20. Waktu membayarnya

.Dia pun masuk. perlahan-lahan sayub dia mendengar suara wanita sedang bergumam lirih dia menuju kamar yang sedikit terbuka. Dari celah ia melihat seorang wanita duduk menyusui anaknya. Pakaian nya panjang dengan rambut panjang hitam. Jantung nya berdetak. Biarpun lirih dia mengenali suara siapa itu. "Sweetie..", panggil nya dengan suara serak. Wanita itu tertegun perlahan menoleh menatap lekad sang suami," Huub..huby..." panggil nya tersedu-sedu. Ambressio menatap wanita cantik itu, nampak kedodoran mengenakan setelan dress panjang sederhana berlengan panjang dengan rambut diikat seadanya memanjang.Dengan langkahnya yang lebar dia menghampiri sang istri. Dipeluknya erat-erat sang istrinya serta diciumnya seluruh wajah istrinya. " I Miss you swetie..." katanya dengan suara serak. Wanita cantik itu masih tersedu penuh haru, dia seperti bermimpi melihat suaminya "Ambressio....huby...." dengan tangannya yang satu membelai rahang sang suami yang di tumbuhi bulu halus. Ambressio menikmatinya dengan memejamkan matanya. "Nona Cindy...??" sebuah suara langkah kaki sepatu berdecit bersamaan suara lantang Gathan menggema di rumah. "Siapa dia swetie?", tanya Ambressio menatap tajam ke arah istrinya. Cindy bangkit keluar sembari menata letak bajunya yang terbuka sehabis menyusui. Juga menghapus air matanya.

"Gathan ? Kenapa kau pulang awal? Apakah ada masalah? ", tanyanya bingung. Sesaat dia lupa dengan Ambressio yang menyusulnya di belakang tubuhnya.Gathan tidak menjawab lelaki itu hanya menatap ke arah Ambressio. Cindy mengikuti arah pandang Gathan. Cindy tersenyum bahagia.

"Dia suamiku. Dia baru saja datang. Apakah kamu yang mengajak nya kemari?" , tanyanya berbinar. "Nona ..... ada orang yang mencari-cari tentang sulamanmu. Ku pikir dia orangnya, apakah dia salah satunya yang pernah menyakiti mu dulu ?" tanyanya hati-hati.

" Akulah yang mencari-cari informasi tentang itu. Aku mengenal sulaman benang yang di tas ataupun pakaiannya yang di jual. Karena istri ku pernah menggambar nya." jawab Ambressio menjelaskan.

"Kau suami nya? Lalu kenapa ada orang yang dapat melakukan penyiksaan seperti itu .?" tanya Gathan sinis.

" Aku sudah menegurnya....dan bayi itu bersamaku. Ayana bersama ku sweetie. Percayalah semuanya sudah kembali normal. Aku sudah memasang keamanan buat anak-anak dan kamu. " terangnya.

" Mama sudah mengembalikan Ayana padamu?", tanya Cindy ragu.

"Aku merampas Ayana dari momy Evelyn. Ayana bersama ku di rumah kita sweetie, lihatlah", dia menyodorkan phonsel ke istrinya dan tergulir foto-fotonya Ayana dan Ambressio. Cindy menatap dengan mat berkaca-kaca " Ayana... putriku.." gumamnya lirih.

"Maafkan sudah menyusahkan mu dan entah siapapun yang membantu istri saya. Sekarang. aku akan membawa pulang keduanya. Aku tulus dengan tidak mengurangi rasa hormat ku pada kalian semua yang telah membantu nya di masa sulit." kata Ambressio dengan menatap Gathan lekat-lekat, Gathan melihat ketulusan dan Cinta di mata lelaki itu.

Gathan hanya mengangguk dan mengerti. Walaupun dalamnya hati dia patah hati. Baru beberapa bulan mulai dekat sudah harus pisah. Ambressio menangkup kedua pipinya Cindy." Kita pulang sweetie ke rumah kita." Dengan mengelus hidung mancung nya ke hidung Cindy pandangan mata mereka bertemu, Cindy sudah lama tidak mendapatkan perlakuan manisnya Ambressio tersipu malu. Gathan melengos melihatnya. Hatinya meradang melihat kemesraan itu.

Lain halnya yang dialami Celine Cartwright, wanita itu sudah membuat kesepakatan dengan lelaki yang membantu nya. Memang gosip itu sudah hilang akan tetapi dia belum dapat job kerja lagi. Dan dia sudah membuat kesepakatan bersama menjadi simpanan lelaki itu. Dia sendiri juga tidak ambil pusing dengan itu, bagi nya hanyalah ada uang yang mengucur di kartu nya. Dan ia diberi rumah serta para maid dan dia hanya duduk manis menunggu tuannya datang. Seperti saat ini dia mengikuti tuannya berjalan melewati bangunan megah dengan para bodyguard di tiap-tiap sudut.

"Kamu harus melayaninya dan pakai obatnya untukmu, aku dengar dia sangat menggila jika sudah melakukan itu.. " bisiknya.

Mereka berjalan memasuki ruangan terbuka dengan sofa panjang kanan kirinya dan di pisahkan mejanya dari kaca di tengahnya, ada sofa singlenya diduduki oleh seorang lelaki muda dengan badannya menyandar menatap ke arah Celine dan lelaki itu.

"Kau sudah datang", sambut nya dengan mainkan wine di gelasnya. Ada dua orang pria duduk di sampingnya nya.

" Tuan Frederick saya membawa seseorang untuk menemani anda, dan kita membahas rencana ..." Celine berjalan ke arah Frederick dan berdiri di depannya.

" Apa saya boleh duduk tuan?" tanyanya manja

" Hanya satu tempat duduknya" , jawab nya

"Jika diijinkan di pangkuan Anda tidaklah masalah" , sambung nya. Lelaki itu merentangkan kedua tangannya memberi isyarat. Celine Cartwright duduk di pangkuannya dengan tangannya mengalungkan di lehernya ia mulai menggoda.

Sementara itu pembicaraan di mulai, mereka berdiskusi tentang projects pembangunan resort . Sementara Frederick menikmati kecapan Celine dan tangannya Frederick meraba ke bagian tubuhnya.

"Kalian pergilah bahas perjanjiannya jangan ganggu aku...Aku mau bermain bersama nya selama sepekan tuan Jacobs", titahnya.

"Baiklah tuan" , jawab mereka serentak dan undur diri. Sedangkan lelaki tambun itu tersenyum menyeringai kemenangan.

Celine dan Frederick bergumul di sofa itu tiada henti.

Reynald mengangkat gawainya saat turun ke bawah menuju ruang makan keluarga anak-anak menunggu di sana.

"Ada kabar apa..?"

"............."

"Bagaimana kabarnya? Mereka sehat?"

"…….........."

" Semua berjalan lancar?"

"................"

"Apa dia marah?"

"................."

"Baguslah aku ingin menjadi seorang yang dapat membantu, sayang nya itu tidaklah mudah"

"................"

"Aku turut bahagia untukmu. Sampaikan salam kami". klik panggilan berakhir.

"Daddy siapa yang menelepon?" ,tanya Revalia.

"Om Ambressio, Cindy sudah kembali ke rumah bersama baby boy. Mereka sehat dan bugar " jelasnya. Mereka mendengar berita itu Merasa lega, langsung menyantap makanan dengan tersenyum bahagia.

"Apakah kita akan bertemu dengan mereka Daddy?" , tanya Sarah disela-sela kegiatan makan.

"Daddy tidak tahu sayang...kita tunggu keputusan on Ambressio ,mhm?", pintanya.

Kedua gadis itu mengangguk setuju. Mereka melanjutkan makannya dengan terdiam.

Begitu sampai di rumah Ambressio meminta baby boy dan meminta Cindy ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Wanita itu hanya menurut, dibawanya Revano ke kamar anak-anak di sana perawat sedang menemani Ayana berguling di karpet tebalnya. Lihatlah boy adikmu senang melihat mu datang. Diletakkan Revano di karpet itu berhadapan dengan Ayana. Mereka tertawa bersama saling meraih tangan. Ambressio duduk dengan bahagia melihat ekspresi wajah bayi-bayi mungil dan gembul.

"Nyonya sudah pulang tuan?", tanya sang perawat. Ambressio mengangguk perlahan masih menatap kedua bayi itu.

Cindy meneliti kamar yang sudah lama dia tinggal, semua masih sama. Dia pun segera membersihkan diri lalu memoleskan make up natural lalu bergabung bersama mereka di ruang baby-nya. Cindy memeluk Ayana dan menciumi baby girl nya dan Ambressio melakukan hal yang sama dengan Revano. Dan Ambressio mendekatkannya tubuhnya dengan Cindy, sesekali ia mencuri ciuman ke pipinya Cindy. Wanita itu melebarkan matanya menatap ke arah Ambressio yang tergelak gemas melihat ekspresi wajah sang istri.

Sang asisten rumah tangga sempat melihatnya dari jauh, sang nyonya yang cantik dan ramah sudah kembali dan kebahagiaan rumah sudah bersinar.

Di kediaman tuan Frederick. Celine Cartwright hanya menjadi budak nafsu seksual dia hanya diberikan waktu istirahat hanya beberapa jam dalam sehari. Dia meringis merasakan seluruh tubuh nya letih, dia harus melakukannya seterusnya hingga akhir batas waktu kesepakatan. Ia selalu menggunakan obat yang di berikan Jacobs untuk stamina nya. Jika bersama Jacobs ia jarang melakukan itu. Tidak seperti sekarang setiap kali dia datang dan di setiap sudut ruangan rumah nya. Bahkan para bodyguard itu juga sempat melihatnya walau curi-curi pandang. Celine Cartwright sudah pasrah inilah bayarannya untuk kemewahannya yang diinginkan oleh dirinya.

Frederick melempar kartu hitam itu ke tubuh bugil Celine Cartwright.

"Itu bonusnya pin nya ada dibaliknya! karena kamu menemani ku bermain...Jika kau sudah bosan datanglah kemari, kau bisa menjadi salah satu kucing peliharaan ku .." katanya dengan nada dingin, dia duduk hanya mengenakan celana dan bertelanjang dada dengan memainkan wine.

"Terimakasih tuan...aku nikmati saja apa yang ada tuan." jawab Celine Cartwright dengan mengambil kartu itu dia duduk lalu berdiri masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia keluar dan dengan santainya ia mengenakan pakaian dan berdandan. "Terimakasih atas semua nya" , setelah memastikan barangnya sudah masuk dalam tasnya ia pun berlalu.

"Di depan ada sopir yang mengantar mu", teriaknya. Celine Cartwright hanya mengangguk. Wanita itu minta di hantarkan ke apartemennya. Dia masih keletihan melayani Frederick. Ia menyimpan kartu yang di dapatkan di brankas nya. Ya... dia selalu menyimpan berbagai perhiasan juga kartu yang di dapatkan dari pembayaran tubuhnya. Dia merahasiakan dari keluarga nya. Dia tidak sebodoh Caroline Cartwright sang kakak yang menurut saja menjadi sapi perahan keluarga.

Cindy memasak makan malam, wanita itu antusias untuk melakukan itu semua Ambressio memeluk nya dari belakang dia terkejut saat pinggangnya disentuh oleh Ambressio. Dia membalikkan badannya dan saat itu Ambressio menciumi bibirnya. Mereka bertautan lama hingga kehabisan pasokan udara.

"Tiga bulan sweetie rasanya seperti kiamat.." bisik nya serak di telinga Cindy. Begitu menggelitik wanita cantik itu membelai rahang suaminya dan menangkap dengan kedua tangannya.

"Aku pikir kau sama dengan Reynald sudah tidak peduli lagi pada ku .." bisiknya menatap sendu.

"Aku sudah berjanji sayang aku berusaha menjaga kalian di sisi ku. Sampai kapanpun kalian ada disini", Ambressio menangkap tangan Cindy dan meletakkan di dadanya seraya mencium bibir ber kali-kali.

Di angkatnya tubuh mungil itu, tubuhnya Cindy bergetar hebat dalam pelukannya Ambressio. "Makan malamnya sudah siap. Kita tinggal memakan nya hubby...", Cindy tercekat bergetar menerima ciuman lembut Ambressio di sekitar wajah dan ceruk leher saat Cindy memeluk leher lelaki itu.

"Aku ingin makan kamu sayang.." dia pun tergesa naik ke lantai atas masuk ke kamarnya. "Anak-anak bagaimana?", tanya Cindy gugub.

"Lihatlah sweetie mereka sudah pergi ke alam mimpi! Waktu pembayaran mu swetie!! Beraninya kamu kabur dari ku dan tidak percaya padaku!", kayanya dengan nada geram setelah dia menunjukkan baby nya yang terlelap dalam box bayi, ia pun meletakkan istri nya dan mulailah apa yang diinginkan Ambressio. Bercinta dengan wanita yang di cintai nya.

Sinar matahari mengintip disela-sela tirai kamar tidur. Ayana di dekatkan di tubuhnya Cindy dan langsung menyedut ASI-nya. Cindy terbangun dari tidurnya meraskan pergerakannya Ayana Ambressio tersenyum kemenangan duduk di sampingnya.

"Mereka membutuhkan mu swetie, kamu asyik saja tidur."

"Mereka sudah bangun sepagi ini?" , keluh nya dengan menguap.

"Kamu yang kesiangan sweetie", bisikknya di telinga Cindy lalu menciumi bibirnya Cindy melenguh pelan.

"Giliran Revano sekarang", diangkatnya tubuh mungil Ayana dan gantilah Revano meminum ASI-nya." Aku akan memandikan dia dulu", pamit Ambressio. Ambressio ingin memberikan asi eksklusif pada anak-anak nya dia memang menginginkan yang terbaik untuk mereka. Setelah puas menyusui Revano Cindy membersihkan dirinya. Sedangkan anak-anak bermain bersama perawat. Ambressio pamit ke kantor begitu Cindy duduk di sampingnya.

"Aku sudah terlambat baik-baik di rumah ya?" dia mengecup puncaknya dan berlalu. Cindy hanya mengangguk mengerti.

Ambressio berjalan dengan senyuman ala Pepsodent serta bersemangat menyelesaikan semua pekerjaan yang digelutinya. Para pegawai semakin terpesona dengan ulah nya. Para modelnya juga berusaha tebar pesona pada Ambressio. Namun lelaki itu hanya bersikap datar bahkan menghindari. Hari berganti Ambressio merasakan kehangatan lagi bersama anak-anak dan istrinya. Disela-sela kegiatannya ia selalu menjahili Cindy. Dan itu merupakan bagian kesenangan baginya. Ambressio tidak sarapan pagi ini, dia harus ke resort ada pemotretan untuk promosi mall dan sebuah majalah mode. Cindy baru saja membantu nya mengenakan dasi dibuat cemberut karenanya lelaki itu langsung berlalu seraya mencium bibir dan pipinya.

Dia merasa kesepian dia ingin ke butiknya akan tetapi dia tidak pernah diberikan ijin. Diambilnya box lunch dan diisinya dengan sandwich daging ayam dan beef smoke ia pun mempersiapkan kedua baby nya sesekali keluar baik juga pikir nya.

"Nyonya yakin dapat membawa kedua nya?" sang asisten rumah tangga membantu Cindy naik taxi. Ayana di tidurkan di box bayi jinjing sedangkan Revano di gendong di depan dadanya.

"Ya aku bisa tenanglah toh hanya beberapa menit ke sana." jawab Cindy. Disinilah dia di depan resort itu ia bertanya kepada resepsionis dan melangkah pelan ke bagian tempat pemotretan, ia melihat dari jauh sang suami berjalan dengan asisten nya. Dan diskusi dengan beberapa orang. Benar kata asisten rumah tangga tangan nya kebas ia tak diizinkan masuk ke area itu. Dan dia kesulitan mengambil gawainya. Mata terasa panas melihat model-model itu mendekati Ambressio dengan pakaian minim. Sakit secara wanita itu cantik dan seksi dengan dada besar.

"Cantik...." David sang fotografer membidik candid Cindy dari jauh disela-sela kegiatan, Ambressio yang melihat-lihat koleksi foto di monitor meliriknya.

"Siapa yang menjadi sasaran mu?", bisiknya

"Sayangnya dia sudah punya baby di dadanya.. kayaknya dia lagi sedih, matanya hampir menangis", jawabnya dengan menunjukkan dagu ke arah Cindy. Ambressio menengadah ke arah yang ditunjuk matanya terbelalak dengan langkah lebar dia menghampiri Cindy. Cindy melihatnya Ambressio berjalan menuju ke arah nya dia berbalik arah dan tujuan nya keluar dari. sana.

"Sweetie kenapa ? Ada yang salah? Darimana kau mengetahui aku disini?", ditariknya box bayi itu, lalu di gendong nya Ayana sembari mencium bibir sekilas. "Aku menelpon kantor...aku hanya ingin mengantar sarapan pagimu", jawab Cindy. Mereka duduk di bangku taman. Tidak jauh dari pemotretan.

Bayi Revano dan Bayi Ayana

Celine Cartwright

Frederick

Jacobs

Ini merupakan imanjinasi author berdasarkan idolaku saja download di google.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!