par3

''Bruuukk''....

''Apa itu''... Irfan Bangun dari tidurannya sambil berjalan menuju luar kamar.

''Ngapain kamu duduk disitu''...tanya Irfan cuek.

''Eh..mas ini Ay kecapean baru pulang''Ayra berbicara sambil menunduk untuk menyembunyikan air matanya.

''Masak Sono gue udah laper''.astaga nie laki-laki gak ada akhlak udah gak mau kerja gak punya hati lagi,emang dasar laki-laki gak ada otak, sabar Ayra sabar.

''Eh....iya mas bentar Ay ganti baju dulu''Ayra berbicara sambil melangkah masuk kedalam kamar.

''Ya...Allah ini kenapa kamar kayak kapal pecah begini''.Ayra berbicara pelan sambil mengusap dadanya mencoba menyabarkan hati.

Setelah selesai beres-beres kamar dan berganti pakaian,degan cepat Ayra pergi menuju warung untuk membeli sayuran atau apa lah yang bisa dimasak.

''Buk saya mau telornya sepuluh ribu,sama sawinya seperempat ya buk''ucap Ayra kepada Ibu pemilik warung.

''Eh...Ay...udah pulang''Ibuk pemilik warung bertanya degan ramah pada Ayra.

kerna kebetulan pemilik warung sebelah rumah masih keluarga dari suami.

''Udah Buk baru aja pulang''jawab Ayra sambil tersenyum.

''Ini''...Ibu pemilik warung meyodorkan plastik belanjaan Ayra.

''Berapa Buk''...Ayra.

''Tiga belas ribu''jawab Ibu pemilik warung. ramah.

Setelah selesai Ayra cepat-cepat pulang kerumah,terlihat suaminya sedang berkumpul degan teman-temannya yang masih lajang,entah apa yang sedang mereka bahas sungguh Ayra tak ingin mendengarnya takut akan membuatnya sakit hati.

Setengah jam kemudian Ayra sudah selesai degan acara memasak.

''Alham dulillah sudah selesai tinggal makan''.. sambal telor dan tumis sawi,lumayan untuk meganjal perut.

''Mas Irfan mau makan sekarang atau nanti ya tapi kan teman-temannya masih ada''..ah sudah lah tar kalau lapar juga makan sendiri,

''Mendigan Ay nimba air dulu setelah selesai nanti baru deh Ay makan, jika tidak diangkat sekarang takutnya sebentar lagi pasang dan airnya akan asin dan keruh''..degan cepat Ayra megambil dua buah timba yang lumayan besar dan pergi menuju tangkahan yang biasa digunakan untuk para warga menimba Air.

Setelah selesai Ayra masuk kerumah terdegar suara Irfan dan teman-temannya diruang tegah entah apa yang mereka lakukan,bahkan terlihat piring dimeja makan berserakan mungkin Mas Irfan sudah makan itu pikir Ayra.

Selesai mandi Ayra langsung melaksanakan sholat zuhur,selesai sholat Ayra berencana untuk makan saat membuka penutup saji tak ada apa-apa didalam kosong sambal telor tumis sawi semuanya habis tak bersisa.

''Ya..Allah..teganya kamu Mas''...tak terasa air mata Ayra menetes Tampa diminta.

Akhirnya Ayra hanya minum teh yang tadi dibuatnya sebelum iya bergi menimba Air lumayan untuk meganjal perut.

''Mendigan Ay tidur sebentar nanti setelah Bagun baru Ay merapikan rumah''Ayra berbicara sambil membaringkan tubuhnya yang lelah,tak butuh waktu lama Ayra sudah terlelap kedalam mimpinya.

****

Diruang Tamu

''Eh...tar malam ada acara dangdutan lho dikota X lho ikut gak''.Irfan berbicara semangat pada Ebi,Edi,dan Boy.

''Wah asik tu''Boy,Edi,Ebi menimpali.

''Eh..tapi-tapi lho tau dari mana''...Boy bertanya pada Irfan.

''Dari siapa lagi kalau bukan dari Merry''.Ebi yang menjawab pertanyaan Boy,membuat Adi dan Boy melotot kaget.

''Gila lho istri cakep-cakep gitu diduain,kejam amat lho jadi laki''.Boy jadi merasa kasihan sama Ayra pasalnya yang dia lihat selama ini,Ayra memperlakukan Irfan degan sagat baik tapi degan teganya Irfan menindas istrinya sendiri gak ada akhlak memang ini laki-laki.

''Bodo amat hidup-hidup gue kenapa lho yang pusing''Irfan menjawab ketus.

''Suatu saat gue yakin lho akan menyesal Fan''Boy hanya bisa geleng-geleng kepala dan melangkah pergi.

''Boy adalah teman Irfan yang berasal dari kota yang sama degan Ayra,iya juga bekerja dikantor peghulu didesa terpencil yang mereka tempati sekarang,disitu awalnya masyarakat kampung sekarang bisa lebih maju lagi,karena banyaknya orang yang datang dari duar kota yang bekerja dikampung yang bisa dibilang masih terisolir.

Yah bisa dibilang bahasa mereka juga ikut-ikutan degan orang kota bagi yang mau sih ya''... tapi bagi yang memiliki jiwa merunduk iya akan tetap menjunjung tinggi adat dan bahasa daerah,bagi yang tidak contohnya seperti Irfan yang hidup semaunya Tampa mau mencontoh yang baik yang dipikirkan hanya kesenangan dia sendiri Tampa mau perduli orang lain itu lah Irfan manusia egois bermulut manis tapi menusuk.

******

''eeemmm....ya Allah jam berapa sekarang''degan cepat Ayra meraih gawai yang iya simpan didekat lemari disamping tempat tidur.

''Jam dua sudah sore mending Ay nyucinya besok aja,perut Ay laper baget lagi''Ayra berbicara sambil begun dan melangkah keluar kamar.

''gak ada makanan Ay harus makan apa''..oh iya bekal Ay dari sekolah tadi kan masih ada''..Ayra berbicara sambil melangkah keluar rumah.

''Lho kereta kok gak ada,Apa dibawa mas Irfan ya''?..Ayra berbicara sambil melangkah keluar rumah untuk bertanya degan kakak Iparnya, kebetul rumahnya tidak jauh dari rumah yang disewa Ayra.

''Assalamualikum''...permisi kak,kakak lihat Mas Irfan gak''?..Ayra bertanya sambil berdiri.

''Lho bukannya tadi pergi sama temen-temennya ya''sang kakak menjawab sambil terheran-heran.

''Pergi kemana ya kak''...Ayra.

''Kamu istrinya masak gak gak tau sih aneh kamu tu''..jawab Ayu kakaknya Irfan ketus.

''Maaf kak tadi Ay ketiduran''...jawab Ayra sambil menunduk.

''Ampun deh kamu tu makanya Jagan tidur aja kerjaan kamu''jawab Ayu masih degan nada ketus.

Ya tuhan ini lah yang Ayra alami meskipun suaminya selalu melakukan kesalahan sebesar apapun tetap lah Ayra yang salah,karena istilah sang adik tak pernah salah.

''Ya sudah kak Ayra pulang dulu''Ayra berbicara sambil melangkah pergi,sunggu perih rasa didada disaat seperti ini siapa yang mau megerti dan dimintai tolong,ingin bercerita dengan keluarga Ayra tidak sanggup karena dari awal Ayah dan Abangnya sudah mewanti Jagan pernah mengeluh karena ini pilihan Ay.

Karena sudah dari awal keluarga sudah tidak setuju tapi Ayra tetap mau menikah degan Irfan,dan ini lah hasilnya,hasil dari semua keinginannya karena megangap Irfan adalah yang terbaik mengigat laki-laki ini berjanji padanya akan berubah jika iya mau menerima lamarannya.

''Terkadang Ayra berfikir untuk menyerahkan yang berharga dalam hidupnya degan suaminya,tapi mengigat perlakuan Irfan yang kelewatan membuat Ayra megurungkan niatnya, karena Irfan sering kali menghabiskan malam degan wanita entah siapa Ayra pun tidak tau,dan tidak berani mencari tau,alasannya yang pertama Ayra takut tidak sanggup menerima kenyataan,alasan yang kedua Ayra takut Irfan akan berbuat kasar padanya,karena mengigat laki-laki itu memiliki tempramen yang tinggi jika berhadapan degan Ayra entah apa penyebabnya.

''Kemana Mas Irfan sebenarnya kenapa gak ngasi tau''ucap Ayra lirih setelah sampai kerumah.

''tok....tok....tok....lamunan Ayra Buyar saat mendegar ketukan dipintu.

''kreekkk...

''Eh....Ibu ada apa ya Bu''tanya Ayra lembut pada pemilik warung didepan rumah yang berdiri didepan pintu.

''Tadi suami kamu minjam uang sama saya''jawabnya ketus.

"Astaghfirullah segitunya kamu,apa salah Ay sama kamu mas bukan kehendak Ay ini semua terjadi dan bukan Ay yang memaksamu menikah'.batin Ayra menagis degan semua ujian yang iya hadapi sendiri.

"Kalau boleh saya tau mas Irfan minjam uangnya berapa ya Buk"...Ayra berbicara sambil menahan tagis sungguh saat ini keuagannya sudah sagat menipis apa lagi gajian masih sagat lama,dari mana iya harus mendapatkan uang untuk membayar hutang.

🌹🌹🌹🌹🌹

Jagan lupa hadia like vote and komen makasih.

Tbc.

Episodes
Episodes

Updated 109 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!