"Hi" Sapa Galang
Aku mendongak tersenyum "Hi Galang, kenalin ini temen saya namanya Dewi" Aku menoleh ke arah Dewi yang tersenyum girang menatapku.
"Hi saya Galang" Galang mengulurkan tangannya kearah Dewi
"Saya Dewi" Sambil menyalami Galang sambil tersenyum ramah.
Tanpa basa-basi Galang langsung duduk disebelah Nami dan memandang lekat Nami kembali.
Dewi memperhatikan tingkah Galang yang sangat-sangat berterus terang. Sedangkan Nami masih mencoba terlihat tenang menikmati rujak dihadapannya, tapi mukanya penuh kalimat "duh gimana yah ini, gimana dong yah" Tanpa menoleh lagi kearah Galang dan tiba-tiba Dewi terkekeh sendiri melihat pemandangan ini.
"Hahahaha kenapa aku geli sendiri begini " Katanya kemudian
"Kenapa wik? " Aku memandangnya dengan muka datar
"Nggak papa Nam, Galang mau pesan apa? " Masih dengan senyum dan mimik iseng kearah Nami
"Iyah Galang mo pesan apa? " Aku berkata sambil mengambil kertas kecil dan pulpen
"Sama seperti yang kamu pesan" Jawabnya santai
"Memangnya kamu tahu saya pesan apa? "
"Tahu, plecing pake tipat sama telor, rujak manis sama es campur" Jawabnya yakin sambil tersenyum masih memandang Nami tanpa melihat ke atas meja
Aku menoleh "pedes loh ini"
"Kata siapa saya nggak bisa makan pedas"
"Emang bisa? "
"Tanya dong" Sahutnya lagi dengan nada pelan dan tenang
"Hahahaha cieee duh gemes deh, kok perut aku yang jadinya griem-griem gimana gitu ngeliat kalian" Seru Dewi tiba-tiba
Aku memandang Dewi dan menghela nafas" Ya sudah saya pesenin" Dan beranjak ke tempat pemesanan
Terus terang aku khawatir dengan penampilanku siang ini, biasanya aku tidak terlalu peduli, "aku kok jadi begini" Batinku dan memutuskan ke toilet untuk berkaca sebentar dan mencari sedikit ketenangan jauh dari pandangan Galang yang makin membuatku resah.
Sementara itu Dewi bukan Dewi namanya kalau tidak iseng "Galang suka sama Nami yah" Tebak Dewi sambil berbisik.
Galang tertawa "hehehe kelihatan banget yah? Atau apa Nami yang bilang begitu? "
"Bukan Nami, tapi kelihatan Banget tahu kamunya hahahaha"
"Harusnya dia ngerasa dong"
"Kalau wanita lain mungkin, tapi Nami biasanya menggangap hal yang kayak gini itu biasa saja"
"Kenapa gitu? Banyak yang suka sama dia? "
"Kalau kamu memang serius suka sama Nami beri dia waktu ya. Kalau yang nggak sabaran biasanya belum apa- apa sudah pergi. Aku saranin sabar-sabarin aja dulu. Kalau kamu hanya penasaran dan iseng dari sekarang deh mending nggak usah deketin dia sama sekali" Kata Dewi dengan nada serius
"Aku serius wik, dia sering jaga jarak sama lawan jenis? "
"Iyah dari dulu sebenarnya tapi semenjak dia putus dari Bumi sih makin parah jaga jaraknya kecuali orang yang dia benar-benar percaya"
" Oh gitu, yah deh aku pelan-pelan aja kalau gitu, tapi anaknya gemesin banget yah hehehe "
" Banget makanya banyak yang suka sama dia, tapi dia cuek aja loh, kakakku pernah bilang suka sama dia padahal dulu deket banget kayak keluarga, semenjak dia bilang suka Naminya langsung jaga jarak banget"
Galang tersenyum "Jangan bilang Nami yah, aku jatuh cinta sejak pertama kali melihat dia di Kantor temenku tempat dia bekerja sekarang"
"Hahahaha kamu kena jampi-jampi juga ini pasti"
"Hahaha kayaknya sih gitu, tapi susah mau deketin dia, nyapa aja nggak pernah, mau nyapa duluan eh dianya sering buang muka.
Mau ngobrol , eh dia jawab seperlunya aja. Untungnya kemarin malam bisa nganter dia pulang. Ternyata anaknya seru juga yah. Nggak nyangka bisa ngobrol lama sama dia" Galang menerawang
"Kalau akhirnya kalian Jadian please sayangin dia yah" Sahut Dewi dengan nada serius sekaligus sedih
"Iyah saya janji, mudah-mudahan Hyang
Widhi beri jalan buat saya jadi sama Nami" Jawab Galang dengan penuh harap
Aku akhirnya bisa lebih tenang dan kembali ke meja tadi, kulihat Dewi dan Galang mengobrol seru entah apa yang mereka bicarakan
"Seru banget ngomonggin apa sih? Tanyaku
" Ngomongin kamu kok lama banget mesennya, pakai muter ke Gianyar dulu kayaknya yah hehehe" Canda Dewi sambil cengengesan
"Aku ke toilet bentar, ngantri, tuh udah dateng pesenanmu" Aku menunjuk mbak-mbak yang menuju ke meja kami
Aku mengatur makanan yang datang untuk Galang, Galang memandangku senang "makasi Nami"
"Iyah, awas loh yah kepedasan"
" Kalau aku nggak kepedesan kamu mau kasih apa?
"Yee malah ngajak taruhan"
"Kalau aku nggak kepedesan kamu anter aku beli buku yah, aku bingung nyarinya dimana disini"
"Buku apaan? Di gramed gak ada? "
"Gak ada, buku desain arsitektur, kalau pesan diluar mesti nunggu lagi seminggu, katanya ada di periplus tapi belum sempat kesana, mungkin bentar lagi"
"Kalau nggak salah periplus ada di Kuta sama Ubud kan?" Kata Dewi
"Iyah maunya keliling hari ini, tapi lebih tertarik sama rujak hehehe" Canda Galang
"Udah anterin aja Nami" Dewi mengompori.
"Tapi aku bawa motorku wik"
"Motormu bisa sama aku, entar pulangnya cari kerumah kan bisa Nam" Dewi terlihat antusias
"Kamu nggak liat aku sendal jepitan begini, nggak enak ke mall besar pake sendal jepit" Aku beralasan
"Pakai kedsku nih " Dewi langsung membuka sepatunya
"Wik nggak usah"
"Dah pake aja, nggak usah banyak ini itu lagi"
Galang hanya tersenyum senang
"Ya sudah, lagian kenapa sih nggak cari sendiri aja bukunya"
"Kan kita taruhan hehe " Goda Galang
Aku memutar mataku sambil menghela nafas
"Gini deh aku anterin tapi aku pakai sendal jepit aja, kalau ada satpam yang protes kamu beliin aku flat shoes atau apalah yah yang boleh" Sahutku galak
"Ok" Jawab Galang singkat sambil memberikan senyum terbaiknya
"Hahahaha aduh tambah griem-griem mules perutku serasa nonton oppa pacaran di drama korea" Seloroh Dewi sambil terbahak
"Habisin makannya dulu"
"Iyah Nami kan lagi makan ini" Sahut Galang dengan senyum sumringah
"Saya bayar dulu" Aku beranjak dari tempat dudukku
"Saya yang bayar Nami, kan saya yang minta kemari"
"Diem aja disini" Kataku galak
Aku pun pergi menuju kasir warung tersebut
" Gemes, Galak banget yah" Kata Galang sambil tersenyum geli
"Dia memang galak tapi gemesin" Jawab Dewi
" Tipat plecingnya enak, rujaknya juga"
"Banget makanya dulu sering kesini, semenjak kita kuliahnya nggak bareng jadi jarang banget kesini, terakhir sekitar setahun lalu apa yah? rasa makanannya nggak pernah berubah"
"Dia suka banget sama pedes yah? "
"Kalau plecing sama rujak bisa tahan dia tapi kalau untuk lauk atau sayur peneman nasi malah dia nggak bisa yang pedes"
"Dia suka apalagi? Selain rujak, plecing, baca novel metropop, raisa, lauv?" Galang berfikir
"Darimana kamu tahu dia suka metropop? "
"Dari atasan dia di Kantor"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments