5. Memanjakannya

Serangkaian pemeriksaan dilakukanya juga segala perawatan spa yang dikirim suaminya. Dokter wanita itu sangat ramah. Dan Cindy merasa nyaman selama menjalani perawatannya. Mereka jua melakukan tanya jawab. Dia mendapatkan obat dan salep. Sedangkan perawatan spa itu juga sangat membantunya tubuhnya terasa lebih rileks dan nyaman.

Triings..notifikasi gawai nya ber bunyi. " Bagaimana keadaanmu honey?" tanya Reynald. " Sudah baikan terimakasih suamiku..muach. Sudah makan siang?" ganti Cindy balik bertanya. "Baru selesai makan siang dengan clien tadi dan dengan Daffa. Bagaimana denganmu ?" Tanyanya.

" Aku nunggu anak-anak saja sebentar lagi mereka pulang. Jangan sampai telat...muach. Ok ". Balasan dari Cindy. Di lihatnya jam menunjukkan pukul 13.30 Cindy mengganti bathrob dengan dress selutut dengan lengan pendek. Ia pun turun berjalan perlahan. Seorang maid menantinya di ujung tangga. " Nyonya" , sapanya.

"Apa anak-anak sudah pulang?", tanyanya seraya berjalan ke meja makan. "Belum Nyonya, hari ini hari Rabu nona Sarah ada les piano dan nona Revalia ada tambahan kelas karena sudah kelas 3 sekolah lanjutan atas pertama. Nyonya akan makan siang sekarang?" lanjutnya.

"Baiklah...aku sudah tidak tahan lagi. Aku benar-benar kelaparan." maid itu hanya mengangguk dan tersenyum. Maid pun menghidangkan makanan di meja, ada chicken Cordon Blau, chicken schnizel dan samosa. " Kau tahu makanan kesukaanku?" , tanyanya. Cacing-cacing di perutnya sudah meronta minta jatah.

"Nyonya semua atas perintahnya Tuan", jawab maid sopan. Cindy hanya mengangguk. Menikmati hidangan yang tersaji tampa banyak suara. Ia begitu menikmatinya hingga tandas tak tersisa. Ia merasakan pegar karena baru kali ini ia makan sebanyak ini tampa membatasi diri para maid menahan tawa mendengar suara sendawa yang nyaring.

Cindy menutup mulutnya. "Maafkan aku sudah berlaku tak sopan", katanya menahan malu. Dia pun bangkit karena tak tahan dengan perasaan malu" Aku ke atas dulu, jika tidak ada yang di kerjakan beristirahatlah kaliyan. Ah kenapa aku ini", ia menggoyangkan kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya yang merona karena malu atas kejadian tadi.

Dia berjalan ke sofa mengambil majalah di atas nakas di luruskan kakinya diatas sofa dengan berbantal lengan sofa. Karena kekenyangan ia pun mengantuk. Maksud hati ingin menunggu kedua putrinya, sekarang berbanding terbalik ia terlelap dengan pulas.

Dan hari berganti sore. Kliik. Suara pintu dibuka Reynald tersenyum melihat istri kecilnya tertidur di sofa. Di angkatnya dan dia pindahkan ke kasur king size nya.

Cup... di ciumnya pipi Cindy ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di ambilnya iPad di nakas ia duduk di sampingnya ia mengecek email dan tugas lainnya yang ia limpahkan ke anak buahnya.

kliik. Gagang pintu diputar dari luar. Nampak kepala Sarah dan Revalia menyatu, gemas melihatnya. " Ada apa putri Daddy ke sini? Kemarilah!", titahnya seraya melebarkan kedua lengannya.

Ke duanya mendekat masuk dalam pelukan hangat Daddy nya. Reynald mencium puncak kepala keduanya bergantian. "Bagaimana keadaan kesehatan momy, Daddy?", tanya Revalia sesaat dipelukkan Daddy-nya.

" Semua baik-baik saja, besuk momy dapat kembali beraktifitas, dia hanya kecapekan ", jelasnya. ". Benarkah Daddy ?", tanya Sarah. "Bagaimana tugas sekolah kalian?", tanya Reynald mencoba mengalihkan pembicaraan. " Sudah ku kerjakan Daddy", jawab Sarah. " Aku sudah Daddy. Aku harus pergi besuk pagi ada ulangan lagi ", pamit Revalia.

"Ok. Belajarlah sungguh-sungguh swetie..." , dikecupnya lagi puncak kepala ke dua putrinya itu secara bergantian. Mereka pun keluar dari kamar menuju kamarnya masing-masing. Reynald masih asyik dengan ipadnya tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Diletakkan iPad di nakas kemudian ia masuk dalam selimut menarik tubuh istrinya ke pelukannya.

"Good night honey," seraya mencium pipinya Cindy dan ikut tidur, tak lama dia mengikuti istrinya terlelap masuk ke dunia mimpi. Paginya Cindy terjaga dalam pelukan hangat sang suami dia tersenyum bahagia. " Jangan melihatku seperti itu honey, aku tahu aku tampan", lanjutnya dengan suara serak Reynald membuka matanya wajahnya khas muka bantal karena bangun tidur. Cup ...cup... " Morning kiss honey", serunya setelah mencium bibir istrinya.

Blush...merah wajah Cindy . " Lepaskan, aku mau mandi", rengeknya. " Kita sama-sama honey", Tampa menunggu jawaban sang istri dia pun mengangkatnya ala bridal style.

Dan mereka pun mandi bersama dengan shower dengan rutinitas ala pengantin baru. Cindy membantu suaminya mengancingkan baju bagian bawah dengan tertunduk malu,ia juga membantu memasang dasi dan membawakan jas nya.

Dan Renald menggodanya dengan cipika cipiki di pipinya, kening dan puncak kepalanya. " Terimakasih honey", bisiknya. Cindy mengangguk keduanya turun beriringan, Reynald tak melepas tautan tangannya. Di meja makan Sarah dan Revalia sudah menunggu. " Pagi sayang," sapa Cindy pada keduanya. " Pagi momy", jawab keduanya serempak. Setelah keduanya duduk para maid menyajikan hidangannya. Mereka pun memulai makan bersama dalam diam.

Saat Cindy berangkat bekerja pun Reynald bersikukuh mengantarnya dengan Bentley hitamnya itu. Dia hanya mengangguk pasrah. Mereka berpisah di depan butik saat hendak melangkah lengannya Cindy di tahan oleh Reynald . " Kau belum membayar upahnya Nyonya?" , serunya. Cindy terperanjat, upah? Ia baru mengetahui suaminya ini perhitungan sekali. Belum sempat menjawab ditariknya sang istri dalam pelukannya hanya hitungan detik dia mencium bibir Cindy.

Wanita itu terbelalak, ini tempat umum bisa-bisanya sang suami. Dipukulnya dada Reynald pelan agar segera melepasnya. Dan saat terlepas pria itu terkekeh dan langsung masuk ke dalam mobil.

Seraya melempar ciuman kiss bay layaknya remaja yang lagi kasmaran. Dengan muka merona Cindy berjalan masuk, ada banyak orang yang dilaluinya. Para pegawai nya juga pegawai gedung-gedung sebelah bahkan ia sempat melirik ada yang asyik mengabadikannya lewat phonsel .

Dia. berusaha berjalan cepat sambil menggenggam erat hand bag nya tapi lagi-lagi ia kalah dengan lukanya yang masih berdenyut. Ia harus menebalkan muka untuk hari ini dan kedepannya, semua orang di sekitar butik dan pegawainya tidak mengetahui jika dia sudah menikah. Dia tidak mengetahui kejadian ini menyebar lewat media sosial dan tampa di ketahui ya, sang suami adalah pembisnis yang terkenal.

Dia hanya mengetahui sebatas sang suami bekerja di RCC Company tampa tahu peranan dia di dalamnya. Baginya Reynald suaminya duda mapan dengan 2 anak perempuan yang menginjak remaja. Cindy adalah wanita simple. Jika dia suka maka suka jika tidak maka dia akan menjauh, sama seperti saat dia mengetahui dan melihat calon suaminya bercinta dengan wanita lain langsung dia memutuskan pergi dan pamit secara terhormat pada orang tua kekasihnya yang shock atas tindakannya.

Dan dia memutuskan pindah rumah sejak kejadian itu di bantu sahabatnya Lucy. Dia menjual rumah peninggalan orang tuanya dan menukarnya dengan apartemen kecil. Ia memutuskan menjauhi mantan tunangan dan keluarganya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!