"Arin mana baju gue." Arenka Nurisyah adalah kakak Arin yang paling membenci Arin sendiri.
"Dilemari kak". Jawab Arin dari dapur. Kemudian tidak ada suara lagi dari Aren.
Sedangkan ibu mereka harus direnggut maut karena tidak sanggup melahirkan membuat Arin terus disalahkan oleh Kakak juga ayahnya, hanya itu yang Arin ketahui.
Radika Ardelio atau bisa dipanggil Dika, adalah Ayah dari kedua anak tersebut. Pekerjaan Dika hanyalah seorang OB disebuah perusahaan. Sedangkan Aren, dia melanjutkan kuliahnya. Tidak seperti Arin yang putus kuliah karena biaya yang tidak mencakupi.
Arin pun harus membantu membiayai kebutuhan hidup mereka, anehnya Arin maupun Dika tidak memarahi Aren yang boros karena membeli barang-barang mahal dan kurang bermanfaat.
"Mana sarapan gue." Tanya Aren setelah duduk dikursi meja makan.
"Ini...hmm...kak...b-oleh t-tidak k-kak pakai p-pakaian yang-"
"Bukan urusan lo."
Arin sudah seringkali menegur kakaknya agar memakai pakaian yang sedikit sopan. Penampilan dan sikap Arin maupun Aren sangat berbanding terbalik bahkan sangat tidak mirip hanya rupa mereka saja yang mirip.
Arin adalah seorang wanita sopan, pekerja keras, penyayang, sabar, soleh, berbakti dan mandiri. Tubuhnya pun cukup pas untuk menjadi seorang model disuatu brand pakaian. Sayangnya itu tertutupi dengan pakaian muslimnya yang kebesaran. Arin mempunyai tubuh yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Dia cantik, putih, manis, matanya indah serta hidung yang sedikit mancung.
Sedangkan Aren berperawakan seksi, cantik dan mancung namun dia mempunyai sifat yang tidak mengenakan. Salah satu primadona dikampusnya dan banyak diincar para pria untuk dijadikan pacar.
"Arin pergi kerja dulu ya Kak. Assalamu'alaikum." Pamit Arin kepada Aren.
"Yaudah sih pergi aja pake acara pamit segala cih".
Arin berjalan keluar untuk segera bergegas menuju toko kue tempatnya bekerja. Arin biasanya menaiki angkot untuk pergi ketempat kerja.
***
"Arin lo bisa temani gue antar pesanan?." Pinta Gigi, salah satu teman Arin ditoko kue itu.
"Dimana tempatnya?." Tanya Arin.
"Di Jalan ×××. Gue gak bisa bawa mobil lo kan bisa lagipula pesanannya banyak." Rayu Gigi membuat Arin tidak enak untuk menolak.
"Oh yaudah." Putus Arin.
"Sekaranglah Arin." Pinta Gigi lagi.
"Tapi kerjaan aku gimana?." Tanya Arin.
"Woi Dido sini." Panggil Gigi kepada Dido pekerja pria ditoko.
"Apa sih bawel?." Tanya Dido kepada Gigi.
"Lo lanjutin kerjanya si Arin." Suruh Gigi sekenaknya.
"Loh emang kalian gak kerja apa?." Tanya Dido lagi dengan wajah menyelidik.
"Gue sama Arin mau anter pesanan, lo lanjutin aja pekerjaan Arin." Jawab Gigi atas pertanyaan Dido.
"Emang pesanannya dimana mesti bawa teman ya?." Tanya Dido lagi yang membuat Gigi geram.
"Banyak ya pertanyaan lo." Ancam Gigi dengan menaikkan lengan bajunya agar menampilkan lengan Gigi yang kerempeng.
"Udah-udah sono biar gue yang lanjutin... sini ukhti Arin." Begitulah sebutan para karyawan tersebut kepada Arin.
"Haha kok ukhti sih?."
"Daripada us-ta-zah." Jawab Dido dengan kata akhir ditekan untuk diberikan kepada Gigi.
"Sialan lo." Umpat Gigi.
"Gigi mulut." Tegur Arin membuat Gigi hanya bisa menampilkan giginya saja.
"Haha cocok itu, habis gigi mulut terus gusi tambah lagi lidah hahaha." Canda Dido
"DIDOOO."
"Ye ye mangap."
"Udahlah yok berangkat Arin daripada ngeladenin orang gak waras yang kurang belaian tante girang." Ajak Gigi.
"Ucapan kamu Gigi."
"Iya iya maaf."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Lilisdayanti
wah semoga teman nya pada Baek yah
2023-12-04
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
Gigi kalau sama Arin nurut ya... 🙏😍
2023-12-02
0
Restu Anggoro Official
jadi pengen anak kembar 😘😘😘
2020-08-09
1