bab 6 kesetiaan

Setelah menyelesai kan semua urusan dengan keluarga yang menolong Papah, Mamah , Papah, Om Dani beserta polisi kembali ke Bandung, mereka  mampir ke kantor polisi dulu untuk menyelesaikan tutup kasus orang hilang dengan hasil di ketemukan, Mamah menandatangi beberapa Dokumen setelah selesai Mamah, Papah, dan Om Dani langsung berangkat ke Bogor, tadinya Papah meminta untuk mampir dulu ke rumah kami yang di Lembang tapi om Dani menolak nya, singkat cerita sampai lah mereka di rumah Kakek di Bogor  tengah malam,  Mamah pergi tadi pagi langsung ke kantor Polisi sampai sekitar jam 11 siang, dari kantor polisi mereka berangkat ke Subang sampai jam 1 siang, setelah masalah di Subang beres mereka pulang pada sore hari, mampir di kantor Polisi dulu lalu pulang ke Bogor setelah isya, sampai lah di Bogor tengah malam, aku yang menunggu kedatangan Mamah, dan Papah dari tadi sore sampai malam, akhir nya tidak bisa menahan kantuk, ketika Mamah, dan Papah datang kami sudah tertidur, dan tidak di bangun kan, yang akhirnya kami ketemu Papah pada pagi hari, aku mendengar suara Papah yang berasal di teras rumah Kakek, aku sudah tidak sabar ingin melihat Papah, aku berlari sambil memanggil Papah.

"Papah... Papah... ".

Sambil berlari aku menghampiri Papah sembari merentangkan tangan sudah tidak sabar ingin memeluk nya, Papah melirik mendengar panggilan ku, lalu tersenyum, dan merentang kan tangannya aku langsung memeluk nya dan bertanya.

"Papah dari mana saja?, kenapa tidak pulang pulang?, kami kangen Papah".

Papah tidak bisa menahan air matanya, dan hanya bisa berkata.

"Maapkan Papah sayang.. Papah janji papah tidak akan pergi lama lagi".

Aku memeluk Papah lagi lebih erat seakan takut kalo dia akan menghilang lagi, pergi, dan lama tidak akan kembali lagi, Papah mencium pipi ku, lalu datang Kakak-kakak ku mereka berhamburan menghampiri memeluk Papah, kami bercerita semua kejadian yang kami alami di rumah itu kepada Papah, ketika Papah sedang tidak ada di rumah, Papah seperti nya sudah tau mungkin Mamah menceritakan nya di perjalanan pulang.

"Syukur lah kalian baik baik saja, kalian memang anak yang kuat ,kalian anak pintar kalian menjaga Mamah, dan menjadi penguat buat Mamah, Papah bangga kepada kalian".

Papah menciumi kami bertiga.

"Kita akan tinggal di sini atau pulang Pah?.

Kakak ku Teh Eli bertanya.

"Kita pulang yah kan kita punya rumah, kalian tidak takut kan?.

Papah bertanya kepada kami, kami menggelengkan kepala dan tersenyum.

"Kalian yakin?, Papah tidak apa apa klo kalian mau tinggal di sini bersama Kakek, dan Nenek , Papah akan mengijinkan kalo kalian lebih kerasan di sini asal kalian jangan nakal".

Kata Papah memberi pilihan kami menggelengkan kepala.

"Gak pah kami mau pulang".

Kata Kakak sulung ku.

"Iya aku gak mau pisah lagi sama Papah".

Kataku sambil memeluk Papah.

"Kita pulang besok ya".

Kata Papah memutuskan, kami akan pulang ke Bandung ke rumah kami yang sudah kami tinggal kan 2 bulan lalu.

"Papah beli TV lagi yaaa".

Kata ku meminta, aku yang waktu itu tidak mengerti bahwa sekarang Papah tidak punya pekerjaan, jangan kan beli TV mungkin papah bingung dari mana dia mendapatkan uang untuk kehidupan kami sehari hari di rumah itu, tapi Papah hanya tersenyum, dan menyembunyikan kekhawatiran nya.

"Iyaa pasti Papah akan beli tivi lagi".

Papah meyakinkan kami, lalu datang Mamah membawa makanan di letakan nya di meja.

"Jadi kita pulang besok?".

Mamah bertanya sambil mengambil tempat duduk, dan duduk di depan Papah.

"Iya Mah kita pulang besok, Papah tau, Ibu, dan Bapak memang tidak keberatan kita tinggal di sini malah mereka senang, tapi kan kita punya rumah Mah, Papah akan mencari pekerjaan, Papah pasti dapat pekerjaan yang baru jangan khawatir ya kita smua akan baik baik saja".

Papah mencoba meyakinkan Mamah walaupun sebenarnya tidak perlu karena Mamah akan selalu mendukung, dan ikut kemana pun Papah pergi, walau tanpa Papah bujuk atau mencoba meyakinkan Mamah, karena Mamah sudah yakin bersama Papah semua nya akan baik baik saja, Mamah tersenyum, dan mengangguk lalu memegang tangan Papah, Papah mencium tangan Mamah.

" Terima kasih Mah..".

Lagi Mamah tersenyum tampak kebahagiaan di wajah Mamah yang baru bertemu lagi dengan Papah setelah sekian lama.

"Aku istri mu Pah, aku akan selalu mendukung semua keputusan mu, maapkan aku yang pernah terlintas dalam pikiran ku, kamu tidak setia".

Mamah menundukkan kepala nya, dan Papah mengelus kepala Mamah.

"Bukan salah mu Mah, Papah mengerti, aku sangat beruntung kamu sudah sabar selama ini menjaga anak-anak kita dengan segala keprihatinan, Papah tidak akan bisa memaafkan diri Papah sendiri kalo terjadi apa apa pada kalian,".

Papah melirik kami satu persatu dengan wajah penyesalan, lalu Tante Ana datang dengan menggendong adik ku.

"Ka makanan nya sudah siap Ibu, dan Bapak sudah menunggu di meja makan untuk sarapan".

Tante Ana meminta kami untuk makan bersama, lalu kami pergi ke ruang makan di sana sudah duduk, Nenek, Kakek dan Om Dani, lalu kami duduk di kursi masing masing.

"Ayo ayo kita sarapan".

Kakek sambil tersenyum meminta kami untuk sarapan.

"Senang ya kalian sudah ketemu Papah nya lagi".

Kata Nkenek tersenyum bahagia melihat cucunya, dan anak nya terlihat kembali bersemangat.

" lkya nek besok kita mau kembali pulang ke Bandung ke rumah kita".

kata ku sambil mengambil sayur di mangkuk.

"Besok? secepat itu? kenapa harus terburu buru, rumah ini jadi sepi kalo kalian pulang tinggal lah beberapa hari lagi".

Kata Nenek terkejut, menghentikan suapan nya, dan melirik ke Kakek minta dukungan.

" Iya bu anak-anak juga sekolah sudah banyak ketinggalan pelajaran".

Mamah memberi alasan.

"Iya kemarin Ibu kan sudah bilang sekolah kan anak anak mu disini, tapi kamu bilang tanggung gimana kalo besok lusa suami mu menjemput, sampai dua bulan anak anak tidak sekolah apa masih di Terima di sekolah yang lama?".

Kata Nenek.

"Pihak sekolah tau ko Bu, Papah nya anak-anak hilang mereka pasti mengerti Bu keadaan kami, nanti Papah nya anak-anak yang akan kesekolah meminta toleransi, jadi mereka juga tau kalo Papah nya anak anak sudah ketemu, yah semoga saja mereka masih mau menerima, kalo tidak kami pindah ke sekolah lain".

Seperti biasa Mamah yang selalu mewakili Papah berbicara, dan menjelaskan semuanya kepada orang tuanya agar mengerti ,Nenek, dan Kakek sudah memahami itu, kalo semua sudah menjadi keputusan Papah, dan Mamah selalu mendukung nya dengan cara mewakili berbicara menjelaskan kepada mereka.

"Kami hanya bisa mendoakan smua yang terbaik untuk kalian tapi ingat jangan lupa memberi kabar".

Kata Kakek yang terpaksa menyetujui keputusan kami pulang besok.

"Iya Pak kami akan selalu mengabari, doa kan saya agar dapat pekerjaan baru Pak, Terima kasih Bapak, Ibu dan semua nya sudah menjaga istri dan anak-anak saya , maaf merepotkan".

Papah mengucapkan terimakasih kepada keluarga Mamah, yang sudah menjaga kami ketika dia menghilang, walaupun sebenarnya tidak perlu karena keluarga Mamah terutama Kakek, dan Nenek sangat terhibur, dan bahagia kami tinggal bersama nya, Papah ketika menikahi Mamah sudah yatim piatu, hanya ada beberapa sodara nya di luar kota, tapi Mamah tidak dekat dengan keluarga Papah, mungkin juga karena mereka jauh, dan sibuk dengan urusan nya, mereka jarang berkomunikasi, atau pun hanya sekadar me nelpon memberi kabar, entah lah yang aku tau kami hanya dekat dengan keluarga Mamah, bahkan mungkin kami tidak mengenal keluarga Papah.

"Kamu itu bicara apa, anak- anak mu adalah cucu cucuku, istri mu adalah anak ku kamu juga anak ku, dimana orang tua yang merasa kerepotan mengurus darah daging nya?, keluarga nya,Ibu malah ingin kalian tetap tinggal di sini,".

Kata Nenek dengan nada sedikit  kecewa.

"Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan semua yang terbaik untuk mereka Bu, semua keputusan ada di tangan mereka".

Kakek mengingat kan Nenek, dan mengakhiri suapan terakhir nya, dan meminum segelas air lalu berpamitan untuk pergi ke Toko nya, Kakek menjual sembako di toko sembako, om Dani membantu Kakek berjualan sembako di toko mereka pergi pagi, dan pulang sore bersama, yang di rumah hanya Nenek karena tante Ana kuliah, jadi Nenek memang sangat menginginkan kami tinggal bersama nya karena merasa kesepian, hari itu kami beres beres baju, Nenek keliatan sedih kami berusaha menghibur nya dengan mengatakan kami akan sesering mungkin menjenguk nya, hari itu kami menghabiskan waktu bermain bersama Nenek untuk menghiburnya, Mamah memberes barang barang kami yang akan di bawa besok, pada malam harinya sesudah makan malam kami seperti biasa menonton TV bersama, dan mengobrol, jam 9 malam Mamah menyuruh kami untuk segera tidur biar besok bangun pagi tidak kesiangan, kami akan berangkat ke Bandung pulang ke rumah kami yang penuh teror horor itu, tapi kami tidak sedikit pun takut kami bahkan rindu suasana rumah kami, kami sangat bersemangat untuk pulang ke rumah, tanpa kami ketahui apa yang akan terjadi selanjutnya di sana, apa teror horor itu masih akan terus menghantui kami?, apa keadaan kami akan lebih baik setelah Papah pulang?.

" Liya.... Eli... Teteh bangun... solat subuh.. ".

Mamah membangunkan kami untuk solat subuh, lalu kami bangun dengan malas, dan mengambil wudhu lalu solat subuh berjamaah, setelah itu aku, dan Kakak-kakak ku di kamar membereskan barang barang yang akan kami bawa pulang, kami berhenti setelah Nenek datang ke kamar untuk mengajak kami sarapan, seperti biasa ada perbincangan di ruang makan ketika kami sarapan, Nenek masih mencoba meyakinkan agar kami tinggal lebih lama, tpi keputusan kami sudah bulat untuk pulang ke rumah, setelah sarapan kami mandi satu persatu berdandan, dan menunggu mobil rental yang di sewa Kakek untuk kami, datang lah mobil itu lalu kami berpamitan kami mencium tangan Nenek, dan memeluk nya, lalu mencium pipinya, lalu Kakek, Tante Ana, dan Om Dani terlihat wajah sedih kehilangan mereka ketika kami menaiki mobil, Kakek memberi kan amplop ke Papah sambil berkata.

"Ini untuk bekal mu, semoga cukup sampe kamu dapat pekerjaan baru, dan ingat perkataan Bapak semalam kalian tau apa yng harus kalian lakukan kalo makhluk itu meneror kalian, tapi ingat jin kapir, dan syetan punya banyak cara untuk menyesat kan kalian, kalian harus lebih mendekatkan diri kepada Allah beristighfar ikhlas, dan sabar".

Kakek memberi kan nasehat nya Papah, mengangguk tanda mengerti lalu mencium tangan Kakek, dan memeluk nya.

"Terima kasih Pak maafkan saya belum bisa membahagiakan anak Bapa, Terima kasih atas segala nya".

Papah sambil memeluk erat Kakek, Kakek menepuk nepuk punggung Papah, lalu kami pergi.. 5 jam perjalanan akhirnya kami sampai di rumah, kami turun dari mobil, Papah membuka gerbang rumah kami lalu kami masuk, kami berjejer memandangi rumah kami dari teras rumah sebelum masuk,..

(Bersambung)

Episodes
1 Bab 1 pindahan rumah
2 Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3 Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4 bab 4 makan dengan minyak jelantah
5 bab 5 kesetiaan
6 bab 7 TV baru
7 bab 8 mas ami
8 bab 9 bangun andri...
9 bab 10 julian kangen andri
10 bab 6 kesetiaan
11 bab 11 tersesat
12 bab 12 pertemuan terakhir
13 bab 13 jin khorin abah
14 bab 14 pekerjaan untuk papah
15 bab 15 vila misterius
16 bab 16 malam pertama
17 bab 17 lukisan yang tersenyum
18 bab 18 rahasia
19 bab 19 teror lagi..
20 bab 18 rahasia
21 Bab 20 penampakan
22 Bab 21 terhipnotis
23 Bab 22 mimpi yang nyata
24 Bab 23 Penasaran
25 Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26 Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27 Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28 Bab 27 Mayang sari
29 Bab 28
30 Bab 28 Meyakinkan Mamah
31 Bab 29 Cemburu
32 Bab 30 Uang hasil pesugihan
33 Bab 31 pertemuan
34 Bab 32 pertemuan 2
35 Bab 33 Om Toni 1
36 bab 34 Om Toni 2
37 Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38 Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39 Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40 Bab 38 dia bukan Papah ku.
41 Bab 39 Pertengkaran
42 Bab 40 pengakuan Papah
43 Bab 41 awal baru
44 Bab 42 Kembali 1
45 Bab 43 Kembali 2
46 Bab 44 Adik bayi
47 Bab 45 Ikhlas
48 Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49 Bab 47 Teteh
50 Bab 48 Ziarah kubur
51 Bab 49
52 Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53 Bab 51 Ijinkan
54 bab 52
55 Bab 53 Teror terakhir
56 Bab 54 Tamu Papah
57 Bab 55 dilema
58 Bab 56 Si belang 1
59 Bab 57 Si belang 2
60 bab 58 Abah Kardi 1
61 Bab 59 Abah Kardi 2
62 Bab 60 Janji 1
63 Bab 61 Janji 2
64 Bab 62
65 bab 63
66 Bab 64 Malam Perpisahan
67 Bab 65 Tante Ana melahirkan
68 Bab 66
69 Bab 67 Nenek korengan 1
70 Bab 68 Nenek korengan 2
71 Bab 69 Aku ingin pulang 1
72 Bab 70 Aku ingin pulang 2
73 Bab 71 Kesurupan
74 Bab 72 Di dunia lain
75 Bab 73 Si Yuni
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79 Bab 77 Tamat
80 novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81 Ucapan terimakasih
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 pindahan rumah
2
Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3
Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4
bab 4 makan dengan minyak jelantah
5
bab 5 kesetiaan
6
bab 7 TV baru
7
bab 8 mas ami
8
bab 9 bangun andri...
9
bab 10 julian kangen andri
10
bab 6 kesetiaan
11
bab 11 tersesat
12
bab 12 pertemuan terakhir
13
bab 13 jin khorin abah
14
bab 14 pekerjaan untuk papah
15
bab 15 vila misterius
16
bab 16 malam pertama
17
bab 17 lukisan yang tersenyum
18
bab 18 rahasia
19
bab 19 teror lagi..
20
bab 18 rahasia
21
Bab 20 penampakan
22
Bab 21 terhipnotis
23
Bab 22 mimpi yang nyata
24
Bab 23 Penasaran
25
Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26
Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27
Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28
Bab 27 Mayang sari
29
Bab 28
30
Bab 28 Meyakinkan Mamah
31
Bab 29 Cemburu
32
Bab 30 Uang hasil pesugihan
33
Bab 31 pertemuan
34
Bab 32 pertemuan 2
35
Bab 33 Om Toni 1
36
bab 34 Om Toni 2
37
Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38
Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39
Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40
Bab 38 dia bukan Papah ku.
41
Bab 39 Pertengkaran
42
Bab 40 pengakuan Papah
43
Bab 41 awal baru
44
Bab 42 Kembali 1
45
Bab 43 Kembali 2
46
Bab 44 Adik bayi
47
Bab 45 Ikhlas
48
Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49
Bab 47 Teteh
50
Bab 48 Ziarah kubur
51
Bab 49
52
Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53
Bab 51 Ijinkan
54
bab 52
55
Bab 53 Teror terakhir
56
Bab 54 Tamu Papah
57
Bab 55 dilema
58
Bab 56 Si belang 1
59
Bab 57 Si belang 2
60
bab 58 Abah Kardi 1
61
Bab 59 Abah Kardi 2
62
Bab 60 Janji 1
63
Bab 61 Janji 2
64
Bab 62
65
bab 63
66
Bab 64 Malam Perpisahan
67
Bab 65 Tante Ana melahirkan
68
Bab 66
69
Bab 67 Nenek korengan 1
70
Bab 68 Nenek korengan 2
71
Bab 69 Aku ingin pulang 1
72
Bab 70 Aku ingin pulang 2
73
Bab 71 Kesurupan
74
Bab 72 Di dunia lain
75
Bab 73 Si Yuni
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79
Bab 77 Tamat
80
novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81
Ucapan terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!