"Duduk dulu deh" ucap Chacha. Dirinya duduk di single bed sedangkan Shaldon dan sang tamu duduk di sofa panjang. Mereka berdua duduk dengan kepala menunduk seakan ketahuan berbuat salah.
"Kok pada diem? Gak ada yang mau dijelasin ke aku?" tambahnya lagi. Mereka berdua tetap diam.
"Come on. Apa yang kalian sembunyikan dari ku. Abang? Kak Shaldon?" ya tamu yang dimaksud adalah Reyhan. Chacha menghela nafas berat iya merasa sedang bertanya pada anak kecil.
"Apa kalian sepasang kekasih?" tanyanya lagi. Mereka berdua saling melirik lalu mengangguk.
"Oh God, hanya mengatakan itu apa susahnya sih?" ucapnya dengan kesal.
"Abang punya pertimbangan buat merahasiakan hubungan ini, dek" Reyhan angkat bicara setelah melihat Chacha kesal.
"Tapi apa harus merahasiakan dariku juga? segitu gak percaya abang sama aku?"
"Bukan tak percaya Queen hanya saja...."
"Takut aku keceplosan" potong Chacha yang diangguki oleh keduanya.
"Oh ayolah kalian tau aku bukan orang yang banyak bicara" tambah Chacha dengan muka kesalnya.
"Sudahlah Queen bisa kita tak bahas ini sekarang?" ucap Reyhan untuk menghentikan perdebatan dengan Chacha.
"Apa tante masih mempermasalahkan perbedaan status dalam keluarga besar kita?" ucapnya tiba-tiba. Ucapan Chacha membuat Shaldon menunduk, dirinya sadar ia hanya sekretaris dan Reyhan adalah pewaris utama Pratama Group.
"Tak usah khawatir aku yang akan mengurus mak lampir itu, kalian umumkan saja hubungan kalian dan jangan lupa menikah secepatnya rumah mama dan papa butuh dihuni secepatnya dan aku ingin memiliki ponakan" ucapnya datar namun kata-kata terakhirnya membuat Shaldon dan Reyhan tersipu malu.
Setelah mengatakan itu Chacha kembali ke meja makan meninggalkan dua sejoli yang tersenyum lega. Mereka berdua tak habis pikir bahwa gadis yang akan menginjak usia dewasa itu mampu membuat suasana tegang.
Chacha yang sampai di meja makan menatap ponselnya malas. Pasalnya notif yang masuk tak mau berhenti. Tapi yang menarik perhatiannya adalah missed call dari Kevin lebih dari dua kali. Tumben. Chacha langsung menghubunginya.
"Halo Baby" sapa Chacha
"Halo sayang, lagi apa?"
"Masih di apartemen, siap-siap pulang"
"Mau ku jemput?"
"Aku sudah di jemput"
"Baiklah tak apa"
"Ada apa kau menelfon ku terlebih dahulu biasanya tak pernah, ada yang penting?"
"Aku mengadakan pesta kecil-kecilan"
"Dimana?"
"Star Club"
"Oh dengan siapa saja?"
"Levy dan teman-temannya. Kau datang ya, baby""ucapnya.
" Akan aku usahakan"
"Baiklah aku tunggu" Chacha langsung mengakhiri panggilannya sepihak.
Chacha berjalan ke arah kamarnya sambil memainkan ponselnya melewati dua orang yang melepas rindu itu. sesampainya dikamar.
"Sialan emang si Kevin jadi gini kelakuan lo di belakang gue. Wait ini kok kayak gue kenal" Chacha langsung menghubungi bawahannya lagi.
"Selidiki setiap gadis yang bersamanya di foto itu lalu kirim datanya"
Chacha sedang memeriksa email yang masuk ke ponselnya ia menemukan email yang berisi laporan tentang kekasihnya itu setelah melihat hasilnya ia tak percaya dengan kelakuannya orang yang terkenal baik, hangat, dan penyayang itu tak lebih dari seekor rubah.
Chacha lalu turun dari kamarnya membawa tas sekolahnya.
"Bang ayo balik" ajak Chacha yang membuat wajah Rey berubah kesal.
"Ada apa?" tanya dengan wajah tanpa dosanya.
"Tak apa ayo balik, Sayang aku balik dulu ya" pamitnya pada Shaldon yang diangguki olehnya.
"Ish bilangnya tak apa aslinya mah ada apa-apa, aku tau abang masih betah disini tapi ingat, Ayah buat acara makan malam buat nyambut abang" Chacha mengingatkan.
"Kak Shaldon kirim perkembangan pembangunan cabang disini padaku secepatnya dan satu lagi Kak Ardan sudah siap meresmikan cabang lainnya disini, hubungi Kak Sasa untuk hadir" ucapan Chacha langsung diangguki oleh Shaldon
"Lusa aku akan keluar kota meninjau cabang perusahaan Ayah, Abang tolong bantu Kak Shaldon mengurus cabang perusahaan ku disini"
"Baiklah Abang setuju karena masih minggu depan Ayah akan menyerahkan perusahaan papa pada abang"
"Ya sudah ayo pulang" Chacha berlalu keluar terlebih dahulu.
...****************...
"Kabari empat anak bunda lainnya kita makan di restoran saja tidak jadi makan di rumah" ucap Bu Ratu pada Chacha yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Dimana bun?"
"FF resto" jawab Bu Ratu. Chacha membulatkan matanya sempurna dia gugup karena resto miliknya yang dikelola Karin menggunakan style Bu Ratu.
"Sudah reservasi, Bun?"
"Seadanya tempat aja, namanya juga mendadak"
"Kenapa gak bilang tadi pagi sih, Bun" jawabnya sambil menggerutu.
"Gak sempet. Siapa yang buat Bunda Khawatir pulang telat gak kasih kabar
"Maafin Chacha ibunda ratu" sambil menunduk.
Bu Ratu hanya menghela napas. "Baiklah tuan putri ibunda maafkan" ucapnya seraya tersenyum. Selalu seperti itu saat dia meminta maaf pada bundanya.
"Aku yang urus tempat kali ini, oke" ucapnya lalu berlari ke kamarnya.
Reyhan yang melihat aksi ibu dan anak itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Rey"
"Ya bunda"
"Sejak kapan kamu punya apartemen?" pertanyaan Bu Ratu membuat Rey diam. Satu nama yang terlintas di pikirannya. Queen. Ini pasti ulahnya.
"Sebelum papa dan mama meninggal, Bun" ucapnya terpaksa berbohong. Bu Ratu hanya manggut-manggut lalu berlalu meninggalkan ruang tamu.
Sedangkan di kamar.
"Halo"
" .... "
"Siapkan ruangan VIP untuk malam ini" langsung mematikan sambungan telepon sepihak.
Setelah menelpon Chacha langsung mengirim pesan di grup untuk memberitahukan pada ke empat sahabatnya bahwa makan malam tak jadi di rumahnya.
...****************...
FF Resto
Zeze, Fany, Karin, dan Nena menunggu diluar untuk menunggu Chacha dan keluarganya. Saat melihat Chacha turun dari mobil mereka langsung menghampiri.
"Ayah, Bunda" sapa Karin dengan ceria. memang di antara anggota FF yang lain hanya Karin yang petakilan.
"Ayah sama bunda aja yang disapa Abang nggak nih?"
"Eh, Hai bang" sapa Karin kikuk membuat yang lain tertawa.
"Sudah ayo masuk" ucap Bu Ratu menengahi.
Mereka memasuki resto langsung disambut oleh pelayan dan diantarkan ke ruang yang telah dipesan oleh Chacha sebelumnya.
"Cha?" Tanya Bu Ratu saat sampai di dalam ruangan.
"Kebetulan dapet ruangan ini, Bun" jawabnha tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Queen sibuk banget kayaknya?" Rey menginterupsi adiknya.
Chacha mendongak dan menampilkan senyumnya. Dari tadi dia sibuk berkomunikasi dengan Kevin untuk memberitahu bahwa dia tak bisa hadir diacara yang Kevin buat meskipun dirinya enggan berkomunikasi lagi dengan Kevin.
Makanan mulai terhidang satu per satu di meja. Setelah semuanya terhidang mereka langsung memulai acara makan malamnya.
"Rey" ucap Ayah Gun disela-sela makannya.
"Iya, Yah"
"Besok jemput adik sulung mu di bandara"
"Dia pulang?"
"Ya putri bunda yang satu lagi akan pulang" ucap Bu Ratu menampilkan wajah bahagianya.
"Baiklah biar Rey yang jemput dia di bandara Yah" ucap Rey.
Mendengar dia akan kembali Chacha menghentikan makannya. Dia terdiam beberapa detik, memejamkan matanya meredakan sesuatu yang mengganjal di hatinya.
"Cha" Chacha mendongak saat bundanya memanggil. Dia tersenyum cantik ke arah bundanya.
"Are you okay?"
"I'm okay"
"Cha?" kali ini Ayah Gun.
"Chacha tak apa, Yah. Tak usah dipikirkan" jawabnya menunduk tak melanjutkan makannya melainkan memainkan ponselnya.
"Aku keluar dulu" ucapnya tiba-tiba berdiri.
"Duduk Cha, ini acaranya belum selesai" ucap Ayah Gun tegas.
"Keluarlah" ucap Rey lembut memegang tangan Chacha.
"I'm sorry, Bang"
"No problem sweety"
Chacha langsung beranjak keluar, sedangkan keempat sahabatnya hanya diam melihat tingkah Chacha.
"Maafin sikap Chacha ya" ucap Bu Ratu.
"Tak apa bun"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments