"Ayo kita masuk... kita baca bismillah dulu ya.. lalu ucapkan salam... ".
Papah mengingat kami dan, mengajak kami masuk ke dalam rumah kami membaca bismillah dulu lalu, mengucapkan salam.. alangkah terkejut nya kami ketika masuk melihat rumah kami berantakan seperti baru terjadi gempa bumi.
"Astaghfirullah hal ajim".
Kami serempak mengucap istigfar, baru saja datang dari Bogor bukan perjalanan yang tidak melelahkan, sekarang di tambah kami harus membereskan rumah, makhluk ini sungguh menyebalkan, umpat ku waktu itu.
Entah lah saat itu mungkin sudah terbiasa, kami tidak merasa takut oleh makhluk itu kami hanya ingin merebut rumah kami kembali.
Kami saling pandang lalu tanpa di komando kami langsung beres-beres rumah, semua bekerja sama membersihkan rumah sampai malam tiba, saatnya solat maghrib lalu kami mandi dan, solat maghrib lalu mengaji dan, baca yasin, semangkuk garam dan, air dalam botol sudah tersedia.
Setelah solat isya, Papah menyiramkan air yg sudah penuh dengan ayat ayat suci Al-Quran, dan garam itu ke seluruh ruangan.
" Kita makan diluar saja ya beli baso atau apa nasi goreng di Mandarin, ( Mandarin adalah tempat di Lembang Bandung yang ketika malam penuh dengan pedagang makanan kaki lima, ada pedagang seafood, nasi goreng , baso, sate, dan yang lain nya)".
Mamah mengajak kami makan di luar karena memang di rumah tidak ada bahan makanan dan, Mamah belum sempat membeli nya karena kami sibuk membereskan rumah yang seperti kapal pecah.
Kami anak anak senang walaupun tadi cape membereskan rumah, tapi seketika itu lupa, kami menyambut ajakan Mamah dengan senang berbinar binar, malah aku sampe loncat loncat.
" Asiikk jalan jalan.. ".
Seru ku lalu ke kamar mengambil jaket, kami berjalan menelusuri jalanan kota Lembang yang waktu itu terasa begitu indah, langit begitu cerah bintang bertaburan di langit malam kami berjalan di depan, Mamah dan, Papah bergandengan tangan di belakang, bahagia sekali melihat mereka akhir nya bisa bersama lagi.
Biasa nya kami naik mobil, tapi karena mobil Papah kecelakaan terbakar, kami sekarang tidak punya mobil lagi tapi, seperti ini lebih membahagiakan kami berjalan-jalan pada malam hari bersama orang-orang yang kami cintai, dan suasana nya pun mendukung menikmati merayakan kebersamaan kami kembali.
Langit malam seperti tersenyum kepada kami, mengucapkan selamat dan ikut berbahagia, bintang-bintang berkerlipan bulan seakan tersenyum melihat kebahagiaan kami, aku tidak akan pernah bisa melupakan malam itu.
Kami duduk di tempat pedagang kaki lima yang menjual nasi goreng ada menu kwe tiaw, mie goreng, capcay, kami memesan menu makanan favorit kami masing masing aku memesan kwe tiaw dan dengan lahapnya menghabiskan nya tanpa tersisa.
Setelah itu, kami pulang dengan berjalan lagi lumayan jauh sekitar ada 5km dari rumah tapi, tidak terasa karena kami jalan bersama orang orang yang kami sayang, sampai rumah kami lalu, mengambil wudhu dan, masuk kamar masing masing dan, tertidur dengan pulas sampe ke esokan paginya Mamah membangun kami untuk solat subuh.
Setelah solat subuh kami seperti biasa melakukan rutinitas aku bermain dengan adik ku, Kakak kakak ku membantu Mamah membereskan rumah dan, memasak buat sarapan, Papah menjaga aku dan, adik ku mengawasi kami bermain sambil sesekali berbicara dengan Mamah.
"Hari ini Papah kesekolah SD ya Pah, coba tanyakan ke kepala sekolah masih bisa tidak anak anak melanjutkan sekolah".
Mamah meminta Papah untuk ke sekolah kakak kakak ku.
"Iya mah sekalian Papah mau ke rumah teman menanyakan pekerjaan, mudah mudahan aja ada lowongan pekerjaan do'ain ya Mah".
Mamah tersenyum.
"Iya Pah pasti...semangat yah Pah, ini sarapan nya sudah siap ayo kita sarapan dulu".
Kami beranjak menuju meja makan dan, sarapan bersama, saat saat kebersamaan seperti ini lah yang selalu kami rindukan.
"Pah kapan kita beli TV baru".
Aku menagih janji Papah yang akan membelikan TV baru.
"Iya nanti setelah Papah dapat perkerjaan yah sabar.. gaji pertama kita belikan TV baru ya ".
Papah mengelus rambut ku sambil tersenyum aku mengangguk, saat itu Mamah hanya punya uang pemberian Kakek untuk bekal kami selama Papah belum dapat pekerjaan, Mamah harus bisa mengaturnya, karena tidak tau kapan Papah akan punya pekerjaan baru.
Setelah sarapan Papah berpamitan ke sekolah Kakak kakak ku, dan mengunjungi teman nya untuk menanyakan pekerjaan sampai malam sebelum isya Papah baru pulang rumah.
" Asalamu alaikum".
Papah memberi salam kepada kami yang di rumah dari raut wajah nya seperti nya Papah lelah sekali.
" WA alaikum salam".
Kami serempak menjawab salam Papah, aku menghampiri Papah menyium tangan nya, kakak kakak ku dan, adik ku juga menghampiri Papah, lalu Mamah menghampiri Papah dan, tersenyum lalu meraih tangan Papah dan, mencium tangan Papah.
"Cape ya pah? mau mandi dulu apa mau makan dulu".
Mamah bertanya, Papah tersenyum.
" Mau mandi dulu Mah, kalian kalo mau makan, makan duluan aja".
Papah sambil berlalu ke kamar mandi.
"Kami tunggu Papah".
kata Mamah lagi , sperti itu setiap hari Papah pergi pagi pulang malam kami selalu menunggu nya untuk makan, Papah tidak terlalu banyak bicara atau bercanda seperti biasanya mungkin karena Papah cape, sampai satu bulan Papah belum juga mendapatkan pekerjaan.
Mamah selalu menyemangati Papah, walaupun sebenarnya Mamah khawatir juga karena uang bekal dari Kakek sudah mulai menipis Papah juga tau itu.
"Mah ruang garasi mobil kan cukup besar kita tidak memakai nya, bagaimana kalo kita kontrakan saja lumayan kan Mah uang nya untuk keperluan sehari-hari".
Suatu hari di meja makan ketika makan malam, Papah meminta ijin ke Mamah untuk mengontrak kan garasi rumah kami yang tidak terpakai karena mobil Papah sudah tidak ada, ruang garasi itu sekarang kosong tidak terpakai.
"Iya Pah sayang gak di pakai mudah mudahan ada yg mau mengontrak, di garasi juga kan ada kamarnya biasa kita pakai untuk menyimpan perkakas, bisa kita kosong kan juga, siapa tau yang mau ngontrak ingin ada kamar nya".
Kata Mamah menyetujui saran Papah.
"Ya udah Papah bikin plang garasi rumah ini di kontrakan yah Mah".
Mamah mengangguk dan, tersenyum menyetujui, keesokan harinya Papah membuat plang dari triplek dan, kayu di pasang kan di depan rumah kami, hari hari berlalu sampai pada suatu hari ada seseorang tamu mengetuk rumah kami dan, mengucapkan salam.
Mamah membuka pintu dan, menanyakan keperluan nya setelah mempersilahkan tamu itu untuk masuk, dan duduk, ternyata tamu itu seorang pedagang keliling mie tek tek, yang sering dagang berkeliling dan, melewati rumah kami pada malam hari dia melihat di depan rumah kami ada plang bertuliskan garasi ini di kontrakan.
Dia bermaksud untuk mengontrak garasi rumah kami, tapi Papah sedang tidak ada di rumah, seperti biasa Papah pergi untuk mencari pekerjaan, Mamah meminta tamu itu untuk kembali nanti malam setelah isya, tapi tamu itu tidak bisa karena pada malam hari dia mulai berdagang berkeliling, dia hanya ada waktu siang hari.
" Baik Mas kalo begitu besok aja siang ke sini lagi, nanti saya bilang suami saya jadi besok siang Mas bisa ketemu suami saya".
Kata Mamah, tamu itu pun menyanggupinya nya lalu berpamitan pulang, sore harinya Papah pulang, Tumben Papah sudah pulang sore hari.
" Asalamu alaikum,.. ".
Papah mengucapkan salam.
" WA alaikum salam... ".
Kami yg di dalam rumah menyahuti salam Papah.
"Ko papah udah pulang? ".
Xeloteh adik ku yang tau biasa nya Papah pulang malam.
"Papah bawa sesuatu buat kalian... ayo tebak apa..?.
Kami smua kebingungan, lalu Papah menggeser kan badan nya, di belakang Papah ada dus besar dus sebuah TV baru.
"TV baru ya pah... asiikk".
Kami anak-anak semua sangat senang hanya Mamah yang sedikit bingung, Mamah berpikir dari mana Papah mendapatkan tivi?, walaupun Papah mendapatkan pekerjaan tapi pasti belum gajian karena baru mendapatkan pekerjaan masa langsung dapat gaji, lalu Mamah menghampiri Papah.
"Papah dapat uang dari mana beli TV Pah?".
Mamah bertanya, lalu Papah menarik tangan Mamah menjauh dr kami yang sedang membuka kardus TV.
"Papah pinjam dulu ke teman mah, Papah pinjam uang ke teman untuk membeli TV Mah".
Papah berbisik di telinga Mamah, tidak ingin merusak kebahagiaan kami.
"Ampun Pah tapi Pah.. Papah udah dapet kerjaan emang".
Mamah seakan tidak menyetujui keputusan Papah.
" Belum Mah... tapi Mah kasian anak-anak tidak ada hiburan di rumah".
Dengan wajah memelas Papah mencoba meminta persetujuan Mamah, walaupun sebenarnya tidak perlu kalo pun Mamah tidak setuju pun toh Tv nya sudah ada di rumah, sudah di beli masa harus di balikin lagi.
"Tapi pah...bagaimana nanti kita membayar hutang nya?, kenapa Papah tidak membicarakan nya dulu?, kan biasanya kita membicarakan nya dulu apapun itu keputusan kita berdua".
Terlihat kekecewaan di wajah Mamah.
"Hidup kita sudah susah Pah, jangan di bikin tambah susah dengan berhutang, walaupun kekurangan tapi tenang kalo tidak punya hutang".
Lanjut Mamah, Papah memegang tangan Mamah membujuk Mamah menyetujui keputusan nya.
"Maaf Mah tadi nya juga Papah gak ada rencana pinjam uang buat beli TV, tadi Papah cerita ke temen Papah soal anak-anak, tidak sengaja Papah bilang kasian di rumah anak- anak tidak ada hiburan tidak ada TV, lalu temen Papah bilang ini pake uang ku buat beli TV katanya".
Papah menjelaskan, Mamah serius mendengar kan.
"Lalu dia bilang kapan kita harus mengembalikan uang nya?".
Masih dengan raut muka kecewa Mamah bertanya.
"Gak ko mah temen Papah bilang gampang nanti kalo kamu udah punya uang bisa kamu balikin uang nya, dia bilang gitu Mah, kalo Papah udah punya uang, dia gak kan nagih ko".
Papah meyakinkan Mamah, Mamah tidak berkata apa-apa lalu Papah menghampiri kami membantu kami, membuka dus TV dan, mengeluarkan TV lalu memasang kan nya menaruh tivi kami di ruang keluarga dan, menyalakan nya....
( bersambung)
Mohon kritik dan saran nya 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments