"Astaghfirullah hal ajim "
Ketika Kakek melihat keadaan Tante Ana yang sedang menangis, dan tertawa tanpa sebab lalu Tante Ana melirik pandangan nya ke Kakek dengan tajam dan sinis.
Kakek beranjak pergi menuju kamar mandi mengambil wudhu dan kembali Kakek solat di depan Tante Ana, Tante Ana meronta ronta histeris.
"Panas panaaass hentikan..!".
Mamah memeluk Tante Ana.
"Ka gelap ka tolong ka".
Kata Tante Ana lagi.
"Sadar Ana.. Istighfar Ana... Lawan Ana jangan biarkan makhluk itu menguasai mu".
Kata Mamah seketika Tante Ana tertawa terbahak bahak jelas sekali bukan suara Tante Ana.
"Apa yang kau inginkan ".
Setelah selesai solat masih duduk di tempat solat nyaa Kakek berkata kepada makhluk yang menguasai Tante Ana.
"Apa kau akan menuruti ku".
Dengan melirik tajam ke Kakek Tante Ana balik bertanya, Kakek menghampiri duduk d sebelah Tante Ana, sambil memegang pundak Tante Ana Kakek memanggil Tante Ana.
"Ana kamu di sana sadarlah nak kalo mulut mu terkunci jangan paksakan berdzikir lah dalam hati,kamu dengar Bapa Ana?".
Tante Ana tertawa lagi kali ini lebih keras lalu berkata.
"Kenapa kamu tidak menjawab bukan kah kamu tadi bertanya apa yang aku ingin kan hahahahahaha".
Suara tawa nya kembali menggema.
"Dan kamu sudah tau jawaban ku adalah tidak....karena keinginan mu hanya akan membawa Kemudorothan kepada kami, dan kami tidak akan pernah menuruti, dan tunduk kepada makhluk ciptaan Allah, hanya kepada Allah lah kami akan menuruti, dan sujud, jangan kau pikir aku, dan keturunan ku mudah kau perdaya mudah kau takuti kami tidak takut selain kepada Allah".
Lalu makhluk yang ada di dalam tubuh Tante Ana tertawa lagi terbahak bahak.
" Maka kalian akan celaka hidup kalian akan menderita sama seperti penghuni rumah ini sebelum kalian ,yang berhenti memuja ku".
Dan tertawa lagi.
"Tidak ada yang lebih berkuasa atas diri kami selain dari sang pencipta dengan ijin Allah bila kau tidak berhenti mengganggu keluarga ku akan ku hanguskan kau".
Kakek ku berkata lalu membaca surat al fatihah Al ikhlas Al palaq an nas dan ayat kursi lalu membaca surat Nur buat, makhluk itu berteriak.
"Akkkhhhhh akkhhhh manusia bodoh aaakhhhh hentikan.... ".
Lalu Tante Ana beristighfar, dan mengucapkan dua kalimat syahadat Kakek memberi nya segelas air putih.
" Berwudhu Ana lalu solat dua rakaat sebelum tidur".
Pinta Kakek kepada Tante Ana, Tante Ana yang masih lemas menuruti Kakek di bantu Mamah ke kamar mandi untuk mengambil wudhu Kakek menghampiri kami, dan memenangkan kami.
"Jangan takut yaa kalian anak anak yang kuat, anak anak pemberani, kalian cucu Kakek ingat tidak ada yang lebih berkuasa atas diri kalian selain Allah".
Kami memeluk Kakek, Mamah dan Tante Ana datang, Tante ana ke kamar untuk solat, Mamah menghampiri kami lalu menggendong adik ku, dan duduk d bersama kami.
"Bagaimana setelah kajadian ini kamu akan tetap menunggu suami mu pulang?".
Kakek bertanya ke Mamah.
"Bukan kah Bapak sendiri yang bilang tidak ada yang lebih berkuasa atas diri kami selain Allah, tidak akan terjadi hal yang buruk kepada kami selama kami masih mendekat kan diri kepada Allah, aku seorang istri tidak akan meninggalkan rumah tanpa seijin suami ku, biarkan kan lah kami di sini dulu Pa, kami akan menunggu, bila terjadi sesuatu yang kami sudah tidak bisa menanggung nya, kami pasti akan minta bantuan Bapak menjemput kami".
Mamah berusaha meyakin kan Kakek, Kakek terdiam
"Baiklah ingat bila ada sesuatu hubungi Bapak, Bapak akan segera menjemput kalian".
Malam itu Kakek tidak tidur, Kakek membaca alquran, membaca Ayat ayat suci al Quran, dan membaca yasin sampai shubuh tiba, lalu Kakek mengambil garam yang sudah di sediakan dalam mangkuk di hadapan nya, dan sebotol air.
Kakek mencampur kan nya, dan menyiram ke setiap sudut ruangan dengan air itu, setelah itu kami solat subuh berjamaah Kakek menjdi imam nya, setelah solat Kakek berpesan kepada kami agar selalu membaca bismillah sebelum melakukan sesuatu, solat 5 waktu jangan pernah di tinggalkan tetap harus dalam keadaan berwudhu sekali pun ketika mau tidur.
"Kalian harus membiasakan kan berwudhu dulu sebelum tidur".
Katanya lagi dia berpesan kami harus berpuasa senin Kamis, kami semua menganggukan kepala, setelah itu kami melakukan aktivitas seperti biasa Mamah, dan Tante Ana memasak di dapur.
Kakak-kakak ku membantu Mamah membereskan rumah aku dan Kakek bermain bersama Adik ku, setelah sarapan Kakek mengantar Mamah ke kantor Polisi untuk melaporkan orang hilang terkait hilang nya Papah ku.
Aku ,Kakak-kakak ku ,adik dan Tante Ana di rumah, tak ada yang terjadi ketika Mamah dan Kakek pergi, sampai mereka datang, dan Kakek tinggal beberapa hari tidak ada kejadian apapun, lalu Kakek harus pulang ke Bogor ke rumah nya karena bnyak urusan di sana.
Tidak mungkin Kakek meninggalkan rutinitas, dan pekerjaan nya untuk menemani kami, sampai kapan? Papah belum di temukan juga entah kapan, Polisi sudah ke rumah Ustad yang rencana nya Papah datangi.
Ustad itu pun berkunjung ke rumah setelah memberikan keterangan di kantor Polisi, bersama saksi bahwa Papah tidak pernah datang ke rumah nya, dalam kurun waktu ini.
Papah terakhir datang menghadiri pengajian sebelum membeli rumah baru yang kami tempati dua bulan yg lalu ,semenjak itu Papah belum pernah datang kembali.
Mamah menceritakan semua kejadian ,Pa Ustad pun menyempatkan waktu solat di rumah kami, dan berdoa Pak Ustad bilang klo terjadi apa apa untuk menghubunginya, beliau memberikan no telpon.
"Untuk sekarang rumah ini netral tapi kalian jangan lupa terus tingkat kan ibadah nya mahluk itu adalah buta, penghuni rumah ini yang pertama melakukan perjanjian dengan buta, atau jin untuk mendapatkan harta mereka melakukan pesugihan, tahun demi tahun tungtutan jin meminta tumbal sudah tidak dapat mereka berikan lagi, pada akhir nya mereka lah yang harus menjadi tumbal nya yang menjual rumah ini adalah sodara nya, dan sekarang dia juga sedang di rumah sakit lumpuh".
Entah bagaimana dari siapa Ustad itu tau semua cerita tentang rumah ini yang kami tidak mengetahui nya.
"Kalian hati hati tipu daya jin setan untuk menyesatkan manusia mengikuti keinginan nya dengn beribu cara, suami mu masih hidup ada di suatu tempat tapi saya tidak bisa melihat tempat itu di mana, ada yang menghalangi saya, suami mu sekarang sedang bingung tidak tau apa yang harus dia lakukan, dia ingin pulang tapi tidak tau caranya ,dan waktu yang dia rasakan itu cepat tidak seperti yang kalian alami".
Perkataan Ustad itu membuat kami sedikit lega karena ada harapan Papah masih hidup dan pasti akan pulang ,lalu Pa Ustad berpamitan pulang setelah Mamah mengundang nya untuk makan siang bersama.
Setelah itu Pa Ustad pergi tinggal kami berlima lagi Mamah, aku, Adik ku, dan Kakak- kakak ku, alhamdulillah tak ada teror horor yang terjadi lagi, namun lebih berat kami di hadapkan dengan kehidupan sehari-hari.
Mamah yang tidak bekerja, hanya mengandalkan uang tabungan yang setiap hari di pake tanpa ada pemasukan, Mamah harus benar benar bisa mengatur semua pengeluaran.
Sebulan dua bulan Papah belum pulang juga, dimana Papah tidak ada yang mengetahui, pencarian dari pihak Polisi pun tidak ada hasil, kebutuhan sehari-hari sungguh membuat Mamah khawatir.
Kakak -kakak ku biaya sekolah, untung kami bukan anak yang manja tidak pernah kami jajan, karena kami tau tidak ada yang mencari nafkah bisa makan dan pergi sekolah pun sudah alhamdulillah.
