah baik baik saja.

Alhamdulillah penantian Mamah akhir nya membuah kan hasil, suatu hari telepon rumah Kakek berdering, dan itu dari kepolisian Bandung, mereka sudah menemukan mobil Papah, jelasnya bangkai mobil Papah yang sudah terbakar di jurang hutan.

Tapi di pastikan tidak ada jasad dalam mobil itu, di pastikan Papah sudah keluar dari mobil itu, dan Polisi akan menyelidiki lebih lanjut, ada kecurigaan bahwa Papah tinggal di sebuah keluarga, tapi Polisi belum yakin, karena pria yang tinggal di rumah itu adalah menantu dari keluarga itu, dan sudah mempunyai seorang anak yang masih bayi lanjut Polisi.

Untuk meyakinkan nya Mamah di minta untuk mengenali pria itu, apa itu suami Mamah atau bukan karena, ketika Polisi menyelidiki pria itu tidak mempunyai identitas.

Kami sangat senang waktu itu kami yakin itu Papah, tapi Mamah terduduk lemas, karena mendengar bahwa lelaki itu adalah seorang menantu dr keluarga itu, apa Papah sudah menikah lagi, dan mempunyai seorang bayi sekarang?, apa itu sebab nya Papah tidak pulang?, aku melihat Mamah yang sedang shock bingung sedih... Kami menghampiri Mamah.

" Mamah kenapa sedih, Papah kan udah di ketemu kan".

Kataku sambil memeluk Mamah, Mamah melirik ke Kakek yang berdiri tepat di depan nya.

"Apa suami ku sudah menikah lagi Pak,? Itu sebab nya dia tidak pulang? dia melupakan aku dan anak-anak nya?".

Mamah tertunduk, ada kekecewaan kesedihan yang mendalam dihati nya, lalu Nenek menghampiri Mamah.

"Kamu yang lebih mengenal siapa suami mu, apa kamu yakin dia akan menikah lagi tanpa alasan?, Tidak dia tidak seperti itu, dia sangat mencintai mu dan anak anak, dia lelaki yang sangat bertanggung jawab, Ibu yakin itu, Ibu sebagai mertuanya percaya dia tidak seperti itu apa kamu sebagai istrinya akan meragukan nya?".

Terlihat Mamah mulai percaya diri lagi dan berkata.

"Ibu benar,.. Suami ku tidak seperti itu, dia pasti punya alasan yang kuat kenapa tidak pulang, aku harus menjemput nya".

Mamah berdiri, lalu berkata kepada kami anak anak nya.

" Mamah akan menjemput Papah, kalian tunggu dulu di sini ya, nanti kalo Papah sudah di ketemu kan Mamah langsung ke sini dengan Papah menjemput kalian".

Kami tersenyum dan mengangguk.

"Besok sekarang sudah sore".

Kata Kakek sambil berlalu pergi meninggalkan Mamah yang sedang ingin segera menjemput Papah, lalu Mamah mengikuti kakek, dan menahan langkah kaki Kakek.

" Tapi Pak saya ingin berangkat secepatnya".

Kata Mamah memohon.

"Jangan terbawa napsu tenang kan dulu dirimu, besok pagi kamu berangkat ke Bandung percaya lah ini untuk kebaikan kamu".

Kata Kakek sambil memegang pundak Mamah, dan tersenyum menenangkan Mamah, lalu Mamah mengangguk tanda setuju, ke esokan hari nya Mamah bersiap untuk pergi ke Bandung, Mamah berpamitan kepada kami, dan berpesan agar kami tidak menyusahkan Nenek dan Tante Ana harus menurut baik dan saling menjaga.

Mamah d temani om Dani, om Dani mau menemani Mamah asal tidak mampir dulu ke rumah kami, Mamah membawa Adik ku karena saran dari Kakek untuk membawa nya di pertemukan dengan Papah, kalo yang di temukan polisi itu benar benar Papah.

Mamah di bekali air putih dalam botol kemasan untuk di minum kan ke Papah, kata Kakek lagi kalo Papah tidak mau meminum nya siram kan sajah ke wajah nya katanya , Mamah terlihat kebingungan dengan pernyataan Kakek.

"Sudah lakukan saja apa yang Bapa minta".

Kata Kakek meyakinkan Mamah, pergilah Mamah dengan mobil rental ke Bandung di temani om Dani, tujuan Mamah saat itu langsung ke kantor polisi dari sana Mamah akan berangkat ke Subang dengan Polisi ke sebuah kampung terpencil d daerah Subang.

Singkat cerita tibalah Mamah di kampung itu bersama Polisi, warga setempat penasaran ada apa kenapa ada Polisi mau kemana bisik bisik warga di sana, itu perempuan membawa anak kecil siapa!mau ke siapa?, tibalah Mamah, dan Polisi d depan halaman sebuah rumah.

Di sana ada seorang laki laki duduk di bale depan rumah, sedang bermain dengan seorang bayi yang sudah bisa duduk, Mamah tertegun, kaki nya terpaku sudah tidak bisa melangkah lagi.

Polisi melewati Mamah, lalu menoleh ke belakang melihat Mamah yang terpaku tak bergerak, om Dani yang menggendong Adik ku menghampiri Mamah.

"Kenapa ka?".

Om Dani bertanya, lalu melihat mata Mamah yang tertuju ke depan, melihat lelaki yang duduk du bale depan rumah sedang bermain dengan seorang bayi, seorang Polisi menghampiri.

"Apa itu suami Ibu?".

Polisi itu menyakan Mamah tidak bisa berbicara bahkan tidak bisa bergerak.

"Iya benar itu Kakak ipar saya".

Om Dani menjawab pertanyaan polisi itu.

"Papah...".

Mamah memanggil Papah dengan suara bergetar, lalu Adik ku pun memanggil Papah.

"Papah.... Papah...".

Masih dalam gendongan om Dani, Adik ku berteriak teriak memanggil Papah, dan ingin turun dari gendongan om Dani.

Lalu om Dani menurunkan adik ku, Papah ketika Itu langsung menoleh, seperti nya dia tau kalau yang memanggil Papah itu maksudnya adalah dirinya, seorang wanita keluar dari rumah itu lalu memanggil orang tua nya.

"Maaa Apaa...".

Perempuan itu memanggil orang tuanya dari luar rumah, dan menggendong bayi yang duduk di bale sendirian, karena Papah waktu itu menghampiri Adik ku yang berlari memanggil manggil nama nya lalu Papah menggendong Adik ku.

Tapi terlihat jelas raut wajah kebingungan dari wajah Papah , dari dalam rumah keluar dua orang paruh baya suami istri yang di panggil ma dan apa oleh wanita yang pertama keluar dr rumah itu.

Mamah di bantu om Dani jalan perlahan, menghampiri Papah yang kebingungan tapi tetap menggendong Adik ku.

" Papah pulang... Papah pulang...".

Kata adik ku sambil memegang pipi Papah.

"Kenapa Papah di sini ayo kita pulang".

Kata Adik ku lagi tapi Papah masih belum bicara, Mamah semakin dekat menghampiri Aapah lalu berkata.

"Pah... kenapa... Papah tidak ingat kami?".

Kata Mamah sambil terus mendekati Papah, kali ini tanpa bantuan Om Dani, Papah memicingkan mata nya.

"Kalian siapa?".

Berderailah air mata Mamah mendengar Papah berkata seperti itu, Mamah membuka tas nya memberikan air putih yang Kakek berikan.

"Minum lah ini Pah... Papah akan ingat siapa kami setelah meminum ini".

Mamah setengah memohon untuk Papah meminum nya, tapi tiba tiba perempuan itu datang menghampiri.

"Jangan kang...".

Wanita itu menghentikan, Papah melirik ke wanita itu melirik lagi ke Mamah, Mamah menghampiri wanita itu.

"Kamu siapa? Kamu tau dia itu suami ku?, Kami sudah punya anak Empat".

Wanita itu tertegun.

"Tapi bagaimana saya bisa percaya kalo dia suami anda?, Dia tidak ingat siapa anda".

Kata wanita itu menimpali.

"Makanya biarkan dia meminum air ini, maka dia akan ingat siapa dirinya".

Kata Mamah sambil menghampiri Papah lagi, dan ingin memberi kan air itu ke Papah.

"Tidak jangan, kami tidak tau itu air apa".

Wanita itu menghalangi nya lagi, Mamah sudah hilang kesabaran di siram kan nya air itu ke wajah Papah.

"Maap Pah...".

Kata Mamah sebari menyiramkan air ke wajah Papah, Papah terkejut lalu menurunkan Adik ku dari gendongan nya, dan menyeka air di wajah nya.

"Pah istighfar Pah...".

Kata Mamah, Mengingat kan Papah.

"Astaghfirullah.... Hal ajim... Mah.. !".

Air mata Mamah kembali menetes.

"Papah ingat ini Mamah Pah...".

Papah memejam kan mata nya.

"Iyaa Mah... Maap kan Papah Mah...".

"Papah...".

Adik ku yng tadi di turunkan dari gendongan oleh Papah memanggil Papah, sambil merentangkan tangan nya minta di gendong lagi.

"Julian...".

Papah menggendong adik ku lagi, lalu Mamah menghampiri Papah lebih dekat, Papah memeluk Mamah dengan Adik ku ddigendongan nya.

"Apa yang terjadi Pah...".

Mamah sembil menangis dalam pelukan Papah, sudah tidak tahan ingin mengetahui apa yang terjadi, sedangkan Polisi yang dari tadi sudah ada di sana sedang mengintrogasi kedua orang tua perempuan itu.

"Yang Papah ingat Papah kecelakaan, mobil terbakar untung Papah bisa keluar dr mobil".

Kata Papah ku sambil menatap Mamah.

"Setelah itu Papah tidak ingat apa-apa, dan sudah ada di rumah ini Bapa itu menolong Papah, tapi sial dompet Papah di dalam mobil, jadi mereka tidak tau identitas Papah, dan Papah tidak ingat apa pun, yang Papah ingat Papah punya anak istri, tapi tidak tau siapa dan dimana".

Mamah berusaha mengerti ucapan papah.

"Ayo kita temui mereka, mereka akan menjelaskan nya".

Kata Papah meminta Mamah menemui kedua orang tua yang kini sedang d introgasi Polisi,

Mamah Papah, dan Om Dani menghampiri kedua orang tua yang sedang d introgasi Polisi itu.

"Bagaimana Bu? benar ini suami Ibu?".

Salah satu Polisi berdiri, dan bertanya kepada Mamah.

"Benar Pak, dan suami saya kehilangan ingatan nya, karena kecelakaan mobil itu".

Mamah menjelaskan.

"Iya Bu, Bapa dan ibu ini juga berkata seperti itu, Bapa ini menemukan suami Ibu di samping mobil yang terbakar, lalu di bawa nya ke rumah ini, tapi setelah sadar dia tidak bisa mengatakan identitas nya, karena kehilangan ingatan, dompet dan kartu Identitas nya mungkin terjatuh di mobil, dan ikut terbakar jadi mereka tidak bisa mengantarkan suami Ibu".

Polisi menjelaskan hasil introgasi nya dari kedua orang tua itu.

"Lalu wanita dan anak itu siapa?".

Mamah bertanya dengan melirik ke Papah, dan Papah hanya bisa menunduk, wanita itu pun menunduk ketika Mamah berbalik melirik nya.

"Ayo kita masuk kita jelaskan di dalam rumah".

Bapa itu meminta smua yang berkepentingan masuk, karena di luar sana banyak tetangga yang sedang menyaksikan kejadian itu, Papah Mamah, dan Om Dani berserta polisi itu masuk ke dalam, menuruti permintaan tuan rumah, setelah masuk ke dalam rumah, mereka pun duduk, tuan rumah menyajikan minuman, Mamah yang sudah tidak sabar ingin mendengar penjelasan lalu berkata.

"Tolong jelas kan sejelas jelasnya saya mohon pak".

Mamah meminta penjelasan, tidak bisa lagi membendung kesabaran nya.

"Begini Bu... Yang Ibu ingin tau siapa wanita ini, dan anak nya? Dia anak saya, dan anak nya adalah cucu saya, anak saya pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tpi dia pulang setelah beberapa bulan dengan perut sedang mengandung 5 bulan, tanpa dia mengatakan siapa yang menghamili nya, lalu saya menemukan suami Ibu yang sedang tergeletak di samping mobil nya yang terbakar, saya bawa ke rumah ini saya berniat untuk membawa nya pulang ke keluarga nya, tapi tidak tau alamat nya".

Bapak itu berusaha menceritakan yang terjadi tapi Mamah menyela nya

"Kenapa bapak tidak lapor Polisi?".

Mamah dengan nada menghakimi.

"Kami hanya orang kampung Bu kami takut berurusan dengan Polisi maaf Pak".

Bapak itu sambil menganggukan Kepala nya ke Polisi, meminta memaklumi nya.

" Lalu ...".

Mamah menyela lagi

"Lalu anak kami makin hari kandungan nya makin besar kami malu Bu ... , anak kami hamil di luar nikah tanpa ada yang bertanggung jawab, kami meminta suami Ibu untuk menikahi anak kami, hanya menikah sirih agar tetangga tau saja bawa anak kami punya suami, suami Ibu menolak nya karena dia bilang saya punya anak dan istri katanya ,tapi ketika kami menanyakan lagi siapa dan dimana dia tidak dapat menjawab nya karena ingatan nya hilang, kami hanya minta dia menolong anak kami dari aib yang akan membawa kebencian warga di sini kepada kami, dan suami Ibu laki laki yang tinggal di rumah ini dengan anak saya yang sedang hamil kami tidak ada pilihan Bu, mohon maap kan kami, kami sudah berjanji kalo suatu saat ada keluarga suami Ibu datang, suami Ibu boleh pergi tanpa beban atau pun tanggung jawab terhadap anak kami".

Bapak itu menjelaskan panjang lebar yang akhirnya membuat Mamah mengerti bahwa Papah tidak menghianatinya bahwa semua ini desakan keadaan yang tidak diinginkan kan akhir nya Mamah memaklumi nya dan memaafkan nya.

Dan berbalik berterima kasih karena sudah menolong Papah kepada keluarga itu, lalu setelah smua persoalan beres akhir nya Mamah membawa Papah pergi dr kampung itu.

Sebelum nya, Mamah menjelaskan kepada warga di sana, bahwa suami nya telah dengan seijin nya menikah lagi dengan wanita itu dan anak itu adalah anak suaminya, bahwa dulu di kota, anak Bapak yang menolong Papah telah menikah di depan Mamah.

Karena ada pertengkaran kecil lalu dia pergi dari rumah, dan Papah menyusul nya namun mobil nya kecelakaan, dan Papah mengadakan pernikahan lagi di kampung itu hanya untuk meyakinkan warga.

Mamah mengatakan semua itu kepada warga, percis seperti Bapak yang telah menolong Papah katakan kepada warga sebelum nya, untuk menutupi aib, hanya itu yang bisa Mamah lakukan sebagai tanda Terima kasih kepada keluarga itu karena telah menolong Papah...

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

hayoo

hayoo

ceritanya agak bikin pusing thor

2023-02-01

0

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Lanjut kakak

2022-06-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 pindahan rumah
2 Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3 Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4 bab 4 makan dengan minyak jelantah
5 bab 5 kesetiaan
6 bab 7 TV baru
7 bab 8 mas ami
8 bab 9 bangun andri...
9 bab 10 julian kangen andri
10 bab 6 kesetiaan
11 bab 11 tersesat
12 bab 12 pertemuan terakhir
13 bab 13 jin khorin abah
14 bab 14 pekerjaan untuk papah
15 bab 15 vila misterius
16 bab 16 malam pertama
17 bab 17 lukisan yang tersenyum
18 bab 18 rahasia
19 bab 19 teror lagi..
20 bab 18 rahasia
21 Bab 20 penampakan
22 Bab 21 terhipnotis
23 Bab 22 mimpi yang nyata
24 Bab 23 Penasaran
25 Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26 Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27 Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28 Bab 27 Mayang sari
29 Bab 28
30 Bab 28 Meyakinkan Mamah
31 Bab 29 Cemburu
32 Bab 30 Uang hasil pesugihan
33 Bab 31 pertemuan
34 Bab 32 pertemuan 2
35 Bab 33 Om Toni 1
36 bab 34 Om Toni 2
37 Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38 Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39 Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40 Bab 38 dia bukan Papah ku.
41 Bab 39 Pertengkaran
42 Bab 40 pengakuan Papah
43 Bab 41 awal baru
44 Bab 42 Kembali 1
45 Bab 43 Kembali 2
46 Bab 44 Adik bayi
47 Bab 45 Ikhlas
48 Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49 Bab 47 Teteh
50 Bab 48 Ziarah kubur
51 Bab 49
52 Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53 Bab 51 Ijinkan
54 bab 52
55 Bab 53 Teror terakhir
56 Bab 54 Tamu Papah
57 Bab 55 dilema
58 Bab 56 Si belang 1
59 Bab 57 Si belang 2
60 bab 58 Abah Kardi 1
61 Bab 59 Abah Kardi 2
62 Bab 60 Janji 1
63 Bab 61 Janji 2
64 Bab 62
65 bab 63
66 Bab 64 Malam Perpisahan
67 Bab 65 Tante Ana melahirkan
68 Bab 66
69 Bab 67 Nenek korengan 1
70 Bab 68 Nenek korengan 2
71 Bab 69 Aku ingin pulang 1
72 Bab 70 Aku ingin pulang 2
73 Bab 71 Kesurupan
74 Bab 72 Di dunia lain
75 Bab 73 Si Yuni
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79 Bab 77 Tamat
80 novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81 Ucapan terimakasih
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 pindahan rumah
2
Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3
Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4
bab 4 makan dengan minyak jelantah
5
bab 5 kesetiaan
6
bab 7 TV baru
7
bab 8 mas ami
8
bab 9 bangun andri...
9
bab 10 julian kangen andri
10
bab 6 kesetiaan
11
bab 11 tersesat
12
bab 12 pertemuan terakhir
13
bab 13 jin khorin abah
14
bab 14 pekerjaan untuk papah
15
bab 15 vila misterius
16
bab 16 malam pertama
17
bab 17 lukisan yang tersenyum
18
bab 18 rahasia
19
bab 19 teror lagi..
20
bab 18 rahasia
21
Bab 20 penampakan
22
Bab 21 terhipnotis
23
Bab 22 mimpi yang nyata
24
Bab 23 Penasaran
25
Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26
Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27
Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28
Bab 27 Mayang sari
29
Bab 28
30
Bab 28 Meyakinkan Mamah
31
Bab 29 Cemburu
32
Bab 30 Uang hasil pesugihan
33
Bab 31 pertemuan
34
Bab 32 pertemuan 2
35
Bab 33 Om Toni 1
36
bab 34 Om Toni 2
37
Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38
Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39
Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40
Bab 38 dia bukan Papah ku.
41
Bab 39 Pertengkaran
42
Bab 40 pengakuan Papah
43
Bab 41 awal baru
44
Bab 42 Kembali 1
45
Bab 43 Kembali 2
46
Bab 44 Adik bayi
47
Bab 45 Ikhlas
48
Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49
Bab 47 Teteh
50
Bab 48 Ziarah kubur
51
Bab 49
52
Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53
Bab 51 Ijinkan
54
bab 52
55
Bab 53 Teror terakhir
56
Bab 54 Tamu Papah
57
Bab 55 dilema
58
Bab 56 Si belang 1
59
Bab 57 Si belang 2
60
bab 58 Abah Kardi 1
61
Bab 59 Abah Kardi 2
62
Bab 60 Janji 1
63
Bab 61 Janji 2
64
Bab 62
65
bab 63
66
Bab 64 Malam Perpisahan
67
Bab 65 Tante Ana melahirkan
68
Bab 66
69
Bab 67 Nenek korengan 1
70
Bab 68 Nenek korengan 2
71
Bab 69 Aku ingin pulang 1
72
Bab 70 Aku ingin pulang 2
73
Bab 71 Kesurupan
74
Bab 72 Di dunia lain
75
Bab 73 Si Yuni
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79
Bab 77 Tamat
80
novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81
Ucapan terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!