"Kau berbohong. Kau tak merindukan ku" ucapnya kesal.
"Aku serius. sweety" jawab Levy meyakinkan.
"Oh ya, setahuku kau tak bermarga Effendy lalu sekarang?"
"Effendy marga Ayah ku kita sekeluarga mengikuti marganya. Aku terpaksa mengikutinya tapi aku tetap akan memakai marga nenekku nanti" jawabnya.
"Kenapa?"
"Karena aku pewaris satu-satunya. Jadi aku harus melepas marga Effendy"
"Lalu penerus Effendy?"
"Aku tak tau, tapi ku pastikan bukan Audy"
"Bukankah Audy kakak mu?"
"Ya kau benar tapi juga salah"
"Maksudmu?"
"Belum saatnya kau tau prince. Kenapa sekarang kau banyak sekali bertanya. Sejak kapan, hmm?"
"Eh..." Levy menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Chacha terkekeh melihat tingkah Levy yang menurutnya lucu.
"Apa kita akan disini sampai besok prince. Kau tak akan mengantar tuan putri ini pulang"
"Ehh.. ayo ku antar pulang"
Lalu mereka masuk kedalam mobil dan Levy mulai melajukan mobilnya membelah jalanan yang sudah sepi itu.
"Kau akan kuantar kemana, sweety?"
"Ke apartemenku saja di jalan xxx"
"Baiklah"
Levy melajukan mobilnya cukup kencang karena mengingat waktu sudah menunjukan tengah malam bahkan nyaris dini hari. Levy tak menyadari waktu saat bersama kekasih kecilnya itu.
"Kita sudah sampai, sweety"
"Thank you my prince"
"Ku jemput esok untuk ke sekolah, my princess"
"Tak merepotkan kah?"
"Tak ada kata repot untuk tuan putri ku" jawab Levy sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Chacha merona seketika.
"Kau ini bisa saja. Aku turun dulu. Thank you, take care, and see you, my prince" setelah mengucapkan itu Chacha keluar dari mobil Levy dan melambaikan tangannya ketika Levy melajukan mobilnya menjauhi dirinya.
Levy pulang dengan senyum menghiasi wajahnya. Pria dingin yang tak tersentuh itu kini sedang tersenyum manis karena memikirkan seorang gadis.
Setelah kepergian Levy, Chacha langsung masuk dia berniat ke lantai paling atas namun ia urungkan karena ingin mengecek abangnya ada di unit apartemen yang ditempati Shaldon apa tidak.
Cklek....
Mata Chacha bertabrakan dengan mata abangnya ketika dirinya membuka pintu apartemennya. Dirinya langsung menghambur ke pelukan abangnya memeluknya erat lalu dilepaskan kembali.
Rey cukup heran dengan adiknya itu. Tadi dia terlihat begitu emosional saat meninggalkan ruangan sekarang berbanding terbalik dengan keadaan saat ini dirinya terlihat begitu tenang. Seakan-akan tak ada masalah.
"Kau tak apa, Queen?" tanya Rey khawatir.
"Memangnya aku kenapa?" tanyanya balik.
"Besok dia akan kembali bukan?"
"Lalu?" Respon yang diberikan Chacha membuat Rey bingung.
"Ku pikir kau akan langsung ke atas saat Rey bilang kau pulang kesini" ucap Shaldon yang baru bergabung dengan mereka.
"Awalnya iya aku akan naik ke sana tapi ku urungkan. Karena aku yakin Abang ada disini" jawabnya sambil tersenyum.
"Kak Shaldon bisa kau hubungi dia untuk mengakuisisi sekolah Effendy untukku?" ucapnya santai.
Shaldon dan Rey terbelalak kaget akan permintaan Chacha ini.
"Ada apa? Kenapa mendadak Queen? Kau ada masalah?" tanya Rey bertubi-tubi.
"Tak ada hanya saja aku ingin sekolah itu berada dibawah pimpinan ku langsung dan atas namaku"
"Kau membuat Abang semakin tak mengerti Queen" ucap Rey lagi sedangkan Shaldon hanya diam.
"Feeling kumengatakan bahwa aku akan segera melepas marga Effendy dan kembali pada marga nenek lagi"
"Kau yakin?"
"Emm aku yakin. Akan ada badai besar tak lama lagi" Ucapnya seraya tersenyum.
"Kau tak bersedih?"
"No, buat apa aku bersedih bukannya sudah biasa seperti ini. Satu hal Bang, selidiki dia seperti yang ku minta aku ingin sebelum penyerahan seluruh warisan nenek"
"Baiklah, Queen. Akan segera Abang kerjakan kau fokus saja pada apa yang akan kau kerjakan"
"Aku mah bebas"
"Bos mah bebas" jawab Shaldon.
"Nah itu tau" lalu Chacha berlalu ke kamarnya.
"Dia mulai kembali pada jati dirinya yang dulu. Aku senang dia seperti ini" Ucap Rey pada Shaldon yang diangguki olehnya.
...****************...
Pagi hari menjelang menembus korden lantai delapan apartemen seorang gadis yang meringkuk didalam selimutnya. Hingga alarmnya berbunyi menembus alam mimpi gadis tersebut.
Gadis itu bangun dari tidurnya lalu bergegas ke kamar mandi hingga selesai dengan semua ritualnya lalu turun ke bawah.
"Morning" sapanya
"Pagi Queen. Ayo sarapan dulu" ajak Shaldon pada Chacha.
"No aku akan berangkat sekarang"
"Ayo Abang antar dulu" ucap Rey berdiri dari duduknya.
"Tak usah aku dijemput oleh temanku bang jadi Abang disini saja makan sarapan yang sudah dibuat oleh Kak Shaldon. Aku berangkat dulu" lalu pergi begitu saja.
Senyum Chacha merekah ketika melihat mobil yang semalam mengantarnya sudah menunggu dirinya.
"My prince" sapanya.
"Pagi my Princess. Ayo kita berangkat sekarang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
yunan
Jd gemes thor sama couple ini
2023-01-26
0
Just Evie
Aihhh kalian berdua tuch yaaa... Cocik bingittt... Prince & Princess... 😍😘
2022-03-29
2
Illiyyin
next
2020-06-21
3