"Tante?."
"Ha? Aris?."
Arin maupun Aris sama sama terkejut membuat seluruh orang disana bingung. Lama terdiam akhirnya Tuan Alexanran memilih membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Kalian saling kenal?." Tanya Tuan Alexanran, atau bisa dipanggil Aron.
"Iya." Jawab Aris. Sedangkan Arin hanya diam. Dia tidak tau harus menjawab apa.
"Hmm... oh ya dimana istri saya?." Tanya Aron kepada Arin yang baru sadar akan kenyataan.
"Istri?." Gumam Arin yang bertanya kepada dirinya sendiri. Namun tiba-tiba Dokter yang menangani wanita yang ditemui Arin datang dengan wajah yang cemas.
"Selamat malam Tuan." Sapa Dokter Lero.
"Dimana istri saya?." Tanya Aron kepada Dokter Lero dengan nada panik.
"Nyonya ada diruangan UGD, silahkan masuk Tuan. Tapi diharapkan bergantian." Jawab Dokter muda tersebut yang membuat keluarga wanita itu lemas dan menangis.
"Bagaimana keadaan istri saya." Tanya Aron memastikan dengan ragu.
"Keadaan Nyonya baik-baik saja, hanya luka luar yang parah namun tidak sampai membahayakan nyawa." Jawab Dokter Lero sedikit gugup.
"Kenapa istri saya bisa seperti ini?." Tanya Aron kembali. Dikepalanya terdapat ratusan pertanyaan yang menanti-nanti sebuah jawaban
"Nona ini yang menemukan Nyonya, Tuan." Jawab Dokter Lero yang kemudian melempar tanggung jawab kepada Arin.
"Bagaimana nak apakah kamu bisa ceritakan semuanya?." Tanya Aron kepada Arin.
"Bisa." Arin mulai menceritakan sedari awal dia menemukan Nyonya Alexanran, hingga mereka berada dirumah sakit. "Tetapi saya tidak tau siapa yang mencelakai Nyonya Keinar dan tujuannya. Maaf."
"Terima kasih kamu sudah menyelamatkan nyawa istri saya, kamu tidak bersalah disini jadi tidak usah meminta maaf." Ujar Aron lembut sambil tersenyum teduh menatap Arin.
"Siapa namamu?." Pertanyaan didapat Arin dari seorang wanita muda dengan perawakan seperti model.
"Alin Tante." Bukan Arin yang menjawab melainkan si imut Aris.
"Alin?." Beo wanita itu lagi.
"Nama saya Arin." Koreksi Arin. "Hmm sudah malam kalau begitu saya ingin pamit pulang." Pamit Arin namun ditolak oleh Aron. Arin mananti sebuah alasan yang masuk akal kenapa dirinya ditahan.
"Tidak baik untuk wanita ada diluar malam-malam. Kina antar Arin kerumahnya." Ujar Aron dan membuat Kina langsung mengangguk menyetujui.
"Iya pa." Jawab Kina, dia langsung berjalan menghampiri Arin dan berusaha menggenggam tangan Arin. Sebenarnya jantung Arin berdegup kencang saat Kina menghampirinya.
"Tidak usah saya bisa naik taksi sendiri, tidak usah repot-repot." Tolak Arin dengan halus namun tetap saja Aron meeminta Arin untuk pergi bersama anaknya itu.
"Baiklah." Putus Arin karena terus dipaksa oleh Aron. Kedua wanita tersebut berjalan keluar rumah sakit, tujuannya adalah tempat parkir.
...***...
"Terimakasih Mbak untuk tumpangannya." Ujar Arin sopan.
"Haha sopan sekali kamu sih Arin. Ya sama-sama tidak usah sungkan begitu... oh ya terimakasih juga ya udah menemukan Mama Mbak."
"Iya Mbak, tidak usah sungkan. Itu sudah kewajiban kita saling menolong sesama."
"Iih mbak gemes deh sama kamu, jarang ada orang yang baik seperti kamu ini. Biasanya orang lain akan meminta uang atau apalah sebagai imbalannya, haha jadi adik Mbak mau?."
"Haha Mbak bisa aja bercandanya, tidak perlu... hmm Mbak berhenti didepan itu aja." Arin menunjuk tempat yang dirinya maksud. Dia tidak mau Kina mengantarnya sampai rumah takut-takut merepotkan.
"Oh ok."
Mobil sport Kina berhenti dipinggir jalan. Arin membuka pintu dan akhirnya keluar dari mobil Kina yang mewah membuat Arin pusing sendiri, karena walaupun Kina membawanya santai namun kecepatannya setara dengan kecepatan mobil biasa yang mengebut.
"Terimakasih mbak hati-hati dijalan, bawa mobilnya jangan ngebut, atau mau mampir ke rumah?." Tanya Arin memberikan penawaran.
"Iya sama-sama, tenang aja Mbak ini profesional bawa mobil. Tidak usah lain kali aja ya Arin, Mbak juga mau langsung kerumah sakit. Yaudah Mbak pamit ya assalamu'alaikum Arin".
"Iya mbak wa'alaikumsalam." Arin sebenarnya tidak menyangka. Karena dilihat dari luarnya, Kina memakai baju yang lumayan seksi yang bahkan bagi Arin itu tidak layak dipakai. Namun Arin langsung mengucapkan istighfar karena sudah su'udzon.
"Dasar Arin." Kina melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Untungnya Rumah sakit dengan jarak pemberhentian Arin tidaklah terlalu jauh. Sedangkan Arin masih harus berjalan untuk sampai kerumahnya.
"Assalamu'alaikum." Arin bingung karena tidak ada yang menyahut dirinya, kemana orang rumah? Pikir Arin sejenak. Namun, dia lebih memilih memasuki kamarnya untuk beristirahat, dia sangat lelah untuk hari yang panjang ini. Dan tentunya hari yang penuh dengan kejadian-kejadian tidak masuk akal menurutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
ya langsung tidur saja.. 🤭😂
2023-12-02
0
Naoki Miki
Haaii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss baca jan lupa tinggalkan jejaak🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-17
1
Eti Guslidar
hrbat. srin.. menolong orang tsmpa pamrih
2020-08-08
1