AKU MASIH ABG
Dita Safira Keysa Hendarto,putri bungsu dari keluarga
Hendarto yang masih berusia 16 tahun. Cantik, humble, berpikiran dewasa, tetapi terkadang ia adalah remaja yang sangat manja ketika bersama ayahnya. Karena ia adalah satu satunya anak perempuan di keluarga Hendarto, sedangkan dua kakaknya sudah menikah dan tinggal di luar negri.
Itulah yang membuat Dita kesepian dan selalu mengikuti ayahnya saat di kantor maupun tugas ke luar kota.
"Dududu... dudu... "Dita bernyanyi riang saat mematut dirinya di depan cermin.
Kulitnya putih, berhidung mancung, membuat gadis ini terlihat cantik, tetapi di usianya yang sekarang ia belum ingin mempunyai teman dekat ataupun pacar.
"Pagi sayang ... ." Pak Hendarto menghampirinya dengan tergesa gesa.
Orang tua tunggal Dita selalu disibukkan dengan aktifitasnya. Ia membesarkan seorang diri putri bungsunya itu sejak lahir karena istrinya meninggal saat melahirkan Dita.
"Pagi papa ... ." Dita mencium pipi papanya, sikapnya yang manja membuat papahnya selalu kewalahan menghadapinya.
"Sayang maaf, hari ini papa ada janji dan tidak bisa mengantarmu ke sekolah." Dita seketika memanyunkan bibirnya saat mendengar perkataan papahnya.
Ya,akhir-akhir ini Pak Hendarto seringkali disibukkan dengan perusahaan miliknya, menjadikan mereka berdua jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama seperti biasanya.
Melihat ekspresi anaknya yang kecewa pak Hendarto sudah mempunyai solusi yang membuat putrinya akan senang mendengarnya.
"Tadi papa sudah minta tolong Om Adit untuk mengantarmu ke sekolah pagi ini, kemarin dia baru pulang dari Bandung," ujar Pak Hendarto sambil menoel hidung putrinya.
Senyumnya kembali merekah mendengar partner kerja papahnya akan menjemput.
Mereka memang dekat sejak dulu, sejak Dita TK ia sudah dekat dan bergantung dengan Adit putra wiraguna, salah satu partner kerja Pak Hendarto yang merupakan pengusaha sukses di bidang properti.
"Om Adit...? Mmm sudah lama aku tidak bertemu dengannya, pastinya aku akan menagih janjinya yang mau mengajakku jalan-jalan." Dita kembali bersemangat, telah lama ia tak bertemu dengan teman papahnya itu, dan sikapnya sudah terbiasa manja kepadanya sejak dulu.
"Ok sayang ,papa langsung berangkat ya, kamu yang pinter sekolahnya, kalau ada apa apa nanti telpon Papa." Pak Hendarto mencium kening putri bungsunya itu lalu meninggalkan kamar Dita.
"Hati-hati Papa..." pesan Dita pada ayahnya yang mulai menghilang di balik pintu kamarnya.
Dita kembali merapikan bajunya dan memasukkan semua keperluannya untuk sekolah ke dalam tas.Buku tulis, LKS, dan laptop telah ia masukkan kedalam ransel miliknya.
Dita menuju meja makan setelah semuanya beres dan menghabiskan sarapan yang sudah disiapkan mbok Inah sembari menunggu jemputan.
Dita menatap sekeliling, sepi tak ada teman mengobrol di pagi hari.
Papahnya sudah berangkat pagi-pagi sekali karena ada tugas mendadak, kedua kakaknya memilih tinggal di luar negri bersama keluarga kecil mereka.
Sedangkan mamanya sudah meninggal sejak ia lahir. Ia sudah terbiasa hidup sendiri bersama ayahnya dengan dibantu mbok Inah dan mang Iwan pembantu di rumahnya.
Dita masih termenung mengingat satu persatu keluarganya, terutama mamahnya yang belum pernah ia melihat wajahnya secara langsung. Sedih pastinya, merindukan sosok seorang ibu yang bisa menjadi teman curhatnya.
"Selamat pagi cantik... ." Terdengar suara yang membuyarkan lamunannya.
Suara itu terdengar tepat di telinga Dita. Suara yang sangat ia kenal, yang selalu menjadi tempat curhatnya saat sedih ataupun bahagia.
"Om Adit ...!!!" Dita langsung berjingkat saking senangnya.
Antara bingung ingin memeluk atau tidak. Malu dengan dirinya sendiri yang sudah beranjak dewasa dan bertingkah kekanak-kanakan.
"Hei...ada apa dengan gadis Om ini?apa kau tidak kangen padaku?" Membuka lebar kedua tangannya bersiap menyambut Dita memeluknya.
Ragu, tetapi akhirnya Dita memeluk Adit karena rindu hingga membuat Adit sesak napas.
Gadis ini memang sudah terbiasa dekat dengannya sedari kecil, bahkan tak segan-segan Dita selalu bersikap manja dengan Adit, karena ia yang selalu menemani Dita kecil saat ayahnya sibuk di kantor
"Dita,Om sulit bernapas, nih," protes Adit.
"Habisnya Om bohongin Dita, katanya mau mengajak jalan-jalan terus traktir ice cream, tapi kok malah gak pulang pulang dari Bandung." Dita melepas pelukannya dan sedikit memanyunkan bibirnya, sebagai tanda protesnya terhadap Adit.
"Hadeh...gadis kecilnya om ngambek nih ceritanya,udah gede lho." Adit menggodanya dengan mencubit hidung Dita yang mancung.
"Awww sakit tau..." Dita merengek manja.
"Makanya gak usah manyun, jelek tau."
"Om janji dulu,ajak aku jalan-jalan terus traktir ice cream." Dita merubah wajahnya memelas.
"Ok ok ok...om kali ini janji,sepulang sekolah nanti om yang jemput nanti kita makan ice cream." Adit menyetujui permintaan Dita.
"Beneran om?" Dita kembali bersemangat,wajahnya tampak senang.
"Bener cantik, sejak kapan aku mengingkari janjiku padamu?" Adit menautkan kelingkingnya.Jari kelingking mereka pun saling bertaut.
"Makasih om Aditku..." Dita merekahkan senyum tercantiknya.
Adit Pun segera mengajak dita keluar dan berangkat sekolah secepatnya, karena hari sudah mulai siang. Adit takut bila gadis kecilnya terlambat.
Disela-sela perjalanan ke sekolah, Adit mencoba membuka obrolan, sedangkan Dita asyik mendengarkan lagu dari ponsel pintarnya.
"Dita.." ujar Adit sembari menyetir, melirik Dita yang asyik menikmati lagu lewat earphone miliknya.
"Iya om." Dita melepas headsetnya, mendengar Adit memanggilnya.
"Tadi papamu telpon,katanya hari ini mendadak harus ke luar kota dan lusa baru pulang," jelas Adit.
"Yah...papa sekarang sibuk banget." Dita sedikit kecewa karena lagi-lagi papahnya pergi ke luar kota.
"Hei...tenang kan ada om adit di sini." Hibur Adit yang paham akan perasaan Dita.
"Om adit semenjak punya pacar sudah lupa sama aku," ujar Dita yang sedikit kecewa
"Gadis kecilnya om kok gitu sih," ujar Adit yang merasa tidak enak karena memang akhir akhir ini ia jarang berkomunikasi dengan Dita.
"Ya habisnya om sih...sekarang udah lupa sama aku, jarang main ke rumah, jarang ngajak aku jalan-jalan sudah jarang telpon pula."
"Iya iya om janji deh gak bakal lupa sama gadis kecilnya om yang cantik ini." Adit menoel hidung Dita. Mencoba mencairkan Hati Dita yang mulai bergemuruh.
Pipi Dita pun seketika memerah, karena entah sejak kapan Dita selalu merindukan kebersamaannya bersama om Adit .
Apalagi semenjak Dita mendengar kabar kalau om Adit telah mempunyai pacar. Dita tambah merindu , tapi buru buru ia tepis rasa itu karna ia dan Adit hanya sebatas hubungan keluarga yang terjalin begitu dekat sejak dari dulu.
"Hei, sudah sampai, melamun saja." Adit membuyarkan lamunan Dita. Sontak membuat gadis itu kaget dan malu.
Om adit mendekat kearah Dita,betapa deg degan hatinya ketika aroma parfum Adit begitu terasa maskulin. Sepersekian detik mereka bertatapan.
Hati Dita semakin tak karuan,nafas om Adit begitu terasa, Dita berusaha memejamkan matanya karena saking gugupnya, takut bila terjadi sesuatu seperti di film-film romantis yang sering ditontonnya itu tuh.
"Awwww..." Terasa dahi dita tersentil tangan om Adit.
"Ayo sekolah..." om Adit masih menatap dita dengan intens.
Dita masih terlihat gusar karna wajah Adit begitu dekat dengan wajahnya,dan terlihat jelas pipinya terlihat merona.
"Om,bisakah om mundur sedikit,sepertinya Dita kesulitan bernafas"
"Hahahhaha...kamu lucu Dita, om hanya ingin melepas sabuk pengamanmu."
"Iya, Dita tahu, tapi jarak om terlalu dekat,dita jadi grogi nih," ujar Dita malu malu.
"Hei, gadis kecil sejak kapan kamu malu dengan Om?"
"Ish...Om Adit kenapa sih seneng banget menggodaku?"
"Seneng banget lihat kamu kalau udah manyun kayak gitu, lucu." Adit mengacak acak pucuk kepala Dita.
"Om Adit, aku sekolah dulu ya." Sekilas Dita mencium pipi Adit lalu beranjak keluar mobil .
"OMG Dita..."Adit sedikit berteriak dari dalam mobil.
Gadis itu kini benar benar sudah berani menggodanya.
Dita yang mendengarnya, cekikikan sendiri dan langsung berlari ke dalam sekolah.
Entah bahagia atau apa yang ia rasakan ada rasa tersendiri saat pagi ini bertemu dengan Adit, setelah sekian lama Adit sibuk dengan proyeknya di Bandung.
Mereka bukan sepasang kekasih, tetapi Adit hanya menganggapnya sudah seperti adiknya sendiri. Karena usianya yang terpaut sangat jauh Dita lebih senang memanggil Adit dengan sebutan 'om' sejak kecil.
Hari-hari Dita kecil selalu ditemani Adit, hingga ia beranjak menjadi seorang remaja yang manja, cantik, smart, kuat, meskipun terkadang keras kepala.
Meskipun terkadang ia sering menunjukkan kekonyolannya jika sudah berurusan dengan pacar-pacarnya Adit. Tidak segan-segan ia mengganggu kencan adit dengan ulahnya.
Baik saat masih kecil maupun saat remaja seperti sekarang ini.
Adit tak pernah mempermasalahkannya, karena yang ia tahu Dita adalah bagian dari hidupnya dan semua pacarnya harus bisa menerima kehadirannya.
Alhasil semuanya mundur pelan pelan karna tak tahan dengan tingkah Dita .
Bahkan ada yang pernah mengatai Adit untuk menikahi Dita saja karena saking jengkelnya terhadap Dita.
Adit hanya menanggapi santai perkataan para mantannya, yang ada di pikiran ia saat itu mereka bukan jodoh yang baik untuk dia, lebih tepatnya ia akan menunggu wanita yang bisa menerima semua kekurangan dan yang paling penting kehadiran Dita dalam kehidupan Adit, karena mereka sudah terlalu dekat dan mau tidak mau mereka harus bisa menerima semua itu.
Yah rumit memang kalau harus berpacaran dengan Adit dan mungkin itu adalah sebuah petaka karena mereka harus berhadapan dengan Dita.
Yah itulah "Dita Syafira Keysa Hendarto"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Alfian Rosyadi
wah seru nih .
hampir mirip sama "Istri Kecil Presdir"
Seorang gadis yang menikahi om om..
semangat thorm..
2020-08-15
0
Priska Anita
Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜
2020-07-23
0
Author comell
mau dong kmbrannya/ ptokopiannya om aditnya buat aku simpen di rumah huhuhu😁...
smngt kk dan jan lupa mampir yup...
2020-06-14
1