Mamah merasakan ada yang di sembunyikan suaminya, entah apa itu tapi insting seorang istri tidak pernah salah, apa lagi selama ini tidak pernah ada rahasia di antara mereka.
Papah tidak pintar menyimpan rahasia gerak gerik nya mencurigakan, tapi Mamah menyimpan rasa penasaran nya, biar kan lah pikir Mamah nanti juga Papah bicara.
Sesudah makan siang Papah bermain dengan Julian, sampai Julian kelelahan, dan tertidur di sopa ruang keluarga Papah pun ikut tertidur kembali, cuaca mendung sekitar jam 2:30 siang itu, Mamah menyuruh Kakak ku yang pertama mengambil jemuran di loteng.
Kakak ku langsung pergi untuk mengambil jemuran, tapi tidak berapa lama terdengar gebrruuuggk dan teriakan Kakak ku.
"Akkkkkhhhhh".
Aku yang sedang menonton tivi di ruang kuluarga mendengar suara Kakak ku, lalu aku mengecilkan suara tivi untuk memastikan apa yang aku dengar.
" Astaghfirullah... Buu... Paakk... "
Terdengar suara Mas Ami memanggil Mamah, dan Papah ku, aku langsung membangunkan Papah yang sedang tertidur dengan Julian di pelukan nya di sopa.
"Pah... Pah.. bangun Paahh".
Papah terperanjat kaget karena mendengar ku yang panik membangunkan nya.
"Kenapa Liya.. ada apa?".
Masih dengan keheranan , Mamah tiba tiba muncul sama hal nya dengan wajah Papah yang kebingungan.
" Buuu Paakk ini Teteh... ".
Seruan Mas Ami, kami pun , aku Mamah, dan Papah segera menghampiri Mas Ami, betapa terkejut nya kami melihat Kakak ku yang sedang terbaring, Mas Ami terlihat shock lalu menunjukkan tangan Kakak ku, tangan Kakak ku menonjol seperti nya itu tulang tangan nya, entah lah aku langsung menutup mata ku tidak berani melihat.
"Astaghfirullahalazim... teteh kenapa?".
Mamah dan Papah langsung menghampiri Kakak ku, aku hanya berdiri, Papah menggendong Kakak ku, di bawa nya ke sopa di duduk kan nya Kakak ku di sopa, Mamah tidak bisa menahan air matanya, Istrinya Mas Ami, dan Andri yang sedang tidur siang terbangun.
" Ada apa Bu..?.
Istrinya Mas Ami menghampiri Mamah
"Gak tau mbak.. ini Mas Ami yang nemuin si Teteh udah kaya gini, Teteh kenapa? Teteh jatuh?"
Masih dengan menangis Mamah menghampiri dan memeriksa tangan Kakak ku, Papah terdiam shock melihat keadaan tangan Kakak ku.
"Tadi saya dengar teriakan lalu suara jatuh saya lihat Teteh nya udah kaya gini".
Mas Ami menjelaskan.
" Tadi Teteh mau ngambil jemuran Mah, waktu Teteh jalan di tangga, kaki Teteh ada yang pegangin Mah, pas Teteh lihat ada tangan besar hitam pegangin kaki Teteh.., udah gitu Teteh jatuh".
Kakak ku sambil menangis menahan sakit nya menjelaskan, terlihat kemarahan di wajah Papah, Mamah hanya bisa menangis dan memeluk Teteh.
" Ini pasti kerjaan makhluk itu lagi".
Terlihat kemarahan di wajah Papah, siapa orang tuanya yang tidak marah melihat anak nya di lukai apalagi sebagai seorang Ayah yang kewajiban nya dan naluri nya untuk melindungi Anaknya.
Papah marah sekali, bukan pertama kali nya makhluk itu mengganggu Anak anak nya, dulu dia mengganggu ku dengan tangan hitam nya, yang hampir menyentuh muka ku sampai aku shock, dan tidak bisa bicara, sampai kapan pun aku tidak akan bisa melupakan kejadian itu.
Lalu Julian yang tidak bangun bangun dia bawa ke alam nya, lalu Kakak ku Eli yang dia cubit perut nya sampai berbekas biru kehitaman, Andri juga dia bawa ke alam nya, dan sekarang Kakak ku tulang nya sampai keluar.
"Makhluk sialan, tidak puas kau membuat kami menderita selama ini, kau pisah kan aku dan keluarga ku selama setahun kau buat kami serba kekurangan kau sakiti Anak anak ku!!! kau pikir aku akan menyerah dan memuja mu!!! kau ingin menang!! tidak akan sampai kami mati pun, kami tidak akan pernah membiarkan mu menang!!!!
Papah berteriak melampiaskan amarah nya
"Pak kita bawa teteh nya ke Ciburial di sana ada bengkong tukang urut yang suka benerin kaya gini, tulang patah keluar kaya gini, jangan di bawa ke rumah sakit takut nya di oprasi atau malah diamputasi kalo kaya gini".
Kata Mas Ami menyadarkan Papah, kalo sekarang yang terpenting adalah menyembuhkan Kakak ku.
" Iya Mas antar kami ke sana".
Kata Papah menyetujui, dan meminta mas ami mengantarkan nya".
"Bentar saya cari dulu mobil angkutan umum ya Pa".
Papah mengangguk, Mas Ami pun pergi untuk mencari mobil angkutan umum untuk di sewa mengantarkan kami ke tempat bengkong yang bisa memperbaiki tangan Kakak ku.
Mamah masih memeluk Kakak ku yang sedang menangis kesakitan, Papah beranjak berjalan menuju meja telepon, dan menelpon teman nya, Papah meminjam uang kepada teman nya untuk berobat Kakak ku, untuk kali ini Papah tidak minta ijin Mamah dulu, setelah Papah menelpon beberapa saat kemudian Mas Ami datang.
"Itu angkot nya sudah ada".
Kata Mas Ami, Papah mengangguk lalu megendong Kakak ku, Papah Mamah, dan Mas Ami pergi untuk mengobati Kakak ku, aku di rumah bersama Istri nya Mas Ami, Kakak ku Teh Eli ,Julian dan Andri.
Setelah isya mereka baru kembali, Kakak ku tangan nya terbungkus kain putih Papah menggendong nya dan menidurkan nya di kamar.
"Teteh istirahat yaa.. jangan banyak bergerak dulu "
Papah mencium kening Kakak ku lalu pergi dari kamar nya, Mamah menghampiri Kakak ku.
" Teteh mau makan? Mamah suapin di kamar ya? "
Kakak ku mengangguk mengiyakan tawaran Mamah, lalu Mamah pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.
Papah dan Mas Ami di ruang keluarga sedang mengobrol, aku,Teh Eli, Julian, Andri, dan Mamah nya, menghampiri Kakak ku yang terbaring di ranjang nya.
"Masih sakit Teh?".
Kata ku sambil mengusap rambut nya, Teh Eli duduk di samping tempat tidur.
"Masih sedikit... tadi waktu di obatin sakit sekali, tulang tangan Teteh di masukin lagi ke dalam".
Kakak ku sambil meringis , kami smua meringis, terbayang sakit nya yang di alami Kakak ku.
"Yang kuat yah Teh.. Teteh kan kuat, hebat Teteh mah wonder woman".
Istrinya mas ami menghibur Kakak ku , Kakak ku tersenyum kecut masih menahan rasa sakit nya, Mamah datang membawa makanan dan minum untuk Kakak ku, lalu menyuapi Kakak ku makan.
' Jangan banyak gerak dulu, istirahat nanti Mamah minta ijin kesekolah yah, nanti kamu sekolah klo udah bener bener sembuh lagi tangan nya".
Kakak ku hanya bisa mengangguk, setelah menyuapi Kakak ku, Mamah menghampiri Papah yang sedang mengobrol di ruang keluarga.
"Udah makan si Teteh?".
Kata Papah ketika melihat Mamah menghampiri, Mamah hanya mengangguk lesu dan duduk d samping Papah, papah mengelus rambut mamah.
"Sabar ya Mah..".
Papah merasakan kesedihan Mamah, mencoba menghibur dan menguatkan Mamah, walaupun sebenarnya nya dirinya pun tidak lebih baik dari Mamah, sedih khawatir dengan keadaan Anak nya merasa bersalah karena tidaak bisa melindungi Anak nya, Papah hanya berusaha lebih kuat ...
(bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments