Sinar Matahari pagi membangunkan Ling Tian yang tidur di salah satu cabang pohon yang tinggi. Dia tidak berani untuk tidur di tanah karena takut pada binatang buas.
Dari atas pohon, Ling Tian memandang ke arah Gunung Kematian yang di penuhi oleh kabut. Ia terus menguatkan tekadnya agar tidak menjadi ragu untuk berjalan melewati Gunung Kematian yang penuh dengan bahaya.
"Fiiiuuuhhh...."
Menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan kasar, Ling Tian pun melompat dari pohon dan langsung berjalan memasuki Gunung Kematian. Udara segar terasa mengisi paru-parunya saat dia telah masuk ke dalam gunung itu.
Ling Tian berjalan terus ke depan sambil memperhatikan sekelilingnya dan tetap waspada. Semakin ke dalam dia berjalan, pohon-pohon di sekelilingnya juga semakin besar dan semakin tinggi.
Setelah berjalan selama 3 jam, Ling Tian pun merasa kelelahan. Suhu di dalam gunung itu juga berubah menjadi semakin dingin. Dia singgah beristrahat sejenak untuk memulihkan kekuatan fisiknya. Energ Qi-nya masih dalam keadaan penuh, karena yang digunakannya adalah murni kekuatan tubuhnya.
Ling Tian sengaja melakukan hal itu karena
dia takut untuk menggunakan energi Qi-nya. Sebab nanti bila ada bahaya, dia bisa melarikan diri dengan cepat menggunakan kekuatan energi Qi tersebut.
Saat kondisi tubuhnya telah pulih kembali, Ling Tian segera melanjutkan perjalanannya. Dia terus mengambil rute yang lurus kedepan agar tidak tersesat.
Setelah beberapa saat kemudian, insting Ling Tian merasakan adanya bahaya. Nalurinya merasa bahwa ada banyak tatapan mata yang memperhatikannya. Dia pun bersiap-siap mengaktifkan energi Qi nya untuk melarikan diri.
Grrrrr ... Grrrrr
Tiba-tiba dari balik pepohonan, muncul beberapa Serigala Perak yang masih muda mengelilingi Ling Tian.
Serigala Perak yang masih muda adalah Binatang Roh tingkat 1, yang kultivasinya pada tahap keempat Bintang Perunggu. Jika Serigala Perak telah dewasa, kultivasinya berada pada tahap keenam Bintang Perunggu. Dan bila Serigala Perak telah menjadi tua, dia akan mempunyai tanduk di kepala dan kultivasinya berada pada tahap kesembilan Bintang Perunggu.
Kekuatan Binatang Roh juga tergantung dari kekuatan garis darahnya. Semakin tinggi tingkat Binatang Roh, itu berarti semakin tinggi pula kekuatan garis darahnya.
Meskipun Serigala Perak yang sekarang mengelilingi Ling Tian umurnya masih muda, tetapi kemampuannya sudah satu tingkat di atas kultivasinya. Ling Tian merasa saat ini dia mungkin benar-benar akan kehilangan nyawanya, sehingga dia berusaha untuk tidak pernah menurunkan sedikitpun tingkat kewaspadaannya.
Serigala Perak yang berada di depan LingTian tiba-tiba langsung melompat dan menerkamnya. Ling Tian dengan refleks menghindari terkaman serigala itu, tapi lengan kanannya tetap terluka akibat terkena cakar dari serigala tersebut.
Tanpa memperhatikan luka pada lengannya, Ling Tian pun dengan cepat berlari ke depan menggunakan seluruh energi Qi-nya. Para Serigala Perak juga dengan cepat mengejar Ling Tian.
Banyak luka cakar yang terbentuk di bahu dan belakang Ling Tian. Pakaiannya sudah compang-camping tak karuan, darahnya pun terus menetes tanpa henti. Ling Tian merapatkan giginya dengan keras untuk menahan sakit yang ia rasakan, dan tidak berani untuk mengendurkan kecepatannya.
Setelah sekitar 30 menit berlari, Ling Tian tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Di depannya adalah sebuah air terjun yang tebingnya sangat curam. Jika seseorang terjatuh, mungkin dia akan langsung mati.
Ling Tian kini di hadapkan dengan dua pilihan. Pilihan pertama melompat ke dalam tebing dan langsung mati, atau pilihan kedua tetap tinggal dan tersiksa sampai mati karena dicabik-cabik oleh para serigala.
Grrrrr ... Grrrrr
Geraman para serigala membuat Ling Tian bergerak secara otomatis untuk melompat ke dalam tebing yang curam itu.
"Daripada mati perlahan-lahan dan tersiksa, lebih baik mati dalam sekejap," gumam Ling Tian sambil menutup matanya karena tidak berani melihat hal apa yang akan membuat dirinya mati.
BYUR
Suara cipratan terdengar dan Ling Tian merasakan tubuhnya tenggelam ke dalam air yang sangat dingin. Matanya secara spontan terbuka, dan ia melihat dirinya terus meluncur dengan cepat ke bawah air.
Ling Tian mencoba memperlambat kecepatan tenggelamnya, dan ternyata itu berhasil. Kakinya akhirnya menyentuh dasar dengan pelan, lalu dia ingin mendorong dirinya kembali ke atas air. Tapi sebelum Ling Tian melakukannya, ia melihat sebuah cahaya yang sangat terang tepat berada di depannya.
Dengan berenang perlahan, Ling Tian mendekati sumber cahaya tersebut. Dan setelah lebih dekat dengan cahaya itu, dia pun merasa sangat takjub dengan apa yang telah di lihatnya. Ternyata itu adalah sebuah gua di bawah air.
Ling Tian dengan hati-hati masuk ke dalam gua tersebut. Setelah berada di dalamnya, dia pun merasa lebih takjub lagi.
Tidak ada setetes air pun yang masuk ke dalam gua. Dan ada sebuah api kecil yang mempunyai tujuh warna berbeda, melayang tepat di tengah gua. Cahaya yang menerangi seluruh gua itu pun berasal dari api tersebut.
Dengan perasaan yang bercampur aduk antara takut, takjub dan terkejut, Ling Tian tanpa sadar melupakan semua rasa sakit yang dideritanya akibat dari luka yang terdapat pada tubuhnya.
Api kecil itu seperti terbangun dari tidurnya karena merasakan kehadiran Ling Tian.
Wajah Ling Tian langsung berubah pucat, ketika melihat api kecil itu bergerak ke arahnya. Tubuhnya tiba-tiba terasa kaku dan terdiam seperti patung. Dia hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah berada dekat dengan tubuh Ling Tian, api kecil tersebut berhenti sejenak lalu berputar-putar mengeliling seluruh tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, api kecil itu pun telah selesai mengelilingi tubuh Ling Tian. Dan anehnya lagi, semua luka yang ada pada tubuhnya sembuh tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
Ling Tian tiba-tiba bisa menggerakkan tubuhnya lagi, dan dia juga merasakan sensasi yang aneh menjalari setiap lubang pori-porinya. Tubuhnya penuh dengan vitalitas yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
"Terima kasih!" ucap Ling Tian sambil memegang tinjunya lalu membungkuk memberi hormat kepada api kecil yang berada di depannya.
Api kecil itu bergerak naik turun seperti mengangguk mengerti dengan apa yang di lakukan oleh Ling Tian. Namun, tiba-tiba dengan kecepatan yang tak bisa dilihat oleh mata, api kecil itu langsung menembak masuk ke arah Dantian Ling Tian.
Ling Tian seketika merasakan Dantian-nya menjadi sangat panas. Dia dengan refleks langsung duduk bersila, lalu mengedarkan kesadaran spiritualnya untuk memeriksa apa yang terjadi pada Dantian-nya tersebut.
Dalam kesadaran spiritualnya, Ling Tian melihat Dantian-nya membesar. Dari ukuran sekecil buah anggur, kini telah menjadi seukuran buah jambu.
Meridian-nya yang tersegel pun langsung terbuka. Energi murni yang sangat besar mengalir keseluruh tubuhnya melalui Meridian-nya. Pori-pori yang tak terhitung jumlahnya tiba-tiba membuka, seolah-olah setiap sel dalam tubuhnya kelaparan karena mereka semua mulai menyerap energi murni tersebut dengan cepat.
BANG
Ledakan teredam datang dari dalam tubuh Ling Tian. Kultivasinya langsung naik menjadi tahap keempat Bintang Perunggu.
BANG ... BANG
Ledakan teredam terus datang dari dalam tubuh Ling Tian, kultivasinya pun terus naik tanpa ada tanda-tanda berhenti. Tahap kelima Bintang Perunggu ... tahap keenam ... tahap ketujuh ... tahap kedelapan ... tahap kesembilan ....
BANG ... BANG ... BANG
Ling Tian tak mampu menghentikannya. Tahap pertama Bintang Perak ... tahap kedua ... tahap ketiga ... tahap keempat ... tahap kelima ... tahap keenam ... tahap ketujuh ... tahap kedelapan ... dan akhirnya terhenti pada tahap kesembilan Bintang Perak.
Hanya dalam sehari kultivasinya telah naik 15 tingkatan, yang hal tersebut juga belum pernah terjadi di dunia Fana maupun di dunia Abadi.
Apa itu jenius? Apa itu super jenius? Tak ada kata yang tepat untuk mengumpamakannya selain menjulukinya dengan kata MONSTER.
Dantian-nya juga telah berubah membesar menjadi seukuran buah semangka. Energi Qi di dalamnya pun sangat murni, lebih murni dari semua kultivator yang ada.
Sebelum Ling Tian tersadar, tiba-tiba banyak gambar berputar-putar di dalam benaknya. Semua gambar-gambar itu adalah tentang ilmu pengetahun Surgawi. Seperti ilmu seni beladiri, teknik berkultivasi, cara meramu pil, cara membuat susunan formasi (Array), cara menempa senjata dan lain-lain.
Dari semua pengetahuan yang di dapatkannya, akhirnya Ling Tian mengetahui bahwa api kecil itu adalah api tingkat tertinggi dari semua jenis api, yang di sebut sebagai API ILAHI.
Api Ilahi di ciptakan oleh Dewa Agung (Pimpinan Para Dewa) dari Tanah (coklat), dari Air (biru), dari Api (merah), dari Angin (putih), dari Emas (kuning), dari Petir (ungu), dari Pohon Dunia (hijau). Dari sinilah asalnya tujuh warna yang terdapat pada Api Ilahi.
Api Ilahi tercipta jutaan tahun yang lalu untuk memusnahkan para iblis yang saat itu berkhianat dan berencana menyerang kerajaan langit. Inilah yang di sebut sebagai Era Para Dewa.
Dan karena itu pula, Ling Tian mengetahui bahwa dia tidak perlu lagi untuk mengkonsolidasikan pondasi kultivasinya. Karena pondasi kultivasinya telah terkonsolidasi secara otomatis setiap kali kultivasinya naik yang di sebabkan Api Ilahi.
Ling Tian pun mengedarkan kesadaran spiritualnya untuk memeriksa Api Ilahi, dan ternyata Api Ilahi telah menyatu ke dalam tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, Ling Tian mengembalikan kesadaran spiritualnya dan membuka matanya. Dia masih merasa apa yang dialaminya saat ini seperti mimpi. Mengangkat lengannya, dan dengan perintah dari pikiran Ling Tian, dia mencoba mengeluarkan Api Ilahi ke telapak tangannya.
Api Ilahi pun segera muncul dari telapak tangan Ling Tian. Kemudian dengan perintah pikirannya lagi, dia mencoba memasukan kembali api tersebut.
Ling Tian terus mencoba berulang kali sampai akhirnya dia pun terbiasa dengan Api Ilahi yang ada di tubuhnya. Kini ia seperti anak kecil yang sangat gembira mendapatkan mainan baru seperti itu.
***
Terima kasih buat teman-teman yang telah memberikan LIKE dan VOTE nya serta memberikan RATING Bintang Lima, juga buat teman-teman yang telah berkomentar positif. Karena itu semua akan membuat Author lebih bersemangat dalam menulis Novel ini.
Terima kasih juga buat teman-teman yang telah menghargai karya Author dengan cara memberikan Tip.
Author juga doakan semoga sehat selalu buat semua pembaca, baik itu yang suka maupun yang tidak suka dengan Novel "LSM" ini.
Jika ada Typo dalam setiap chapter di Novel ini, mohon untuk di beritahukan kepada Author agar Author segera merevisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Dwi Andrianto
supaya bisa bersemangat menulis novel ini pdhl sdh 4 tahun gak pernah update lagi.
2024-11-04
4
budi Suwarno
mantappp
2024-11-01
1
kamir
byuuuur
2024-10-04
0