Renata membukakan matanya, dia terbangun saat terdengar suara air di kamar mandi dinyalakan. Dilihatnya di meja rias ada sebuah kotak perhiasan. Dia mengerutkan keningnya, perhiasan siapa itu ? Sepertinya kotak cincin. Perlahan dia menggerakkan tubuhnya, bagian bawahnya terasa begitu sakit dan pedih. Dia tidak menyangka justru kehormatannya terenggut oleh si cupu yang tidak disukainya. Karena merasa kakinya lemas dan gemetaran, akhirnya Renata kembali berbaring menyelimuti dirinya.
Klek ! Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Sepertinya Ricky sudah selesai mandi, Renata tidak peduli, kembali memejamkan matanya, menahan sakit pedih diantara kakinya.
Ricky menatap Renata yang masih berbaring, lalu membuka lemari pakaiannya dan berpakaian rapih.
Tempat tidur terasa bergerak karena ada benda berat di atasnya. Renata membukakan matanya, dilihatnya pria itu duduk disamping tempat tidur sambil memakai sepatu.
“Kau mau kemana malam malam begini?“ tanya Renata.
“Alice, pacarku ulangtahun “ jawab Ricky tanpa merasa bersalah sudah menyakiti Renata. Ternyata wanita yang mengaku pacarnya Ricky bernama Alice.
“Kau meninggalkanku setelah semua ini ? “ ucap Renata, kesal.
“Jangan berlebihan. Tidak ada yang istimewa dengan menidurimu “ ujar Ricky, beranjak mendekati meja rias.
“Tega sekali kau bicara begitu padaku “ bentak Renata, air mata mulai menitik di pelupuk matanya.
“ Hanya itu cara supaya kau tidak pergi dariku “ Ricky meraih kotak kecil diatas meja, dibuka isinya lalu ditutup lagi, dimasukkan ke dalam saku celananya.
“ Sampai kapan kau akan menyakitiku ? Ternyata sikapku dulu yang tidak menyukaimu adalah benar. Kau hanya laki-laki brengsek ! “ ujar Renata, berusaha duduk sambil memeluk selimutnya supaya tidak terjatuh.
“ Kenapa aku harus baik padamu ? Kau fikir kau wanita yang paling cantik di dunia ? Asal kau tau saja, banyak wanita cantik diluar sana yang rela tidur denganku ! “
Ricky menatap wanita yang ada dihadapannya, melihat keadan Renata yang acak acakan, dia tertawa sinis.
“ Apalagi melihatmu seperti ini ! Kau sangat buruk “ ejeknya, membuat Renata semakin sakit hati. Tapi dia tidak bicara apa apa lagi, percuma tidak akan nada hasilnya. Dia hanya harus berusaha tegar menerima semua ini.
Ricky keluar dari kamar meninggalkan Renata yang mulai menangis.
Dia benar benar tidak mengerti dengan sikap Ricky, apa benar dia menjadi kasar karena sakit hati telah dipermainkan olehnya ? Atau memang karena kehidupan yang membuatnya sombong, dengan tampang dan kekayaan yang berlimpah. Sifat seseorang bisa saja berubah seiring waktu.
Setelah semua ini terjadi, apa dia benar benar akan meninggalkan Ricky ? Rasanya sudah tidak tahan dengan perlakuan Ricky padanya.
Keesokan harinya, Renata bangun tidak menemukan Ricky dikamarnya. Sepertinya dia tidak pulang, mungkin bermalam dengan pacarnya.
Dilihatnya jam dinding, masih pagi, apa dia akan pergi ke kantor ? Akhirnya Renata memutuskan masuk kerja, meskipun kakinya terasa masih sakit. Daripada harus berlama lama di apartemen ini sendirian.
“ Kau dan suamimu baik-baik saja ? “ tanya Talita saat bertemu di kantor.
Renata hanya tersenyum pahit.
“ Sepertinya kau harus bercerita padaku, bagaimana kalau nanti sore pulang kerja antar aku ke supermarket, aku belum belanja bulanan “
“ Oh iya aku juga harus belanja. Mungkin aku harus mulai belajar memasak “ jawab Renata.
“ Ya..ya…kau harus belajar jadi istri yang baik. Aku yakin suamimu nanti akan menyayangimu “ ujar Talita, tersenyum senang.
Sore harinya mereka berbelanja ke supermarket. Keranjang belanjaan Talita begitu penuh menggunung. Renata hanya memilih beberapa sayur dan buah, dia tidak tau apa kesukaan Ricky.
Saat memilih milih buah ditangannya, tanpa sengaja dia tersenggol seseorang.
Duk!! Buah buahan pun berjatuhan.
“ Aduh maaf mba, saya benar benar minta maaf “ ucap si penabrak itu sambil membantu Renata memunguti buah buahan yang berjatuhan di lantai.
“ Tidak apa-apa biar aku saja “ kata Renata, sambil menoleh pada si penabrak itu dan mata merekapun bertemu.
“ Kau ? “ ucap mereka bersamaan.
“ Renata ? Akhirnya aku bertemu denganmu lagi ! “ seru si penabrak.
“ Aditya ? Apa kabarmu ? Kapan kau kembali dari LA ? “ Renata tampak senang melihat si penabrak itu.
Dilihatnya dari atas ampai bawah, pria yang ada di hadapannya.
“ Kau semakin tampan “ pujinya, membuat Aditya tertawa.
“ Tentu saja, aku kan selalu perawatan dari dulu hahhaha….” Jawab Aditya, teratawa terbahak bahak.
“ Bagaimana kalau kita bicara disana ? Ada yang ingin aku sampaikan “ ujar Aditya sambil menunjuk deretan meja kursi di tempat penjualan pizza mini, ada beberapa kursi yang kosong.
Merekapun segera kesana, menempati meja kursi yang kosong tadi, kebetulan letaknya ada di pojok jadi tidak terlalu terlihat orang.
“ Memangnya ada apa kau semangat sekali ? Bahkan kau belum menjawab pertanyaanku tadi “ ujar Renata, menatap pria yang pernah jadi pacarnya waktu SMA itu.
“ Aku baru pulang hari ini. Aku baru saja dari bandara.Mampir dulu kesini membeli buah buahan buat ibuku di rumah “ jawab Aditya.
“ Tumben sekali kau perhatian pada ibumu “
“ Aku sudah berubah Renata. Sejak kepergianku waktu itu, aku berjanji padamu untuk menjadi orang yang lebih baik, aku benar benar sudah merubah hidupku supaya lebih baik “ ujar Aditya.
“ Syukurlah, aku senang “ kata Renata, menatap Aditya yang bicara dengan semangat.
“ Dan sesuai janjiku padamu waktu itu, aku pulang untuk melamarmu ! “ ucap Aditya semangat. Ucapannya membuat Renata kaget, dia tidak menyangka kalau Aditya akan melamarnya.
Terakhir mereka bertemu, mereka bertengkar hebat, saat itu Aditya mabuk mabukan dengan teman temannya dan memukuli seseorang, hingga di tangkap dan dimasukkan ke sel rehabilitasi anak remaja.
Disitulah, Renata memutuskan hubungan mereka dan aditya berjanji akan berubah menjadi lebih baik dan suatu saat akan menikahinya.
Kini tidak disangka-sangka setelah bertahun tahun yang lalu, ternyata Aditya tidak melupakan janjinya. Bahkan aditya tidak mengetahui kalau Renata sudah menikah.
“ Kau belum menikah bukan ? Kalau kau menikah kau tidak mungkin tidak mengundangku “ ujar Aditya masih semangat.
“ Sekarang aku akan memegang salahsatu perusahaan ayahku disini. Aku yakin penghasilanku akan cukup untuk menghidupimu, memberikan barang barang mewah kesukaanmu. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau “
Aditya terus saja bicara.
“ Tidak Aditya, aku tidak seperti itu lagi, akupun sudah berubah supaya menjadi Renata yang lebih baik. Aku sudah tidak pernah shoping shoping yang tidak penting lagi “
Aditya menatap Renata, dia mulai tersadar kalau Renataberubah, dia tidak seglamour dulu, meskipun yang dikenakannya barang barang mahal tapi masih bisa terhitung standar.
“ Kau memang berubah. Aku senang dengan perubahanmu “ ujar aditya.
“ Aku akan bicara pada orang tuaku, aku akan cepat cepat melamarmu “ lanjut pria itu, terus saja bicara tanpa memeperhatikan yang diajak bicaranya, hanya terdiam dari tadi.
“ Tidak Aditya “ Renata menggeleng.
“ Tidak kenapa ? “ Aditya menatap Renata, hatinya mulai curiga ada yang tidak beres. Renata menundukkan wajahnya, menatap meja.
“ Jangan katakan kau sudah menikah. Kau tidak mungkin menghianatiku kan ? Aku yakin kau akan menungguku. Aku sudah bilang aku akan melamarmu suatu saat nanti “
“ Kau pergi tidak memberi kabar “ ucap Renata, menatap Aditya.
“ Aku hanya mendengar kalau kau pindah ke LA “ lanjutnya.
“ Iya, aku tidak memberimu kabar karena aku begiu sibuk kuliah disana. Aku ingin jadi orang yang berguna. Bahkan di LA juga aku bekerja jadi karyawan di perusahaan ayahku. Dan akhirnya aku mendapakan kepercayaan ayahku untuk memimpin salah satu perusahaan ayahku disini “ kata Aditya.
“Aku juga menabung dari hasil kerjaku, untuk membelikanmu rumah, Aku tahu kau punya selera yang tinggi, jadi aku harus punya uang lebih banyak “
Aditya menatap Renata, yang kembali menunduk, dia merasa sedih kenapa kehadiran Aditya begitu sangat terlambat.
Dilihatnya oleh Aditya, tangan kiri Renata menggunakan cincin pernikahan.
“ Jadi kau benar benar sudah menikah ? “ tanya Aditya, dengan nada kecewa.
“ Aku dijodohkan oleh ayahku “ jawab Renata, balas menatap Aditya.Pria itu sudah berusaha begitu keras untuk merubah hidupnya. Sungguh sesuatu yang patut diancungi jempol.
“ Jadi benar kau sudah menikah ? “ tanya Aditya masih tidak percaya.
Renata menganggukan kepalanya. “ Iya “ jawabnya. Membuat suasana hati aditya sangat buruk.
“ Baru beberapa hari yang lalu “ ujar Renata lagi.
“ Benarkah ? jadi sekarang kau pengantin baru ? Apa kau belanja dengan saumimu ? “ tanya Aditya,sambil melihat kea rah rak rak penjualan buah buahan, mengira ngira kalau Renata bersama suaminya.
“ Aku bersama teman kerjaku “ jawab Renata, mengerti kegalauan Aditya.
“ Disini kau rupanya ? Aku mencarimu kemana mana “ terdengar suara wanita menghampiri mereka.
Renata menoleh pada Talita yang sudah berdiri di dekat mejanya. Talita menoleh pada Aditya, matanya lansgung berbinar melihat pria tampan itu.
“ Kenapa Renata dikelilingin pria pria tampan “ batinnya dalam hati.
“ Oh ini temanku, namany Aditya “ Renata mengerti arti tatapan Talita.
Sejenak Talita terpana, apa benar itu Aditya yang pacar Renata saat SMA ?
“ Aditya, ini temanku, Talita “ kata Renata pada aditya, yang langsung menyalami Talita dengan senyum yang dipaksakan karena hatinya sedang patah hati.
Merekapun bersalaman.
“ Aditya, kami harus pamit pulang, sudah terlalu sore bahkan hari sudah gelap “ ujar Renata, menatap Aditya lekat-lekat, mungkin ini pertemuan pertama juga terakhir bagi mereka.
“ Apa perlu aku antar ? “ tawar Aditya, dia masih tidak rela kalau gadisnya itu pergi.
“ Tidak, terimakasih, kami bawa kendaraan sendiri “ tolak Renata, sambil bangun dari duduknya.
“ Ayo “ ajak Talita.
Renata mengangguk, lalu melambaikan tangannya pada aditya sebagai tanda perpisahan.
Aditya membalasnya dengan hati yang hancur berkeping-keping.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Gusty Ibunda Alwufi
duh kasian aditya.dan slh nya aditya ke apa ngak pernah ksh kbr sm renata
2022-08-04
0
keke global
Salah sendiri.. sibuk kan tetep bisa kirim kabar gmn caranya gitu 😥
2021-02-23
1