Mengurungkan diri

Meeting berjalan lancar, Nanta dan Shinta segera kembali ke kantor karena pekerjaan mereka hari ini sangat padat.

Sesampai di ruangannya, Nanta melihat Dika yang duduk santai di sofa heran, dia tidak mungkin akan mengajaknya makan siang di luar karena Dika tau dia dari luar tadi.

"Kenapa lo disini, gak ada kerjaan apa lo santai gitu," ocehan Nanta kepada Dika.

"Banyak! lagian ini jam istirahat," jawab Dika singkat.

"Gue penasaran, lo semalem kenapa ngilang gitu? Di telpon tidak diangkat," tanya Dika penasaran.

"Gue tiba-tiba merasa gak enak badan, jadi gue memutuskan untuk pulang duluan," jawab Nanta berbohong.

"Yakinn? perasaan sebelum berangkat lo baik-baik aja, sehat," kata Dika gak percaya begitu saja.

"Ya sudah serah lo kalo gak percaya," jawab Nanta ketus.

"Udah sana lo kerja!" usir Nanta karena dia tidak ingin Dika bertanya lebih dalam lagi.

Dika yang diusir halus langsung berdiri dan pergi ke ruangannya sendiri.

"Oke, gue percaya kali ini," kata Dika sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.

Di tempat lain, tepatnya di rumah Keysha. Semua orang dibuat cemas dengan keadaan Keysha.

"Dek, kamu kenapa?" tanya Eza cemas melihat adiknya masuk rumah sambil menangis.

"Nak, ini Ibu buka pintunya," ucap Ibu Keysha tak kalah khawatir.

Ira mencoba menenangkan Ibu mertuanya, dia juga sangat cemas dengan keadaan Keysha yang tidak biasanya. Aira hanya bisa berdoa dalam hati semoga tidak ada hal buruk yang menimpa adik iparnya tersebut.

Apa jangan-jangan. Batin Aira cemas mengingat cara Keysha berjalan terlihat sedikit susah tadi. Seketika air mata Aira tumpah menggeleng-geleng-kan kepala.

Di dalam kamar terdengar Keysha menangis, membuat Ibunya khawatir.

"Za, ada apa dengan adikmu?" Tanya Ibunya cemas.

"Ira, bawa ibu ke meja makan dulu istirahat biar Mas yang coba bicara sama Keysha," pinta Eza kepada istrinya.

Ira tanpa menjawab, langsung membawa Ibu mertuanya ke meja makan.

"Ibu sarapan dulu ya," pinta Aira.

Ibu hanya menggeleng-geleng-kan kepalanya sambil menangis.

Aira yang melihat Ibu mertuanya yang sudah dia anggap sebagai orang tua kandungnya menangis seperti ini hatinya sangat sakit ditambah lagi keadaan Keysha yang tiba-tiba pulang dengan keadaan mata sembab membuat Aira tidak tega.

Aira kembali meletakkan piring berisi makanan dihadapan ibu mertuanya dan menyusul suaminya di depan kamar Keysha.

"Biar aku saja Mas yang coba ngomong sama Keysha," kata Aira kepada suaminya.

"Keysha belum mau keluar, dia terus saja menangis," cemas Eza.

"Mas percaya kan sama aku," kata Aira lagi tersenyum kepada suaminya.

"Lebih baik Mas temenin Ibu di meja makan, bujuk Ibu supaya mau sarapan. Aira khawatir dengan kesehatan Ibu," kata Aira lagi kepada suaminya.

"Baiklah, terima kasih sayang," kata Eza kemudian menyusul Ibunya dimeja makan.

Setelah melihat Eza pergi, Aira mencoba bicara kepada Adik ipar yang sudah dia anggap seperti adik kandungnya sendiri.

"Dek, ini Kak Ira. Tolong buka pintunya Dek, jangan seperti ini. Cerita sama kakak apa yang terjadi jangan pendam sendiri," bujuk Aira sambil menitikkan air mata, dia sangat sakit melihat adiknya yang seperti ini.

"Dek kakak mohon, kasian Ibu yang terus menangis khawatir melihat kamu seperti ini," Bujuk Aira lagi yang tak kunjung ada jawaban dari dalam kamar, hanya terdengar suara isak tangis yang begitu pilu membuat siapa saja yang mendengarnya ikut menangis.

"Kakak akan coba bantu kamu, apa pun yang terjadi," Ucap Aira.

"Baiklah kalau kamu tidak ingin cerita sama kakak, yang perlu kamu tau Kakak disini dek untuk kamu," pasrah Aira yang tidak kunjung direspon.

Di saat Aira baru mulai melangkah menjauh dari kamar Keysha, Keysha akhirnya membuka pintu kamarnya membuat Aira menghentikan langkahnya dan berbalik ke kamar Keysha.

"Kak..." kata Keysha lirih, tangisnya kembali pecah melihat kakak iparnya.

Aira sedikit berlari memeluk adiknya dan menangis, dia sakit melihat adiknya yang sangat acak-acakan seperti ini.

"Percayalah semuanya akan baik-baik saja," kata Aira menenangkan adiknya.

Mereka masuk kamar, Aira mencoba menenangkan adiknya.

"Tenangkan dirimu, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Aira sambil menghapus air mata Keysha.

"Key.. Keysha...di..." baru Keysha akan mulai menceritakan kejadian apa yang menimpanya tangisnya kembali pecah mengingat apa yang terjadi padanya semalam.

"Jawab kakak jujur, apakah kamu dilecehkan?" tebak Aira serius.

Keysha lama terdiam dalam tangisnya hingga pada akhirnya mengangguk pelan, seketika membuat tangis Aira kembali pecah memeluk erat adik iparnya. Aira bisa merasakan betapa terpukulnya Keysha dengan kejadian yang menimpanya.

Mereka berdua larut dalam kesedihan sehingga tidak menyadari ada dua orang yang mendengar apa yang mereka bicarakan, Meski pun dua orang di balik pintu kamar Keysha ini tidak mendengar dan melihat jawaban Keysha atas tebakan Aira namun dengan suara tangis Aira yang tiba-tiba membuat mereka tau apa yang terjadi pada Keysha.

"Siapa yang melakukan itu, Dek?" tanya Eza masuk mengejutkan Aira dan Keysha. Yaa dua orang yang berada dibalik pintu itu ialah Eza dan Ibunya.

Sedangkan Ibunya langsung memeluk Keysha, ia juga sakit mendengar apa yang menimpa anaknya. Ia tidak bisa berkata apa - apa untuk saat ini, ia masih syok.

"Sekali lagi Mas tanya, SIAPA YANG LAKUKAN ITU PADAMU?!" Sentak Eza tegas yang sudah diselimuti emosi melihat adik kesayangannya di perlakukan tidak baik sama orang.

Keysha hanya menangis di pelukan Ibunya, sedangkan Aira sudah kembali ke kamarnya karena mendengar suara tangis anaknya yang diberi nama Aisyah.

"Nak, kamu baik-baik saja kan? katakan pada Ibu mana yang sakit" kata Ibunya lembut berusaha menenangkan anaknya.

Keysha hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Keysha sarapan dulu ya," bujuk Ibunya yang khawatir.

Keysha kembali menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya sudah, kamu istirahat saja. Nanti kita bicarakan lagi," kata Ibunya lembut dan keluar dari kamar Keysha bersama Eza membiarkan Keysha istirahat.

Keysha merasa sedikit lega setelah menceritakan pada kakak iparnya, bukan cerita sih tapi lebih ke 'menumpahkan' rasa sakitnya dan berbagi tangisnya.

Tidak lama Keysha pun tertidur lelap, karena ia juga belum tidur sama sekali dari kemarin. Bayangin aja dua puluh empat lebih tidak tidur gimana rasanya?.

Siangnya, Keysha sudah terbangun. Dia merasa sangat lapar ditambah lagi dia belum sarapan tadi pagi. Keysha berjalan menuju kamar mandi mencuci muka, dia melihat mata sembabnya membuatnya teringat kembali kejadian semalam. Dia mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

Setelah selesai, Keysha keluar kamar menuju meja makan. Disana ternyata ada kakak ipar dan Ibunya. Dia sakit melihat mata kedua perempuan yang dia sayang sembab karena dirinya.

...*****...

Jangan lupa vote, like, komen, dan favoritkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!