Rencana Tabanan 2

Waktu pun berlalu begitu cepat.

Tidak terasa event di Tabanan tersebut sudah tinggal seminggu lagi. 

“ Bu Ida nanti pas acara, apa bareng dari kantor kita ke tabanan,  tapi pulang pasti malam kayaknya saya minta antar suami deh” Seru Ibu Teni di bagian Akunting yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya dari balik kubikel memanggil Bu Ida. 

Sepertinya Bu Teni sengaja, kalau pakai telepon internal pasti yang lain tidak mendengar bahasan ini. 

Sontak semua yang ada di ruangan memalingkan muka ke Bu Teni. 

“Iyah saya juga maunya bawa kendaraan sendiri” Kata yang lain lagi

“Iyah saya datang sendiri sajalah” kata pak Jiwa

“ Kalau saya memang mau sama suami,  saya pulang kampung hari Kamis karena ada upacara di kampung,  kebetulan kampung saya dekat sekali dengan tempat acara ini” Sahut bu Ida sambil kemudian menoleh kearahku

"Nami gimana?? mau bawa kendaraan sendiri atau mau diantar pak Jati? , jauh loh itu tempatnya, kalau nggak tahu jalan bisa kesasar. Yang lain sih sudah beberapa kali kesana, kamu aja deh yang belum tahu tempatnya" Bu Ida Berkata lagi dengan nada Khawatir.

“Hmm tadinya saya mau bawa kendaraan sendiri tapi saya baru ingat pulangnya malam bu. Saya sama pak Jati saja deh. Takut tersesat juga,   siapa yang mau ikut? “ Tanyaku sambil melihat beberapa staff yang mendekat mengikuti perbincangan kami

"Ada beberapa staff sama mobil saya, karena kost-an searah sama saya" Kata Pak Yanto anak buah Bu Teni.

“ Ya Nami tidak apa- apa, kamu sama pak Jati saja yang lain ternyata sudah punya rencana sendiri.“ Jawab pak Jiwa

“ Oh ok,  kalau ada yang mau ikut lagi info sehari sebelumnya yah biar bisa kordinasi dengan pak Jati” Sahutku lagi

“ Sip Nami, ok” Kata beberapa staff dan perbincangan tersebut terhenti, satu persatu staff kembali ke tempatnya masing-masing. 

Hari ini semua orang nampak bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaannya. Termasuk aku yang benar-benar harus fokus seminggu ini, sebelum event tersebut menyita perhatiannya minggu depan.

“Dress codenya putih yah?!” tanya Ida atasanku tiba- tiba dengan muka datar dan suara yang terdengar ketus sambil melihat susunan acara event tersebut.

Aku menoleh sebentar kearah Bu Ida

"Nih ibu gaya bicaranya selalu kayak mau marah-marah , apa memang begitu yah? " pikirku lagi

“ Iyah sepertinya begitu bu, Pak Dito kan yang info katanya ortunya sukanya warna putih” sahutku sambil menatap layar monitor komputerku kembali.

“Bagian dekorasi sudah beres kan?” tanya Ida lagi

Aku menatap Bu Ida dengan serius

“Sudah Bu, nanti hari Kamis siang atau sore mereka akan drop bunganya terlebih dahulu dan beberapa persiapan dasar,  mereka mulai menghias detailnya besok paginya di hari Jumat Bu. Nanti pasti saya dihubungi lagi hari Kamis. Pak Made di Villa juga saya sudah informasikan untuk menyiapkan tempat yang adem untuk bunganya. Nanti kalau bunganya sudah sampai pak Made juga bilang mau telepon saya Bu" jawabku mantap.

Bu Ida tersenyum "Ok kalau begitu nampaknya semua akan berjalan dengan lancar. Kira-kira apa yang terlewat yah Nami. Bantu mikir yok takut ada yang kelewat... " Bu Ida berfikir

"Apa lagi yah bu, mengenai Katering kan menunya sudah ok yah dari Pak Dito, apa perlu pakai test food lagi? harusnya karena ini super partner sepertinya nggak perlu yah bu? " aku berkata ragu

"Ah iya saya coba tanyakan pada pak Dito nanti, biar nggak salah aja"

" Undangan sudah disebar juga, apalagi yah?? " ujarku lagi

"Eh kamu pake dress apa kemeja celana panjang nam?”  Ibu Ida tiba- tiba bertanya dengan setengah berbisik

“Hmm sepertinya saya masih punya dress yang pernah  saya pakai dulu bu waktu ada event ditempat kerja sebelumnya, saya pakai itu aja sih? Bu Ida mau pakai apa?” tanyaku agak malas

“ Saya maunya dress tapi saya gak punya nam, anterin beli yuk? Please deh gak ada temannya” nada bu Ida mengiba menoleh kearahku dengan muka penuh harapan.

Aku melengos dan akhirnya menyetujui “ ok bu pulang kerja yah saya anterin” kataku dengan senyum, berharap Bu Ida aslinya memang tidak seketus seperti cara bicaranya.

“Nah gitu dong, akhirnya… kamu baik banget “ sahut Ida dengan senyum manis 

Akupun membalasnya dengan senyuman sekedarnya… “ternyata Ibu Ida memang tidak sejutek itu baguslah aku jadi lebih tenang, hanya mungkin gayanya berbicara memang terdengar begitu" Bathinku

Sepulang kerja dengan mengendarai motor masing-masing,  aku dan Ibu Ida mampir ke sebuah butik yang dari hasil browsing tadi siang tampaknya masih memiliki stock gaun yang sesuai dengan keinginan bu Ida.

Sebelum berangkat aku menghubungi butik tersebut untuk menanyakan kepastian stocknya.

 

“Untung ada kamu nam, jadi cepet dapetnya makasi yah nam” Seru Ida sambil tersenyum.

“Sama-sama Bu,  saya pulang yah bu sampai ketemu besok dikantor bu”

“Dah Nami”

“Dah bu Ida”

Setelah mengantarkan bu Ida aku langsung menuju gerai pizza di ujung jalan.

setelah memesan aku menunggu sambil bermain game di ponsel.

Aku berniat memindahkan kunci motor dari kantong kecil yang ada dalam tasku ke kantong celanaku. Setelah meraba sebentar aku terperanjat begitu ingat dompetku masih tertinggal didalam laci di kantor.

"Astaga dompetku ketinggalan di laci kantor! " aku menepuk jidatku

Segera aku menghubungi kantor, berharap pak Satpam yang aku sering lupa namanya itu masih berada di kantor, biasanya sekitar jam ini si bapak sedang break makan atau ngopi malam sebentar.

Setelah empat kali nada dering akhirnya teleponnya diangkat

"Cinta Abadi Wedding, Selamat malam dengan Suta ada yang bisa saya bantu?! " terdengar suara tegas dari pak Suta

"Pak Suta, saya Nami, bapak mau keluar lagi atau dikantor terus? saya mau kekantor ambil dompet saya yang ketinggalan, takutnya bapak nggak disana kan saya nggak bisa masuk"

"Oh mbak Nami, saya dikantor mba, saya baru saja selesai makan malam"

"oh Iyah saya ke...

belum sempat bicara lebih lanjut tiba- tiba ada suara berbeda bicara.

"Ada masalah apa Nami?! " terdengar suara pak Dito di telepon

"pak Dito yah, maaf Pak dompet saya ketinggalan dikantor. Saya mau balik kekantor, saya pikir pak Suta lagi makan malam tadi ninggalin kantor"

"Dompetnya dimana? " kata pak Dito lagi

"Di laci saya pak" aku bingung mendengar pertanyaan pak Dito

"kamu sekarang dimana? "

"Saya lagi di gerai pizza La lezzaatt yang baru buka, di daerah Pesanggaran pak"

"Wah lumayan jauh itu, kamu diem disana yah, nanti Temen saya bawakan dompetnya"

"Siapa pak, saya jadi ngerepotin begini" aku merasa tidak enak.

"ah nggak apa- apa sekalian Galang lewat sana juga katanya"

"Oh gitu pak, ya deh terimakasih banyak pak, saya tunggu disini saja kalau begitu, nanti saya shareloc ke bapak.

"ok Nami"

"tutt... tutt"

sambungan telepon terputus

Sementara di kantor, setelah mendengar Dito bicara dengan Nami di telepon yang sengaja dipencet speaker oleh Dito, Galang langsung menuju meja kerja Nami tanpa diminta. Dia memeriksa laci meja Nami dengan hati-hati dan mengambil dompet yang dimaksud.

Pak Suta hanya bisa tersenyum saja melihat dua orang tersebut tanpa mengerti apa- apa.

"aku shareloc lokasi dia yah" Dito terlihat mengecek. ponselnya.

"siap" kata Galang semangat.

"Pak Suta saya pulang dulu yah"

"Baik pak, hati-hati dijalan kata pak Suta Tegas.

"Terimakasih pak"

Dito dan Galang berlalu dari hadapan pak Suta

"Udah sana kesempatan tuh ngajak ngobrol" Dito menepuk bahu Galang.

Galang yang sedang tersenyum bahagia hanya bisa menganggukkan kepalanya "Thank you Dit"

"yo " sahut Dito sambil berjalan kearah mobilnya.

Sesaat kemudian Galang telah sampai di gerai pizza yang dimaksud.

Dia melihat Nami duduk sambil memainkan ponselnya dari kejauhan. Segera saja dia mendekat.

"Nami" panggil Galang

Aku menoleh kearah suara yang memanggilku, rupanya pak Galang temannya Pak Dito

"Selamat malam pak Galang" aku jabat tangannya yang terarah kepadaku.

"Malam Nami" Galang tampak tersenyum

"maaf Pak saya merepotkan"

"nggak masalah, saya juga kebetulan lewat sini"

Galang menyerahkan dompetku dengan tenang.

"Kalau saya nggak pesan pizza, mungkin dompetnya saya biarkan saja dikantor. Tadi waktu mau bayar kaget sendiri ternyata dompetnya nggak ada hahahha " aku tergelak dengan kekonyolanku sendiri

"Wah dompet ketinggalan kan bahaya, banyak surat-surat penting jg"

"iyah pak"

"coba dicek, sapa tahu ada surat atau apa yang hilang"

"hah?? nggak mungkin lah pak, kan Pak Galang yang bawa kemari"

Dia tersenyum lagi sambil duduk didepanku

"duh ngobrol apa yah, mana dia pake duduk lagi. mau nungguin apa sih? dompetnya udah balik, aku. juga mau bayar terus pulang kan?!" aku membathin

"sebentar pak ya, saya mau membayar pizza yang saya pesan tadi, oh iyah mau saya pesanin juga nggak? "

"Mau sih, tapi mau bareng ngabisin nggak? " kata Galang.

aku berpikir sejenak

"Gimana kalau pizza yang saya pesan barusan aja dimakan disini, nanti saya pesan lagi untuk dibawa pulang biar nggak lama? "

"kenapa buru-buru? "

"bukan begitu, kalau nunggu lagi pizza saya yang sudah jadi tadi kan dingin pak "

"boleh kalau gitu"

"mau pesan minum apa pak? "

"coke deh " kata dia singkat

aku memanggil waiters yang sedari tadi telah siap ditempatnya.

kami berdua makan pizza dengan tenang , tanpa kata sama sekali.

Galang tiba-tiba sambil mengunyah pizzanya menoleh kearahku yang sedang mengunyah juga.

"enak?! " tanyanya singkat

"enak" jawabku juga singkat

"suka?! dia tanya lagi

"suka" aku jawab lagi

Dia tersenyum, aku juga membalas senyumnya

aku berpikir "ini kenapa yah, kok jadi canggung aneh begini, biasanya kalau sama Beni nggak yang gini banget, eh bentar ini memang bukan Beni Nami!! " aku memarahi diriku sendiri

"kenapa?! tanya Galang

" nggak ada apa-apa Pak"

"Astaga aku sudah tidak kuat, aku mau pulang saja.... aaaaaa ini rasanya sangat aneh" aku bergumam dalam hati

Tiba-tiba saja aku tidak bisa menahan rasa geliku yang muncul saat ini dan tergelak sendiri dan diikuti oleh Suara tertawa Pak Galang yang salah tingkah.

"Bapak kenapa tertawa?! "

"Ngeliat Nami ketawa barusan"

"astaga pak, kita berdua aneh banget gini yah. kayaknya saya lagi capek ini. bentar saya bayar dulu deh terus sebaiknya kita pulang pak.

" Saya aja yang bayar " kata Galang sambil beringsut berdiri

" Saya yang bayar pak sudah repot-repot mengantarkan dompet saya kemari"

"tapi.. "

" Sudah yah, saya bayar dulu ke kasir" aku mempercepat langkahku

kebetulan pesanan pizza yang mau aku bawa pulang juga sudah siap.

"mari pak, saya duluan. sekali lagi terimakasih hari ini sudah menolong saya " kataku cepat-cepat

" iyah sama- sama Nami, Hati-hati dijalan.

"iyah pak , Hati-hati dijalan juga " aku berlalu dari hadapannya.

Galang hanya bisa memandang dari kejauhan dan menyisir rambutnya yang bergelombang dengan jarinya.

" Duh susah sekali membuka percakapan dengan dia, tapi segini aja aku sudah cukup senang" gumamnya sendiri sambil mengambil kotak pizza yang masih tersisa beberapa potong pizza dan berdiri berjalan menuju mobilnya.

Terpopuler

Comments

Melati

Melati

mampir thor

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Hujan sore ini
2 Malam bersama Om Beni
3 Malam bersama Om Beni Part. 2
4 Rencana Tabanan
5 Rencana Tabanan 2
6 Villa Jepun Cendana
7 Bertemu masa lalu
8 Mulai berulah
9 Kejadian tak terduga
10 Bersama Won Bin lokal
11 Bersama Won Bin lokal 2
12 Doa Galang
13 curhat ke Ibu
14 Dewi, rujak dan plecing
15 Pengakuan Galang
16 Mengantar Galang
17 Mengantar Galang 2
18 Mulai Nyaman
19 Diinterogasi Beni
20 Tempat yang romantis
21 kenangan di Ubud
22 Alasan Nami
23 Ancaman
24 Mulai Suka
25 Dia ke rumah
26 Lapangan Puputan
27 Undangan
28 Berangkat kerja bareng
29 Bertemu keluarga di Ubud
30 Gung Biang
31 Semua menjadi jelas
32 Dia cemburu
33 Ada yang menunggu
34 Kiriman dari pacar
35 Pertengkaran pertama
36 Pertengkaran pertama 2
37 Mie kuah spesial
38 Tyson ternyata Ganteng
39 Ternyata dia suami orang
40 Rasanya sakit
41 Es buah untuk hati yang lemah
42 Akhirnya aku tahu
43 Aku lelah
44 Tiket Konser
45 Bertemu dengan sahabatnya
46 Beni dan Galang bertemu
47 Rencana Beni
48 Perjalanan menuju Konser
49 Terlanjur cinta
50 Ada Serigala
51 Galang sakit
52 Galang sakit 2
53 Jari tengah
54 Pak Sudira
55 Pak Sudira 2
56 Dompet orang lain
57 mengembalikan Dompet
58 makan malam (tidak) romantis
59 Orang itu datang
60 Makanan Jepang
61 Aku, kamu
62 Hari yang melelahkan
63 Syarat dari Dira
64 Janji Dito
65 Bon appetit ma cherie
66 Satu hari yang Indah
67 Satu hari yang indah 2
68 Satu hari yang indah 3
69 nyatanya Satu hari yang buruk
70 Hari yang berat
71 Kelakuan Dira dan motor itu
72 Rencana sementara
73 Undangan
74 Resign
75 Ancaman
76 Diantar Beni
77 you look so lovely, baby
78 Tatapanmu
79 Candle Light Dinner
80 Nyonyah Dharmawan
81 Kabur
82 nekat
83 Rumah Renon
84 Selamat tinggal Dira
85 Goldie
86 Rambut ash blue
87 Parfum
88 Pamit
89 Cerita Galang
90 Calon Istriku Spiderman
91 Surat
92 Manly
93 film horor
94 Es krim
95 serius
96 makan siang
97 Galang masak
98 Orang tuanya datang
99 Pertama kali, end!
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Hujan sore ini
2
Malam bersama Om Beni
3
Malam bersama Om Beni Part. 2
4
Rencana Tabanan
5
Rencana Tabanan 2
6
Villa Jepun Cendana
7
Bertemu masa lalu
8
Mulai berulah
9
Kejadian tak terduga
10
Bersama Won Bin lokal
11
Bersama Won Bin lokal 2
12
Doa Galang
13
curhat ke Ibu
14
Dewi, rujak dan plecing
15
Pengakuan Galang
16
Mengantar Galang
17
Mengantar Galang 2
18
Mulai Nyaman
19
Diinterogasi Beni
20
Tempat yang romantis
21
kenangan di Ubud
22
Alasan Nami
23
Ancaman
24
Mulai Suka
25
Dia ke rumah
26
Lapangan Puputan
27
Undangan
28
Berangkat kerja bareng
29
Bertemu keluarga di Ubud
30
Gung Biang
31
Semua menjadi jelas
32
Dia cemburu
33
Ada yang menunggu
34
Kiriman dari pacar
35
Pertengkaran pertama
36
Pertengkaran pertama 2
37
Mie kuah spesial
38
Tyson ternyata Ganteng
39
Ternyata dia suami orang
40
Rasanya sakit
41
Es buah untuk hati yang lemah
42
Akhirnya aku tahu
43
Aku lelah
44
Tiket Konser
45
Bertemu dengan sahabatnya
46
Beni dan Galang bertemu
47
Rencana Beni
48
Perjalanan menuju Konser
49
Terlanjur cinta
50
Ada Serigala
51
Galang sakit
52
Galang sakit 2
53
Jari tengah
54
Pak Sudira
55
Pak Sudira 2
56
Dompet orang lain
57
mengembalikan Dompet
58
makan malam (tidak) romantis
59
Orang itu datang
60
Makanan Jepang
61
Aku, kamu
62
Hari yang melelahkan
63
Syarat dari Dira
64
Janji Dito
65
Bon appetit ma cherie
66
Satu hari yang Indah
67
Satu hari yang indah 2
68
Satu hari yang indah 3
69
nyatanya Satu hari yang buruk
70
Hari yang berat
71
Kelakuan Dira dan motor itu
72
Rencana sementara
73
Undangan
74
Resign
75
Ancaman
76
Diantar Beni
77
you look so lovely, baby
78
Tatapanmu
79
Candle Light Dinner
80
Nyonyah Dharmawan
81
Kabur
82
nekat
83
Rumah Renon
84
Selamat tinggal Dira
85
Goldie
86
Rambut ash blue
87
Parfum
88
Pamit
89
Cerita Galang
90
Calon Istriku Spiderman
91
Surat
92
Manly
93
film horor
94
Es krim
95
serius
96
makan siang
97
Galang masak
98
Orang tuanya datang
99
Pertama kali, end!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!