Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB

Mamah hanya tertegun setelah mendengar pernyataan aku dan Kakak ku Eli, mungkin antara percaya dan tidak percaya, lalu Mamah menyodorkan sepiring nasi goreng untuk aku, dan

Kakak ku Eli yang sudah menunggu di meja makan sambil berkata.

"Ya sudah ini sarapan kalian, Teteh udah sana makan juga bentar lagi kan harus pergi sekolah sama Eli, jangan sampe telat, kalian tunggu Papah di depan." ujar Mamah mengalihkan pembicaraan, dan menyuruh Kakak sulung ku berhenti membantu nya karena akan berangkat sekolah.

Setelah sarapan Kakak-kakak ku berangkat sekolah, di antar Papah yang sekalian berangkat kerja, tinggal aku, Adik ku, dan Mamah di rumah.

Sedangkan aku setelah Kakak-kakak ku pergi sekolah, aku bermain dengan adik ku di ruang keluarga, dan Mamah beres-beres rumah. Adik ku memang tidak bisa diam, umur nya sudah tiga tahun, sudah bisa berjalan, malah berlari kesana ke mari.

Aku yang masih kecil cape harus terus mengejar nya, aku biarkan dia, dan asik menonton film kartun Tom and Jery, naamun tiba-tiba Mamah datang menanyakan Adik ku pada ku.

"Liya adik kamu kemana?"

Aku menggelengkan kepala ku sambil berkata.

"Gak tau Mah".

Polos nya aku menjawab, karena waktu itu aku juga masih berumur 5 tahun, yang belum mengerti untuk menjaga seorang adik kecil.

"Mamah kan suruh kamu jagain Adik kamu, ko gak tau ayo bantu cari Adik kamu!" pinta Mamah, lalu aku, dan Mamah mencari Adik ku ke setiap ruangan, tapi kami tidak menemukan adik ku itu, Mamah sudah mulai panik, Mamah mencari ke garasi mobil, mengecek pintu keluar, semua nya tertutup.

Tidak mungkin Adik ku keluar, pintu garasi, dan pintu keluar rumah semuanya terkunci, berarti Adik ku ada di dalam rumah, namun tiba-tiba hujan turun, Mamah berhenti mencari, lalu pergi ke loteng rumah, untuk mengambil jemuran pakaian.

"Liya coba cari di kolong-kolong kursi, atau ranjang tempat tidur, mungkin Adik mu di sana, Mamah angkatin jemuran pakaian dulu di loteng."

Setalah berkata seperti itu Mamah lalu pergi ke loteng, tapi ketika Mamah turun dari loteng, yang ku lihat bukan nya bawa pakaian, tapi Mamah turun dengan Adik ku yang berada di gendongan nya.

"Astaghfirullah gimana bisa sampe di loteng, Adik mu naik ke loteng sendirian, masih untung gak jatuh, gimana klo jatuh mana loteng nya tangga nya tinggi." ujar Mamah dengan wajah kebingungan, dan sekaligus kaget bercampur senang adik ku sudah di temukan.

"Nanti kita bikin pagar di bawah tangga, biar Adik mu gak bisa naik tangga." ujar Mamah lagilagi.

Aku menoleh ke arah tangga, ku lihat tangga itu yang menurut ku waktu itu, yang masih kecil tangga itu terlihat tinggi sekali, aku gak berani naik ke sana takut jatuh, kalo gak Kakak ku yang bawa aku ke loteng, gak pernah orang tua ku ijini kan aku naik ke loteng sendirian.

Di loteng sana hanya ada jemuran, dan tempat duduk yang sengaja di buat, mungkin untuk duduk-duduk di kala sore hari, melihat pemandangan lampu kota di sore atau malam hari, dan ketika kedua Kakak ku pulang Mamah menceritakan kejadian Adik ku, yang tiba-tiba ada di loteng ke pada mereka.

"Sekarang kalian harus lebih hati hati jagain Adik kalian ya, nanti kalo Papah pulang Mamah mu minta Papah bikin pagar di bawah tangga".

Kata Mamah ke Kakak-kakak ku, kakak-kakak ku sangat terkejut, tapi tak bisa menyalah kan ku, yang waktu itu usia ku juga memang masih kecil.

"Untung aja Adik gak jatoh yah Mah".

Kata Teteh, Kakak sulung ku, sambil melihat pada ku, aku tertunduk merasa bersalah, Kakak sulung ku menghampiri ku lalu mengusap rambut ku, mengisyaratkan tidak apa-apa bukan salah mu, walaupun dia tidak mengatakan nya tapi sentuhan tangan nya di kepala membuat ku tenang.

Setelah itu kami makan siang lalu tidur siang, sekitar jam dua aku bangun, aku membuka pintu kamar ku dan melangkah kan kaki ku menuju ke ruang ke ruang keluarga, Kakak ku Eli sudah bangun duluan, ku lihat Kakak ku teh Eli dia sedang berada di ruang garasi, memegang sepedah nya, seperti nya dia mu keluar bermain sepedah, lalu aku menghampiri nya.

"Teh Eli mu main sepedah yah aku ikut" Rengek ku.

"Ya udah bilang dulu sama Mamah sana".

Kata Kakak ku, Aku pun menghampiri Mamah yang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca buku.

"Mah aku mau main sepedah ma Teh Eli yah?".

Kata ku, meminta ijin pada Mamah yang sedang asik membaca buku, Mamah memang suka membaca, banyak koleksi buku dan majalah nya, yang tersimpan rapi di rak buku di kamar nya.

"Hmm...iya udah hati hati jangan lama lama yaa, harus pulang sebelum Papah pulang."

Kata Mamah tanpa menoleh, mengijin kan ku, masih membaca buku, aku senang sekali, lalu aku pergi setengah berlari menghampiri Kakak ku, yang sedang berada di ruang garasi.

"Kata Mamah boleh".

Kata ku, sambil tersenyum senang.

"Iya ayo aku bonceng ".

Teh Eli yang sedang memegang sepedah nya melirik pada ku dan tersenyum, dan mengajak ku menaiki sepedah nya, Aku pun naik ke sepedah di belakang di boncengin Kakak ku, kami jalan jalan di sekitar kota Lembang Bandung, waktu dulu jalanan Lembang Bandung tidak macet seperti sekarang.

Masih sejuk juga belum banyak bangunan-bangunan seperti sekarang, kami sangat menikmati bersepedah sore itu, karena keasikan kami merasa sudah jauh dari rumah, aku teringat pesan Mamah yang mengatakan harus pulang sebelum Papah pulang, lalu aku meminta Kakak ku untuk pulang.

"Ayo Teh pulang nanti keduluan Papah loh pulang nya, ntar di marahin".

Kata ku mengingat kan.

"Iya ayo".

Kakak ku menyetujui nya, tapi ketika setengah jalan pulang ke rumah, rantai sepedah yang kami tumpangi lepas entah patah, karena Kakak ku teh Eli tak bisa memperbaiki nya, kami pun bingung bagimana memperbaiki nya, jadi kami tidak bisa menaiki nya.

Kami terpaksa berjalan dengan mendorong sepedah, padahal lumayan jauh, dengan terengah-engah kecapean akhirnya nya sampe juga kami pulang kerumah, walau pun ketika sampai di rumah kami sudah kesorean pulang ke rumah, mobil Papah sudah ada di garasi, kami masuk melalui pintu garasi.

Karena dari garasi ada pintu yg langsung menuju ke ruang keluarga, kami melihat Papah sedang duduk menonton TV membelakangi kami, lalu kami bicara meminta maap ke Papah, karena sudah pulang telat dan menjelaskan kenapa pulang telat.

"Pah maap pulang nya telat, tadi rantai sepedah nya putus jadi pulang nya jalan, sepedah nya kami dorong sampe rumah".

Sebelum kami meneruskan memberi alasan dari belakang kami, ..terdengar suara Papah.

"Ya sudah cepet pada mandi sana".

Kami mendengar suara Papah dari belakang, trus ini yg di depan kami siapa.... kami menoleh ke belakang Papah yang baru beres mandi, menggosokan handuk ke rambut nya.

Lalu kami liat lagi ke depan, Papah sudah tidak ada, sudah tidak duduk di sopa menonton TV lagi, kami tertegun kami bingung, kalau Papah sedang berdiri di belakang kami, lalu siapa tadi yang duduk di sopa menonton tivi?, dan sekarang menghilang ketika Papah muncul, kami liat lagi ke belakang lalu ke depan beberapa kali memastikan.

"Kalian itu kenapa?".

Kata Papah yang kebingung melihat tingkah laku kami, kami hanya diam dengan muka kami terlihat jelas shock dan terkejut.

"Tadi itu siapa?".

Kata ku menujukan ke kursi yg menghadap ke TV.

"Kenapa Papah di belakang kami, tadi Papah lg duduk di kursi".

Kata Kakak ku, Papah kebingungan, mengerutkan kening nya, dan menghampiri kami.

"Kalian ngomong apaan sih".

Lalu Mamah yang mendengar keributan pun datang.

"Ada apa Pah?".

Tanya mamah, lalu menoleh pada ku dan kakak ku yang sedang berdiri mematung dengan wajah yang masih shock.

"Gak tau nih Anak-anak."

Kata Papah sambil menggeleng kepala nya menjawab pertanyaan kami, Papah yang sama kebingungan nya seperti kami.

" Mah tadi tuh kami pulang kami liat Papah duduk di sini ".

Kata Kakak ku menunjukkan ke kursi, Mamah menautkan kedua alis matanya ketika mendengar perkataan Kakak ku.

"Tapi kenapa ada di belakang ?pas kami denger Papah ngomong dari belakang, kami menoleh ke belakang Papah yang di kursi ini udah menghilang".

Lanjut Teh Eli, Mamah dan Papah saling melirik satu sama lain tak mengerti apa yang kami katakan, dengan wajah kebingungan Mamah pun berkata.

"Td pagi juga Liya cerita ke Mamah Pah, katanya smalam liat Mamah di dapur, padahal Mamah gak ke dapur loh Pah, terus katanya Mamah sapu sapu rumah tengah malam".

Kata Mamah menceritakan kembali kejadian yg ku cerita kan padanya tadi pagi, pada Papah, Papah dan Mamah pun tertegun, mereka merasa ada yang tidak beres di rumah ini.

"Iya sudah-sudah kalian mandi sana ".

Kata papah mengalihkan pembicaraan, lalu aku dan Kakak ku pergi mandi dan berwudhu karena sebentar lagi adzan magrib, kami solat maghrib bersama di teruskan mengaji satu persatu di ajari Papah ku.

Mamah menyiapkan kan makan malam sembil menggendong adik ku, setelah solat isya kami makan malam lalu pindah ke ruang keluarga menonton TV.

"Besok kan hari minggu siapa yg mau main".

Kata Papah tentu saja kami langsung mengacung kan tangan.

"Mau mau Pah.. ".

Kata kami serentak

"Main kemana yah kita".

Kata Papah lagi.

" Aku mau berenang air panas Papah".

Kata ku merengek.

" Ok besok kita ke Ci ater berenang air panas".

Kata Papah menyetujui, kami semua senang malam itu, kami tidur cepat karena besok akan pergi berenang ke Ci ater, besok nya seperti biasa kami bangun subuh solat subuh, mandi sarapan, beres beres buat pergi ke Ci ater.

Papah di garasi sedang mengecek mobil nya, Papah memeriksa bawah mobil, entah memperbaiki apa lalu Papah manggil manggil Mamah.

"Mah... Mahhh ini Julian kenapa di biarin ke sini... Mah ambil nih Julian nya".

Julian itu adik laki laki ku, Aku mendengar Papah berteriak teriak, tapi aku aneh ambil Julian dari sini...? Lah kan Julian nya di gendong Mamah.....

Mamah menghampiri Papah yang sedang berbicara sendiri.

"Sini nak sini jangan ke sana..bahaya..sayang kamu kenapa ke sana?".

Kata Papah masih d kolong mobil

"Pah ngomong ma siapa kenapa manggil manggil Mamah"

Kata Mamah sambil menggedong Adik ku Julian.

" Ini loh Mah Julian di kolong mobil ".

Kata Papah sembari keluar dari kolong mobil, dan alangkah terkejutnya Papah ketika keluar dari kalong mobil Papah melihat Mamah menggedong Adik ku Julian, Papah menengok lagi ke kolong mobil lalu berdiri beranjak menghampiri Mamah.

"Apa sih Papah ini Julian Mamah gendong".

Kata Mamah kebingungan, Papah gak kalah bingung sambil menghampiri Mamah dan menunjuk kolong mobil menunjuk lagi ke Julian yang sedang di gendong Mamah.

"Tapi itu itu itu mah... Tadi.. Papah liat Julian masuk kolong mobil Mah... ".

Mamah dan Papah saling pandang, dengan muka pucat shock aneh kebingungan..

" Astaghfirullah apa ini Pah ada apa dengan rumah ini?".

Kata Mamah khawatir kecemasan terlihat jelas di wajah nya, tidak di ragukan lagi smua perkataan Anak- anak nya selama ini ada yang aneh dengan rumah ini.

" Ya sudah Mah kita bicarakan nanti, kita siap siap Anak-anak sudah menunggu kita butuh jalan jalan"

Kata Papah, yang menganggap mungkin ini smua karena kami kecapean karena pindahan rumah yang menguras tenaga dan pikiran, kami sekeluarga akhirnya pergi.

Di perjalanan Mamah membahas smua kejadian yang kami alami, walaupun Mamah belum pernah mengalami tapi dia tau semua yg di ceritkan Papah, dan Anak-anak nya adalah kenyataan bahwa ada yg tak beres di rumah kami.

"Pa kita harus gimana? Menurut Papah ada apa dengan rumah kita? apa ada mahluk gaib nya? lalu kita harus gimana? Mamah gak mau pindah Pah, sudah lama kita ingin punya rumah, sekarang kita punya rumah, Mamah suka rumah nya Pah Mamah gak mau pindah".

Kata Mamah dengan kecemasan di mukanya, Papah yang sedang menyetir sesekali melirik Mamah, dan hanya terdiam tapi terlihat jelas dia sedang memikirkan sesuatu.

Tentu saja kami tidak ingin pergi dari rumah itu, kami sudah lama menginginkan rumah dan akhir nya kami mendapatkan rumah yang sesuai rumah yang mewah, ruangan, kamar, smuanya ideal untuk keluarga kami, mempunyai kamar masing masing dan bangunan nya pun mewah, dan harga nya...memang Papah membelinya dengan murah.

Ya itulah kenapa rumah itu di jual murah karena memang rumah nya bermasalah, keheranan Papah terjawab kenapa pemilik rumah ini menjualnya murah.

"Pantes aja yah mah harga nya kemarin kita beli murah, tapi kita gak akan pindah dari rumah itu kalo ada yang harus pergi makhluk ghoib itu yang harus pergi dari rumah kita".

Kata Papah dengan wajah yakin.

"Iya Pah nanti Mamah mau telepon Bapak kita cerita dan minta solusi nya".

Kata Mamah mendukung Papah, kami Anak-anak hanya mendengar kan lalu Teh Eli Kakak ku yang kedua meyela pembicaraan orang tua kami.

"Di rumah kita ada hantu nya yah Pah..Mah.., ".

Kata Teh Eli membuat Mamah dan Papah saling pandang mereka bingung menjelaskan nya kepada kami, tapi mereka harus memberitahu yang sebenarnya agar kami bisa menghadapi nya.

"Kalian jangan takut yah.. Kita mahluk sempurna yang di ciptakan Allah, kita lebih kuat dari mereka kalian harus jadi Anak pemberani ingat kalian suka solat suka ngaji, harus lebih di tingkatkan lagi mendekat kan diri kepada Allah, kita jangan kalah dengan mahluk halus mereka juga sama ciptaan Allah, ingat Allah kita punya Allah yang lebih dari segala nya kita serah kan semua nya sama Allah, tidak ada pertolongan selain dari pertolongan Allah. ".

Kata Papah meyakin kan kami, dan memberi semangat kepada kami agar bisa menghadapi smuanya.

"Iya Pah kita gak takut ko".

Kata Teteh, Kakak ku yang pertama di ikuti oleh aku dan Teh Eli mengiyakan dan menganggukan kepala, kami memang anak anak yang mandiri dan pemberani, sejak kecil kami di ajari dan didik agama dengan baik.

Orang tua kami selalu menekan kan agama no satu dari segalanya, solat berjamaah dan mengaji sudah suatu kebiasaan buat kami, apalagi aku yg dulu tinggal dengan Kakek yang agama nya sangat kuat, setiap saat yang Kakek ajarkan adalah soal kebaikan, Agama, dan mendekatkan diri kepada Allah.

walaupun waktu itu aku masih kecil, Kakek selalu mengajak dan mengingatkan ku untuk solat pada saat nya tiba, Kakek akan menunggu ku untuk solat berjamaah, ketika dia mengajak solat dia akan menunggu sampe aku datang menghampiri untuk solat, baru kami solat berjemaah.

Kami pulang dari Ci ater malam sekitar jam 9 malam, datang ke rumah kami langsung masuk kamar, karena sudah makan malam tadi di perjalanan, maka kami langsung masuk kamar masing masing dan tidur pulas.

Subuh seperti biasa kami bangun solat subuh bersama, dan ritunitas seperti biasanya, hari hari berlalu tak ada gangguan, kami pun lupa dengan kejadian kejadian yang sudah terjadi.

Sampai suatu malam kami di teror lagi pada malam jumat itu, malam itu malam yang tidak akan aku lupakan sampai sekarang aku masih ingat.

Malam itu setelah solat isya, lalu kami makan malam, seperti biasanya setelah makan malam kami berkumpul di ruang keluarga menonton TV, bercerita kejadian di sekolah atau hanya sekedar bermain bercanda dengan adik ku.

Kakak- kakak ku sedang memijit kaki Mamah, Papah dan aku bermain dengan Adikku, tiba tiba Papah menyuruh ku mengambil kan air minum ke dapur aku dengan sigap pergi ke dapur.

Dari ruang keluarga ke dapur, aku melewati kamar ku, pintu kamar ku terbuka setengah nya, selintas ku lihat di kamar ku ada yang duduk, aku memperhatikan dan menghampiri, pelan pelan aku menghampiri, sambil mataku trus menyelidik apa itu?, siapa? pikir ku karena aku tau semua nya sedang ada d ruang keluarga.

Semakin dekat aku semakin menghampiri, sampai aku ada di depan pintu, ketika aku mau mendorong pintu kamar yang sedikit terbuka,.. Sebuah tangan..besar..hitam... Menghampiri tepat ke wajah ku.

Telapak tangan itu sangat besar, yang aku rasakan hawa panas ke wajah ku, Seketika aku berteriak

" Aaahhhhhhhkkkkk....... "

Aku berteriak.

"Liya kenapa...".

Papah ku kaget beranjak dari duduk nya, dan berlari menghampiri ku, Kakak-kakak ku juga, Mamah sambil menggendong Adik ku, semua menghampiri ku.

Saat itu aku hanya diam terpaku tidak bisa berkata apa apa, belum habis ke kagetan kami suara pintu garasi ada yang membuka.

"kreeekkkk... ".

Suara pintu garasi terdengar terbuka, lalu bruuukkkh suara pintu garasi seperti di banting...Dan terdengar suara langkah yang berat seperti suara langkah raksasa yang sering aku liat di film bruukh.. Bruukh... Bruukh.., dan seketika itu tercium bau busuk entah bau apa.

Papah dan Mamah langsung beristighfar, melantunkan ayat ayat suci Al-Quran, di ikuti oleh Kakak-kakak ku, waktu itu aku masih belum bisa begerak aku di peluk oleh Kakak ku Eli, sambil dia membacakan ayat kursi.

Mamah menggedong Adik ku, sambil membaca Ayat kursi, begitu pun Kakak sulung ku dan Papah....

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Winna

Winna

Hadir..

2022-07-09

1

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Aku mampir ya kak semangat 🤗

2022-06-26

3

Heri-Wibowo

Heri-Wibowo

merinding bacanya.

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 pindahan rumah
2 Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3 Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4 bab 4 makan dengan minyak jelantah
5 bab 5 kesetiaan
6 bab 7 TV baru
7 bab 8 mas ami
8 bab 9 bangun andri...
9 bab 10 julian kangen andri
10 bab 6 kesetiaan
11 bab 11 tersesat
12 bab 12 pertemuan terakhir
13 bab 13 jin khorin abah
14 bab 14 pekerjaan untuk papah
15 bab 15 vila misterius
16 bab 16 malam pertama
17 bab 17 lukisan yang tersenyum
18 bab 18 rahasia
19 bab 19 teror lagi..
20 bab 18 rahasia
21 Bab 20 penampakan
22 Bab 21 terhipnotis
23 Bab 22 mimpi yang nyata
24 Bab 23 Penasaran
25 Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26 Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27 Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28 Bab 27 Mayang sari
29 Bab 28
30 Bab 28 Meyakinkan Mamah
31 Bab 29 Cemburu
32 Bab 30 Uang hasil pesugihan
33 Bab 31 pertemuan
34 Bab 32 pertemuan 2
35 Bab 33 Om Toni 1
36 bab 34 Om Toni 2
37 Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38 Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39 Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40 Bab 38 dia bukan Papah ku.
41 Bab 39 Pertengkaran
42 Bab 40 pengakuan Papah
43 Bab 41 awal baru
44 Bab 42 Kembali 1
45 Bab 43 Kembali 2
46 Bab 44 Adik bayi
47 Bab 45 Ikhlas
48 Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49 Bab 47 Teteh
50 Bab 48 Ziarah kubur
51 Bab 49
52 Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53 Bab 51 Ijinkan
54 bab 52
55 Bab 53 Teror terakhir
56 Bab 54 Tamu Papah
57 Bab 55 dilema
58 Bab 56 Si belang 1
59 Bab 57 Si belang 2
60 bab 58 Abah Kardi 1
61 Bab 59 Abah Kardi 2
62 Bab 60 Janji 1
63 Bab 61 Janji 2
64 Bab 62
65 bab 63
66 Bab 64 Malam Perpisahan
67 Bab 65 Tante Ana melahirkan
68 Bab 66
69 Bab 67 Nenek korengan 1
70 Bab 68 Nenek korengan 2
71 Bab 69 Aku ingin pulang 1
72 Bab 70 Aku ingin pulang 2
73 Bab 71 Kesurupan
74 Bab 72 Di dunia lain
75 Bab 73 Si Yuni
76 Bab 74
77 Bab 75
78 Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79 Bab 77 Tamat
80 novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81 Ucapan terimakasih
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 pindahan rumah
2
Bab 2 TEROR MAHLUK GHAIB
3
Bab 3 Papah dimana? pulang Pah pulang...
4
bab 4 makan dengan minyak jelantah
5
bab 5 kesetiaan
6
bab 7 TV baru
7
bab 8 mas ami
8
bab 9 bangun andri...
9
bab 10 julian kangen andri
10
bab 6 kesetiaan
11
bab 11 tersesat
12
bab 12 pertemuan terakhir
13
bab 13 jin khorin abah
14
bab 14 pekerjaan untuk papah
15
bab 15 vila misterius
16
bab 16 malam pertama
17
bab 17 lukisan yang tersenyum
18
bab 18 rahasia
19
bab 19 teror lagi..
20
bab 18 rahasia
21
Bab 20 penampakan
22
Bab 21 terhipnotis
23
Bab 22 mimpi yang nyata
24
Bab 23 Penasaran
25
Bab 24 Rahasia yang terungkap 1
26
Bab 25 Rahasia yang terungkap 2
27
Bab 26 Rahasia yang terungkap 3
28
Bab 27 Mayang sari
29
Bab 28
30
Bab 28 Meyakinkan Mamah
31
Bab 29 Cemburu
32
Bab 30 Uang hasil pesugihan
33
Bab 31 pertemuan
34
Bab 32 pertemuan 2
35
Bab 33 Om Toni 1
36
bab 34 Om Toni 2
37
Bab 35 Bidadary surga untuk Om Toni
38
Bab 36 Datanglah ke mimpi ku 1
39
Bab 37 datang lah ke mimpi ku 2
40
Bab 38 dia bukan Papah ku.
41
Bab 39 Pertengkaran
42
Bab 40 pengakuan Papah
43
Bab 41 awal baru
44
Bab 42 Kembali 1
45
Bab 43 Kembali 2
46
Bab 44 Adik bayi
47
Bab 45 Ikhlas
48
Bab 46 Pernikahan Tante Ana dan kepergian Kakek
49
Bab 47 Teteh
50
Bab 48 Ziarah kubur
51
Bab 49
52
Bab 50 Pengorbanan seorang istri
53
Bab 51 Ijinkan
54
bab 52
55
Bab 53 Teror terakhir
56
Bab 54 Tamu Papah
57
Bab 55 dilema
58
Bab 56 Si belang 1
59
Bab 57 Si belang 2
60
bab 58 Abah Kardi 1
61
Bab 59 Abah Kardi 2
62
Bab 60 Janji 1
63
Bab 61 Janji 2
64
Bab 62
65
bab 63
66
Bab 64 Malam Perpisahan
67
Bab 65 Tante Ana melahirkan
68
Bab 66
69
Bab 67 Nenek korengan 1
70
Bab 68 Nenek korengan 2
71
Bab 69 Aku ingin pulang 1
72
Bab 70 Aku ingin pulang 2
73
Bab 71 Kesurupan
74
Bab 72 Di dunia lain
75
Bab 73 Si Yuni
76
Bab 74
77
Bab 75
78
Bab 76 Mengetuk dinding kamar kosong
79
Bab 77 Tamat
80
novel terbaru ku misteri penulis novel horor
81
Ucapan terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!