🌸Author ingatin lagi ya....like vote and comment,🌸
Sepanjang perjalanan pulang Dita masih terus memikirkan omongan Adrian. Menurutnya pemikiran Adrian sangatlah tidak masuk akal.
Adrian memang sudah lama menjadi sahabat Dita semenjak ia pindah dari Surabaya dan menetap di kota ini, tepatnya saat kelas 8 SMP. Mereka bertiga satu sekolah hingga saat SMA pun mereka memilih sekolah yang sama.
Tapi omongan Adrian tadi tidak sepenuhnya salah, Dita mulai berpikir jauh dan sepertinya hatinya mulai gelisah. Ia tidak rela jika nanti Om Adit menikah, tidak ada lagi teman hangout ataupun curhat. Karena pasti Om Adit akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan istrinya dan belum tentu istrinya akan menerima kehadiran Dita seperti pacar-pacar Om Adit sebelumnya yang selalu bermasalah dengan Dita.
Tapi dia juga tidak boleh egois, siapa Adit? mereka tidak ada suatu ikatan khusus. Jadi Dita tidak berhak melarang Adit menikah dan berhubungan dengan siapapun, termasuk menikah dengan wanita lain.
"Kenapa om Adit tidak ada kabar ya?" gumam Dita.
"Bagaimana kalau aku telpon saja, tapi aku takut mengganggu." Dita berbicara pada dirinya sendiri. "Fuh, sepertinya benar kata Adrian, kalau aku memang harus menjauh dari om Adit, gak bisa kalau aku harus tersiksa seperti ini, menyukai orang lebih dewasa dari kita." Dita bergumam.
Tiba tiba ponselnya berbunyi dan ternyata dari om Adit, saking senangnya Dita lupa kalau ada Mang Iwan di depan. Mang iwan pun hanya tersenyum melihat tingkah anak majikannya itu. Seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah.
Sadar diperhatikan oleh mang Iwan Dita salah tingkah dan langsung mengangkat telponnya.
"Halo om adit ganteng," ujar dita cengengesan. Ia begitu terlihat senang mendapat telepon dari Adit.
"Kamu udah dijemput Mang Iwan, kan ?"tanya Adit di seberang.
"Udah om, ini baru di jalan,"jawab Dita
"Oh... ya sudah kalau begitu."
"Om kapan pulang? PR Dita banyak, nih, gak ada yang bantuin ngerjain." Rengek Dita manja. Kebiasaannya bergantung pada Adit ternyata sangat sulit ia lepaskan.
"Besok Om udah balik kok." Tiba-tiba terdengar suara perempuan di seberang sana yang memanggil om Adit dengan sebutan sayang, samar-samar Dita mendengarnya.
"Om...om adit," Dita memanggil Adit yang mulai menghilang suaranya.
"Sudah dulu ya Dita, Om ada urusan dulu,besok om yang jemput sekolah, ok... bye gadis kecilku
" Adit menutup telponnya,padahal Dita belum sempat menanyakan suara siapa yang memanggilnya.
Dita menutup telponnya masih dengan perasaan galau, ia melihat pemandangan sekitar dari jendela mobil ada rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Pikirannya terasa kacau, ia hanya takut bila kenyataannya Adit telah memiliki kekasih.
Sepertinya apa yang dikatakan Adrian ada benarnya, mungkin saja Om Adit di Bandung bersama pacarnya. Dan apa hak Dita, dia bukan siapa siapa. Dita hanyalah seorang gadis kecil yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri.
"Siapa ya cewek itu? Kok manggil Om Adit sayang? Apa Om Wdit sudah punya pacar lagi? Kok Dita gak dikenalin ama pacarnya? Kok gak bilang sih ama Dita, apa Om Adit takut nanti direcokin ama Dita kalau pacaran,kalau beneran nih Om Adit punya pacar awas aja Dita ngambek..." ujar dita dalam hati yang masih belum bisa menerima.
Pikiran Dita masih berkutat dengan Adit , Adit dan Adit. Sampai Dita tidak menyadari bahwa ia sudah sampai rumah.
"Non Dita....sudah sampai non," panggil mang iwan menyadarkan lamunan Dita.
"Eh, iya, Mang."Dita pun segera keluar dan masuk kedalam rumah.Wajahnya nampak lelah dan lesu.
Sesampainya di kamar Dita langsung melempar tas ke kasur dan merebahkan tubuhnya yang lelah hingga terlelap tidur masih lengkap mengenakan seragam sekolahnya tadi pagi.
Dita tertidur cukup lama hingga ia tidak menyadari ada seseorang masuk kedalam kamarnya.
"Dita bangun sayang...."terdengar sayup sayup suara memanggil Dita.
Dita mencoba membuka matanya yang berat,terlihat jelas papahnya duduk di samping ranjangnya mengelus -elus kepala Dita untuk membangunkan anak gadisnya.
"Papa..."pekik Dita dan langsung memeluk papanya sangat erat.
"Hei anak Papa kenapa, nih? Tumben jam segini masih tidur masih memakai seragam sekolah pula,"ujarnya sambil mengusap punggung Dita
"Astaghfirullah, Dita tidurnya lama ya, pa..."dita nyengir mendengar teguran papahnya.
"Iya..kamu kenapa tumben kaya gini?sekarang mandi,ganti baju Papa tunggu di bawah buat makan malam,"ujar ayahnya sambil mengusap kepala Dita.
"Badan dita capek pa,tadi pulang sekolah sampai rumah langsung tidur saking capeknya."terang Dita
"it's ok..Papa tunggu di bawah."
"Siap Papa,"ujar Dita sambil nyengir dan bergegas ke kamar mandi..
Dita pun selesai mandi dan bergegas turun kebawah untuk makan malam bersama ayahnya.
"Papa kapan pulang,kenapa gak bangunin dita?"tanya Dita sambil minum susu.
"Tadi jam 5 sore, Papa gak tega lihat anak gadis Papa yang tidur dan kecapekan,"ujar papa dita.
"Iya nih, Pa, badan Dita capek banget makanya,tadi tidurnya molor,"ujar Dita dengan meringis..
"Dita.. papa rencananya mau ngundang om adit makan malam nih,setuju nggak?"tanya pak Hendarto.
"Kapan pa, kapan?"Dita langsung bersemangat mendengar nama Adit. Sampai ia lupa bahwa tadi siang ia berusaha menjauhi Adit.
"Semangat banget anak Papa kalau tentang om Adit."Pak hendarto menggoda anak gadisnya.
"Ish, Papa apaan sih, kan memang Dita deket sama om Adit, lagian hari ini om adit ke Bandung ,jadi dita ga ada temennya yang bantuin Dita ngerjain tugas sekolah, lagian Papa juga, sih, sibuk terus."
"iya iya papa minta maaf, lusa deh nanti kita undang om Adit, tadi dia telpon papa katanya mau kasih kejutan ke kita,"terang pak Hendarto.
"Oh......kejutan apa pa?"heran Dita.
"Ga tahu papa,mungkin mau nikah kali om adit.."
"what"....dita benar benar shock mendengar penuturan ayahnya.
"Gak usah kaget donk dita,om Adit mu itu kan memang sudah pantas untuk menikah dan punya anak,apa kamu mau terus mencegahnya menikah,kan kasihan ...dia punya kehidupan privasinya sendiri."nasehat pak hendarto pada anak gadisnya itu.
"iya pa,Dita tahu,cuma dita gak percaya aja kalo om adit bakalan segera nikah."Dita masih bergelut dengan pikirannya.
"hohohoho...kok kamu jadi melo gini sih,tadi kan papa masih menebak"goda pak hendarto.
"Ya kaget lah pa,nanti siapa yang bakal bantuin tugasnya Dita,terus yang ngajak Dita jalan jalan,yang suka traktir ice cream.Kalau om Adit sudah punya istri,pasti istrinya bakal ngamuk ngamuk sama Dita."
"Anak papa kok pikirannya jauh sekali, kan, masih ada papa, Dita."
"Papa gak asik,sibuk terus sering lupa sama Dita."
Pak Hendarto hanya geleng geleng melihat anak ya yang merajuk bila sudah menyangkut soal pasangan Adit.
Sepertinya ia memang harus meluangkan banyak waktunya untuk Dita,jika Adit memutuskan untuk segera menikah.
Sudah cukup merepotkannya sedari dulu saat ia minta tolong untuk menjaga Dita.Dan sekarang Dita yang malah selalu merepotkan Adit dengan perilaku manja dan keras kepalanya.
******
**Bisa kebayang ya bagaimana ekspresi dita ketika papanya menyebut pacar om adit...
fuh .. tambah galau pasti si dita ini**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments