Love
Huff ... Cindy menghela nafas panjang. Disela-sela kegiatannya pagi. Setiap harinya ia bangun lebih pagi, kemudian ia membersihkan dirinya, lalu dia menyiapkan pakaian sang suami. pakaian kerjanya dari jas, dasi, kemeja hingga sepatu lalu dia ke kamar anaknya. Menyiapkan pakaian seragamnya dan mengecek buku-buku nya di tas nya, lalu membangunkan mereka.
Kemudian dia menuju ke pantry untuk memasak. Menyiapkan sarapan, pauk untuk makan siang dan makan malam adalah impian yang diinginkannya. Dan ia hanya meminta maid membantu dan menghangatkan masakan. Orang luar akan melihat keluarga kecil yang bahagia, ayah ibu dan dua putri cantik.
POV CINDY
Peduli apa kata orang, makinya dalam hati. Reynald pria sempurna yang menjadi suaminya di matanya selain kekasihnya. Dia hanya memiliki dua teman pria yang dekat dengannya, pertama pria yang nyaris dia nikahi, karena pria itu berselingkuh dengan sekretaris nya yang tak lain masih sepupunya.
Dan pria keduanya adalah Reynald, sesudahnya tidak ada lelaki lain. Suami nya tampan dan dingin, tak tersentuh. Akan tetapi dia sudah membantu dari keterpurukannya, ia membantu mencarikan tempat usaha, ku pikir dia hanya mencarikan tempat saja ternyata tidak.
Dia sudah menyewa orang untuk menata interior dan juga sudah membayarnya, dia memberikan kartu tiga buah untukku bukan satu tapi tiga? Belum lagi sopir dan mobilnya, yang mengantar dan menjemput ku. Aku jatuh cinta padanya dan dua putrinya pada pandangan pertama, ku pikir mereka keluarga sederhana tapi saat sudah resmi menjadi istrinya aku terperangah melihat rumahnya yang besar dengan halaman depan dan belakang.
Ada kolam renangnya. Biar pun tidak luas tapi unik juga. Kebiasaannya mencuri ciuman, awalnya hanya di keningku. Sekarang? Akhir-akhir ini dia mencium pipi sekarang bibir? Suamiku itu irit sekali bicaranya, aku mencoba mengajaknya mengobrol tapi dia hanya menjawab OK dan BAIKLAH... bikin kesel banget. Aku putuskan mencatat semua pengeluaran untuk rumah tangga. Dari membayar para maid juga keperluan anak-anak.
Mencegah kericuhan dan perselisihan di kemudian harinya. Aku juga mencatat pendapatan butik dan menyicil pengembalian modal nantinya. "Pagi momy.." ,suara nyaring Sarah Amalia Cassiedy menyapa sang ibu.
"Pagi sayang...muah.." , jawabnya saat Sarah mendekatinya dan mencium pipinya. Cindy masih menyiapkan masakan yang sudah selesai dibantu maid. menata di meja. "Pagi momy.." ,sapa Revalia Cassiedy ketika Cindy fokus menuang susu di gelas,.
" Pagi sayang... muah", biar berseberangan Cindy mengerucutkan bibirnya seolah mencium putrinya itu. Revalia hanya memutar bola matanya geli dengan ibu tirinya yang selalu ceria, murah senyum.
Dia beruntung bertemu dengannya biar kontras diliat orang luar, Daddy nya orang luar sedangkan momy nya wanita Asia yang minimalis jika berdiri dengan Daddy jauh sekali, seperti berjalan dengan putrinya sendiri bukan sebagai istri, ...hi..hi..lucu sekali jika membayangkannya Revalia menahan tawanya.
"What's ?", Daddy nya bertanya saat didekatnya. "Hidup itu aneh, Daddy lihatlah kebersamaan kita...padahal baru beberapa bulan lalu kita orang asing...aku tak mengira bakal punya mom unik seperti dia", bisik nya. "Thats it life " ,gumamnya menatap sang istri yang melepas aproff dan melipat serta menaruh di meja pantry.
"Daddy aku tidak pernah menduga dia langsung menerima lamaran Daddy. Dia juga tidak mengenali siapa Daddy. Momy seorang wanita yang polos ", lanjutnya. Reynald hanya menganggukkan kepala. Cindy duduk disebelah Reynald Cassiedy.
"Morning", sapanya tersenyum. "Morning honey", balasnya dengan mencium pipi istrinya itu. Cindy tersenyum lalu mengambilkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Hening sesaat..
"Mom, kemaren Dapni cerita tentang momynya yang melahirkan dia punya baby cute mam. Aku lihat foto-fotonya. Mhm...kapan momy punya baby?", tanyanya setelah menjeda kalimatnya. " uhuk ..uhuk .." Cindy tersedak mendengar pertanyaan Sarah yang polos, Reynald reflek menyodorkan air di gelas ke arah istrinya.
" Maaf sayang.....Mom dan Daddy belum dapat memberikan adek bayi.." , katanya dengan tersendat dan memelas dengan wajah pias Cindy menatap gadis kecilnya. Di tatapnya sang suami.. Reynald asik dengan tablet dan kopinya. Cindy termangu. Apakah dia pura-pura tidak mendengar? batinnya.
"Aku setuju aja mom. Jika kami besar momy ada teman untuk menemani dan bermain di rumah, bukannya kita nanti banyak ekstra kurikuler juga tambahan les." sambung Revalia
"What's?", Cindy ternganga, masalahnya dia belum terbiasa dengan sang suami. Mereka hanya sekedar bicara sepintas di kamar tampa apapun, tidak ada cumbuan apalagi bercinta. Dia pikirkan sang suami masih mencintai mantan istrinya dulu. Bagaimana bisa punya baby? "Sayang." rengek Cindy pada Reynald.
" Ehmm... aku siap kapanpun kau bersedia sayang ....aku tak masalah jika menambah anak berapa, asal kau tak keberatan mengandung nya dan repot mengurus nya", jawabnya dengan menatap sang istri datar. Cindy shock sendoknya hingga terlepas dari tangan jatuh dipiring berdenting suaranya. Lemes banget dia bicaranya. Bagaimana bisa begitu?
Reynold gemas sekali melihat ekspresi sang istri buru-buru dia ulurkan tangannya dan Cup....cup .. cup ciuman kecil menempel dibibir mungil sang istri,kemudian yang terakhir dilumat dan disesapnya bibir tersebut.. agak lama. Dan segera disudahinya karena ingat meeting pagi ini tentang peluncuran produk baru phonsel nya.
"I got to go now ada saus caramel yang meluap disisi bibirmu honey makanya kubantu membersihkan", bisiknya sambil mengusap bibirnya. " Bye swetie...", di kecupnya kedua putrinya. "Bye Daddy " , jawab keduanya serempak. "Mom?" ,Revalia menggoyangkan tangannya ke arah muka Cindy kesadarannya kembali setelah perbuatan sang suami. "Ha...mhm ya sayang", jawab nya tergagab.
" Aku akan bersiap habiskan sarapannya sayang i love you", Cindy mencium pipi kedua putrinya dan berlalu.Cindy berbelok dia mengejar sang suami tetapi kalah cepat, ingat ya dia wanita mungil. Sedangkan sang suami tegab tinggi tentu langkahnya lebih lebar. Di halaman ia hanya mengeram kesal dengan mengepalkan kedua tangannya disisi dengan menghentakkan kedua kakinya menatap mobil Maybach hitam itu menjauh. Reynald melihatnya dari kaca spion tersenyum senangnya, hatinya berbunga-bunga melihat ekspresi sang istri dari kejauhan. Dia berhasil menjahili sang istri.
"Tuan...apa kita kembali ke rumah?" ,tanya sopir akan tetapi Reynald memberikan isyarat tetap jalan . "Nyonya..?" , Sammy menyapa Cindy. Cindy terjenkit mendengar sapaan nya. Wanita itu hanya tersenyum kikuk terus berlalu .
Cindy berjalan ke arah kamarnya. "Aaaaa....", ia menjerit histeris.. tak akan terdengar jeritannya itu keluar karena kamarnya kedap suara itu kata suaminya. "Bagaimana bisa ia dengan mudahnya menjawab seperti itu?". "Apa aku yang gila?"
"Tidak !!! Aku pasti ..... aku salah mendengarnya 'tadi, ya salah dengar !!!". " Aku salah mendengarnya. Ya,salah". "Tapi bagaimana jika benar? Ia juga ingin baby?" Cindy bermonolog sendiri dengan mondar mandir di kamar dengan menggigiti jari-jarinya.
Aku sudah berusaha untuk menggoda nya dengan piyama tipis, baju tidur dengan kerah pendek dan terbuka dia hanya diam tak bergerak, meliriknya saja tidak. Cindy bejalan ke walk on kloset memilah pakaiannya. "Bagaimana jika benar dia setuju dengan bayi? Tapi kan selama ini dia seperti patung. Dia tidak bergerak sepertinya tak tertarik padaku.
Akh ...sudahlah kerja ya..waktunya bekerja. Ia pun mengambil gaun yang dikenakan untuk bekerja kemudian dibawanya ke kamar mandi membersihkan diri,sesudah mengenakan make up dan mengganti sendalnya dengan hight heels yang senada dengan gaunnya diambilnya hand bag lalu berangkat ke butiknya.
Reynald, ini imajinasi author berdasarkan idola nya sewaktu muda dulu. foto download gogle
Cindy sang istri yang ngegemesin Reynald juga berdasarkan imajinasi juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments