"Saya bayar dulu" Galang beranjak dari tempat duduknya
"Tapi kan saya yang.. "
Galang menaikkan telunjuknya ke depan bibirnya, sehingga aku tidak melanjutkan protesku.
Aku yang merasa tidak enak telah berada didalam mobil kembali melanjutkan perjalanan pulang.
"Terimakasih yah Galang"
" Apanya? Makannya?, my pleasure " Jawabnya singkat.
Entah karena sudah kenyang dan merasa nyaman karena hujan masih gerimis aku menguap lama dan lebar. Sampai aku menutup mulutku dengan dua tangan.
Galang tersenyum lagi melihatku.
"Kalau ngantuk tidur aja bentar kalau sudah dekat Sanur aku bangunin"
"Iyah" Aku menjawab dengan singkat karena pada kenyataannya memang aku sangat mengantuk.
Lagu my first love dari Nikka Costa mengalun dari Radio, pertanda malam sudah semakin larut.
"Lagu-lagunya sudah mulai oldiest yah"
"Udah tengah malam"
Aku terdiam dalam lamunanku sambil memandang jalan didepan entah mulai kapan Aku ternyata sudah terlelap.
Galang menoleh, ternyata Nami sudah tertidur dengan lelap. Pikiranku melayang ke peristiwa tadi, aku sedang memperhatikan Nami di belakang panggung. Dia terlihat sedang mengatur sekaha gambelan dan penari, dia terlihat begitu cekatan dan tentu saja cantik.
Tiba-tiba kulihat dia berjalan sendiri ke taman belakang villa dan akupun mengikutinya, kulihat juga Bumi mengekor dibelakang Nami dan langsung menarik tangannya. Bumi menarik paksa tangannya untuk mengikutinya.
Darahku langsung saja mendidih, aku melihatnya dipeluk dan dia berontak dengan sekuat tenaga. Kalau saja itu terjadi di luar Villa itu sudah pasti Bumi kubuat bonyok.
Melihat dia menangis seperti tadi rasanya
Ingin sekali ku memeluknya tapi tak bisa kulakukan, aku tak mau dia merasa aku mencari kesempatan.
"Hyang Widhi aku mohon jodohkan aku dengan Nami, akan kusayangi dia seumur hidupku, aku janji" Aku berdoa dalam hati"
Apa kamu tahu Nami?? Wangi manis yang sempat kuhirup tadi saat kamu mengambil syall dibelakang, hampir saja membuat aku lupa diri. Bahkan pundakmu yang bersentuhan dengan lenganku getarannya menjalar sampai perutku. Belum pernah aku merasakan hal yang seperti itu sebelumnya. Aku masih dalam pikiranku, mengingat-ingat beberapa hal yang terjadi tadi.!
Karena telah sampai Gatsu Timur aku menepikan kendaraan, bermaksud membangunkannya tapi tidak tega, kulihat jam dipergelangan tanganku pukul 00 lewat 30menit. Aku memandangnya lama sekali, matanya, hidungnya, rambutnya, pipinya aku tersenyum sendiri.
kupanggil namanya " Nami..Nami kita sudah sampai di gatsu timur, Nami!.. " Tak sedikitpun dia bergeming. Kuputuskan untuk menunggu sekitar 15 menit lagi. Kuelus rambutnya, kutelusuri keningnya, pipinya... Tiba-tiba dia langsung terkejut dan terjaga waspada. Aku tersenyum.
"Sudah sampai Gatsu timur Nami"
Awalnya berniat untuk hanya terdiam seperti saran Beni, tapi ternyata aku tertidur lelap.
Sampai ada tangan yang rasanya mengelus kepalaku dan pipiku, aku terbangun dari tidurku
"maaf Nami aku sudah berkali-kali memanggil untuk membangunkan mu tapi kamu sepertinya nyenyak sekali, pasti karena seharian ini membuatmu lelah"
Wajah Galang berjarak sekitar 30 cm didepanku, aku memandangnya sambil masih mengumpulkan kesadaranku
" Kita sudah sampai dimana? " Tanya ku kemudian
" Gatsu Timur"
"Jam berapa ini, lama yah saya tidurnya?
Dia mengangguk, kulihat jam di handphone ternyata sudah hampir pukul 01.00 pagi
" Oh yah sudah ayok, jalan lagi,"
"Kamu tidur aja masih manis Nam" Sahut galang seperti keceplosan.
Aku memperhatikan Galang dengan pandangan curiga
"Tenang Nami, saya tadi hanya memperhatikan kamu waktu tidur nggak ada apa-apa,," Dia tersenyum
"Saya bukan laki-laki semacam itu" Sahut Galang lagi dengan nada serius
"Arahin jalannya yah, jangan tidur lagi bisa sampai besok kita" Kaya Galang lagi.
"Ok" Aku menangguk.
Setelah sekitar 20 menit akhirnya kita sampai dirumahku. "Terimakasih yah Galang untuk bantuannya tadi dan sudah mengantar saya pulang"
"Sama-sama Nami, jangan sungkan kalau butuh bantuan lagi, dan jangan curiga sama saya yah saya laki-laki baik"
Aku memutar mataku "Galang biasanya nggak ada maling mau ngaku, kalau ngaku penjara bisa penuh hehehe"
"Hahahaha Kalau begitu saya terus terang saja yah, karena sudah menolong hari ini kalau nanti kapan-kapan saya ajak keluar jalan gitu mau yah" Katanya lagi
"Hmmm terdengar seperti...seperti ini .ajakan ngedate" Ujarku curiga
Galang tampak menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum.
"Kalau kamu menganggapnya begitu bisa, tapi saya pengin jalan sama kamu lagi karena kamu seru, saya senang jalan sama kamu Nami"
"Seru aja? Nggak cantik? " Tanyaku, keisengan lamaku tiba-tiba saja kumat.
"Iyah cantik, tapi saya lebih suka serunya"
"Iyah cari waktu saja, nanti Whatsapp saya yah" "Nomornya berapa? "
Aku menyebut nomor whatsappku, disimpan cepat oleh Galang dan langsung mencoba meneleponku.
"Sudah yah, nggak usah ngobrol apa-apa lagi, takutnya kalau ngobrol lagi saya ajak keliling lagi loh" Seru Galang
"Iyah lama-lama dalam mobil parkir dipikir orang nggak bener juga " Sahutku sekenanya sambil tersenyum sambil turun dari Mobil Galang
"Bisa aja kamu, good night Nami"
"Good night Galang" Aku melambaikan tanganku dan masuk kedalam rumah.
Aku membuka gerbang rumah dengan pelan agar tidak membangunkan orang rumah, sepertinya semua sedang nyenyak tidurnya.
"Hari yang aneh, Bumi yang menyebalkan, dan Galang dengan mengejutkan lelaki yang sangat menyenangkan. Tidak seperti bayanganku selama ini yang dingin dan Gay hahaha" Aku terkekeh dalam hati.
Kuhapus make up ku, setelah mencuci kaki ku bersiap untuk tidur tiba-tiba hapeku berbunyi, kulihat nama Galang mengirimkan pesan whatsapp "Have a tight sleep" Aku tersenyum, kenapa aku merasa Galang suka padaku, Jangan-jangan aku yang baperan, aku balas pesannya "you too ☺"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments