"Silahkan pak, kopi susu dinginnya." Ucap Wafa saat ia menyajikan kopi di meja Arsya. Seperti peraturan sang bos, bahwa setiap jam sepuluh, Wafa harus menyediakan Arsya kopi susu dingin.
"Hemmmm, apa jadwal saya siang ini??" Tanya Arsya saat Wafa hendak beranjak, Wafa kembali berbalik menghadap Arsya.
"Selepas jam makan siang, anda ada pertemuan di Resto Bulan dengan perwakilan dari perusahaan Star Center pak."
"Ok, siapin file yang kita butuhkan dari sekarang, sebentar lagi kita berangkat. Kita makan siang di luar sekalian."
"Saya ikut pak??"
"Ya ikutlah, kamu sekretaris saya, jelas harus ikut dong!!"
"Baik pak."
"Kalau kamu gak ikut, memangnya mau ngapain disini?? Ngegodain Reno? Cih, menyebalkan."
"Sa..saya gak mungkin menggoda pak Reno, bapak tuh jangan asal bicara. Pak Reno itu orangnya ramah, wajarlah kalau saya juga bersikap yang sama padanya."
"Jadi maksud kamu saya itu gak ramah? Gitu??"
"Loh, kenapa bapak jadi tersinggung. Saya kan gak bahas soal bapak."
"Ya tadi kamu tuh nyindir saya kan??"
"Siapa yang......"
Kalimat Wafa terpotong karena kehadiran wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan modis di usianya. Dan sebenarnya Wafa sangat menghindari pertemuannya dengan wanita tersebut.
"Aduh, kenapa calon pengantin bertengkar sih? Yang akur dong ah."
"Mami? Ngapain Mami kesini??" Tanya Arsya dengan ketus.
"Hey, dasar anak durhaka. Masa nanya begitu sama mami??!!"
Karolina berganti menatap Wafa, perempuan yang tadinya cemberut menatap putranya itu kini berubah menjadi tersenyum ramah. "Eh, mantu mami. Katanya Mag kamu kambuh yah?? Gimana sekarang? Apa sudah baikan??"
"Alhamdulillah nyonya, saya sudah baikan."
"Lo Lo loh, Kok nyonya sih, mami sayang mami."
Wafa hanya tersenyum kikuk menanggapi celotehan wanita paruh baya itu.
"Mi, jangan paksa dia. Aku gak suka, lagian dia juga belum tentu mau jadi menantu mami. Mami terlalu percaya diri."
"Diam kamu!! Mami tuh gak ngomong sama kamu, mami ngomong sama mantu mami."
"Nyonya, maaf, tapi bisakah kita bicara sebentar??"
"Tentu sayang, ayok ke ruangan kamu."
Wafa mengangguk, ia sedikit tak enak saat Karolina menggandeng tangannya dengan lembut.
"Ada apa nak??" Tanya Karolina saat mereka sampai di ruangan Wafa dan duduk di sofa tunggal yang terdapat di sana.
"Nyonya, sebelumnya saya mohon maaf kalau sesuatu yang akan saya sampaikan ini tidak berkenan di hati nyonya. Tapi saya benar-benar harus menyampaikannya."
"Tidak usah sungkan, katakanlah."
"Nyonya, saya, saya tidak bisa menikah dengan pak Arsya. Saya dan pak Arsya sama sekali tidak melakukan apapun saat itu. Dan nyonya juga belum tahu siapa saya, kehidupan saya sebelumnya juga tentang keluarga saya. Jika nyonya tahu, saya yakin nyonya tidak akan pernah mau menerima saya."
"Kenapa kamu berbicara seperti itu nak? Mami tahu, kamu dan Arsya memang tidak melakukan apapun saat itu."
"Lalu kenapa anda mau menikahkan kami nyonya?? Sekali lagi saya sampaikan, nyonya tidak tahu siapa saya."
"Ada alasan kenapa mami yakin kamu perempuan terbaik untuk putra mami. Dan tentang kamu, mami tahu semua tentang kamu. Justru itulah yang membuat mami yakin pada mu."
"Anda tahu semua tentang saya??"
Karolina mengangguk. "Tentu nak, mami tidak akan sembrono memilih calon istri untuk putra mami."
"Tapi nyonya, apa nyonya juga tahu kalau saya ini....."
"Seorang janda??" Potong Karolina.
Wafa tersentak mendengar pernyataan mami dari bos-nya itu. Ternyata ucapannya tentang dia tahu semua tentang Wafa benar adanya. Apa wanita paruh baya ini menyelidikinya?? Ah astaga, Wafa lupa jika Karolina bisa melakukan apapun hanya dengan sekali tunjuk saja. Dan mencari tahu tentang siapa dirinya adalah hal yang sangat mudah bagi Karolina.
"Anda tahu nyonya??"
Karolina mengangguk, ia meraih tangan Wafa dan menggenggamnya. "Itu bukan masalah besar nak, dan mami tahu itu juga bukan keinginan kamu, kamu menyandang status itu bukan keinginan kamu kan??"
"Iya nyonya, semua perempuan pasti tidak akan mau berstatus janda, saya pun begitu. Dan karena hal itu juga lah yang menjadi pertimbangan terberat saya menerima pernikahan ini. Saya takut nyonya, saya mempunyai masa lalu yang gagal, dan saya tidak mau gagal lagi. Sementara saya dan pak Arsya sama sekali tidak saling mengenal dalam, apa anda yakin rumah tangga kami akan berhasil??"
"Percaya sama mami nak."
Wafa terdiam, ia bingung harus mengambil keputusan apa. Orang tuanya juga pasti akan kaget jika tiba-tiba Wafa menikah.
"Pak Arsya pasti akan menolak jika dia tahu yang sebenarnya." Lirih Wafa, jika menyangkut statusnya, Wafa selalu saja merasa minder juga merasa buruk.
"Kenapa dia harus menolak? Taruhan sama mami, Arsya akan jatuh cinta lebih dulu padamu."
"Kalau boleh saya tahu, apa alasan anda merasa yakin pada saya? Dan kenapa harus saya, maaf nyonya, anda dari kalangan atas, mudah bagi anda menemukan gadis yang lebih segalanya dari pada saya. Saya yakin tidak akan ada gadis yang menolak pak Arsya. Anda hanya tinggal tunjuk maka semua akan beres."
"Yang lebih cantik banyak nak, tapi tidak ada yang lebih baik dari kamu. mami memilihmu karena......"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Erina Munir
wahh enak banget punya mertua kaya gitu tuhhh
2024-07-17
0
Agustina Kusuma Dewi
umur jagung tuh..berapa lama nya ya..
apakah jandanya blm tersentuh..
alias janda tapi perawan
2023-09-29
0
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-01-27
0