Rumah ini lebih mewah lebih indah pada malam hari, semakin terlihat kemegahan nya seperti sebuah istana, dalam hati Papah mengagumi rumah vila itu, Papah sendiri di vila itu, Papah mulai berjalan memasuki vila menuju pintu ruang utama.
Pintu yang besar berwarna perak, Papah memasukan kunci ke lubang kunci pintu itu dan membuka kunci pintu nya, terbuka lah pintu itu, Papah hanya membuka sedikit daun pintu untuk dia masuk ke dalam ruangan utama vila itu.
Di dalam ruangan terlihat gemerlapan dekorasi furnitur yang berwarna perak dan emas berkilau terkena pantulan sinar lampu di ruangan, makin kagum Papah melihat keadaan vila itu, vila ini benar benar sebuah istana.
Papah masih ingat pertama dia masuk ke vila ini, siang itu ketika Bibi mengajaknya berkeliling memang vila ini mewah tapi tidak se gemerlap malam ini.
Seolah Papah sedang di sambut oleh vila itu dengan kemegahan, vila ini seolah ingin Papah terus mengagumi nya, dalam hati Papah berkata
"Seandainya istri dan anak-anak ku tinggal di rumah semewah ini betapa bahagianya mereka."
Memang rumah kami pun termasuk rumah yang layak tapi tidak semegah rumah itu, Papah tau malam itu dia tidak boleh tertidur, dia harus tetap terjaga untuk menjaga keamanan rumah itu dari penjahat.
Papah tau resikonya, kalo ada maling atau penjahat yang masuk ingin menguras isi rumah itu, dia harus berhadapan dengan maling atau penjahat itu, bukan tugas yang ringan, tugas yang besar sekali tanggung jawab nya, taruhan nya adalah nyawa.
Tapi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, untuk menafkahi istri dan ke 4 Anak-anak nya dia harus menerima resiko itu, Papah mulai berkeliling , mengelilingi vila itu ruangan demi ruangan.
Papah membuka pintu nya, kunci nya, hanya sekedar memeriksa, dan lebih mengenali semua sudut ruangan di vila itu, bahkan dapur pun tak luput dari kunjungan nya, semua tersedia disana ada banyak makanan instan, kalengan, minuman kopi, susu semua lengkap.
Papah membayangkan lagi coba kalo d dapur rumah nya selengkap seperti di dapur vila ini, Papah membuat secangkir kopi lalu kembali ke ruang utama.
Papah melewati ruangan kamar pemilik vila, di tengadah kan nya kepala nya ke atas, karena kamar nya ada di atas, di sisi dinding tangga menuju keruangan kamar pemilik vila itu, ada poto pemilik vila itu dan seorang putri yang cantik jelita.
Sepertinya itu lukisan seorang Puteri kerajaan jaman dahulu, wajah Putri itu tersenyum menambah kecantikan nya, matanya seakan melihat tepat ke Papah ketika Papah berjalan, tatapan mata lukisan Putri itu seakan mengkuti kemana pun Papah pergi, dengn tersenyum cantik sekali.
Papah lalu duduk di ruangan tivi, menyalakan tivi yang ada d ruangan itu, lalu sambil menikmati kopi yang di buat nya tadi, di meja ruangan itu sudah tersedia makanan ringan kue kue kering di toples meja berjejer, Bibi pernah berpesan.
"kalo mau, makan aja kue kuenya bisa bawa kopi ke sini, sambil makan kue minum kopi nonton tivi, anggap aja rumah sendiri tapi awas jangan ketiduran."
Papah jadi tidak ragu membuka toples nya, mencicipi smua kue kering yang ada d meja itu, dan lagi lagi dia teringat anak anak nya d rumah, mereka sekarang sudah tidur pulas.
Gumam Papah lalu tersenyum menutup kembali toples kue itu, dan melihat jam di tangan nya sudah menunjukkan pukul 12 malam, Papah bangkit dari duduk nya, berjalan keluar mengelilingi vila itu lagi tanpa mematikan tivi nya.
Biar lah menyala, biar ada suara jadi gak merasa sendirian, Papah mulai menelusuri halaman luar vila itu, tidak bisa terlihat keadaan di luar bagaimana, karena gerbang, dan benteng rumah itu begitu tinggi.
Setelah Papah mengelilingi halaman luar rumah, Papah kembali ke dalam menuju ruang utama yang tadi Papah tinggalkan dengan tivi menyala, dan kopinya yang sekarang mungkin sudah dingin, tapi.
Keanehan terjadi, tivi yang tadi Papah tinggal kan menyala kini sudah mati, dan kopinya masih mengeluarkan asap, seperti baru di bikin, Papah kebingungan mengambil remot tivi lalu menyalakan nya kembali.
lalu Papah melihat jam di tangan nya menunjukkan jam 1 lebih 30 mnt, berarti tadi Papah di luar mengelilingi halaman luar vila sudah sejam lebih, tapi kenapa kopi ini masih terlihat panas?, padahal Papah membuat nya satu jam yang lalu sebelum keluar.
Papah mengerutkan dahi lalu duduk di sopa ruangan itu mulai meminum kopinya, yaah kopinya masih panas, dan siapa yg mematikan tivi nya?, apa Papah tadi yang mematikan tivi nya? atau mungkin tidak.
Papah tidak mau ambil pusing dia kembali menikmati kue kue kering yang sudah tersedia di meja sambil menikmati kopinya, dan menonton berita tengah malam di tivi.
Malam ini adalah malam pertama Papah bergadang lagi, setelah menikah Papah tidak pernah bergadang sebelum nya, bukan kebiasaan Papah bergadang malam.
Semenjak menikah dengan Mamah, tidur nya tidak lebih dari jam 10 malam sudah masuk kamar, dan bangun subuh untuk solat subuh, beda hal nya dulu ketika Papah masih bujangan masih kuliah.
Di kosan nya Papah suka bergadang dengan teman-teman nya, tapi itu sudah lama sekali semenjak menikah dengan Mamah 10 tahun yang lalu, Papah sudah tidak pernah bergadang lagi, ini menjadi hal yang sangat berat untuk Papah menahan rasa kantuk nya.
Tanpa Papah sadari matanya mulai terkantuk di antara sadar dan tidak, samar Papah melihat sesosok wanita berdiri di hadapan nya tersenyum wanita itu... dia... seorang putri... dia... yang ada di lukisan itu...
Papah mulai meengucek ngucek matanya lalu membuka matanya, melihat ke depan ke arah Putri tadi berdiri, tapi Putri itu tidak ada, Papah bangkit dari tidur nya menghampiri ke ruangan tempat lukisan Putri itu berada, ingin memastikan lagi yang di lihat nya tadi.
Yah itu dia Putri itu... sama... tapi ah mungkin itu hanya ilusinasi nya, bantah pikiran Papah, lalu Papah melirik lagi ke lukisan itu... lukisan itu tersenyum... yaah senyum nya makin lebar... tadi nya senyum nya tidak terlihat gigi sekarang senyum nya terlihat gigi.
Memamerkan giginya yang berderet rapih putih, senyum nya makin membuatnya lebih cantik, Papah mengucek ngucek lagi matanya, masih... lukisan itu... masih tersenyum memamerkan gigi nya lalu perlahan bergerak tersenyum seperti biasa, gigi nya tertutup lagi oleh bibir nya, tapi masih tersenyum, dan kedua matanya mengedip lukisan itu hidup... Papah termanggu... kaku, tidak bergerak masih tidak percaya apa yang di lihat nya ini nyata apa halusinasi nya...
(bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments