Renata memilih keluar gedung, dia merasa malas mengikuti acara reuni ini. Dihalaman terparkir mobil sport mewah Ricky yang mentereng. Mobil paling bagus yang terparkir dihalaman ini.
Diapun duduk disebuah kursi yang ada dibawah pohon rindang, di edarkannya pandangannya pada sekeliling sekolahannya itu. Sekarang sekolahnya tampak lebih bagus dan segar, taman-taman masih terawat dengan baik.
Renata menarik nafas panjang, seakan ingin melepaskan beban yang ada pada dirinya. Terdengar di microfont suara MC yang mengumumkan acara games, yang diikuti tepukan meriah dari temen-teman reuninya.
Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang yang sedang menyapu. Dia mengerutkan keningnya, mengingat-ingat siapa yang menyapu, ternyata Pak Damar, ya Pak Damar, tukang sapu di sekolahnya, ternyata masih bekerja disana.
“ Pak ! Pak Damar ! “ seru Renata, sambil menghampiri pak Damar, yang seketika menghentikan menyapunya.
Pria paruh baya itu menatapnya dengan mengerutkan keningnya, mengingat ingat siapa yang menghampirinya.
“ Non Renata ! “ sebutnya sambil tersenyum senang.
“ Pak Damar masih ingat saya ? “ tanya Renata, mengulurkan tangannya menyalami pria paruh baya itu.
“ Tentu saja ingat, siapa yang tidak ingat siswi tercantik di sekolah ini ! “
“ Ah bapak bisa saja “
“ Oh iya, mumpung ketemu non disini, ada yang ingin bapak berikan “ ujar Pak Damar, membuat Renata keheranan.
“ Apa itu pak ? “ tanya Renata.
“ Bagaimana kalau non ikut Bapak ke rumah ? “ tanya Pak Damar, menunjuk pada rumah dinasnya yang terletak di belakang sekolah. Memang sekolah ini menyediakan beberapa rumah Dinas untuk guru dan staf dengan kriteria tertentu.
“ Baiklah “ jawab Renata, merekapun berjalan berdua menuju perumahan dinas yang masih satu komplek dengan sekolah, hanya ada beberapa rumah yang letaknya agak berjauhan, dikelilingi pohon-pohon yang rindang, membuat asri tempat ini.
Di salah satu rumah, Pak damar mempersilahkan Renata duduk di teras. Wanita cantik itupun duduk di salah satu kursi di teras. Tidak berapa lama pak Damar keluar dengan membawa sebuah kotak.
“ Apa itu pak ? “ tanya Renata.
Diberikannya kotak dari dus bekas sepatu itu yang berwarna coklat.
Renata segera membukanya dengan tangan bergetar, dia merasa tidak mengerti dengan semua ini.
“ Itu dari nak Ricky “ jawab Pak Damar.
“ Dari Ricky ? Kapan ini pak ? “ tanya Renata, tangannya gemetaran, melihat sebuah buku Diary di dalam dus itu dan banyak surat-surat jaman dulu yang bergambarkan lucu-lucu, surat surat cinta yang biasa digunakan oleh siswa siswi dijaman cinta monyet.
“ Itu saat nak Ricky keluar sekolah, dia menyuruh bapak memberikan kotak ini pada non Renata, hanya saja waktu itu Bapaknya Bapak sakit struk di kampung jadi Bapak diharuskan pulang untuk merawatnya, dan tidak sempat memberikan ini pada non. Bapak kesini lagi setelah tiga tahun kemudian, setelah Bapaknya Bapak meninggal, Bapak masih menyimpan kotak ini, karena sejak Bapak di kampung, saudara Bapak menggantikan pekerjaan Bapak dan menempati rumah ini, jadi kotak ini tersimpan dengan baik “ Jelas pak Damar.
“ Apa non sudah bertemu nak Ricky di gedung ? “ tanya pak Damar.
“ Sudah pak “ Renata mengangguk, sambil mulai membuka buku diary punya Ricky.
Memang semenjak Ricky tahu kalau dia memacarinya itu pura-pura demi mendapat taruhan dari aditya dan teman-temannya, Ricky seperti menghilang tanpa ada kabarnya. Dia sudah tidak bersekolah lagi padahal belum masanya ujian akhir. Tapi saat itu Renata tidak peduli pada Ricky, karena memang sebenarnya dia tidak peduli pada Ricky, tertarik juga tidak, kalau bukan hanya ingin mendapatkan handphone dari Aditya, tidak mau dia harus pura-pura
pacaran dengan Ricky, yang cupu itu.
Di lembar pertama bercerita tentang betapa Ricky yang diam diam sangat mengagumi dirinya. Datang lebih awal hanya untuk melihat kedatangannya ke sekolah karena memang mereka beda kelas, hanya untuk melihat senyuman dirinya.
Dia pun tidak lupa selalu menyimpan bunga mawar di bawah meja Renata hampir tiap hari, bunga mawar yang selalu Renata buang, entah dari siapa yang mengirimnya, karena tidak ada tulisan pengirimnya.
Bahkan saat ada tugas tugas sekolah, seperti mengumpulkan kliping kliping dari Koran, Renata sering mendapat kiriman Koran-koran yang dibutuhkannya, dan selalu tanpa ada pengirimnya.
Begitupun dengan tugas-tugas praktek, Renata selalu mendapat kiriman apa saja yang dibutuhkannya.
Waktu itu Renata memang tidak mencaritahu siapa, dia hanya berfikir dari orang-orang yang menyukainya, hanya itu saja.
Hati Renata menjadi trenyuh membaca kata demi kata dari buku itu. Hingga memasuki halaman Ricky tiba-tiba ditembak Renata untuk menjadi pacarnya.
Disitu tertulis bagaimana senangnya Ricky menjadi pacarnya. Dia bertekad akan menjadi pacar yang terbaik buat Renata.
Apapun yang diminta Renata selau dikabulkannya, hingga ada moment Renata mengerjainya dengan menyuruhnya menunggunya ditaman tanpa boleh meninggalkan taman itu sebelum dia kembali. Dan Ricky benar-benar melakukannya, berjam-jam dia menunggunya, dari siang bolong yang terik sampai malam tiba dan kehujanan, tapi Renata tidak pernah kembali, sebelum ada seseorang yang lewat, yang mengatakan bahwa melihat Renata di mall bersama teman-temannya. Renata benar-benar keterlaluan, akhirnya Ricky pulang.
Esoknya Renata hanya mengatakan kalau dia lupa, keasyikan di mall, padahal dia memang sengaja melakukannya, dan tidak pernah terfikir Ricky akan benar-benar menunggunya di taman seharian. Atas permintaan maaf Renata yang pura-pura, Rickypun memaafkannya dan akan selalu mencintainya.
Adalagi tertulis sebuah cerita saat Renata mengajaknya makan di restoran mahal, tiba-tiba teman-temannya datang dan memborong makanan-makanan mahal untuk dibawa pulang ternyata bersama Renata yang pura-pura ke toilet dan tidak pernah kembali. Ricky ditinggalkan di Restoran sendirian dengan tagihan yang menumpuk, akhirnya dia seharian penuh harus mencuci piring di restoran itu, bukan sehari saja, bahkan sebulan dia mencuci piring tanap di
gaji, itupun terhenti saat ayahnya tidak sengaja melihatnya bekerja di restoran itu, dan membayar semua tagihannya.
Membaca itu, hati Renata merasa tidak enak, dia merasa bersalah, sudah berlaku buruk pada Ricky.
Disaat Renata membaca buku diary itu, di dalam gedung games sedang berlangsung. Ricky tampak merasa bisan dengan wanita-wanita yang mengelilinginya, dia hanya ingin menunjukan pada Renata,kalau dia bukalah si
cupu lagi yang suka diremehkan, tapi ternyata wanita itu sedari tadi tidak ada di ruangan itu, entah kemana dia pergi atau dia pulang ? Kalau dia pulang, permainan ini semakin tidak seru, untuk apa dia harus beramahramah dengan wanita-wanita ini ?
Saat makan siang, di edarkannya pandangannya ke sekeliling, wanita itu masih tidak muncul, bahkan saat makan siang sudah hampir selesai.
Tiba-tiba Aditya menghampirinya.
“ Kau mencari siapa ? “ tanya Aditya pada Ricky. Pria itu tidak menjawab, hanya memasukkan semangka ke dalam mulutnya, lalu berjalan duduk di kursi kosong dan menyimpan piring kecilnya di atas meja.
“ Kau mencari Renata ? “ tanya Aditya sambil duduk di depan Ricky, dia menyimpan gelas eskrim di meja yang sama dengan Ricky. Ricky masih tidak bicara.
“ Kau sukses membuat semua orang pangling melihatmu, termasuk Renata “ ujar Aditya. Ricky masih tidak bicara, kembali memakan semangkanya.
“ Kau masih menyukai Renata ? “ tanya Aditya. Kini Ricky menatap Aditya, dengan tatapan benci, disimpannya garpunya di piring kecil itu.
“ Bukan urusanmu “ jawab Ricky.
“ Aku hanya ingin memberitahumu, kalau dia sudah menikah “ ujar Aditya, tentusaja Aditya tidak tau kalau Renata adalah istrinya Ricky.
“ Kau tau dia sudah menikah dan kau masih mendekatinya ? Kau pria brengsek ! “ ucap Ricky, membuat Aditya tertawa.
“ Ya aku memang brengsek, aku masih mencintainya sampai sekarang, aku tidak tau kalau dia sudah menikah “ jawab Aditya.
“ Oh ya, ada yang ingin aku sampaikan padamu “ lanjut Aditya, menatap mata Ricky dengan serius.
“ Aku ingin minta maaf atas perlakuan burukku padamu “ ucap Aditya.
Ricky balik menatapnya masih dengan tatapan benci. Masih terbayang dimatanya, saat melihat Renata dan Adtya berciuman,dia marah dan apa yang mereka katakan ? Mereka mengatakan bahwa mereka pacaran dan sengaja
mengerjainya dengan Renata purra-pura jadi pacarnya, bukannya minta maaf malah mereka sengaja berciuman lagi di depannya. Ingin rasanya Ricky memukul wajah Aditya saat itu juga, kalau bukan karena sadar ini adalah waktu yang tidak tepat untuk bersikap kasar begitu.
“ Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak bisa datang ke rumah karena aku tidak mau ibuku tau masalah kita “ ucap Adtya.
“ Aku harap kau mau memaafkanku, meskipun aku tau itu sangat sulit, karena kau sangat mencintai Renata “ lanjut aditya. Merekapun saling terdiam dengan fikirna mereka masing-masing.
Dalam hati Ricky, dia tidak bisa begitu saja memaafkan dua orang ini yang sudah melecehkannya. Hatinya hancur saat mereka tertawa mengatakan bahwa Renata pura-pura menjadi pacarnya hanya untuk mendapatkan taruhan handphone dari Aditya. Hanya demi sebuah handphone, Renata rela melukai perasaanya, harga handphone yang sebenarnya kalau dia mintapun dia akan membelikannya meskipun harus menguras tabungannya. Karena dia tau Renata anak tunggal pengusaha kaya yang manja, maka dia akan selalu memberikan apapun yang Renata minta asal Renata bahagia.
*********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Yanti Tole
kalo emang rikynya cinta jgn terlalu kasar lah sma perempuan
2023-07-10
0
Fitri Anwar ALfhyank
emang renata dlu keterlaluan
2021-09-14
1