Call Me Queen
Chacha POV
Kenalin gue biasa dipanggil Chacha, keseharian gue sih seperti remaja lainnya sekolah, makan, mengerjakan tugas, tidur, ya gak jauh-jauh lah dari itu. Cuma kalo remaja lain gila yang namanya hang out, shopping dan sebagainya sorry gue beda dari mereka. Menurut gue kegiatan seperti itu tak berfaedah dan hanya buang-buang waktu dan tenaga.
Oh ya saat ini gue sekolah di SMA Harapan, gue siswi kelas XI, disekolah gue biasa dipanggil si cupu, kutu buku, kampungan atau apalah sebagainya karena penampilan gue. Jika kalian berpikir gue tak sakit hati? Jawabannya gue sudah kebal. Penampilan cupu hanya gue gunakan di sekolah untuk menghindari hal-hal yang tak gue sukai. Dan salah satu alasan gue berpenampilan cupu, karena gue pengen punya temen yang benar-benar tulus temenan sama gue tanpa mandang siapa gue.
Di sekolah gue biasa menghabiskan waktu untuk di perpustakaan, atau terkadang gue suka meminjam buku dan membacanya di taman belakang sekolah.
Seperti saat ini setelah pelajaran usai gue langsung menuju taman belakang sekolah untuk membaca karena suasana disini sangat sejuk.
"Eh.. Cupu beliin gue minum dong" Ku dongakkan kepala melihat asal suara tersebut
"Eh lu denger kagak sih? Princess gue udah haus nih" sambung lainnya
Ya mereka adalah Chiara dkk mereka sering menyebut Chiara princess sekolah karena selain dia cantik katanya dia juga tajir tapi bodoh amat lah sama dia.
"Lu budek apa gimana sih"
"Emmm oke mana uangnya?" sambil menengadahkan tangan meminta uang.
"Pake uang lu lah bego"
"Gue lagi gak ada uang" jawab gue cuek sambil membaca buku kembali Chiara mendekat dan menarik kasar rambutku "lu mau beliin gue minum atau nggak?" bentaknya. Sambil meringis kesakitan gue menjawab "oke oke aku beliin lepas dulu ini sakit tau"
"Dah sana beli, inget gue suka jus jeruk Viola jus anggur Fatin jus apel jangan lupa"
"Iya iya bawel banget sih"
Sambil berjalan menuju kantin aku terus mencaci mereka dalam hati. Dikira gue pembantu dia apa seenaknya aja nyuruh-nyuruh gue belom tau siapa gue sebenernya sih .
Eh.. Eh.. Jangan sampek mereka tau siapa gue sebenernya bisa nggak tenang gue sekolah ntar. Ish sabar sabar cha lu harus sabar.
"Mang jus jeruk satu jus anggur satu jus apel satu ya" ucapku pada mamang penjual jus di kantin sekolah.
"Siap neng, ditunggu sebentar ya masih ada pesenan laen"
"Oke mang" jawabku.
Aku kembali ingin melanjutkan bacaan gue tadi, tapi sialnya buku gue ketinggalan di taman, ahh. Tiba-tiba ponsel gue bergetar, ketika gue lihat ternyata panggilan dari bunda.
"Ya bunda"
"Nanti bunda yang jemput kamu disekolah ya?"
"Emmm nggak usah bunda Chacha bisa pulang sendiri kok"
"Putri sampek kapan kamu harus naik angkutan umum nak udah bunda jemput aja ya"
"Gak usah beneran Chacha pulang sendiri aja Chacha masih mau mampir ke tempat latihan"
"Ya sudah hati-hati"
"Oke bunda"
Ya bunda sering memanggil gue dengan sebutan Putri karena berharap gue menjadi wanita layaknya tuan putri. Jika kalian bingung kenapa gue tak mau dijemput karena bunda tak tau kalau gue berpenampilan cupu ke sekolah.
"Ini neng jusnya"
"Makasih mang, ini uangnya" aku menyodorkan satu lembar uang kepada mamang penjual jus
"Tunggu mamang ambil kembaliannya dulu"
"Gak usah buat mamang aja." sambil berlalu pergi dari kantin. Gue sudah gerah ada di kantin dengan cemooh teman-teman tentang penampilan gue yang berkaca mata tebal, rambut dikepang dua, rok panjang baju longgar.
Kini gue telah sampai di taman belakang langsung menemui Chiara dkk.
"Nih" sambil meletakkan jusnya
"Lu lama amat sih cuman perkara beli jus doang. Lu mau princess dehidrasi gegara kehausan"
"Antri tadi"
"Halah itu mah alasan lu aja kan?"
"Kalo nggak percaya sana cek sendiri ke kantin" aku berlalu mengambil buku bacaan gue yang tergeletak manis di atas rumput, lalu gue berlalu meniggalkan mereka menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
...****************...
Levy Rahardian pemuda tampan bersikap dingin ini sedang melakukan negosiasi dengan sang papa.
"Ayolah pa, Levy tak ingin pindah"
"Tidak bisa Lev kamu harus pindah ke Indonesia dan meneruskan sekolahmu di sana"
"Tapi pa..."
"Tidak ada bantahan Lev, kau harus tinggal bersama oma di sana"
"Tapi pa... Levy tak biasa tinggal di sana"
"Lalu apa mau mu tetap tinggal disini dan sering pulang larut karena sering pergi ke club, hah?" Levy hanya bisa menunduk.
"Kau sudah beranjak dewasa Lev mau jadi apa kau jika kau sering pergi ke club? Kau adalah penerus papa satu-satunya"
"Oke oke Levy akan pindah tapi biar Levy pilih sekolah Levy sendiri di sana"
"Oke papa setuju, besok kau akan ke bandara jam 7 pagi"
"What? Ayolah pa apa papa tak mengijinkan ku menggunakan jet pribadi papa?"
"No Lev, karena besok papa akan berangkat ke Jepang" dengan muka lesu Levy pergi meninggalkan ruang tamu dan berlalu ke kamarnya.
Pagi harinya Levy telah siap dengan kopernya untuk menuju bandara.
"Mama akan mengantarmu sampai bandara nak" ucap sang mama sambil tersenyum
"Tidak usah ma, Levy diantar sopir saja" sambil mencium pipi sang mama lalu masuk ke dalam mobil
"Hati-hati, jangan bandel turuti apa kata oma ya" hanya dijawab dengan anggukan oleh Levy
Mobil menuju bandara dengan kecepatan sedang.
...****************...
SMA Harapan
"Chaa..." kudengar teriakan memanggil nama gue. Gue tolehkan kepala mencari asal suara tersebut. Terlihat empat remaja seusia gue, ya dia si kembar Zefana dan Zefany, ada Karin dan Nena juga di sana. Mereka adalah teman bisa dibilang mereka sahabat gue. Kenapa mereka mau berteman dengan gue? Karena nasib kita disekolah ini tak jauh berbeda dengan gue sering dibully, mereka dibully hanya karena berasal dari keluarga sederhana. Tapi gue kagum dengan mereka, mereka adalah siswi berprestasi yang bersekolah dengan mengandalkan beasiswa, kegigihan belajar dan kegilaannya terhadap buku membuat kita mampu berdampingan sebagai sahabat.
"Jadi kita temani beli buku?" tanya Zeze
"Iyalah" jawabku
"Ya sudah sekalian aku mau lihat novel baru di sana mau cek harganya berapa biar bisa nabung dulu" ucap Karin sambil nyengir.
"Ya sudah ayok keburu sore ntar"
"Kita naik apaan ke sana?" tanya Nena dengan polosnya
"Ya naik angkot lah, jangan mimpi kita dijemput mobil" timpal Fany
"Eh itu itu angkotnya ayok ayok naik" ucapku menghentikan mereka yang terus berdebat.
Setelah sampai di toko buku kita langsung bergegas masuk. Gue langsung menuju rak yang berisi dengan buku-buku yang gue cari, setelah dapat gue langsung mencari keempat sahabat gue.
Langkah gue terhenti tatkala melihat mereka ragu-ragu untuk mengambil buku yang mereka pegang.
"Kenapa?" tanya gue pada mereka. Mereka hanya nyengir "nggak apa-apa kok". " kalau mau, ambil aja" jawab gue santai. Mereka diam dengan wajah lesunya. Gue ambil buku dari tangan mereka semua, lalu gue bawa ke kasir. Setelah mengurus pembayaran gue berikan lagi buku-buku itu pada mereka
"Loh cha ini kok dibalikin ke kita balikin ke raknya aja" ujar Fany.
"Ambil udah gue bayarin"
"Eh seriusan?" tanya Zeze.
"Iya, udah yok pulang"
"Tapi Cha darimana kamu dapat uangnya?"
"Dari tabungan aku, sudahlah ayok pulang sekarang".
"Tabungan kamu ntar habis cha, kita balikin aja ya" ucap Karin.
"Sudahlah ambil saja ayok pulang bunda sudah menungguku." Mereka serempak Mengangguk.
Mereka pulang ke rumah masing-masing dengan menggunakan angkot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Cantik
hai
2023-02-08
1
Dewi Kijang
aku hadir ni thoor lanjut
2023-01-31
1
Desy
udh kk cuman gk sepat komen Karen lg serius baca nya 😉😉🙏🙏🙏
2023-01-27
2