Cemburu
Zoya tengah di latih mengerjakan berkas - berkas.
Ia duduk tepat bersebelahan dengan Leo.
Leo
Ini contoh berkas - berkas yang harus kamu kerjakan untuk-
Zoya
( Hah... gantengnya... )
Bukannya memperhatikan, Zoya justru menopang dagunya dan senyum - senyum menatap Leo.
Leo
Hei? Kamu dengerin ga sih?
Zoya
Ah? I- iya, dengerin kok.
Zoya
Kamu udah berapa lama kerja di sini?
Zoya
Boleh minta nomor telepon kamu ga?
Leo sampai di buat heran melihat tingkah gadis itu.
Leo
( Kok bisa sih tuan naksir sama cewek beginian? )
Zoya langsung menyodorkan ponselnya pada Leo.
Sejak tadi Sky terus memantau Zoya secara diam - diam dari balik tirai ruangannya.
Entah kenapa dia merasa tak senang melihat Zoya terus menempel pada Leo.
Ia pun tak tahan dan bergegas mendatangi gadis itu.
( Ceklek! )
Sky keluar dari ruangannya yang bersebelahan langsung dengan Zoya.
Belum selesai Leo mengetik nomornya, Sky justru merebut ponsel itu dari genggamannya, dan menatap tajam ke arah Zoya.
Sky
Apa - apaan ini? Udah berani ya main - main di sini?
Leo & Zoya pun bangkit dari kursi mereka.
Zoya
( Dia kenapa sih? Masa gitu aja marah banget? )
Leo
Tuan, sejak tadi saya udah kasih penjelasan sama dia. Tapi dia justru ga mau serius.
Sky
Bener kan yang dia bilang?
Zoya
I- itu... ga gitu kok...
Sky
Leo, kamu boleh keluar.
Leo beranjak sambil menyeringai menatap Zoya.
Zoya
( Apa yang bakal dia lakuin kali ini? )
Zoya menunduk karena tak sanggup menatap Sky yang mulai terlihat menyeramkan baginya.
Berbeda dengan pria itu yang masih menatap dan terus melangkah maju mendekatinya.
Sky
Apa kamu kira aku ini cuma candaan?
Zoya
Ti- tidak, tidak tuan.
Zoya
Saya janji, lain kali saya akan lebih serius.
Sky
Tadi pagi, pena kamu yang aku tahan.
Sky
Apa kamu mau handphone kamu ini juga aku tahan?
Zoya
Ti- tidak tuan, jangan!
Zoya mengangguk, namun masih tertunduk.
Apalagi saat ini ia sudah terjebak lantaran Sky memojokkan dirinya ke tembok, menghilangkan jarak di antara mereka berdua.
Zoya sempat ragu, namun kemudian ia mengangkat dagunya, dan mata indahnya pun bertemu dengan Sky.
( Deg! )
Jantung mereka tiba - tiba berdegup kencang bersamaan.
Mereka sama - sama terkejut menyadari wajah mereka berdua yang sudah sangat dekat.
Namun, berbeda dengan Zoya yang terlihat gugup, Sky justru tak berkutik dan menikmati kedekatan mereka saat ini.
Sky
Kamu milikku, ga boleh jadi milik orang lain. Ngerti?
Mata gadis itu terbelalak mendengarnya.
Seolah terhipnotis, Sky bergerak merangkul pinggang ramping Zoya dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu.
Zoya
( Gawat! First kiss ku! )
Zoya menutup matanya rapat - rapat seolah ketakutan.
Sky yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum jahil.
Zoya pun membuka matanya, ternyata ia hanya salah paham.
Bukannya bibir, tetapi Sky hanya ingin mengecup keningnya saja.
Zoya
Ga mikirin apa - apa.
Zoya mengalihkan pandangannya untuk menutupi wajahnya yang sudah memerah.
Zoya berkedip berulang kali seiring bertambahnya rasa malu.
Zoya berusaha memberontak untuk melepaskan diri, namun nihil karena Sky justru semakin mempererat rangkulannya.
Sky menyeringai, lalu melepaskan Zoya.
( Ceklek! )
Leo masuk tepat ketika Zoya sudah terlepas dari dekapan Sky, dan memilih membelakangi pria itu untuk menenangkan dirinya.
Zoya
( Hah... syukurlah tepat waktu. )
Zoya
( Gila emang bos yang satu ini. )
Leo
Itu... Meetingnya di mulai 5 menit lagi tuan,
yang lain sudah menunggu.
Sky
Kamu duluan, aku segera menyusul.
Sky
Hadap sini ga? Ngapain hadap tembok gitu?
Zoya pun memutar badannya menghadap Sky.
Sky
Kenapa? Pasti kamu ga rela ya kalau aku tinggal sekarang?
Sky tersenyum menatap Zoya yang setia memalingkan wajahnya.
Sky
Hm yaudah, cukup untuk hari ini.
Sky
Kamu boleh pulang, besok udah mulai kerja. Jangan terlambat lagi oke?
Zoya akhirnya tersenyum manis saat menerima ponselnya dari Sky.
Zoya
Iya tuan, saya ngerti. Terima kasih...
Sky hanya tersenyum, lalu bergerak mengusap kepala Zoya sesaat.
Ia juga berkedip, lalu tersenyum jahil, meninggalkan Zoya mematung sendirian di ruangan itu.
Setelah kepergian Sky, Zoya akhirnya bergerak mengusap kepalanya sendiri.
Setelah itu, tangannya berpindah ke keningnya, tepat di tempat Sky mengecupnya tadi.
Zoya
( Kenapa dia ngelakuin itu? )
Zoya baru terngiang - ngiang dengan perkataan & perlakuan Sky.
Ia sempat bertanya - tanya dalam hatinya.
Tak lama dari itu, ia segera menggelengkan kepalanya untuk memecahkan lamunan, kemudian bersiap - siap untuk pulang.
Di sisi lain, pukul 16.30 sore
Yeri
( Hah... akhirnya selesai juga... )
Yeri
( Sekarang bisa pulang deh... )
Yeri merapikan meja kerjanya, lalu meneguk segelas air putih yang ada di sana.
Tanpa sengaja gelas itu justru meluncur bebas dari tangannya dan pecah ke lantai.
Kebetulan Erland lewat saat keluar dari ruangannya yang berada di sebelah.
Yeri
Ma- maaf tuan. Saya ga sengaja mecahkan gelas.
Erland
Hm ya sudah, bersihkan sekarang. Jangan sampai terluka.
Erland pun berlalu pulang.
Yeri
( Kenapa firasatku ga enak? )
Comments
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
👣🏃🏃
2022-04-11
9