Reynald berjalan masuk kedalam kantornya tampa menunggu Damian sang ajudan membukakan pintu, begitu bathley hitam itu menepi di parkiran Perusahaan Group RCC, dari lobi hingga memasuki lift tanpa disadarinya wajahnya berseri dan tersenyum memamerkan gigi senyum ala Pepsodent.
Para pegawai takjub akan fenomena tersebut, apalagi kaum hawa mereka mencari pegangan karena meleleh hatinya karena ulah CEO mereka pagi itu.Daffa berlari kecil mengikutinya memasuki lift." Boss, hentikan lah!! Semua karyawan akan pingsan, UGD akan penuh karena ulahmu!! ", serunya.
" Biasa saja tak perlu lebay Daffa", jawabnya acuh. Dan lagi ia masih tersenyum lebar saat melewati ruang sekretaris. Disana ada 2 asisten sekretaris terpesona dengan ulah si boss. "Apa jadwalku hari ini?", tanya Reynald sembari duduk di kursi kebesarannya.
Daffa membacakan semua jadwal hari itu. "Yang tidak penting limpahkan ke divisi yang intinya saja ditangani, aku ingin hasil maksimal. Mereka ku gaji bukan untuk santai-santai." titah Reynald.
" Sejauh mana perkembangan produksi phonsel kita? wacana launching akhir bulan ini,kan?", lanjutnya seraya membuka buka berkas di mejanya.
" Iya boss.. 80% kita selesai, dan saingan kita TCCX sedang berusaha mengikuti jejak kita, prospek sejauh pengawasan masih untung kita. Sesuai rencana awal dan aman", jawab Daffa tenang."Lanjutkan ! kau boleh keluar !", titahnya.
POV Reynald
Pertama kali kulihat dirinya di Central park berlari ke arah kami lalu dia duduk di bangku taman. Awalnya ku pikir dia sedang syuting Vidio prawedd atau semacamnya. Dengan gaun pengantinnya yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tubuh mungil itu terguncang dia menunduk, dengan tumpuan sandaran kursi dia menangis tampa suara tubuh mungil itu bergetar.
Putriku Sarah mendekatinya dan memeluknya. Mereka menangis bersama. Aku mendekatinya bersama Revalia. Dan putriku yang satunya ikut tergugu disamping mereka.
Dia gadis yatim piatu. Tinggal sendiri di pemukiman padat penduduk. Rumah yang sederhana, tampa perabotan mewah ia masih saja tersenyum menawari kami makan. Saat kami mengantarnya ke rumahnya. Hidangan sederhana tapi sungguh enak di lidah.
Anehnya kami nyaman disana. Putriku begitu senang dan antusias mengobrol dengannya. Bersenda gurau, ceria. Begitu lama kami tak merasakan kehangatan seperti ini, sejak ku pindah dari NY ke kota A tampa keluarga mengetahuinya. Aku malas berinteraksi dengan mantan mertuaku yang selalu mendorongku agar menikahi Celine adiknya Amalia.
Yang benar saja, kebodohan ku karena nyaman saat dengan dirinya tak kuselidiki keluarganya yang matre itu. Jika bukan karena ada putriku aku sudah pasti sudah meninggalkannya. Aku baru mengetahui saat aku tak sengaja membaca buku hariannya. Amalia tulus mencintaiku, tapi keluarganya menjebaknya dengan obat. Ya obat kontrasepsi itu ditukar dengan vitamin penyubur. Amalia menderita depresi tampa ku mengetahuinya.
Dia tertekan karena orang tuanya meminta saham salah satu perusahaan yang ku pegang. Dan parahnya saudara laki-lakinya itu kecanduan judi. Pantas saja semua perhiasan itu jarang dikenakannya. Semua dijual untu menutup judinya. Mereka menuntut ku karena lalai menjaga Amalia. Aku terpuruk saat itu, untung ada Sammy dan Daffa mereka teman ku dari sekolah menengah. Karena biaya Sammy tidak melanjutkan kuliah. Daffa dengan beasiswanya karena dia jenius.
Mereka yang menyelediki kasus Amalia karena melibatkan obat penenang yang di konsumsinya. Anakku mati dikandungan ya bersama ibunya. Usianya 2 bulan.Orang tuanya tak berkutik waktu aku menyodorkan bukti-bukti otentik juga pemilik bandar judi itu kebetulan teman sekelas ku di sekolah menengah, walau kami jarang berinteraksi.
Dia mengenaliku. Lebih-lebih lelaki itu (Rodrigo Cartwright) selalu menyebut namaku jika mabuk dan kalah judi. Dan ujung-ujungnya dia berhutang. Aku masih menyimpan berkas itu. Hanya sekedar berjaga-jaga suatu hari nanti. Dan mereka hanya kuberi jabatan yang tak berarti. Jika mereka berulah maka management perusahaan yang memutuskannya tampa aku disangkut pautkan lagi.
Dengan keterpaksaan mereka menandatangani perjanjian itu. Herannya mereka belum menyerah menyodorkan putri bungsunya yang seperti pemeran film porno. Aku benar-benar ilfil jika berdekatan dengannya.
3 bulan setelah pertemuan kami dan acara makan malam itu. Revalia memintaku menemani shopping. Pernak-pernik anak remaja mana ku tahu itu.
Hanya mengikutinya dari belakang sedangkan Sarah ingin ke time zona Fantasia, tempat bermain anak. Dari basket, game, trampolin dan sebagainya. Saat menuju kesana mataku menyipit mengenali sesosok wanita mungil asyik berbelanja di toserba mall. " Lihat Sarah, Tante imut mu disana," seruku. Sarah menoleh " Benarkah. Daddy?", gadis kecilku berlari penuh semangat ke arahnya.
Dan...huff, Matanya membulat sungguh menggemaskan,batinku. "Tante kecil", serunya. "Sayangku.. oh, God i Miss you", jawabnya penuh keceriaan. Secepat itukah derita itu lenyap? tanyaku bermonolog dalam hati. " Mana kakakmu sayang?", tanyanya.
"Dia sedang mencari jepit atau semacamnya disana, dan little princess mu ini sangat bosan dan ingin bermain," jawab Sarah. Dia mengerucutkan bibirnya mungil itu. " Hei, apa kau tahu itu sungguh menggoda", teriakku dalam hati. "Mhmm...baiklah. Sayang kau mau minum? Tante kecilmu ini lapar ingin makan persediaan kosong. Jadi disinilah aku! Oh,ya ... Disana ada food court, kau mau bukan menemaniku?", tanyanya mengerjap-ngerjap dengan puple eyes nya.
Shiits...ingin ku terkam dia lihatlah imutnya dia, batin Reynald . "Ok. let's go Daddy ", seru Sarah. kami berjalan ke kasir dan membayar belanjaan, sengaja ku tambahkan camilan saat melangkah ke sana. Dan sebagai alasan untuk anak-anak, agar aku dapat membayari belanjaannya.
Setelah menjemput Revalia kami ke food court dan memesan semua kesukaan kami dan mengobrol dengannya. Orang melihat kami keluarga kecil yang melewatkan hari di hari Sabtu ini. Aku mendesaknya bertukar no.phonsel dan dia memberinya. Sejak itu aku mengajak nya kencan bersama putriku hingga suatu ketika Sarah dan Revalia bertanya padanya " Maukah kau menjadi momy ku?"
Ini sungguh luar biasa tak kusangka gadis imut itu mau menikah denganku. Duda beranak dua, dia begitu mungil wajah yang kecil, mata sipit iris mata hitamnya yang bulat sungguh menggemaskan. Hasratku ingin merengkuhnya selamanya di pelukanku. Tak akan pernah melepaskan. Bodoh. Lelaki bodoh itu memilih selingkuhannya daripada Cindy.
Karena kami belum akrab aku canggung dan salah tingkah setiap kali hanya berduaan denganku. Lebih cenderung kaku. Aku tidak mungkin langsung menuntut hak suami, nantinya dia berpikir aku lelaki mesum. Aku selalu menstalker dirinya. Dari parfum kesukaannya, baju-baju parahnya pantyliner nya berenda dengan bra yang berwarna-warni dipasang satu set langsung.
Shiits.... harap-harap cemas takut dia memergoki aku. Dan ya..dia memiliki pembukuan bulanan tentang rumah ini sedetail itu, dia juga menyisihkan penghasilannya untuk mengembalikan modal usaha butiknya. Oh, God kau kirimkan wanita hebat ini padaku. Terimakasih. Ku tekad kan hanyalah dia istriku selama sisa akhir hidupku, terlebih dia jujur dan penyayang. Sammy selalu mengirimiku foto-fotonya bersama karyawan atau pun dengan kawan-kawannya. Dia tidak pernah berduaan dengan pria mana pun. Selalu ada asisten atau sahabatnya Lucy setiap kali dia berinteraksi bisnisnya.
Semalam dia tak menolak ku, dia benar-benar membuatku ingin dan selalu ingin ... melakukannya tubuhnya terasa pas dalam pelukan ku. Walaupun aku sedikit kesusahan karena tubuh mungilnya, aku merasakan kehangatan yang tak kudapatkan dari mantan istriku dulu..Dan aku adalah pria pertama baginya. Oh, sungguh terasa berbeda.
Daffa memberikan berkasnya padaku...waktu terasa lamanya, aku benar-benar kangen padanya.Reynald menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Dia meringis kesal karena sepertinya tak pernah ada habisnya. Semua laporan keuangan perusahaan serta persiapan peluncuran dan produksi phonsel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments