Ambressio hanya tersenyum melihat tingkah laku bumil, yang kesana kemari entah apa yang dia lakukan. Ambressio memilih kerja di rumah nanti dia meminta kurir sebagai perantara hubungannya dengan kantor.
Jika persediaannya habis ia selalu mengajak Cindy keluar berbelanja, dan lebih banyaknya belanjanya online. " Huby...coba lah enak tidak?", Cindy menyuapi Ambressio dengan, rupanya istri cantiknya sedang memasak desert. "Mhmm... lezatnya. Enak lagi nyuapi seperti ini sweetie..." Diambilnya makanan di sendok lalu di lekatkan sang istri dengan tangannya menekan tengkuk nya. "................"
" yummy..." mulutnya menyeringai melihat ekspresi wajah Cindy. Wanita itu mematung menatap wajah sang suaminya. Kedua netra hitamnya nampak menatap iris mata birunya Ambressio. " Makan lagi ...?" tanyanya terbata. " Kamu aja. Terlalu manis...buat kaliyan saja." titahnya Cup ..cup ...masih dengan mencuri ciuman sang istri.
Ambressio memutuskan menikah langsung dicatatan negara. Tanpa ada pesta, karena dia hanya ingin fokus kesehatan sang istri dan calon baby-nya. Selain itu ia harus kembali merancang perusahaan dan investigasi nya tentang keluarga Cartwright . Cindy hanya mengerucutkan bibirnya.
"Jangan menggodaku sweetie...!" Ambressio lalu mengangkat tubuh sang istri, membawanya ke atas kasur king size. " Aku akan menghukummu liat saja !" Terjadilah pergumulan, ritual suami isteri. Karena keletihannya Cindy tidur di lengannya Ambressio, tak lama terdengarlah suara bel, perlahan diturunkan kepalanya. Ia bergegas turun dengan sambil jalan memakai celana short. Deg... jantungnya terhenti berdetak. Sang kakak berdiri dengan tegak depan rumah nya.
"Boleh aku masuk?", Tanyanya serak. "Silahkan." Ambressio mempersilakan dengan suara gugup. Dia mengetahui biarpun sang kakak tenang jelasnya dia sempet bikin tanda kiss mark di dadanya yang telanjang.
"Duduklah.." dia pun berlalu menyambar jaket hodi di sofa yang dipakainya tadi pagi sambil menenteng minuman soda kaleng dingin. " Silahkan..." dia mempersilakan. Hening. Hanya terdengar suara sesapan minum minuman. "Terimakasih atas kirimannya. Aku sudah menerimanya. Walaupun terlambat aku minta maaf." ujarnya menunduk wajahnya penuh penyesalan.
"Daffa bercerita, tentang kaliyan sudah meresmikan hubungan. Selamat. " Lanjutnya. "..........' "Soal anggota Cartwright yang lain...biar aku yang tuntaskan." titah Reynald. "Masalah nya.....ini melibatkan mertua, maksudku kematian kedua orangtuanya Cindy."
"Ayahnya mengetahui kecurangan dalam perusahaan yang diselewengkan oleh Cartwright, dan epic nya laki laki tua itu mendekati sahabat orang tuanya dan terjadilah persengkokolan itu melibatkan polis asuransi yang jumlahnya mencapai ratusan juta. Dan sialnya istriku tidak mengetahui itu. Mereka harus membayar satu satu." , Papar Ambressio.
"Apa kau sudah menyusun untuk membalas ku.? Karena aku telah mengeluarkan dia dari rumah?", potong Reynald. "Tidak. Karena kau menutup sebuah lubang hati agar tidak koyak, yakni putri putrinya." , jawab Ambressio.
" Jangan salah paham, aku cuma ingin dia lebih nyaman tampa kita saling menyakiti. Aku tahu aku kakak yang buruk juga sebagai suaminya juga tidak layak baginya. Aku janji, jika ada kesempatan akan kutebus hutangku. Semoga kaliyan bahagia." Reynald bangkit dari tempat duduknya.
"Dia inginkan tes DNA. Katanya ..... di hari yang sama dia melayani kau juga. Dia pada masa suburnya waktu itu. Ia takut jika ini anakmu dia tidak ingin memisahkan kalian. Terkadang dia masih menangisimu. Dia tidak pernah terbuka padaku. Biarpun dia selalu tersenyum. Negara akan mencatat keduanya anakku Soal DNA ia masih ragu ". "Aku akan datang jika sudah waktunya. Aku permisi". Pamit Reynald.
Tanpa mereka sadari Cindy duduk di anak tangga mendengarkan, saat Reynald berdiri dia pun berjingkat dan berlalu. Hatinya bertanya-tanya kenapa harus kau kembali? Bukankah kau sudah meninggal kan ku? mencampakkan ku? Apalagi yang kurang? Dia mau apa lagi? Cindy mondar mandir di kamar. Khawatir
Cindy hanya menatap ke depan dengan menggigit kuku jemarinya. Hatinya gelisah. Ia memang tidak mendengar apa yang mereka bicarakan hanya saja dia masih terluka.' Reynald tidak mengajaknya berdiskusi, ia langsung di campakkan. Juga memaparkan di muka umum ia sengaja berselingkuh, Dia masih ingat momy Evelyn datang dan mengamuk. Dia ingat kata katanya:
"Menjauhlah dari putra putra ku!" "Kau seperti xxxxxx yang memikat dan menjeratnya ! Pergi dari hidup kami!!!" Dan masih banyak lagi. Saat itu dia masih di rumah sakit. Waktu itu Ambressio keluar menelepon. Untung ada perawat disisinya.
"Apa yang dia inginkan. Menyiksaku lagi? Apa lagi yang dia inginkannya? Membunuh ku? Agar dia merebut baby ku dan setelah mereka besar dia akan menyiksanya ?", Teriaknya histeris tak terima dia juga membuang semua barang-barang di kamar itu pada saat yang sama Ambressio masuk, dia terkejut melihatnya, dia berlari dan memeluk nya. Dipeluknya erat-erat sambil di ciumnya puncaknya
."Ada aku disini sweetie... janganlah engkau takut." Hiburnya. "Apakah kau melihat nya? Kau tidak suka dia di sini?". Tanyanya lagi. "Tenanglah sweetie semua akan baik-baik saja." Ambressio berusaha menenangkan sang istrinya. "Dia maunya apa? ", teriaknya histeris badannya terguncang hebat menangis di pelukannya. Dalam perjalanan pulangnya Reynald berpikir bahwa kenyataan pelik yang dialami mantan istrinya, dirinya dan adiknya.
POV REYNALD
Maafkan aku honey yang membuat keputusan sepihak tampa mu aku kosong....sepi. Kupikir dengan keputusan ini kau bahagia, aku dapat melihat dan merasakan tatapan matanya memujamu Honey. Kau juga tertarik padanya.
Kau sudah menderita yatim piatu sejak sekolah menengah, kuliah dengan beasiswanya. Masih kerja part time, Dan hanya rumah reot itu milikmu. Ambressio sudah mengetahui banyak hal, dan dia diam saja menjaga mu dari jauh, sebesar itu rasa cintanya pada mu. Honey , maafkan aku yang egois, hanya ingin melindungi keluarga dan perasaan anak-anak agar mereka tidak melihat kita bertengkar. Honey, aku tahu kau mencintainya. Aku tidak mau melukaimu setiap saat kita bersama.
Ambressio menelepon dokter Iva dia sangat mencemaskan Cindy yang kembali histeris setelah melihat Reynald. Wanita itu sudah tertidur setelah di hipnotis dia menjadi rileks . Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada ketiganya.
Dia sangatlah menyayangi nya. Sangatlah tidak memungkinkan tergantung pada obat-obatan medis, masalah nya Cindy sedang hamil. Obat-obatan sangatlah tidak baik untuk tumbuh kembang calon bayi. Ambressio masih terus konseling dengan dokter demi kesehatan dan keselamatan bayi beserta ibunya.
Dokter Iva bukan hanya sekedar dokter kandungan tapi juga pernah kuliah di bidang psikologi. Jadi beliau mengetahui bagaimana cara mengatasi pasien nya yang depresi dan dalam keadaan hamil. Banyak hal yang disampaikan nya dan Ambressio selalu mematuhi dan melakukan setiap saran yang di anjurkan.
Di suatu pagi Ambressio memanjakan istri nya dengan membawa kan sarapan pagi di ranjang.
"Sweetie lihat semuanya kesukaan mu. Mau mencoba ? ", Rayunya. Cindy hanya menatapnya tanpa berkedip. " Suapi.." Katanya manja. Ambressio tersenyum lebar. "Auu..." Cindy mendesis. Bayi dalam perut bergerak di dalam nya. Pergerakan itu membuat dia berkeringat dingin. Dibawanya tangan sang suami yang kiri dan diletakan dalam permukaan perut.
"Mereka bergerak, mau makan ? Ini Dady suapin", Serunya , menggerakkan tangannya menyuapi sang istri. Hingga tak terasa semuanya yang di meja tandas. "Mereka sehat sweetie" , Mata Ambressio berbinar binar menatap wajah cantiknya sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments