Legenda Sang Monster
Benua Langit, Kota Daun Wangi di wilayah Klan Ling.
"Kakak! ... Kakak!"
Terlihat seorang anak remaja berusia 15 tahun berlari sambil berteriak.
"Tian'er, apa yang terjadi? Mengapa wajahmu bengkak? Siapa yang telah memukulmu?" tanya seorang pemuda yang langsung datang menghampiri dan memeriksa tubuh anak remaja tersebut.
Pemuda itu adalah Ling Han, seorang kultivator jenius dari klan Ling yang juga sebagai kakak sepupu dari anak remaja tersebut.
Sedangkan anak remaja itu adalah Ling Tian, yang kebalikan dari kakak sepupunya. Karena Ling Tian adalah seorang yang tidak berguna, hingga mereka pun menjulukinya sebagai "SAMPAH."
Ling Tian terlahir dengan Meridian yang tersegel. Dia baru bisa berlatih berkultivasi sejak usia 10 tahun, dan saat usianya 15 tahun kultivasinya hanya pada tahap ketiga Bintang Perunggu dan tidak bisa naik lagi.
Sedangkan anak-anak normal lainnya mulai berlatih berkultivasi sejak usia 7 tahun, dan untuk para jenius akan mulai berlatih berkultivasi sejak usia 5 tahun.
Untuk anak-anak normal yang sebaya dengan Ling Tian, kultivasi mereka sekarang berada pada tahap kedelapan Bintang Perunggu. Tetapi bagi mereka yang terlahir dengan bakat yang sangat tinggi, kultivasi mereka sekarang berada pada tahap pertama Bintang Perak. Hampir dua kali lipat dari tingkat kultivasi Ling Tian.
Tingkat kultivasi di Benua Langit di bagi menjadi 9 tingkatan :
- Bintang Perunggu
- Bintang Perak
- Bintang Emas
- Bintang Berlian
- Bintang Bumi
- Bintang Langit
- Bintang Raja
- Bintang Kaisar
- Bintang Saint
Dan untuk tiap-tiap tingkatan itu juga di bagi 9 tahapan. Namun, sejak berakhirnya Era Kehancuran ratusan ribu tahun yang lalu, tidak ada lagi satu orang pun di Benua Langit yang mampu menjadi seorang Saint.
"Aaahhh! Aku di pukuli oleh Jiang Feng dan teman-temannya karena dia melihatku berjalan bersama Nona Wang saat berada di pasar, katanya sampah sepertiku tidak pantas berdekatan dengan Nona Wang," kata Ling Tian sambil meringis kesakitan memegang wajahnya yang bengkak.
Ling Han yang mendengarnya langsung geram, dia paling tidak suka kalau adik sepupunya ini di panggil sebagai sampah. Ling Han pun bergegas ke pasar untuk mencari Jiang Feng.
Sesampainya di pasar, Ling Han melihat Jiang Feng bersama anak-anak klan Jiang lainnya sedang berjalan keluar dari sebuah toko. Ling Han pun langsung menghalangi jalan mereka.
"Mengapa kamu memukuli adikku? Apakah salah kalau dia berteman dengan Nona Wang? Sekarang, berikan penjelasan kepadaku!"
"Ciiihh ... Semua orang telah mengetahui kalau aku terikat perjodohan dengan Wang Bing, tetapi adikmu itu malah mendekatinya. Aku memukulinya untuk memperingatkan dirinya supaya menjauh dari Wang Bing." jawab Jiang Feng sambil mendengus.
"Hmmm, Baiklah! Kalau memang seperti itu, aku juga akan memperingatkan kalian semua untuk tidak menyentuh adikku lagi."
Setelah mengatakan hal itu, tanpa basa basi lagi Ling Han langsung menerjang Jiang Feng dengan tinjunya. Anak-anak klan Jiang lainnya mencoba menghalangi pukulan dari Ling Han, tetapi mereka semua terpental sejauh 3 meter.
Pukulan yang mengandung energi Qi tahap ketiga Bintang Perak bukan tandingan mereka. Jiang Feng juga mencoba menghindari pukulan dari Ling Han, tetapi dengan kecepatan yang di tunjukkan oleh Ling Han, usahanya sia-sia saja.
Kultivasi Jiang Feng juga berada pada tingkat Bintang Perak, hanya saja dia berada satu tingkat di bawah Ling Han yaitu tahap kedua Bintang Perak. Perbedaan pada setiap tahapan seperti langit dan bumi, dan juga tergantung pada keahlian atau teknik bertarung masing-masing kultivator.
Dalam sekejap saja, Jiang Feng dan semua pengikutnya terbaring di tanah dengan keadaan babak belur. Orang-orang yang melihat kejadian itu tidak berani untuk ikut campur walaupun mungkin tingkat kultivasi mereka berada di atas Ling Han.
Karena mereka semua mengetahui bahwa Ling Han adalah jenius yang dikembangkan khusus oleh klan Ling. Berbeda dengan Ling Tian yang hidupnya penuh dengan cacian dan hinaan, bahkan di klannya sendiri dia di kucilkan.
Setelah puas menghajar Jiang Feng dan semua pengikutnya, Ling Han pun melangkah kembali ke kediaman klan Ling. Dia juga kembali memeriksa luka-luka yang dialami oleh Ling Tian, dan segera memberikannya Pil Penyembuh.
Klan Ling telah memberhentikan sumber daya seperti pil untuk Ling Tian. Sebab, orang-orang di klan Ling berpikir bahwa semua sumber daya itu hanya akan terbuang sia-sia bila diberikan kepada Ling Tian.
Jika Ling Tian ingin memenuhi semua kebutuhannya, dia harus mencari sumber dayanya sendiri. Untungnya, ada Ling Han yang selalu menyisihkan sebagian sumber dayanya untuk Ling Tian.
Karena Meridiannya tersegel, semua khasiat pil yang dipakai untuk berkultivasi tertinggal di dalam Dantiannya dan tidak mampu lagi mengalir melewati Meridiannya.
Inilah yang membuat Ling Tian berencana untuk meninggalkan klannya, sebab dia takut mengganggu kultivasi kakak sepupunya jika terus-menerus memberi sebagian sumber daya untuknya.
Dua hari kemudian, Ling Tian telah sembuh dari luka-lukanya. Dia sudah memantapkan hatinya untuk pergi meninggalkan klannya. Di pagi hari, Ling Tian berpamitan kepada kedua orang tuanya dan mengatakan akan pergi bertualang untuk mencari sumber dayanya sendiri.
Ayahnya bernama Ling Sheng dan Ibunya bernama Ling An. Kedudukan keluarga mereka pun hanya biasa-biasa saja dalam klan. Jadi, Ling Tian pun hanya membawa sedikit pakaiannya dalam bungkusan kecil dan juga bekal seadanya untuk perjalanannya.
Dengan berat hati, kedua orang tuanya itu mengizinkan Ling Tian untuk pergi bertualang. Mereka juga berpesan agar Ling Tian berhati-hati dalam perjalanannya.
"Baiklah, aku akan berangkat sekarang. Ayah dan Ibu juga harus berhati-hati dan selalu jaga kesehatan. Jika kak Ling Han mencariku, katakan saja aku pergi keluar untuk jalan-jalan dan menikmati alam," kata Ling Tian tenang.
Setelah berpamitan kepada ayah dan ibunya, Ling Tian pun langsung berlari meninggalkan rumahnya. Dia tidak lagi menoleh sedikitpun ke arah mereka, yang dilakukannya hanya terus berlari meninggalkan kediaman klannya. Ling Tian takut jika dia menoleh, nanti akan membuat tekadnya goyah dan tidak jadi pergi meninggalkan klannya.
Ling Tian terus berlari ke arah selatan selama 1 jam sampai akhirnya dia kelelahan karena energi Qi dalam tubuhnya telah habis. Ia duduk bersila di atas batu untuk mengisi kembali energi Qi-nya yang telah habis tersebut.
Tak terasa 2 jam pun berlalu, energi Qi-nya juga telah kembali terisi penuh lagi. Ling Tian lalu melanjutkan perjalanannya ke arah selatan. Tujuannya adalah Kota Bulan Biru, karena Kota Bulan Biru juga adalah kota terdekat dari Kota Daun Wangi.
Dan juga disana banyak para ahli pengobatan dan ahli meramu pil atau sering disebut sebagai Alkemis. Mungkin saja di kota itu ada Tabib atau pil yang dapat menyembuhkan penyakitnya, hingga dia bisa berkultivasi lagi.
Perjalanan ke Kota Bulan Biru akan membutuhkan waktu selama 6 bulan jika di lakukan dengan berjalan kaki, dan akan memerlukan waktu selama 3 bulan jika menunggangi Kuda.
Lima hari kemudian....
Saat matahari semakin meninggi, Ling Tian pun telah sampai di sebuah desa kecil yang penduduknya hanya sekitar 100 orang saja. Semua rumah di desa ini juga hanya pondok kecil yang beratapkan jerami dan terlihat sangat sederhana.
Ling Tian melihat seorang pria paruh baya berdiri di depan pondoknya dengan pandangan matanya tertuju pada sebuah gunung yang cukup tinggi. Ling Tian segera menghampirinya dan berkata, "Permisi, Paman. Aku ingin bertanya, jalan tercepat untuk menuju Kota Bulan Biru ke arah mana?"
Pria paruh baya itu pun berbalik menatap Ling Tian sejenak, lalu kemudian berkata, "Saya pernah mendengar dari para pedagang yang sering melewati desa ini, bahwa arah terdekat ke Kota Bulan Biru adalah melewati gunung yang ada di sana."
Pria paruh baya itu menunjuk ke arah gunung yang dipandanginya tadi.
"Kata mereka, jika berjalan melalui gunung itu hanya membutuhkan waktu sekitar sebulan lebih untuk sampai ke Kota Bulan Biru. Gunung itu di sebut Gunung Kematian, dan tidak ada yang berani mendekatinya."
"Menurut rumor, banyak hantu jahat yang sering berkeliaran dan juga banyak Binatang Roh tingkat tinggi yang tinggal di gunung tersebut." Lanjut pria paruh baya itu.
Ling Tian mengalami dilema saat mendengar penjelasan dari pria paruh baya tersebut. Jika dia berjalan melalui gunung itu, Ling Tian akan lebih cepat sampai ke Kota Bulan Biru dan berarti dia juga harus mempertaruhkan nyawanya.
Namun bila Ling Tian berjalan melewati jalur yang sering dilalui oleh para pedagang, dia akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai ke Kota Bulan Biru.
Ling Tian juga berpikir, kalaupun dia mengikuti jalan yang dilalui oleh para pedagang tersebut, namun di perjanannya dia bertemu dengan para bandit, maka dia juga akan memiliki resiko kehilangan nyawanya.
"Hmmm...."
Karena kedua jalan sama-sama memiliki resiko kehilangan nyawanya, Ling Tian pun memutuskan untuk berjalan melewati Gunung Kematian.
"Terima kasih Paman, karena telah menjelaskan semuanya untukku. Aku akan memilih berjalan melewati gunung itu," ucap Ling Tian sambil memegang tinjunya untuk memberi hormat kepada pria paruh baya tersebut.
"Baiklah, karena kamu telah memutuskan pilihanmu, aku hanya bisa mengatakan, berhati-hatilah!"
"Iya, Paman!"
Ling Tian pun kemudian berjalan menuju ke arah Gunung Kematian.
Matahari telah terbenam saat Ling Tian sampai di kaki gunung itu. Dia berencana untuk bermalam di tempat tersebut dan akan melanjutkan perjalanannya besok pagi.
**
Dantian adalah mengacu pada sesuatu di dalam tubuh, di mana Qi seseorang terkonsentrasi (Tenaga Dalam). Dantian bertempat 2-3 sentimeter di bawah pusat
Meridian adalah jaringan pembuluh atau saluran dalam tubuh yang dilalui Qi.
Kultivator adalah Praktisi/Pendekar yang berlatih seni bela diri yang mistis, umumnya agar menjadi kuat dan juga untuk meningkatkan umur mereka.
Kultivasi adalah tingkat kekuatan atau Qi yang dimiliki seorang praktisi/pendekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
kamir
tekad
2024-10-04
0
Bravo Alva
lanjut thor..
2024-06-16
1
Zoelf 212 🛡⚡🔱
baca lagi siapa tau update
2024-04-09
1