CH-17 Ricky mengetahui kehamilan Renata

Setelah Alice mencium Ricky, dia membalikkan badannya dan dia terkejut saat melihat disudut ruangan ada 3 orang sedang duduk disana, dan yang paling membuatnya kaget, Renata ada disana.

“Maaf, sepertinya kau sedang ada tamu,“ ucap Alice, melirik pada Ricky.

Hati Renata sakit jika melihat kehadiran Aice, maka dirinyalah yang akan di abaikan.

Renata kembali mengurusi pekerjaannya berembuk dengan Dimas dan pak Dewo, dia berjanji dia tidak akan pernah memberitahukan kalau dia hamil.

Ricky tampak terdiam, lalu menoleh pada Renata yang mengacuhkan kehadiran Alice.

Alice menatap Ricky, dia tidak suka ternyata Renata ada di ruangan itu. Selama ini orang kantor taunya dia calon istrinya Ricky, dengan kehadiran Renata, apa yang Ricky katakan pada orang kantor?

“Bagaimana kalau kita makan diluar saja?“ ujar Ricky.

“Baiklah, ayo“ jawab Alice. Tanpa bicara apa-apa lagi, Ricky keluar kantor dengan Alice. Sakit rasanya hati Renata, dia itu istrinya harusnya Ricky lebih peduli padanya bukan pacarnya itu. Dia terus menahan rasa sakitnya, supaya airmatanya jangan sampai tumpah.

Sejam kemudian pekerjaan Renata dan Dimas selesai.

“Bagaimana kalau kita makan siang?“ ajak pak Dewo, yang diangguki Dimas, sedangkan Renata hanya diam saja, perutnya sama sekali tidak lapar.

“Sebentar aku menelpon Talita dulu,“ ujar Renata, mengeluarkan hpnya dari dalam tasnya, tidak sengaja, Testpacknya yang terbungkus wadahnya terjatuh ke lantai. Setelah berbicara dengan Talita, mereka bertiga keluar ruangan.

Saat di depan lift, bersamaan dengan datangnya Ricky.

“Kami akan makan siang dulu,pak, “ ujar pak Dewo.

Ricky hanya mengangguk, matanya melirik kearah Renata, yang tidak menyapa bahkan tersenyumpun tidak.

“Iya,“ jawab Ricky. Sebenarnya dalam hati Ricky juga bingung bagaimana harus bersikap pada dua orang wanita ini. Dia berat harus meninggalkan Renata, hatinya masih menyimpan rasa cinta buat Renata dan kepada Alice, dia tidak tega menyakitinya setelah kebersamaan mereka bertahun tahun.

Ricky masuk ke ruangannya, tiba-tiba matanya tertuju pada sesuatu di lantai di dekat meja sofa. Diapun kesana dan mengambil benda persegi empat itu.

“Bungkus tespack?“ gumamnya.

“Apakah ini milik Renata? Belum ada tamu lain yang datang hari ini, hanya Renata yang duduk disini,“ fikirnya, dengan sedikit gugup dia membuka isi bungkus itu yang sudah tergunting, ternyata di dalamnya ada benda pipih kecil memanjang. Diambilnya benda itu dan  diapun melihat hasilnya, positif.

“Apakah Renata hamil?“ gumamnya.

“Kenapa dia tidak bicara apa-apa padaku, oh mungkin karena ada temannya, mungkin dia akan bicara nanti di rumah,“ ucapnya, kembali ke kursinya, menyimpan hasil tespack itu di dalam laci, lalu memanggil sekretarisnya.

“ Iya pak, ada apa ? “

“ Apa kau sedang hamil ? “ tanya Ricky.

“ Tidak pak, saya sudah punya 3 anak yang sudah besar besar, rasanya saya belum ingin menambah lagi  jawab Sekretarisnya.

Hmm berarti memang punya Renata.

Sejak menemukan tespack itu, Ricky merasa gelisah, dia senang dia kan punya anak, tapi apa yang harus dia lakukan pada Alice ? Renata selalu mengancam ingin bercerai dengannya jika dia tidak melepaskan alice.

Sore harinya, Ricky menjemput Renata ke kantornya.

“ Seharusnya kau tidak menjemputku ke kantor, nanti apa kata orang, aku dianggap pelakor “ ujar Renata setengah menyindir.

Ricky menyondongkan tubuhnya, akan mencium Renata, yang menjauh memalingkan wajahnya. Ricky pun meraih tubuh Renata menjadi dekat dengannya dan mencium bibirnya.

“ Aku tidak suka kau menolakku ! “ ucapnya dengan ketus.

Renata mengambil tisu dan melap bibirnya, dia benar-benar muak dengan laki-laki ini, seenaknya memperlakukannya, apa dia fikir rasa sakit itu menyenangkan ? Dia selalu bersikap seolah olah biasa saja.

“ Apa kita akan ke rumahsakit ? Ibu menyuruh kita kesana “ ujar Ricky.

“ Aku ingin tahu apakah kau hamil ? “ pancing Ricky, tangannya akan menyentuh perut Renata, tapi Renata segera menghalanginya dengan kedua tanganya.

“ Nanti saja aku capek “ ujar Renata, membuat Ricky kecewa.

Dia mencoba sabar, mungkin Renata tidak memberitahunya dia hamil karena masih marah melihat alice ke kantor. Diapun melajukan mobilnya menuju perumahan elite, ke rumah barunya yang baru dibelinya.

Rumah itu ternyata sangat indah, luas dan nyaman, dengan taman-taman di depannya. Tapi reaksi Renata hanya diam saja, mau sebagus dan senyaman apapun rumah itu tapi kalau isinya kesedihan sama saja tidak ada gunanya.

“Bagaimana kau suka?” tanya Ricky.

“Aku tetap ingin bercerai denganmu!” ucap Renata, menatap Ricky dengan tajam. Pria itu tampak santai saja, dia duduk di sofa yang masih baru.

“Kau bebas melakukan apapun yang kau suka, dan ceraikan aku. Jika kau tidak mau, aku yang akan menggugat cerai. Sekarang aku tidak peduli orangtuaku tau masalah kita. Aku tidak mau kau terus berbuat seenaknya,”

“Sudah aku katakan tidak ada perceraian,” jawab Ricky tegas.

“Aku tidak bahagia dengan pernikahan ini,” ucap Renata.

“Sebenarnya apa yang kau inginkan? Sampai kapan kau akan menyakitiku dengan pernikahan ini. Bukankah dengan Alice kau bahagia? Silahkan kau menikah dengannya,” ujar Renata.

“Apa kau tidak dengar yang aku katakan? Tidak akan ada perceraian.” Raut muka Ricky mulai memerah, dia terlihat sangat marah

“Aku akan menggugat cerai. Aku akan bicara dengan orangtuaku.Aku sudah tidak sanggup menikah denganmu.”

“Kau sedang hamil, kau tidak bisa bercerai denganku,” ucap Ricky membuat Renata kaget, darimana ricky tahu soal itu ?

“Aku akan menggugurkannya, jadi aku tidak akan berurusan lagi denganmu!” ucap Renata dan kakinya melangkah beranjak keluar, tapi tangannya dipegang Ricky dengan kuat. Lalu menariknya kencang, sampai tubuh Renata menabrak tubuh Ricky.

“Jangan pernah main-main lagi denganku! Aku bisa berbuat lebih kasar dari ini!” bentak Ricky. Renata meringis kesakitan. Hatinya benar-benar sakit,dan ingin menangis.

“Jangan coba-coba menggugurkan kandunganmu,”ucap Ricky, mencoba meredakan marahnya dan melepaskan cengkraman tangannya.

“Kau fikir Alice akan menerimanya kalau aku hamil?” ujar Renata.

“Dia berbeda denganmu, dia lebih pengertian lebih dari yang kau bayangkan,” jawaban Ricky membuat Renata menjadi tersinggung dibanding-bandingkan dengan Alice. Tentu saja Alice tidak akan melepas Ricky , karena dia tau Ricky memperlakukannya lebih baik dari pada kepada dirinya.

“Aku tidak peduli apapun yang akan aku lakukan. Aku akan menggugat cerai.” Renata akan pergi tapi langkahnya tertahan saar Ricky bicara.

“Kau tidak ingin orangtuamu jatuh miskin dimasa tuanya bukan?” ucap Ricky, membuat Renata kaget.

“Apa maksudmu?” tanya Renata, menoleh kearah Ricky yang kembali duduk di sofa tanpa menoleh pada Indira.

“Perusahaan ayahmu berhutang banyak padaku, perusahaanmu bangkrut dari sebelum kita menikah, aku yang menyokong dana supaya perusahaan ayahmu bisa berdiri. Terserah kau saja, kau ingin orangtuamu jatuh miskin, kau tinggal bilang padaku kapan aku bisa menarik danaku kembali,” jawab Ricky, dengan santainya.

“Kau bicara apa?” Renata berjalan mendekati Ricky.

“Jangan bilang kau melakukannya karena mau menikahiku?” ucap Renata

“Menurutmu? Apa kau fikir aku akan memberikan uangku cuma-cuma?”

Renata duduk di sofa dengan lesu. Jadi itu alasannya ayahnya menjodohkannya dengan Ricky? Kenapa orangtuanya tidak mengatakan itu?

“Kau bisa tanyakan sendiri pada orangtuamu,” jawab Ricky, wajahnya tampak puas bisa mengatakan itu semua.

“Kau fikir aku kejam? Coba bayangkan kalau ayahmu yang berhutang pada orang lain? Aku bahkan tidak menerapkan bunga pada perusahaan ayahmu, Karena aku tahu ayahmu tidak akan mampu membayarnya,” lanjut Ricky.

“Jadi itu alasan kau berbuat seenaknya padaku? Kau merasa sudah membeliku?” tanya Renata menatap Ricky.

“Kau menganggap aku barang yang tidak punya hati dan perasaan?”lanjut Renata. Air mata mulai menggenang di kedua matanya.

“Kau lupa, kau sudah lebih dulu menganggapku barang tidak punya hati dan perasaan,” jawab Ricky.

“Tapi yang kau lakukan sekarang sudah keterlaluan, kau menduakan aku dengan wanita itu! Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, kau sendiri yang menghancurkan pernikahan ini!” seru Renata.

“Keputusannya adalah tidak ada lagi kata perceraian, kedua jika kau akan menggugurkan kandunganmu, bersiap-siaplah melihat orangtuamu jatuh miskin,” kata Ricky, menatap Renata dengan serius.

“Kurasa aku tidak perlu mengulang lagi apa yang aku katakan tadi. Sekarang kita pulang. Dua hari lagi kita pindah kesini, kau bisa membeli perabotan apapun yang kau mau. Di atas ada beberapa kamar, kau bisa menyiapkannya untuk bayi kita. Kalau kau perlu asisten rumah tangga, kau bisa mencarinya. Aku juga tahu kau wanita manja yang tidak pernah hidup susah,” ucap Ricky, Renata hanya terdiam, tidak bicara apa-apa lagi. Hatinya hancur tahu kalau sebenarnya orangtuanya bangkrut dan dibantu pria yang menjadi suaminya ini. Apalagi yang bisa dia lakukan untuk lepas dari semua ini? Ingin rasanya dia mengakhir hidupnya, tidur yang panjang,,mengakhiri segala masalahnya.

Ricky melangkah keluar dari ruangan itu, Renata mengikutinya dengan lesu.

Setelah mengunci pintu dan pagar. Ricky menyalakan mobilnya kembali ke apartemen.

Di apartemen, Renata tidak bicara apa-apa lagi, dia langsung tidur membenamkan dirinya dibawah selimut, menangis tanpa bersuara, hanya airmatanya saja yang tidak bisa ditahan

********************************

Terpopuler

Comments

Lyana Gunawan

Lyana Gunawan

entah lah aku ikut merasakan sakit nya Renata

2023-02-28

0

Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi

ceritanya bagus.. 😭

2022-06-12

0

Bzaa

Bzaa

author... knp cerita ini isinya bawang semuanya... 😭😭😭

2021-08-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!