Kirana termenung di taman belakang Mansion, menatap gelapnya langit bertabur bintang yang sangat indah, rupanya tidak ada satupun mendung yang menghalangi, dan tiba-tiba saja dia di kejutkan dengan suara riuh ketiga keponakannya yang sedang berlari menghampirinya.
"Aunty, aku ingin bermain denganmu, kangen sekali" ucap si cantik Ailina yang memakai pakaian lengkap dengan hijabnya dan menambah aura kecantikan gadis kecil itu.
Kirana segera merengkuh dan memeluknya erat, lalu menciumi kepalanya.
"Aunty juga kangen Sayang, kalian jangan berlari terlalu kencang, nanti terjatuh, memangnya kalian sudah belajar?" Tanya Kirana.
"Sudah Aunty, saatnya kita beristirahat" sahut Evan ikut memeluk Kirana dengan manja.
"Apa yang Aunty lakukan disini, apa Aunty sedang bersedih?" Tanya Ethan lebih serius, anak tertua dari si kembar ini memang sangat berbeda, dia lebih dewasa dari kedua saudaranya.
"Tidak, Aunty sedang mensyukuri semua yang sudah di berikan oleh Allah ke Aunty" ucap Kirana sambil tersenyum.
"Kata Mommy, memang kita harus bersyukur setiap hari akan hal itu Aunty, biar Allah selalu sayang dan ingat dengan kita" sahut Ailina.
"Iya, tentu saja sayang, okey, kalian ingin bermain apa dengan Aunty?" Tanya Kirana.
"Petak umpet!!" Sahut ketiganya berantusias.
"Tapi Aunty yang mencari kita ya!" Ucap Evan dan segera bersiap.
"Baiklah, ayo!" Ucap Kirana, dan Ethan segera mengambil kain untuk menutup mata Kirana, begitulah malam itu berlalu, suara canda tawa dari ketiga bocah kembar itu selalu bisa membuat hati Kirana berubah seketika, dirinya ikut tertawa bahagia di tengah-tengah suara tawa ketiganya.
Hingga beberapa jam kemudian mereka di kejutkan dengan kedatangan Alena yang memperingatkan kepada ketiga anaknya untuk bersiap istirahat, ketiganya segera masuk ke dalam Mansion untuk membersihkan diri.
"Bagaimana kabarmu hari ini Kiran?" Tanya Alena yang kemudian mengambil tempat duduk tepat di depan Kirana.
"Aku masih ngos-ngosan kak, huh...ketiga anak kakak itu selalu bisa membuatku berkeringat kapan saja" sahut Kirana sambil mengelap keringat di wajahnya dengan ujung hijabnya, dan Alena terkekeh melihat hal itu.
"Kau harus bersyukur, bisa olahraga malam gratis bersama mereka" ucap Alena sambil tertawa, Kirana ikut tertawa membayangkan apa yang sudah di lakukan oleh ketiga bocah kembar kesayangannya.
"Aku bingung, apa yang harus aku lakukan selanjutnya kak, selain fokus belajar membenahi diri, rasanya aku tidak enak kalau tidak bekerja" ucap Kirana.
"Hem, kau jadi ingin memperdalam ajaran Islam di pondok pesantren Kakek?" Tanya Alena.
"Iya kak, dua Minggu dalam satu bulan, aku dan Hani akan tinggal di sana untuk menimba ilmu, aku ingin hijrahku juga di dasari ilmu Agama yang kuat, agar dalam ber istiqomah aku juga tau dasar hukum dan maknanya" ucap Kirana.
"Alhamdulillah, semoga kalian akan di beri kemudahan dalam setiap langkah kedepannya" sahut Alena.
"Amin.." jawab Kirana.
"Soal pekerjaan, aku punya ide, tapi pikirkan lah dulu, karena Allah selalu memberikan jalan keluar bagi setiap cita-cita yang baik bagi setiap umatnya" ucap Alena.
"Iya kak, Amin..beberapa hari ini, aku juga berfikir untuk mencari pekerjaan lagi, aku ingin bekerja dan menghasilkan sesuatu atas ijin dan Ridho-NYA" Ucap Kirana.
"Bekerjalah sesuai dengan keahlian mu Kiran, Menyia-nyiakan bakat yang diberikan oleh Allah juga tidak baik, kalau bisa mengembangkan bakat untuk kebaikan umat manusia kenapa tidak kita lakukan" sahut Alena.
"Maksudnya kak?"
"Apapun bakat dan pekerjaan yang kita tekuni kalau niatnya untuk berbuat kebaikan dan mendapat ridho dari Allah akan berbeda di hasil akhirnya, Misalkan menjadi dokter, bisa menjadi ladang amal dan ibadah kalau kita mau membantu sesama dan lain sebagainya" Alena menjelaskan.
"Tapi kalau pekerjaan sebagai Model, apa bisa kak?" Tanya Kirana sambil berpikir.
"Begitu juga model, kenapa tidak menggunakan bakat model untuk menunjukkan pada dunia bahwa pakaian tertutup itu juga indah dan hijab sungguh nyaman untuk dipakai" ucap Alena.
Deg
Kirana seketika terkejut dengan perkataan Alena yang seakan mendapat angin segar akan solusi kegundahan hatinya.
"Benar juga kak, kenapa tidak terpikirkan olehku?"
"Manfaatkan semua bakat dan orang-orang di sekitarmu untuk membawa kebaikan di jalan Allah, jangan khawatir akan hasil akhir nya, Allah sendiri yang akan menuntun dan melindungi mu" ucap Alena.
"Amin..makasih kak, aku rasa Bakat Hani bisa aku manfaatkan, dia sangat suka mendesain baju" sahut Kirana sambil tersenyum saat menemukan ide.
"Baguslah, kalian bisa saling bekerjasama di jalan yang insyaallah lebih baik lagi" ucap Alena.
Cup
Sebuah kecupan dan pelukan dari seseorang mengagetkan mereka berdua.
"Honey, kau mengagetkanku" ucap Alena.
"Itu karena kau terlalu asik dengan adikmu dan melupakan suamimu Bee" sahut Edward sambil tersenyum dan kini duduk di samping Alena.
"Oh, ayolah..kalian jangan selalu membuat mataku ternoda" sahut Kirana, segera memalingkan pandangannya.
"Aku doakan kau segera bertemu dengan jodohmu Kiran, saat itu terjadi segeralah menikah, jangan membuang waktu" ucap Edward.
"Aku masih belum memikirkan hal itu kak, masih ingin memperbaiki diriku dan ber Istiqomah dengan hijrah ku sekarang" sahut Kirana.
"Aku sarankan belajar di pondok pesantren kakek, di sana kau bisa menimba ilmu sebanyak-banyaknya" ucap Edward.
"Itu memang rencana Kirana honey, dia akan sering menginap di sana beberapa bulan kedepan bersama Hani" ucap Alena.
"Baguslah, aku berharap kau bisa menjadi wanita yang bisa membawa saudara ku menjadi orang yang benar dalam menjalani hidupnya" sahut Edward.
"Maksudnya kak?" tanya Kirana.
"Maksud ku Alfaro, bukankah kau sudah tau bagaimana kehidupannya sekarang?" Ucap Edward.
"Alfaro?, Jadi kau sudah bertemu dengannya Kiran?" Tanya Alena.
Kiran terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Edward, dan itu berarti Edward tau tetang kehidupan seperti apa yang kini sedang dijalani oleh Alfaro di Paris, sejenak dirinya cemas akan semua insiden yang jangan-jangan di ketahui juga oleh Edward.
"Alfaro, aku.. em..aku hanya bertemu dengannya beberapa kali kak, itu pun tidak sengaja" sahut Kirana.
"Lalu?" tanya Alena.
"Apanya yang lalu?" ucap Kirana bingung.
"Apa selama disana, dia tidak membantu apapun?" Tanya Alena.
"Kak, bisa kita tidak membicarakannya, dia sudah punya kekasih, seorang model terkenal di Paris, hidupnya bahagia, jangan khawatir" jawab Kirana.
"Bahagia di atas tumpukan dosa, dan kau bilang aku tidak perlu khawatir?" Sahut Edward.
Sejenak semuanya terdiam, Alena melihat raut kesedihan di wajah Kirana, hingga kemudian dirinya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Aku rasa sudah malam, honey, saatnya kita membacakan cerita untuk anak-anak, mereka pasti menunggu kita" ucap Alena lalu segera pergi dari taman belakang bersama rangkulan mesra dari suaminya.
Sejak malam itu, Alena dan Edward tidak pernah lagi membicarakan tentang Alfaro di depan Kirana. Keduanya sepakat untuk fokus memberi support jalan baru yang akan di tempuh oleh sang model cantik yang tengah berhijrah di jalan-NYA.
*
Sementara itu Alfaro yang ada di Paris sedang duduk termenung setelah melihat tayangan pemberitaan Kirana di Televisi, ada perasaan bersalah yang merayapi hatinya, kegundahan yang taburi perasaan sakit luar biasa, dan diapun menutup matanya sejenak.
"Maafkan aku Kirana, sungguh, maafkan aku" gumam Alfaro lirih dan tak terasa air bening menetes dari sudut matanya.
Bersambung
Ikuti Episode selanjutnya, jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, dan KOMEN selalu di tunggu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LO PRIA LMAH YG TK MMPU MREDAM HAWA NAFSU & SYAHWAT LO.. JDI BRTANYA2, LO MUSLIM ATAU KAFIR.. DN LO JUGA TDK TEGAS K VANIA..
2024-07-12
2
Blues Males
kok nyesek ya
2023-03-23
3
Nurhayati
nanTi juga ALvaRo nYeSaL BeSaR SaaT ada SeOrang Laki2 Yg ingin KenaL DeKaT Ma Kirana...
2023-01-21
0