Empat gadis dengan pakaian santai duduk di teras rumah mewah sambil dengan ponsel masing-masing.
"Nunggu didalam aja, nak. Kalian ngapain duduk di lantai kayak gak ada kursi aja" Bu Ratu kaget dengan tingkah keempat sahabat anaknya.
"Kalau kita didalam nggak bakal tau kalau Chacha datang, Bun" jawab Karin.
"Tapi duduknya di kursi dong nak" ucapnya lagi.
"Enakan di sini Bunda" kekeh Karin, yang lainnya hanya mengangguk sambil nyengir.
"Kalian ini. Sini duduk sama bunda diatas" ajak Bu Ratu pada keempat gadis remaja itu.
"Kalian nanti jadi berangkat sama Putri?" tanya Bu Ratu saat mereka duduk di kursinya masing-masing.
"Iya bun, soalnya Chacha yang minta kita berangkat dari sini" jawab Fany kali ini.
"Baju yang kalian pakai seperti apa? Boleh bunda lihat?" tanyanya lagi.
"Kalau soal baju Chacha yang urus Bun, dia ngelarang kita buat beli baju baru" tambah Nena.
"Berarti paket kemarin itu baju kalian mungkin" ucapnya.
"Chacha gak bilang apa-apa soal baju, Bun?" tanya Zeze dan hanya mendapat gelengan dari Bu Ratu.
Disela-sela obrolan mereka, masuklah dua mobil mewah memasuki pekarangan luas itu dan berhenti tepat didepan rumah. Satu mobil Alphard keluaran terbaru terbuka menampilkan lelaki gagah nan tampan walau usianya tak muda lagi. Di belakangnya seorang gadis cantik memakai memakai setelan kantor berwarna putih turun dari Lamborgini edisi terbatas miliknya.
"Ayo masuk kita makan dulu, Bunda tahu Ayah sama Putri pasti belum makan siang, kan?" tebak Bu Ratu.
"Tebakan bunda tak meleset sesenti pun" jawab Ayah Gun tersenyum.
"Chacha langsung ke atas, kalian kalau mau disini, disini aja dulu, nanti nyusul" ucap Chacha.
"Makan dulu, nak" Bu Ratu mengingatkan anaknya.
"Chacha mandi dulu Bun" berlalu ke dalam rumah.
"Bunda, kita nyusul Chacha ke atas ya, Ayah sama bunda lanjutin aja mesra-mesraannya" timpal Karin langsung kabur setelah mengatakan itu, disusul lainnya yang ikut cekikikan.
...****************...
"Cha"
"Eh ayam-ayam" kagetnya. "Kalian ini bikin kaget aja" tambahnya sambil melihat keempat sahabatnya yang menahan tawa.
"Aku tidur bentar, bangunkan aku jam 5 nanti ya" ucapnya langsung merebahkan diri di kasur dan terlelap.
"Cepet banget tidurnya" ucap Karin heran.
"Capek mungkin, tau sendiri dia nyetir tanpa sopir kan" tambah Fany.
"Biarkan dia istirahat, kita ngapain nih sekalian nunggu dia bangun?" tanya Zeze.
"Mabar kuy" ucap Nena.
"Ayo login"
...****************...
"Kenapa acaranya malem sih?" tanya Chacha sambil menggerutu.
"Gak tahu sama mak lampir aja kamu, Cha" timpal Karin.
"Mak lampir?" ucap keempatnya serempak.
"Chiara. Dia yang ngatur acara ini, sekalian acara ulang tahun dia." jawabnya kesal.
"Kenapa acara sekolah dicampur dengan urusan pribadinya?" Chacha heran.
"Dia berkuasa karena dia anak kepala sekolah" Karin menambahkan lagi.
"Baru kepala sekolah bukan pemilik sekolah" timpal Fany.
"Sudah gak usah bahas bebek cerewet itu lagi, ayo kita berangkat" ucap Chacha. Lainnya hanya bisa tertawa mendengar Chacha menyebut Chiara bebek cerewet.
"Kalian berangkat naik mobil aku atau mau bawa mobil masing-masing?" tanya Chacha
"Masing-masing aja biar nanti langsung pulang" jawab Fany.
"Oke, Fan kamu sama Zeze satu mobil kan?" tanya Chacha lagi.
"Iya. Mobil aku dibawa bapak. Lagian kamu ngasih sampek dua mobil untung garasi rumah yang kasih muat" jawab Fany.
Chacha hanya tersenyum. "Kalian berdua bekerja di dua tempat berbeda. Sudah. Yuk berangkat." Chacha langsung masuk ke dalam mobilnya.
...****************...
Di sekolah acara dilakukan secara outdoor. Mobil mewah edisi terbatas melaju ke tempat acara dengan tiga motor sport di depannya. Ketika mereka sampai langsung mendapat tatapan kagum dari para siswa yang hadir malam itu. Ketiga orang yang menaiki motor tersebut membuka helmnya disambut teriakan tertahan dari para siswa perempuan yang hadir terlebih lagi saat pintu mobil terbuka. Keluarlah sosok pemuda tampan dibalut jas santai berwarna putih dipadukan dengan kaus hitam didalamnya.
Baru saja suasana tenang dengan masuknya keempat pemuda tampan itu. Kini, suasana kembali dibuat riuh dengan datangnya empat mobil mewah dengan satu mobil edisi terbatas salah satunya. Pintu mobil pertama terbuka, turunlah dua sosok kembar yang begitu manis dengan gaun selutut berwarna navy ditambah aksen bunga di sekeliling pinggangnya. Pintu mobil ke dua terbuka, turun lah gadis imut dengan gun berwarna baby pink, pintu ketiga juga tak kalah membuat mereka terkejut dengan turunnya gadis cantik dibalut gaun berwarna hitam.
Keempat gadis itu berkumpul di samping kanan depan mobil mewah itu menunggu sang pemilik turun. Para siswa yang hadir dibuat penasaran dengan pemilik mobil itu tak terkecuali keempat pemuda tampan yang membuat riuh tadi. Pintu mobil terbuka pemandangan pertama yang terlihat adalah flast shoes berwarna putih yang terpasang apik di kaki jenjang yang terlihat itu. Membuat yang melihat tahan nafas. Ketika pengemudi itu keluar dengan sempurna dari mobilnya membuat semuanya melongo. Bagaimana tidak? Seorang gadis yang biasa dipanggil cupu kini hadir bak bidadari turun dari mobil mewah dengan gaun putih selutut tanpa lengan, dengan rambut tergerai rapi, terlihat sexy dengan aksen brukat hitam melingkar di pinggangnya. Gadis itu berjalan diikuti dengan keempat temannya dibelakangnya.
"Hai, ku kira kau tak akan datang, Queen" ucap Levy. Keempat pemuda tadi adalah Levy, Putra, Kinos, dan Elang.
"Tahun lalu aku sudah tak datang, tahun ini harus datang apalagi bertepatan dengan ulang tahun princess sekolah, katanya" sambil terkekeh. Membuat Levy terdiam melihat Chacha tersenyum. Jantungnya berdetak cepat.
Gadis yang membuat riuh hanya dengan kedatangannya adalah Fantastic Five.
"Kok bisa acara sekolah disatukan dengan acara pribadi?" tanya Elang heran.
"Dia menggunakan jabatan ayahnya untuk melakukan itu. Akan ku buktikan apa itu kekuasaan padanya" ucap Chacha dengan pandangan dingin.
"Tunggu... Tunggu baru sadar gue kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Ciee" ucap Karin yang sadar akan warna baju yamg dikenakan Levy dan Chacha sama. Teman-teman nya terus menggoda membuat Chacha memutar bola matanya malas.
Acara ulang tahun dimulai lebih awal sebelum pemilik sekolah datang. Acara tiup lilin sudah selesai begitupun dengan pemotongan kue. Chacha menatap malas gadis yang memakai gaun merah menyala dengan gaya di anggun-anggunkan tersebut. Satu kata yang terlintas di pikirannya saat ini. Norak.
"Hai gadis miskin ku lihat kalian menggunakan mobil mewah tadi. Hasil di kasih om-om ya. Upss" ucapnya mengejek.
Saat Fany akan maju untuk menampar Chiara, Chacha menahan tangannya lalu berkata, "teruslah bicara sesukamu hingga kau dibungkam oleh kenyataan" dengan pandangan dingin Chacha mendekat dan berbisik tepat ditelinga Chiara. "Bersikap baiklah atau ku umumkan kalau kau hanya anak seorang simpanan kepala sekolah" Ucapan Chacha membuat Chiara bungkam seketika.
Acara dimulai dengan penampilan para siswa dan siswi. Chacha mulai jenuh ia ingin berpamitan pada temannya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Chiara sedang mem-bully sang kapten volly disekolah.
"Gak berubah ya lo" ucapnya setelah dekat dengan Chiara. "Gue gak main-main sama ancaman gue tadi" tambahnya.
"Gadis miskin kayak lo bisa apa buat lawan gue" ucap Chiara lantang hingga membuat beberapa siswa mendekat.
"Lo Mira, kan?" tanya Chacha pada korban Chiara. Gadis itu hanya mengangguk.
"Lo satu kelas sama gue kan?" tanya Chacha lagi. Gadis itu mengangguk, tubuhnya gemetar karena takut.
"Baiklah untuk lomba volly antar kelas besok, lo masuk tim gue dan gue tak menerima bantahan" ucap Chacha sambil menarik tangan gadis bernama Mira itu ke arah sahabatnya.
"Maksud lo apa?" bentak Chiara.
"Gue dan tim gue yang akan maju lomba esok" jawabnya.
"Gak bisa gitu, jangan seenaknya aja lo ya" ucap Chiara tak terima.
"Kalau itu mau gue lo mau apa. Lo cuma bertiga sama dayang lo itu sedangkan gue udah berlima tinggal satu orang aja. Emang cuma lo yang bisa berkuasa, gue juga bisa. Selama ini gue diem lo ngebully gue, bukan karena gue takut, tapi gue masih ngehargai yang namanya sekolah. Jangan berlagak kayak lo yang punya sekolah ini deh" jawab Chacha membuat semua yang mendengar kaget, karena selama ini tak ada yang menghentikan tindakan semena-menanya itu.
"Berani ya lo sama gue. Lo lupa kalau gue anak kepala sekolah, gue bisa ngeluarin lo malam ini juga. Emang dasar orang dari kasta rendah tetep aja murahan, sok jago, gini hasil didikan orang tua lo sama lo?" ucapnya mencibir.
Chacha memejamkan matanya menahan emosi, dan
Plak...
"Lo boleh ngehina gue sesuka lo tapi jangan pernah bawa orang tua gue" dengan tatapan dan suara dingin. Chacha mengeluarkan aura tak tersentuhnya. Dingin dan kejam. Semua yang ada disana kaget.
"Gue Queen Salsabila Putri Effendy tak segan menyingkirkan siapapun yang mengusik kedua orang tua gue" aura menakutkan yang Chacha keluarkan membuat semuanya diam sekaligus kaget dengan nama belakang Chacha. Tak terkecuali empat pemuda tampan yang juga ikut menyaksikan pertengkaran itu dari jarak jauh. "Bahkan gue juga bisa buat lo lebih memilih mati daripada hidup" tambahnya lagi.
Sepasang suami istri berlari melihat kerumunan para siswa. Sang kepala sekolah juga ikut terburu-buru. Ketika mereka sampai, mereka dikagetkan dengan Chacha yang berdiri tegak dan Chiara yang tersungkur dengan pipi yang bengkak.
Ayah Gun dan Bu Ratu langsung menghampiri Chacha. Sepasang suami istri itu takut anaknya lepas kendali lagi. Saat di luar negeri Chacha menghajar teman laki-lakinya hanya karena mengejek temannya.
Ayah Gun maju ke depan langsung memukul tengkuk Chacha hingga ia pingsan.
"Jangan pancing emosinya berlebihan nak. Untung kau hanya ditampar olehnya. Jika kau terus membuatnya emosi om pastikan saat ini kau akan terbaring di rumah sakit" ucapnya pada Chiara.
"Anak om duluan yang nampar saya bukannya ganti rugi malah ngomel" ucap Chiara kesal.
"Dia tidak akan menampar seseorang tanpa alasan" ucapannya lagi.
"Maafkan anak saya, Tuan" ucap kepala sekolah.
"Papi dia hanya rakyat jelata pake acara panggil tuan segala" ucap Chiara yang mendapat pelototan dari papinya.
Plak...
Tamparan kedua mendarat manis di pipi sebelahnya kali ini bukan Chacha melainkan Fany.
"Harusnya gue gak halangi ayah yang akan cegah Chacha buat ngehajar lo tadi" ucap Fany yang langsung ditarik oleh Zeze.
"Chiara dimana sopan santun mu. Apa kamu tau orang yang kau sebut rakyat jelata itu adalah pemilik sekolah ini" ucap kepala sekolah marah. Chiara hanya melongo tak percaya.
"Didik anakmu dengan baik kedepannya. Kali ini aku maafkan dan pastikan anak mu tak pindah sekolah. Ayo anak-anak kita pulang." ucap Ayah Gun sambil menggendong Chacha.
"Ayah sama Bunda tiap tahun akan kesini tapi kita hanya di lantai atas tak pernah turun, nak" jawab Bu Ratu.
"Om Gun..." sapaan pemuda itu membuat rombongan marah.
"Loh..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Hanya anak seorg simpanan kepala skolah??!! MAKSUDNYA APA??🤫🤫🤫
2023-06-09
0
V᭄ᭃ͢dєͮvͥiͤl₲₲»̶̳͓✧ᴾᴳ ⃫⃟ ⃟⅌
lagi lagi lagi☺️😍✌️
2020-04-22
4