Makan yang mewah untuk kami saat itu dengan telor sudah cukup mewah, tinggal di rumah yang mewah, tidak akan ada yang mengira bahwa kami kekurangan makanan.
Mamah lebih mementingkan kan keperluan yang benar benar penting seperti sekolah Kakak-kakak ku membayar listrik, air, telpon, makan kami seadanya, Kakak-kakak ku di beri bekal sangat minim asal di rumah sudah sarapan nasi goreng untuk mengganjal perut nya.
Dan di beri uang saku seribu rupiah untuk membeli roti, dan air minum saat itu roti masih bisa d beli dengan harga 500 rupiah.
sampai suatu hari Mamah benar benar sudah tidak punyaa uang hanya tersisa 5000 rupiah mungkin sekarang 50,000 rupiah, dan tiba tiba datang dua orang teman Papah ku dari kantor menanyakan keberadaan Papah.
Mereka memberitahu kan dengan terpaksa harus memberhentikan Papah yang sudah 3 bulan tidak masuk kerja, dan memberikan uang kepada Mamah, uang itu hanya dapat menunjaang kehidupan kami 3- 4 bulan.
Mamah sudah tidak menyisakan uang lagi bahkan Mamah sudah tidak bisa membayar tagihan telepon, dan di putus lah telepon rumah kami tidak dapat di gunakan.
Waktu itu aku masih sangat ingat kami makan dengan kerupuk, pagi hari sarapan kami tidak mengeluh malah terasa sangat nikmat, walaupun hanya dengan kerupuk.
Malam hari nya nasi sudah sedikit lagi, Mamah sudah tidak punya beras, kerupuk habis kami makan dengan minyak jelantah, minyak jelantah itu minyak bekas menggoreng yang warna nya sudah tidak jernih lagi.
Mamah memanas kan jelantah, dan menyimpan nya di atas nasi lalu kami makan, tetap masih terasa nikmat, kami selalu bersyukur atas apa yang kami dapat walaupun Mamah saat itu meneteskan air mata.
"Maap kan Mamah, kalian harus mengalami keadaan seperti ini".
Sambil tertunduk lesu aku menghampiri Mamah yang sedang menggendong adik ku aku mencium pipinya.
"Enak ko Mah".
Kata ku menghibur nya, Kakak- kakak ku tersenyum kami tau Mamah lebih sakit hati nya melihat keadaan kami, kami tau kami harus menguatkan nya kami tau bahwa kami lah yang membuat dia masih bisa bertahan.
"Mamah yang kuat ya Mah kami sayang Mamah, Papah pasti pulang Papah kan sayang kita Mah, Papah pasti menemukan jalan nya untuk pulang".
Itulah kami cara berpikir kami lebih dewasa dari pada usia kami karena keadaan mengajar kan kami untuk saling menguatkan.
"Mamah sudah tidak punya uang, Mamah terpaksa harus menjual TV kita kepegadaian kalian tidak apa apa kan klo tidak bisa menonton TV?".
Kata Mamah dengan suara memelas, Mamah terpaksa harus menjual TV satu satunya hiburan buat kami dari pada kami tidak makan.
"Iya Mah gak apa apa bisa menghemat listrik juga kan".
Kata Kakak ku menyetujui.
"Iya Mah nanti juga Papah pulang kita beli TV lagi".
Kata ku menghibur Mamah memeluk nya, Mamah tersenyum walaupun dengan air mata yang tidak bisa dia thn jatuh di pipi nya.
" Terima kasih yaaa".
Hanya itu kata yang bisa Mamah ucapkan pada kami anak anak nya.
Dari sana aku belajar menghargai kehidupan, terutama soal makanan suka sedih kalo ingat betapa berharganya sepiring nasi waktu itu, di luar sana ada banyak orang orang yang kekurangan makanan.
Makanan sisa yang buat kalian itu tidak berharga, di luar sana banyak orang yang kelaparan, buat mereka makanan sisa kalian adalah kehidupan buat mereka, semua manjadi pelajaran untuk ku lebih menghargai, dan berempati dengan orang orang di sekitar kita yang hidupnya kekurangan.
Semoga kalian juga bisa mendapatkan pelajaran dari kisah ini, setelah perbincangan kami menjual tivi ke pegadain di meja makan itu lalu kami menonton tivi untuk yang terakhir kalinya malam itu, lalu tidur tpi beberapa jam kemudian aku mendengar suara teriakan Kakak ku Eli.
Aku langsung terbangun, dan keluar kamar menghampiri asal suara, ketika membuka kan pintu terlihat Mamah, dan Kakak sulung ku pun keluar kami menuju kamar Kakak ku Eli, aku langsung naik ke ranjang nya, melihat dia menangis sambil memegang pinggang nya.
"Kamu kenapa nangis".
Mamah dengan wajah khawatir bertanya.
"Gak tau Mah pinggang Eli sakit sekali seperti ada yang mencubit eli sampe kebangun".
Kata Teh Eli sambil masih memegang pinggang nya, lalu Mamah menyingkapkan kaos yang di pakai Teh Eli melihat pinggang Teh Eli, terkejut Mamah melihat pinggang Teh Eli yang memar biru kami saling pandang keheranan.
"Tadi Eli lupa mah udah nonton TV langsung tidur gak Wudhu dulu".
Teh Eli teringat pesan Kakek yang menyuruh kami untuk tetap menjaga wudhu, walaupun mau tidur harus wudhu dulu karena keadaan kami yang selalu di ganggu mahluk gaib, itu udah seperti kewajiban kami setiap malam wudhu dulu sebelum tidur, dan membaca doa.
Mamah beranjak dari duduk nya, terlihat kemarahan di wajah nya, lalu Mamah berkata dengan suara lantang.
"Berani nya kau melukai anak ku apa tidak cukup smua penderitaan yang kami alami, kamu tertawa melihat keadaan kami, kamu senang yaa...tidak akan ku biarkan kau melukai anak anak ku!! jangan pernah sentuh anak ku hadapi aku!!".
Kami tau perkataan Mamah di tunjukkan untuk makhluk itu, lalu Mamah terduduk lemas kami memeluk mamah.
" Kalian tidur lagi ya..".
Kata Mamah lalu pergi ke kamar nya.
"Ayo Eli kita wudhu dulu malam ini kita tidur bareng ya, kita nemenin kamu".
Kata Kakak ku yang sulung, lalu kami pergi ke kamar mandi berwudhu, dan kembali ke kamar Teh Eli menemani dia tidur, Tapi ketika kami beberapa saat tertidur kami mendengar Mamah... Mamah yang mengigau berbicara sambil marah marah berteriak.
Kami menghampiri Mamah, mata Mamah masih terpejam, Mamah masih mengigau seperti sedang bertengkar lalu kami membangun kan Mamah, Mamah tidak langsung bangun, adik ku yang tertidur di samping Mamah menangis.
Mamah terbangun kan oleh tangisan adik ku, dan langsung bangun dan memeluk adik ku.
"Kenapa Mah... Mamah kenapa?".
Kami serentak bertanya.
"Makhluk itu dia mendatangi Mamah di mimpi, dia ingin Mamah bersekutu dengan nya, melakukan pesugihan untuk menghentikan kesusahan kita".
Kami saling pandang.
"Jangan Mah kita kuat Mah".
Kata Kakak ku yang sulung , Mamah tersenyum, dan memegang pundak kakak ku.
"Tentu saja kita kuat dia tidak akan bisa mengalahkan kita, Mamah punya kalian anak anak Mamah yang kuat pemberani dan sabar kalian kekuatan Mamah".
Terlihat keyakinan di mata Mamah kepada kami anak anak nya, lalu Mamah bangkit dari tempat tidur dia pergi mengambil wudhu, lalu mengambil garam, di masukan nya ke dalam mangkok, mengambil air di masukan nya ke dalam botol, sperti yang Kakek pernah lakukan.
Memang Kakek pernah mengajari Mamah untuk melakukan itu, kalo sesuatu terjadi mengganggu kami, lalu Mamah mengambil mukena untuk solat, kami mengikuti Mamah bahkan adik ku yang baru 3 thn lebih itu pun ikut solat.
Setelah solat kami duduk lalu membaca istighfar, syahadat, mengikuti Mamah membaca surat surat pendek al Quran al fatihah al Ikhlas al palaq an nas ayat kursi doa Nur buat, dan kami membaca yasin sampe subuh tiba.
Di teruskan solat subuh bersama, lalu Mamah mencampur air, dan garam jadi satu, Mamah bangkit menyiram kan air ke setiap ruangan di rumah seperti yang pernah Kakek lakukan.
Setelah itu kami melakukan rutinitas pagi itu seperti biasanya, Mamah hari ini akan berangkat ke pegadain untuk menjual tivi, setelah selesai di rumah Mamah pergi ke pegadain membawa tivi kami, Kakak ku memanggil delman yang melintas di depan jalan untuk membawa Mamah ke pegadain, karena Mamah gak bisa membawa tivi sendiri ke pegadain.
Ketika Mamah pergi membawa tivi itu untuk di jual kami hanya tersenyum, Mamah pergi sekitar dua jam, aku Kakak- kakak ku, dan Adik ku menunggu Mamah di rumah sampai akhirnya Mamah datang dengan delman yang sama.
Membawa sekarung beas, dan sembako sebagai pengganti tivi, aku lihat Mamah membawa beras, telur, minyak, susu, kerupuk sumber sari, yang buat perlengkap makan bubur itu, krupuk kecil kecil yang kalo di goreng bisa jadi banyak, bisa buat makan teman nasi.
Mamah harus benar-benar mengatur uang hasil jual tivi itu dengan sebaik baik nya, belum lagi dia harus menyisakan uang itu untuk keperluan lain nya , tapi hanya bertahan dua minggu dengan anak empat.
Biaya sehari-hari walaupun sudah mengirit, tapi tetap saja sepintar pintar nya Mamah mengatur uang tapi kebutuhan memang harus di penuhi, Mamah sudah mulai khawatir harus bagaimana lagi.
Mamah duduk di kursi dengan lemas sembari memegang uang ribuan yang tinggal beberapa lembar lagi, tapi Allah memang maha mengetahui dan tidak akan membiarkan kita sendiri.
Tiba tiba pintu ruang tamu ada yang mengetuk dan terdengar suara Kakek mengucapkan salam, langsung kami berhamburan menghampiri pintu, dan membuka nya kami langsung memeluk Kakek.
"Cucu cucu ku...".
Kakek memeluk kami di depan pintu, terlihat kekhawatiran di wajah nya.
" Kalian baik baik saja kan.. Kalian terlihat kurus".
Kata Kakek ku setelah memperhatikan kami satu persatu, yah dari semenjak kepergian Kakek 6 bulan yang lalu kami makan seadanya.
Mamah tidak memperhatikan soal gizi yang penting kami tidak merasa lapar makan seadanya, Mamah menghampiri Kakek mencium pungung tangan Kakek.
" Paak..".
Mamah memeluk Kakek dan menangis, sudah tidak tahan lagi untuk membendung air mata nya.
"Kita ke Bogor..".
Kata Kakek ku dengan tegas
"Kali ini kamu tidak bisa menolak".
Kakek mempertegas,Mamah hanya bisa mengangguk menyetujui, lalu kami masuk ke dalam rumah.
"Bapak menunggu telpon dr kamu, Bapak khawatir tidak ada kabar dari kamu beberapa bulan ini, makanya Bapak ke sini maaf klo Bapak lama, kesibukan pekerjaan Bapak di Bogor tidak bisa d tinggalkan, tapi setiap hari Bapak menunggu kabar dari kamu, dan hanya bisa berdoa kalian baik baik saja".
Kakek terlihat sedih melihat kami, Kakek melihat tivi di ruang keluarga sudah tidak ada mungkin Kakek sudah tau tanpa Mamah bercerita soal keadaan kami.
"Maap pak tidak menghubungi Bapak saya tidak bisa bayar tagihan telpon nya d putus".
Mamah menundukkan kepala.
"Kita bikin plang di depan rumah kamu yah, rumah ini di kontrakan dan kalian ikut Bapak ke Bogor".
Kakek ku mengambil keputusan Mamah hanya bisa menyetujui smua keputusan Kakek, lalu Kakek beranjak pergi ke matrial untuk membuat plang rumah ini di kontrakan, dan datang ke sebuah rental mobil untuk menyewa mobil berangkat ke Bogor membawa kami dari rumah ini.
Kami di rumah beres beres baju, Kakek tidak ingin menunggu besok Kakek ingin kita pergi hari ini juga dan berangkat lah kami ke Bogor, kami hanya bisa menatap rumah mewah kami yang sekarang sudah ada plang di depan nya rumah ini di kontrakan.
Kami berpikir kalo Papah pulang pasti tau kemana kami pergi, karena di plang itu tercantum no telepon rumah Kakek ku yang di Bogor, kami hanya bisa berharap Papah akan datang menyusul kami ke Bogor.
Suatu saat nanti menjemput kami, dan kami akan berkumpul lagi pulang ke rumah kami, walaupun rumah itu pernah teror horor tapi rumah itu rumah kami bukan rumah makhluk itu...
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Irkham Maulana
bapaknya d umpetin ma tuh mahluk biar gak ada yang nyari duit terus susah akhirnya mau bersekutu,,tapi saluut keimanannya bener2 kuat.semoga kita semua terhindar dr hal2 tersebut
2023-01-12
0
Author yang kece dong
jangan Al palaq, Al Falaq yang bener
2022-06-27
2