par 5

Setelah mandi Ayra buru-buru pergi ketepi sungai untuk mencari ikan Karna iya baru ingat bahwa sang Ayah nanti akan datang mengunjunginya.

''Alham dulillah untung Ay cepat ingat kalau Ayah akan datang siang ini,jadi masih ada waktu untuk mencari ikan kesukaan Ayah''...gumam Ayra lirih.

''Eh....Ay....lho gapain kesini''...

''Eh...Wiwik...ini lagi nunggu nelayan mau nyari ikan 'lho sendiri ngapain kesini''...Ayra bertanya sambil mendudukkan bokongnya diatas sebuah pohon tumbang.

''Mau nyari laki''...jawabnya asal membuat Ayra terkekeh.

''Lho ada-ada aja''...

''Eh...gomong-gomong si Mex itu orangnya gimana sih''....Wiwik bertanya degan semagat degan wajah yang ceria sambil seyam senyum tidak jelas.

''Entah lah Wik jujur gue kurang dekat degan Mex,tapi untuk saat ini gue pikir seseorang yang dilihat tulus belum tentu tulus, tapi seseorang yang dilihat jahat mungkin saja ada sisi baiknya, lebih baik dan penyayang''...Ayra berbicara sambil menerawang mengigat sosok Irfan yang awalnya lembut tapi pada kenyataannya laki-laki itu sangatlah kasar dan entah lah Ayra sendiri binggung bagai mana sifat suaminya yang sebenarnya, yang jelas Irfan sagat kasar degannya,dan bersifat lembut pada orang lain.

''Benar juga sih yang lho bilang''....tapi jujur gue tertarik sama Mex,entah kenapa semua yang ada dirinya termasuk kriteria gue''.

''Lho coba aja lebih mengenalnya,siapa tau kalian punya kecocokan,dan siapa tau kalian jodoh''....ucap Ayra yang diangguki oleh Wiwik

''Eh....ada perempuan gak tau diri teryata disini''...Bu Maryam yang datang degan wajah jengkelnya,sungguh wanita paruh baya itu sagat kesal degan Ayra karna wanita itu semalam menutup pintu rumahnya degan sagat kasar,bukan kah itu artinya Ayra mengusir dirinya degan cara tidak langsung.

Ayra dan Wiwik menoleh bersamaan degan expresi wajah yang berbeda-beda.

Jika Ayra menoleh degan wajah jengah,sementara Wiwik menoleh degan wajah binggung.

''Maksud Ibuk apa ya''...Wiwik menimpali.

''Udah Wik diam aja gak usah diladenin anggap saja angin lalu''ucap Ayra masih tetap santai meski dadanya sudah menahan sesak.

''Ayo wik kita pakai henset aja biar gak dengerin radio rusak lagi''ucap Ayra lagi yang diangguki oleh Wiwik.

Degan tenang kedua wanita itu menikamati musik,sementara Bu maryan sudah merepet panjang lebar yang hanya dia sendiri yang mendegarkan.

Karna lelah mengomel tapi tak ada yang mendegarkan akhirnya Maryam pergi degan wajah sebel dan penuh emosi.

''Awas kamu wanita gak jelas terima pembalasanku nanti''sunggutnya sambil berlalu pergi,niat awalnya ingin mencari ikan akhirnya iya urungkan karna hatinya benar-benar jengkel sekarang.

''Eh...Ay...Senin kita ada pelatihan lho dikota K''.ucap Wiwik setelah mereka melepas kan henset,karna mereka tau Maryam sudah pergi.

''Pelatihan''....Ayra bertanya memastikan.

''Iya pelatihan lumayankan Ay bisa sekalian jalan-jalan bosan gue disini terus,bisa setres gue kalau lama-lama didesa terpencil seperti ini malah mulut emak-emaknya tajem baget lagi''.

''Eh...gomong-gomong lho ada masalah apa sama ibu-ibu tadi kayaknya dia marah baget sama lho''...tanya Wiwik lagi karna jujur sedari tadi jiwa keponya sudah meronta-ronta

''Panjang ceritanya tar kalau gue sudah siap gue ceritain''ucap Ayra sambil menatap air laut yang mulai pasang.

''Ok...jawab Wiwik pendek.

''gomong-gomong lho besok pergi sama siapa''...tanya Wiwik pada Ayra.

''Belum tau Wik....motor gue dibawa''ucap Ayra singkat.

''Oh...iya gue lupa semalam kayaknya gue liat laki lho deh,tapi kayaknya semalam dia lagi sama cewek''.. malah mesra baget lagi''..

ucap Wiwik Tampa melihat lawan bicaranya yang sudah menahan tagis.

''lho kenapa''...Eh....sory..sory....gue....gak maksud bikin lho sedih ..gue bohong kok gue gak lihat laki lho, gue salah orang''.ucap Wiwik tak enak hati saat melihat raut wajah Ayra yang sepertinya banyak menanggung beban.

Ayra mencoba tersenyum dipaksakan kemudian berkata.

''Lho tenang aja Wik gue gak apa-apa kok,emangnya siapa perempuan yang dia bawa''?..Ayra mencoba menguatkan hati agar tidak menagis,karna sudah cukup baginya membuang-buang air mata hanya untuk laki-laki berensek seperti Irfan.

Karna sekarang yang ada dipikiran Ayra bagai mana caranya untuk membalas perlakuan Irfan bukan lagi bagai mana caranya agar Irfan mencintai dirinya karna sungguh Ayra tak Sudi lagi mencintai laki-laki seperti Irfan.