3. Malam Pertama yang tertunda

Cindy larut dengan kesibukannya. Hingga tak terasa waktu berlalu. " Sudah jam 17.00 ? Aku harus pulang anak-anak sudah menunggu.", Cindy bergegas menata kertas-kertas desainnya di ceknya gawai dan sedikit dia mengaca lewat punch Compact powder. Masih rapi,gumamnya. Dia bangkit mengganti kardigan dengan jaket nya ia pun keluar dari ruangannya.

"Aku jalan dulu Flo " ,pamitnya pada asistennya. " Iya Nona hati-hati", balasnya. Dia hanya mengangguk. Dia menjawab sapaan karyawan dengan senyum. Lagi Sammy menunggu dengan setia di samping SUV Luxury berwarna putih. "Apa suamiku sudah pulang Sammy?", tanyanya.

" Menurut info sekretaris Daffa Beliau pulang telat Nyonya.", jawab Sammy. Cindy hanya mengangguk. Mobil pun tetap melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman. " Sore sayang.." sapanya pada kedua putrinya di ruang santai. Mereka ber cipika cipiki. " Momy ke atas dulu baru memasak makan malam. Daddy kalian pulang telat." keduanya mengangguk.

Sarah menonton Chanel favorit nya. Revalia membaca majalah. Sampai dikamar Cindy membersihkan diri dan berganti pakaian dia turun, sebelumnya ia menata baju santai sang suami lengkap dengan pakaian dalam, kemudiannya dia turun berjalan ke pantry memulai memasak. Makan malam dilalui dengan celotehan Sarah dan Revalia tentang kegiatan sekolah mereka. Cindy hanya menanggapi sekedarnya dan selalu tersenyum menanggapi celotehan kedua putrinya.

Hingga akhirnya mereka berpisah karena mengantuk dan tidur. Reynald masuk kamar saat Cindy sudah tertidur . Dilepasnya jas seraya bejalan mendekati istrinya dasinya sekali hentak dia lepaskan kemudian kemeja dan celananya ia merangkak ke kasur king size hanya mengenakan boxer saja. Ditariknya selimut yang menyelimuti tubuh Cindy. Cindy menggeliat saat bibir Reynold menciumi ceruk lehernya diturunkannya tali spaghetti gaun tidur itu.

Bersamaan dengan ciuman lembut dan meninggalkan jejak-jejak kiss mark dari ceruk leher hingga pundak kemudian beralih ke dada, di remas nya benda kenyal tersebut. " uuhm... mmmhhmm...", suara lenguhan terlolos dari bibir mungil Cindy. Mata nya mengerjab agak buram dia mengenali sosok yang mengukunginya.

Matanya terbelalak lebar kakinya meronta-ronta menendangi tak berarah.. dengan sigab Reynold menahannya. "Hei ..its me honey", serunya dengan menangkup wajah Cindy dengan kedua tangannya seraya menciumi bibirnya. Cup....cup...cup... dari sekilas hingga lama lama menjadi sesapan mendalam dan mengeksplore isi rongga mulut Cindy. Sesaat mereka melepaskan diri untuk pasokan udara yang habis.

" Kau mabuk?", sungut Cindy mengerucutkan bibirnya. Dia mencium aroma wine di mulut sang suami. " Sedikit tadi ada jamuan makan malam dengan clien,so.." Reynald masih dengan ciuman ringan. "Jangan seperti itu honey. Akan kuhukum kau" kekehnya.

Cindy mendelik. Dia baru menyadari jika suaminya ternyata mesum. Dia pikir suaminya ini hanya patung tidak akan tergoda. Dasar lelaki mesum, makinya dalam hati." Bukannya kau masih terikat dengan kenangan istrimu yang cantik dan sempurna itu?", tuduhnya seraya mundur menghindar sedangkan Reynald mendesak maju dan menghimpitnya di headboard.

Dia asyik menghirup aroma Cindy di ceruk lehernya. Dengan aroma bunga Lily dan saat menciumi bibirnya aroma strobery lip blam bercampur papermint. "Aku pria normal honey. aku sudah berpisah dengannya 7th. dan aku lebih suka membayar wanita sekali kencan daripada menikah. Mereka hanya mau uangku saja. Dan yang kurasakan pada Amalia hanya lah rasa keterbiasaan dan nyaman dalam bersama. Itulah alasan aku menikahinya."

Cindy menatapnya tak percaya. Dia harusnya tak terkejut karena mereka menikah bukan berdasar cinta tapi kesepakatan. Walaupun tampa menandatangani surat-surat perjanjian seperti di film drama ataupun novel-novel yang pernah di bacanya, dia pikir Reynald butuh orang yang menjaga dua putrinya yang menginjak remaja agar tidak salah jalan. Dan dalam angannya lelaki ini masih setia pada istri pertamanya yang cantik mantan model internasional. Perlahan tanpa disadari loloslah cairan bening itu di pipinya. Saat mendongak Reynald melihatnya," Hei...honey kenapa menangis?", Reynald menghapus air matanya.

" Apa yang kurasakan padamu itu berbeda honey. Aku sungguh-sungguh tertarik padamu, kau terlihat cantik dan kuat, bahkan di saat-saat kau terluka pun tetap tegar, tak memperlihatkan rasa sakit mu didepan musuh mu. Kau jago masak i love it dan sexy... mungil dan gesit. tubuhmu begitu harum semerbak di kamar ini bau bunga Lily kadang harum mawar aku suka sekali. Aku tak mungkin langsung mengajakmu bercinta kamu kan bukan wanita bayaran." Reynald menjelaskan dengan mencium keningnya.

"Kupikir kau tak menginginkanku honey.."lanjutnya. Reynald meletakkan kepalanya di bahu mungil istrinya itu. Cindy tersenyum berbinar tangannya meraba perut suaminya yang sixpack hingga ke dada.Reynald mengeram hasratnya berkobar." Kau istriku sweat heart, just you!" bisiknya. "Honey bolehkah?", ijinnya dan Cindy hanya mengangguk.

Diapun memulainya dengan mengecup wajah lalu turun ke bawah tampa jeda. Perlahan pasti mereka bergulat, terjadilah apa yang semestinya terjadi yakni hubungan suami istri. Hingga menjelang subuh pergulatan panas pun baru terhenti."Terimakasih honey", bisik Reynald

Sinar matahari mengintip disela-sela tirai kamar. Cindy memicingkan mata silau. " shff.. mhm.. aaauu..." dia meringis merasakan organ inti nya nyeri berdenyut badannya serasa remuk ia meregangkan badannya yang pegal pegal...lagi dia mendesis merasakan nyerii..

" Kau menggodaku honey?", suara serak ngebass Reynald terdengar dari arah pintu, Cindy menoleh. " Kau sudah mandi? Kau akan langsung berangkat kerja? ", Cindy menatap suaminya yang hanya mengenakan setelan kemeja kasual.

" Aku tidak tidur honey. Aku ada pekerjaan yang harus kuselesaikan. Aku kebawah menyuruh maid memasak sarapan untuk anak-anak. Dan juga untuk makan siang serta makan malam, kau istirahatlah. Nanti jam 07.00 ada dokter dan pegawai spa dan message membantumu agar badanmu bugar lagi. Dan nanti malam dapat make out lagi.." ujarnya.

Cup ...cup ... cup... lagi dia mencium bibir istrinya dan menatapnya. "Aku tak kan lama honey", yang terjadi semalam terulang lagi. Cindy hanya dapat pasrah dengan keadaan.

Cup...cup ... cup .. diciumnya seluruh wajah istrinya. " Aku pergi dulu sayang", bisiknya. Ia pun berlalu membersihkan dirinya dan mengenakan kemeja dan jasnya tak lupa jam tangan rolex. Ia menatap istrinya yang menatapnya sayu dan lemas di kasur king size.

Cup..cup .... lagi dikecupnya bibir sang istri. "Tunggulah mereka disini. Jadi baby girl ku yang manis". sambil mengelus puncak kepalanya. Kembali Reynald memberikan ciuman di bibir. Terkekeh geli melihat ekspresi wajah sang istri yang kepayahan karena ulahnya. Dan hasil kerajinan bibirnya semalaman di seluruh anggota badannya.

Tidak lama sepeninggal Reynald datanglah dua maid membawa sarapan sandwich dan segelas susu hangat. Dan di belakangnya ada dokter dan dua orang pegawai masing-masing memiliki tugas nya. Para Maid membersihkan ruangannya, sedangkan para pegawai terapis spa mempersiapkan peralatan nya untuk aneka perawatan spa. Serangkaian pemeriksaan dan perawatan dilakukan Cindy. Tanpa komentar ia mengikuti nya segalanya untuk dirinya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!