Aku baru sadar aku kedinginan
" Galang saya ambil syall sebentar yah" Sahutku sambil melepaskan sabuk pengaman.
Tanpa canggung pelan-pelan aku menghadap belakang mobil mengulurkan tangan untuk meraih tas di jok belakang. Wangi segar parfum Galang menyelinap tanpa permisi masuk ke indra penciumanku.
"wangi kejantanan apa ini meresahkan sekali??!!!! " aku bergumam dalam hati
Lengannya yang kokoh tidak sengaja bersentuhan dengan pundakku, aku merasa seperti tersengat listrik. Nyerinya menjalar dari Lengan menuju perutku dan berputar-putar disekitar perut.
Galang meminggirkan mobilnya sementara, dan memandangku dari balik setir, lututku tiba-tiba terasa lemah karena pandangan itu. cepat-cepat kuambil syall yang menyempil diatara banyak barang didalam tas beserta tas kecil yang berisi make-up yang aku gunakan sehari- hari. Buru-buru Ku sampirkan syall disekitar pundak dan kuhempaskan kembali tubuhku dengan perasaan tidak menentu ini ke jok mobil.
Aku menarik nafas panjang sekali.
"nggak nam, ini hanya ilusi sesaat karena hujan dan kalian hanya berdua saja. apa karena aku sudah lama tidak bersama lawan jenis yang tidak kukenal sama sekali yah?? " Pikirku untuk menghalau perasaan aneh tadi.
Galang masih memandangku dan mobil ini sepertinya belum bergerak lagi.
Aku menoleh " Syalnya dah ketemu Yuk jalan" Pintaku masih dengan nyeri - nyeri aneh diperut, dan nafas yang tidak teratur
" Kamu merasa aneh nggak..... , nggak jadi deh" Dia tersenyum seperti memikirkan sesuatu yang rumit, dia mengusap rambutnya pelan. Rambutnya yang hitam sedikit bergelombang turun dengan perlahan.
" Loh ngusap rambut aja kok jadi terlihat seperti slow-motion yah, keren banget kayak mimpi liatnya" Aku membathin
Tanpa sadar aku menepuk-nepuk jidatku sendiri agar kembali ke kenyataan"
"Pusing yah ?! "
"Oh nggak cuma kebiasaan aja kalau lagi dingin" Aku beralasan sambil nyengir.
Kami melanjutkan perjalanan, lagu-lagu yang dimainkan di radio makin mengaduk perasaanku, kali ini lagu dari Lauv dengan judul Paris in the Rain,kali ini untuk mengurangi rasa tadi sesekali aku pun ikut bernyanyi
"Paris dalam Hujan, romantis" Kata Galang
Film romantis apa yang bikin kamu susah move on? Keinget terus lama banget" Galang melanjutkan pembicaraan.
" Before sunset, before sunrise, PS. I love you" Aku menyebut beberapa judul yang aku ingat secara asal.
"Saya belum pernah nonton film itu satupun. Film lama yah?
" Iyah, namanya selera. Mungkin saja Galang suka film jenis lain"
" Saya pernah nonton Titanic, lumayan sih tapi serunya pas kapalnya karam, saya kurang suka sama dramanya"
"Saya nonton Titanic malah terganggu sama sikapnya yang cewek, Rose kan namanya, ninggalin tunangan begitu saja, kalau memang tidak cinta kenapa bertunangan?"
"Mirip sama film Notebook, ngeselin endingnya si cowok balikan lagi sama pacar masa remajanya, yang menurut saya nggak adil buat si cowok yang lagi-lagi tunangannya"
"Astaga saya kenapa ngobrol lancar begini sama dia " Saya membathin sendiri
"Nanti coba saya cari film yang Nami sebutin tadi. menurut Nami endingnya harusnya gimana? "
" Yah kalau memang pengin punya hubungan baru yah move on dulu, Kalau belum bisa move on yah jangan cari pacar baru" Sahutku yakin.
"Ini sedikit. pribadi, Nami katanya kan sudah move on kenapa belum punya pacar Lagi? "
"Dheg! Pertanyaan ini muncul lagi" Benakku
"Belum pengin aja, terbiasa sendiri mungkin "
Aku menjawab cepat.
Brrttt ada pesan masuk dari Beni
Beni: "Sudah dimana? "
Aku : "Daerah apa yak ini, bentar yah ben"
Aku menoleh ke arah Galang
"Daerah mana yah ini? " Tanyaku ke Galang
"Siapa? Beni lagi? "
"Iyah dia khawatir aja kayaknya,"
"Ini jalan Raya Bedugul"
"Ok bentar"
Aku kembali bertukar pesan dengan Beni
Aku: "Di jalan Raya Bedugul"
Beni: "Hujan deres Nam, Hati-hati yah"
Aku: "Iyah deras banget, makasi Ben, kamu blm tidur?
Beni : "Kepikiran kamu, tiap kali kamu nangis biasanya lama"
Aku: "Nggak kok, sekarang aneh juga cuma sebentar, apa karena sikapnya tadi itu yah?! "
Beni: "Mungkin, trus kamu gimanain dia biar dia mau Lepasin pelukannya?
Aku : " Untung ada Galang temen nya pak Dito? Dia manggil aku pura-pura bilang kalau aku dicari Pak Dito"
Beni : "Kok dia tahu kamu dimana? 🤔 "
Aku : "Katanya nggak sengaja lewat, tapi Iyah sih kenapa dia bisa tahu aku disana yah, padahal tempat acara sama lokasi aku itu lumayan nggak keliatan"
Beni: "Curiga aku hahaha 😂😂😂"
Aku : "Gak ada yang aneh- aneh sih Ben"
Beni: "Belum kali Nam, psycho kan gitu nunggu waktu yang tepat hahaha 😅"
Aku: "Ih nggak usah nakutin😩"
Beni: "Nggak nakutin, naluri dewasa kalau lihat cewek manis kayak kamu jadi beda Nam, beneran"
Aku : "Sama kamu kok gak yah Ben"?
Beni: "Bedalah kan kita sering bareng jadi jatuhnya kayak sodara sendiri, dah biasa"
Aku : "Trus kalau ada apa-apa aku mesti gimana Ben? "
Beni: "Jangan banyak ngobrol, kamu kalau sudah ngobrol nggak sadar bikin lawan bicara nyaman dan tertarik, kalau dia maksa teriak aja"
Aku : "ih serem banget Ben"
Beni: "Kamu kan gak kenapa-kenapa aku tidur dulu yak, besok kita ngobrol lagi kalau aku gak sibuk"
Aku : “Yah Beni… ben tega banget abis ngomong gitu malah pergi tidur 😟😩"
Beni: "🤣😂 Nite nam"
Aku: “🤦♀🤷♀”
Kuletakkan handphone dipahaku dan menoleh ke Galang
"Udahan chatnya? Saya dicuekin" Kata Galang tiba-tiba Manyun
Aku nyengir
"Brgghh!!!" Astaga perut laparku berbunyi
"Eh belum makan malem??! Yuk cari maem dulu" Galang berkata dengan nada khawatir.
"Nanggung" Aku menjawab sekenanya takut merepotkan.
"Nanggung gimana,kalau kamu sakit nanti Dito bakal marahin saya pasti"
"Tapi takut ngerepotin Galang,lagian sudah malam mau makan dimana? "
"Bentar, oh iyah ada warung buka sampe subuh"
"Kok tahu ada warung buka sampe subuh?!"
"Kan saya sering lewat sini bantuin Dito renovasi villa yang tadi itu, lagian saya kan asli Tabanan"
"Ow"
"Bentar lagi sekitar 10 menit dari sini"
"Nah itu sebelah kiri"
Aku melihat warung kecil yang disebutkan Galang, lumayan bersih , terang dan sepertinya layak dicoba.
"Yuk Turun " kata dia lagi setelah mematikan kendaraan.
Aku menghela nafas dan bersiap untuk turun dengan sangat pelan.
"Kayaknya capek, mau digendong? " Tawar Galang
Aku terkekeh "nggak lah, cuman emang lagi Mager aja. Capekkkkk banget seharian ini" kataku dengan malas.
Sambil menunggu pesanan kami datang, aku membersihkan sisa-sisa maskara yang luntur tadi dengan bantuan kapas dan toner.
" Nah disini baru kelihatan, muka udah kayak tuyul banget ih " aku bergumam sendiri sambil melihat mukaku dicermin.
Galang tersenyum geli memperhatikanku.
"Jadi sepanjang jalan tadi, muka saya begini ya?? "
"Iyah memang " Galang mengangguk
aku hanya bisa melengos.
Setelah pesanan kami datang, tanpa ragu aku langsung menyantapnya.
"Pelan-pelan, nasinya nggak lari kok" Canda Galang padaku yang memang terlihat sedang kalap menyendokkan makanan ke Mulutku.
Aku mengunyah makanan di mulutku dengan senyum malu bahkan cenderung tidak peduli dengan sekitar karena sangat lapar.
"Aduh lucu banget anak ini, gimana nggak sayang coba. Makanan nasi campur ayam yang lauknya cuma seadanya gini aja dia lahap banget makannya. Mana ngunyahnya kayak marmut. Pengin narik pipinya gemes" Galang bergumam dalam hati sambil menekan sendok yang dia pegang.
Dengan cepat nasi yang tadinya sepiring tandas sudah dihadapan ku.
Aku meneguk pelan teh hangat manis ini beberapa kali.
"Duh yang lapar, Enak yah?? Cepet banget makannya, saya aja belum selesai" Kata galang tersenyum geli.
"Kalau lagi laper yah enak aja sih " Kataku cuek sambil tertawa
"Kalau tahu Nami lagi laper kan bisa sebenarnya mampir dekat sana ada kayak restaurant gitu"
"Ya udahlah yang penting sudah makan" Aku tersenyum puas.
Sambil menunggu dia menghabiskan makanannya, kita mulai mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari hubungan dia dengan Pak Dito sampai pada cerita jaman sekolah dulu.
Aku baru sadar kita berdua disini sudah sejam lebih, aku melihat ponselku.
Rasa-rasanya ini obrolan pertamaku yang benar-benar intens dengan lawan jenis, sejak beberapa tahun lalu itu, padahal baru saja kenal. Apa ternyata aku sudah mulai pelan-pelan membuka diri kembali yah? Entahlah tapi ini terasa menyenangkan.
Kok aku merasa dia makannya pelan banget yah? Apa dia sengaja pelan makannya. Atau memang dia lelet aja makannya. Sudahlah yang penting perutku sudah terisi " aku merenung sambil memainkan ponselku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments