Julian pun dengan wajah cemberut terpaksa mengikuti ku masuk dan, duduk di ruang TV, menonton TV sesekali menengok ke pintu yang memisahkan ruang garasi tempat Andri, dan orang tua nya berada dengan ruang keluarga kami.
"Waduh kesiangan".
Kami mendengar suara Mas Ami dari ruang garasi, Julian langsung terperanjat, dan bangun berlari menuju pintu, dan membuka pintu sambil tersenyum bertanya ke Mas Ami yang akan pergi mandi.
"Andri udah bangun om?".
Tanya Julian ke Mas Ami, aku menyusul Julian, dan berdiri di belakang nya lalu menyapa Mas Ami tukang mie tek tek itu, yang keliatan wajah nya sedang panik karena bangun kesiangan.
"Siang Mas Ami, baru bangun tidur?, kesiangan ya?".
Mas Ami melirik pada kami berdua, dengan handuk di pundaknya yang dia siapkan untuk pergi mandi, Mas Ami menyempatkan menjawab pertanyaan kami sambil garuk garuk kepala walaupun mungkin tidak gatal malah lebih kebingungan.
"Iya nih kesiangan, biasanya Andri bangun duluan ngebangunin, tapi udah siang begini Andri belum bangun dikira masih pagi, soalnya kalo Andri belum bangun berarti masih pagi, ini udah siang gini ko belum bangun ya?, kebiasaan di bangunin Andri pagi pagi".
Julian membalikkan badan nya menatap ku yang ada di belakang nya, wajah nya terlihat kecewa mendengar jawaban Mas Ami, Papah Andri yang bilang kalo Andri belum bangun.
"Ya udah Mas mu mandi dulu ya, udah siang harus kepasar belanja buat dagang nanti malam".
Mas Ami bergegas ke kamar mandi, meninggal kan kami yang masih mematung, menunggu berharap andri keluar, karena Julian sudah tidak sabar ingin bermain dengan Andri.
Hanya Andri satu-satunya teman Julian, dari semenjak kami tinggal di rumah ini, kreek..pintu kamar tempat keluarga Andri tidur terbuka kami melirik, Julian kembali tersenyum berharap andri yang keluar, tetapi Julian lagi lagi harus kecewa karena yang keluar Ibunya Andri, Ibu nya Andri melihat kami, dan tersenyum.
"Udah siang ya aduh kesiangan, Julian mu main sama Andri ya?, Andri nya masih tidur tumben dia masih tidur biasanya suka bangun pagi pagi bangunin kami".
Kata Mamah Andri sama kebingungan nya dengan Mas Ami Papah nya Andri.
" Mungkin kecapean Mbak".
Kata ku, Mamah nya Andri tersenyum.
"Iya mungkin ya..., nanti Mba bangunin yah udah siang juga".
Mamah nya Andri kembali masuk kamar, membangun kan Andri, lama di dalam kamar belum keluar juga, aku, dan Julian masih setia menunggu Andri keluar, sampe Papah nya Andri keluar dari kamar mandi, dan tersenyum melihat kami berdua yang masih berdiri menunggu Andri.
"Andri nya belum bangun juga ya..., bentar yah Mas Ami bangunin".
Julian mengangguk, dan tersenyum berharap kali ini Andri akan segera muncul keluar dari pintu kamarnya, memang Andri muncul tapi di gendong Mamah nya yang sedang menangis, Mas ami Papah nya Andri menggandeng istrinya yang menggendong Andri, mereka seperti nya akan bergegas pergi.
"Kita bawa ke Dokter ya".
Kata Mas Ami, istrinya masih menangis, Mas Ami berusaha menenangkan istrinya.
"Badan nya gak panas, Andri gak apa apa, kita bawa ke Dokter pasti bisa membangunkan Andri, Andri juga bernapas, Andri baik baik saja kamu jangan panik dulu".
Mas Ami memegang pundak istrinya, menenangkan istrinya walaupun sebenarnya dia pun terlihat khawatir, ada apa dengan anak nya, aku melihat itu langsung masuk memanggil Mamah, Julian menghampiri Andri yang sedang tertidur di gendongan Mamah nya.
"Andri nya kenapa?".
Julian penasaran apa yang terjadi, melihat Mamah nya Andri kenapa menangis pasti ada hal buruk yang terjadi pikir Julian.
"Gak tau ini Julian, Andri nya gak bangun-bangun".
Mas Ami menjawab pertanyaan Julian, lalu mengalihkan pandangan nya pada ku yang datang di temani Mamah, Mamah menghampiri Mas Ami, dan istrinya aku menarik lengan Julian kami berdiri di belakang Mamah.
" Ada apa Mas?".
Mamah bertanya kepada Mas Ami, lalu menyentuh kening Andri yang sedang tertidur di gendongan Mamah nya.
"Tidak tau Bu.. ini Andri tidak bangun-bangun di goyang goyang tubuh nya, di panggil panggil juga tidak mau bangun, tidak pernah seperti ini, saya tidak tau kenapa".
Mas Ami penuh kebingungan menjawab pertanyaan Mamah, karena dia sendiri juga memang tidak tau apa yang sedang terjadi dengan anak nya.
" Badan nya dingin Bu...".
Mamah nya Andri sambil menangis menambah kan perkataan suami nya.
" Ayo Mas.. Mbak bawa ke sini kita tidur kan Andri di sopa, ambil selimut, dan baluri dengan kayu putih biar Andri merasa hangat".
Mamah mengajak mereka masuk ke ruang keluarga, Mamah nya Andri melepaskan Andri dari gendongan nya, menidurkan nya di sopa ruang keluarga, Mamah menuangkan kayu putih ke telapak tangan nya, dan membalurkan nya ke seluruh tubuh Andri, lalu menyelimuti Andri.
" Saya mau bawa ke Dokter saja Bu".
Kata Mas Ami, istrinya mengangguk, dan segera menggendong Andri kembali.
"Andri tidak sakit Mas..., Mbak".
Kata Mamah, membuat Mas Ami dan istrinya menghentikan langkah nya, dan berbalik kembali menghampiri Mamah.
"Maksud nya Bu?, anak kami tidak bangun-bangun Bu, kami tidak tau pa yang terjadi, Andri tidak pernah seperti ini mungkin Dokter tau kenapa Bu".
Mas Ami keheranan dengan pernyataan Mamah yang mengatakan anak nya tidak sakit, jelas-jelas anak nya keadaan nya sangat tidak biasa.
Mamah melirik ke Julian, Mamah teringat kejadian yang pernah Julian alami dulu, dimana hari itu Papah mulai menghilang untuk berbulan bulan lama nya, keadaan Andri sama persis seperti keadaan Julian waktu itu, tertidur lelap tidak bangun-bangun, dan badan nya dingin.
"Julian pernah mengalami nya Mas.. mungkin setahun yang lalu... Dokter tidak akan tau, dan tidak akan bisa membangun kan Andri, Mas.. ".
perkataan Mamah membuat Mas Ami, dan istrinya terkejut sekaligus makin khawatir.
"Lalu apa yang harus kami lakukan?, ada apa dengan anak kami Bu?, bagaimana Julian bisa bangun?".
Mas Ami menghampiri Mamah, berharap ada jalan keluar nya, istrinya Mas Ami terduduk lemas dengan Andri yang masih dalam gendongan nya.
"Ada Kakek-kakek yang menolong Julian, dia kusir delman, Mas Ami cari Kakek-kakek itu di terminal delman".
Mamah teringat Kakek yang datang menolong waktu itu.
"Siapa nama Kakek itu?, maksudnya Bu anak saya ini di ganggu makhluk halus Bu?, di rumah ini ada mkhluk halus?".
Mas Ami minta penjelasan Mamah.
"Nanti kita bicarakan itu, sekarang yang terpenting kita harus membangun kan Andri dulu, saya gak tau nama kusir delman itu tapi anak-anak saya mungkin masih ingat wajah nya kalo bertemu Kakek itu".
Memang kami tidak sempat menanyakan nama Kakek itu, setelah membangun kan Julian Kakek itu langsung pergi bahkan tidak sempat untuk minum air.
"Liya kamu masih ingat wajah Kakek itu?, yang dulu ke rumah, kamu yang membawa nya kerumah untuk menolong Julian".
Aku mengangguk, aku tidak akan pernah lupa wajah Kakek baik hati itu.
"Ya udah sekarang kamu ikut Mas Ami ke terminal delman, cari satu satu kusir delman atau kamu tanyakan ke ke kusir delman yang lain kamu masih ingat ciri-ciri Kakek itu kan?".
Sekali lagi aku mengangguk meyakinkan Mamah, aku masih ingat wajah Kakek itu, dan akan membawa nya untuk membangunkan Andri yang tertidur.
"Andri bangun ayo kita main lagi, Julian kangeun Andri...".
Tiba tiba Julian menghampiri Andri yang sedang tertidur di pangku Ibunya, kami semua melirik ke Julian yang sedang berbicara kepada Andri...
(bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Yuni Susanti
semangat Thor
2022-03-29
1