Ambressio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ia khawatir dengan kondisi Cindy, maid nya diajaknya untuk menjaga Cindy dan mengontrol keadaan nya. "Tuan .... Nyonya mengeluarkan darah..." ".................", Ambressio terdiam.
"Tuan ...apa sudah sampai?", tanyanya. " Setelah lampu merah depan kita sebentar lagi ..kau masih bersama kita kan sweetie...?" , Cindy mengangguk biarpun tak menjawab obrolan akan tetapi ia masih merespon maid atau Ambressio yang mengajak berbicara.
"Tahan anak-anak Daddy..... Daddy hampir sampai. Lihatlah itu sudah kelihatan, jangan bikin momy repot sayang..." katanya. Cindy terkekeh geli melihat tingkah lakunya seolah-olah sang anak duduk di belakang bersamanya, wanita itu masih meringis kesakitan. Dia bahagia Ambressio selalu ada saat dia butuhkan, lelaki itu selalu membuat rasa nyaman dan aman.
Begitu tiba Ambressio dibantu tenaga medis menangani persalinannya Cindy. Ambressio ikut masuk mendampinginya. Cindy mengerjab menatapnya (Ambressio ) dia merasa lemas serta nyeri di selakangannya dan lemas, tak lama dia pun pingsan. Cindy mendapatkan penanganan medis, Ambressio di minta keluar karena tindakan darurat yaitu operasi Caesar untuk mengambil kedua bayinya.
Perawat memberikan kabar bayi nya sudah lahir dan jenis kelaminnya laki laki lalu perempuan. Ambressio segera memberikan kabar ke Reynald, bayi nya sudah lahir dengan jenis kelamin laki laki dan perempuan. Mereka sudah di ambil sampel darah untuk test DNA. Reynald pun datang ke rumah sakit untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Dia juga melihat bayi nya Cindy. Kedua bayi itu yang laki laki mirip Reynald dan yang perempuan mirip Ambressio hanya berambut hitam sama dengan ibunya.
Reynald memperhatikan kedua bayi itu. Bagaimana bisa mereka mirip kita?, gumam nya bingung. Ambressio menatap nya, "Tentu saja karena dia sudah bercinta dengan kita, Tidakkah kau ingat? kata dokter hasilnya DNA paling cepat dua hari lagi." sahut Ambressio kesal.
Mereka berjalan menuju ke ruang rawat inap Cindy. Wanita itu sudah di pindahkan ke ruangan ICU karena masih belum sadarkan diri. Reynald menghampirinya dan menyugar Surai hitamnya. ".... forgive me... honey...." , katanya dengan tersendat. "Kau akan menunggu dia bangun?", tanya Ambressio. Reynald menggelengkan kepalanya.
"Aku tak memiliki kemampuan menghadapi nya", sanggahnya. "Kau mencintai nya, tapi mengapa kau tak mempercayainya?", sambung Ambressio. "Aku melihat tatapan mata memujamu", jelas Reynald. Ambressio menoleh menatap lekat sang kakak. "Biarpun itu hanya sepintas lantas mengapa? Aku terganggu aku takut menyakiti perasaannya lebih jauh jika terus bersama ..." jelasnya. "Baiklah.." Ambressio hanya mengangguk mengerti.
Di kediaman keluarga besar Cartwright. " Kabarnya wanita itu melahirkan di rumah sakit xxx. Dia diceraikan Reynald, seusai kepergian mereka dari China dan sekarang tinggal bersama Ambressio." jelas Celine Cartwright.
"Wanita yang menarik dapat mempermainkan perasaan Kakak beradik dan skandal **** mereka merupakan aib tersendiri bagi kerajaan bisnis Cassiedy ha...ha..ha....". tawa Ryeowook Cartwright menggema seluruh ruangan. " Aku masih mempunyai vidionya pa dan sudah dikirimkan ke Tante Evelyn'", jawab Celine Cartwright puas. "Mhmm... ngomong anaknya bermartabat nyatanya satu lubang dipakai beramai-ramai ", Sinis nyonya Cartwright duduk dengan pongah dan meminum minumannya.
"Aku sudah ada rencana pa...jangan khawatir orangku akan mengerjakan semuanya dengan tepat dan tak lama lagi aku akan bersama Reynald..." ,ujar Celine Cartwright dengan mengacungkan gelas nya ke arah orang tuanya.
Di rumah sakit. Cindy masih terbujur di ruangan ICU karena belum sadarkan diri. Ambressio masih setia di sampingnya demikian juga Reynald. Dia menunduk tampa berkata apapun. "Apa kau sudah memberitahu momy tentang Cindy? ", tanya Ambressio.
"Belum... beliau hanya mengetahui sebab kita berpisah, dan ia memiliki Vidio versi mereka. Aku tidak mengetahui bagaimana cara mereka melakukan itu semua, aku takut Cindy terluka lagi. Aku yang pengecut meninggalkan nya Tampa kata kata. Maaf kan aku Ambressio". lanjutnya.
Mereka hanya berdiri di luar ruangan yang bersekat kaca. Mereka dapat melihatnya dari jauh. "Bagaimanapun dia ibu dari bayi kita, entah benih dari siapapun yang jelas dia istriku dan kedua bayinya akan terdaftar atas nama anakku. " Ambressio menatap tajam sang Kakak.
"Baiklah aku sudah mengetahui nya. Aku harapkan dia bahagia selalu dan tersenyum Ambressio.." jawab Reynald. "Aku tak mampu melupakan rasa cinta yang ku dapatkan dari nya. Walaupun berakhir menyakiti", lanjutnya.
"Kau harusnya yang kuat kak Reynald. Ku pikir kau akan mendengarkan kami...", gumam Ambressio. "Aku melihatnya tatapan matanya yang. memujamu walau itu hanya sesaat. Aku tidaklah mudah membuat keputusan ini" , semburnya emosional.
Ambressio terhenyak akan keterusan terangan sang kakak. Tak lama perawat berlari keluar bersamaan derap kaki tim medis mendekat dan masuk ke dalam kamar Cindy.
"Selamat tuan nampaknya nyonya telah terjaga dari tidurnya", sang perawat menjelaskan setelah itu dia ikut masuk. Dari kaca mereka melihatnya, Cindy menoleh dan matanya mengerjap-ngerjap.
Tak berselang lama Cindy dipindahkan ke ruangan VVIP bersamaan Para tim dokter keluar ke dua bayinya pun di antar ke kamarnya untuk diberikan ASI secara eksklusif. Hanya ada seorang perawat yang menemaninya. Ambressio dan Reynald masuk ke **********. Cindy baru selesai menyusui ke duanya. Mereka di taruh dalam box bayi.
"Kalian di sini? Bagaimana pendapatmu mengenai bayinya?", Cindy bertanya dengan posisi duduk dan menunduk setelah perawat memohon diri. "Dua hari lagi hasilnya keluar sweetie apapun itu kau tetap istri ku dan anak-anakku." jelas Ambressio dengan tegas.
"Maafkan aku Cindy aku terlalu mencintaimu dan pengecut, aku cemburu buta dan sudah sangat menyakitimu" ,ujar Reynald meminta maaf kepada Cindy. Wanita cantik itu hanya memalingkan wajahnya dari tatapan Reynald. Lagi lagi air matanya menetes. Dadanya terasa nyeri ingat semua peristiwa yang terjadi.
"Beristirahatlah sweetie aku akan memanggil perawat menemanimu..." bisik Ambressio lalu mengecup puncaknya dan berlalu.
Diikuti oleh Reynald di belakangnya yang tidak lepas memandang nya. Mereka menyusuri jalanan koridor rumah sakit menuju ke parkiran. Sebelum nya Ambressio meminta perawat menemani Cindy.
Di lain tempat jantung Momy Evelyn berdetak kencang setelah mendapat berita terbaru bahwasanya Cindy sudah melahirkan. Dia memutuskan untuk pergi melihatnya dan memastikan keduanya. Ia masih marah karena dua putranya berseteru karena satu wanita.
Dia ingin mengetahui anak siapa yang di kandung nya itu. Dia tidak terima jika Cindy dengan sengaja merayu dan mengadu domba keduanya. Dia inginkan penjelasan dari wanita itu. Wanita yang dia anggap begitu lugu,
sederhana dan jujur. Reynald selalu bercerita tentang Cindy yang sederhana dan baik hati. Bagaimanapun ia hanya seorang ibu yang tidak dapat melihat kehancuran anaknya. Ibu manapun hanya ingin anaknya hidup bahagia dan sejahtera, serta sehat.
Mobilnya mama Evelyn bersimpangan dengan mobil kedua putranya, dengan bergegas mama Evelyn menuju ruangan Cindy. Saat dia menemukan nya Cindy baru selesai menyusui anaknya yang perempuan. Dan Anak laki-lakinya sedang di mandikan dalam kamar mandi. Wanita itu terkejut saat pintunya dibukanya dengan kasar. Gemeletuk sepatunya di lantai menghampiri Cindy.
"Akhirnya kau melahirkan anak itu. Dasar wanita tak tahu malu !" maki mama Evelyn. Cindy hanya terdiam dan menatap ibu mertua nya sedih, bukan bertanya tentang kesehatan nya atau kabar cucunya, malah kebalikannya.
"Jangan kau kira aku akan memberi mu ijin tinggal di sisinya. Putraku layak mendapatkan yang terbaik. Mereka akan menikah dengan wanita-wanita terhormat. Bukan seperti mu!!". serunya, dengan berjalan mendekati Cindy kemudian di rebutnya bayi itu. Cindy berusaha mempertahankan nya.
"Berikan bayinya !!! Sekarang pergilah dasar wanita xxxx !", mama Evelyn berhasil meraih bayinya. Bersamaan dengan terjatuhnya tubuhnya Cindy ke lantai tangannya ngilu berbenturan dengan ubin lantai.
" Carilah laki laki yang dapat membiayai kebutuhan mu!!', makinya sambil merampas bayi perempuan yang di gendongan Cindy. Dan berlalu. Cindy terjatuh dari kasur bersama selang infusnya yang lepas. Darah mengucur deras dari lubang itu. "Nyonya ...tolong kembalikan bayiku', Jeritnya.
"Tolong kembalikan bayiku...", jeritannya menyayat hati dengan posisi masih tergeletak di lantai, karena tubuhnya masih tidak sehat. Sang perawat keluar karena terkejut dengan suara gaduh di luar .
"Nyonya apa yang terjadi?", Tanya perawat itu, di letakkan si kecil berbalut handuk tebal agar tidak kedinginan, kemudian dia bergegas menghampiri menolongnya.
"Mertuaku mengambil bayiku. Mertuaku tidak suka padaku beliau membenciku aku harus menyelamatkan anakku darinya. Aku harus bagaimana ?", Perawat wanita paruh baya itu merasa iba dan sedih. Cindy masih menangisi bayinya yang dirampas mama Evelyn.
"Nyonya apakah dia sangatlah membenci mu sehingga menyiksa Anda seperti ini..?", Tanyanya prihatin. Dia teringat putrinya yang meninggal dalam keadaan hamil karena penyiksaan mertuanya. Cindy mengangguk disela sela tangisnya.
"Apakah kau ingin menjaga anakmu darinya?", tanyanya gugub. Cindy mengangguk lagi.
"Jauh......jauh dari ayahnya dan nenek nya. Tapi aku yatim piatu tidak ada rumah atau kerabat," tangisnya pilu. Di peluknya Cindy dengan prihatin. Sejenak wanita itu memiliki ide.
"Aku hanya mempunyai rumah kecil di pinggir kota. Sekarang aku tinggal di mess. Kau mau ku antar kesana sayang? Ada orang orang baik di kampung ku. Mereka dapat membantumu.." Tawarnya
"Sungguh bibi? Apa kau bersedia untuk membantuku?", Tanyanya ragu. Wanita itu mengangguk mantap. Di raihlah telepon seluler nya dan di teleponnya seseorang. "Dia akan datang ayolah bersiap!', Kata perawat tersebut.
Wanita itu menata bayinya agar tidak kedinginan selama perjalanan. Kemudian dia membantu Cindy dengan berpakaian ala wanita sederhana agar tidak mencolok, di gelung nya rambutnya dan di berikan masker wajah.
"Dia adalah Gathan anak pemilik ruko di kampung halamanku. Orangnya baik kau di sana saja, aku akan tetap di sini sebagai saksi kalau mertua mu muncul dan merampas bayimu. Dan dialah yang akan di tuduh menculik mu dan mencelakakan bayi mu. Mengenai anakmu yang lain kita cari caranya nanti." Jelasnya dan memberikan dukungan penuh.
Cindy hanya mengangguk dan mengerti. Bagaimanapun dia harus menyelamatkan bayinya yang lain, baru yang lainnya dia selamat kan.Wanita itu pun pergi meninggalkan Cindy. Sebelumnya nya dia mempersiapkan barang yang harus di perlukan selama perjalanan, obat medis, makanan dan minuman, setelah semuanya siap sedia, dia kembali ke tempatnya bertugas, tak lama muncullah laki laki berbadan tegab di ruangan itu. " Nyonya Cindy? ", Tanyanya laki laki itu.
"Gathan?", Ganti Cindy bertanya. Keduanya saling mengangguk. Diangkatnya tas dan bayinya. "Kau duduklah di kursi roda ini agar lebih cepat ," Titahnya. Lelaki itu memberikan bayinya ke pangkuan Cindy dan tas nya dia kempit di lengannya. Mereka keluar tanpa hambatan yang berarti. Mereka menuju ke pinggiran kota. Perjalanannya sangatlah lama mereka hanya berdiam diri. Karena hanyalah orang asing dan belumlah saling mengenal. Hingga sampailah di sebuah perkampungan sepi di pinggiran kota mereka berhenti di ujung gang. Mereka berjalan menuju kampung paling ujung di sebuah rumah tua terlihat reyot Dan lusuh dalam keremangan lampu malam.
"Ini adalah rumah nyonya Hana. Perawat yang membantu mu! Di dalamnya cukuplah bersih karena ibuku dua hari' sekali ke sini membersihkan, besuk ibuku akan datang. membawakan sembako. Untuk malam ini aku akan menjagamu. Karena sudah sangat larut malam, pagi pagi aku akan keluar dan menguncinya dari luar. Kunci duplikat nya ada di meja TV. Di dalam kamar juga ada baju nya Bridney putrinya nyonya Hana. Masuklah dan istirahatlah, aku tidur di sofa", Perintahnya.
"Terimakasih banyak", Cindy pun masuk ke kamarnya. Di lihatnya perabotan tua dan lemari ada pakaian wanita lengkap dengan dalamnya.
Beruntung putranya tidak rewel dia tidur terus, ia pun berbaring di kasurnya. Dengan membelakangi pintu masuknya. Bayinya di ampit badannya. Mereka pun terlelap di alam mimpinya masing-masing.
POV GATHAN
Aku sedang mengirim barang, karena kerjaku seorang sopir ekspedisi lepas. Aku punya truk. kecil yang ku beli dari pesangon saat di PHK dari perusahaan. Aku lelah kerja ikut orang yang sedikit dikit di maki dan di perintah, lalu main pecat. Aku ingin buka usaha sendiri, inilah aku sekarang dengan usaha kecil tapi tetap dapat penghasilan tanpa takut di PHK lagi.
Saatnya ada telepon dari nyonya tua Hana wanita berbadan kecil berkebangsaan Asia yang kuingat dia juga mempunyai anak perempuan cantik berambut hitam panjang. Dulu gadis itu ikut ayahnya setelah perceraian orangtuanya dan setelah itu aku hanya mengetahui nyonya Hana bekerja di rumah sakit. Dan bertemu beberapa kali. Dan tiba-tiba ia menelepon meminta pertolongan dan perlindungan untuk anaknya.
Ku tatap wajah cantiknya yang sendu sepanjang perjalanan kami menuju ke tempat tujuan dia hanya diam dan menatap ke luar jendelanya. Wajahnya yang ayu begitu sedih dan terluka. Dia bahkan menutupinya dadanya yang sempat ku melihatnya berwarna putih bersih saat menyusui bayinya. Anak itu penurut sekali seakan-akan mengetahui bahwa ibunya sedang kesulitan. Bagaimanapun wanita itu sungguh cantik.
Biarpun berdandan seperti nyonya tua Hana , tanpa makeup dia terlihat sangat cantik. Aku berjanji akan memberikan perlindungan terhadap nya. Itulah janjiku. Di kediamannya Reynald. Reynald mengamuk saat melihat kedatangan mama Evelyn.
"Bagaimana momy sejahat itu!! Momy memisahkan ibu dan anaknya. Bagaimana keadaan Cindy? Dia melahirkan secara Caesar mom.!!! Dia sempat tidak sadarkan diri selama dua hari", Semburnya. "Momy juga pernah melahirkan jadi wajar wajar aja, tidak usah lebay. Lagian Mom tidak terima dia mempermainkan kaliyan berdua!!", Sakars momy Evelyn. "Ini bukan salah Cindy momy!!" , Jelasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments