Bagaikan Air dan Minyak

Keysha hanya bisa mengangguk pasrah untuk saat ini, dia mencoba untuk menenangkan semua orang tapi percayalah hati nya masih belum bisa menerima kenyataan akan takdirnya sekarang.

"Bu, bolehkah Keysha untuk saat ini tidak tinggal di sini," pinta nya, Keysha ingin menenangkan hati dan pikirannya untuk saat ini, Dia ingin sendiri meski pun dia sendiri belum tau harus kemana.

"Tidak! Tidak boleh, Keysha harus di sini sama Ibu dan Mas, kalau pun pergi, kamu mau kemana Dek?" kata Eza yang dari tadi hanya menjadi pendengar setia.

"Apa yang dikatakan mas mu benar nak," ucap Ibu Ida.

"Keysha hanya ingin menenangkan diri Mas," tangis Keysha kembali turun.

"Sudah sudah jangan sedih lagi, bagaimana kalau Keysha untuk sementara waktu tinggal di kampung halaman Kakak saja, nanti disana Keysha tinggal sama Ibu dan Bapak dan Johan (adik Aira) dari pada Keysha harus tinggal sendiri. Bagaimana?" saran Aira.

"Itu lebih baik, supaya Keysha juga ada yang jaga," kata Eza.

"Baiklah jika itu yang terbaik maka Ibu izinkan," kata Ibu Ida pasrah.

"Tapi ingat, jaga cucu Ibu," sambungnya lagi.

"Terima kasih Bu, Mba, Mas" kata Keysha memeluk adiknya.

"Baiklah, Kakak hubungi Ibu dulu yaa. Beri tahu mereka supaya jemput kamu nanti di terminal" pamit Aira. Dia sungguh lega Keysha menerima takdirnya sekarang.

*****

Sore harinya, jam menunjukkan pukul empat sore. Keysha berangkat ke terminal menuju kota B di mata kampung halaman Aira berada.

"Nak, jangan lupa sering sering kabari Ibu nanti yaa," kata Ibu Ida yang belum bisa merelakan anaknya pergi sepenuhnya.

"Ibu jangan khawatir, Keysha pasti akan kabari Ibu," kata Keysha menenangkan Ibunya.

"Dek, ini tiketnya. Sebentar lagi berangkat," kata Eza yang baru selesai beli tiket.

"Ya sudah, lebih baik kamu segera masuk kereta sebelum ketinggalan," kata Aira.

"Baiklah Bu, Mba, Mas Keysha pamit dulu. Assalamualaikum," kata Keysha mencoba untuk tidak menangis di hadapan mereka.

"Hati-Hati Nak"

"Hati-hati Dekk"

"Waalaikumsalam."

Keysha hanya mengangguk dan pergi masuk.

Ya Allah lindungilah anak hamba. Engkaulah Yang Maha Pelindung. Batin Ibu Ida.

Ibu Ida, Aira dan Eza kembali pulang setelah Keysha tidak terlihat lagi.

*****

Hari ini entah kenapa Nency dan Feby tiba-tiba datang ke kantor Ananta. Sedangkan Ananta yang sedang meeting di luar dengan klien tidak mengetahui hal tersebut.

"Feb, kakak kangen banget deh sama Keysha," kata Nency setelah mereka duduk di sofa ruangan Nanta.

"Keysha sekarang sudah punya usaha warung makan di depan rumahnya, aku sama Sila sering kesana. Tapi sudah dua hari ini aku belum kesana lagi. Keysha juga kemarin aku hubungi katanya lagi gak enak badan," jelas Feby.

"Benarkah? Bagaimana kalau besok kita pergi jenguk dia ke rumahnya," kata Nency semangat.

"Ide yang bagus," jawab Feby menganggukkan kepalanya.

Mereka terus mengobrol di dalam tanpa memperdulikan si empu ruangan.

"Kak Nency, Feby sejak kapan kalian disini," kata Nanta yang baru kembali dari meeting.

"Dan tumben-tumbenan kalian berdua kesini, barengan lagi," sambung Nanta menatap mereka curiga.

"Memangnya gak boleh, ini kan kantor punya kakak juga," jawab Nency sewot.

"Iya, Emang kita berdua gak boleh kesini", kata Feby ikut nimbrung.

"Iya bukan gitu, tumben aja gitu. Ada apa?" tanya Nanta to the point.

"Kenapa kamu gak pulang beberapa hari ini?" tanya Nency.

"Aku akhir-akhir ini sibuk Kak, jadi aku tidur di kantor atau gak di apartemen," jelas Ananta.

"Bohongg!" kata Feby kompor.

"Eeh bocah diem deh," kata Nanta menatap nyalang kepada Feby.

"Kamu gak bohongin kakak kan?" tanya Nency tidak percaya.

"Buat apa aku bohongin kakak," kata Nanta jengah dengan dua wanita di depannya ini.

"Baiklah kalau begitu, kakak pulang dulu sudah sore. Jangan lupa sering-sering pulang," kata Nency.

"Ayok Feb, kita beli oleh-oleh buat Keysha besok," ajak Nency.

"Ayok Kak," balas Feby tak kalah semangat.

"Eehh kalian mau kemana besok?" kata Nanta menahan mereka yang akan memegang handle pintu.

"Kita mau jenguk Keysha besok. Kenapa, mau ikut?" sercah Feby.

"Memangnya Keysha kenapa?" tanya Nanta keceplosan.

"Kamu kenapa tanya-tanya tentang Keysha" tanya Nency sengaja ingin memancing adiknya.

"eeh gak gak ada apa-apa, ya sudah kalian pulang aja sana," kata Nanta gelagapan.

"Kak Nanta suka ya sama Keysha" tanya Feby yang sedikit peka dengan perasaan kakak sepupunya itu.

"Inget Kak, kakak sama Keysha itu bagaikan minyak dengan air gak bisa bersatu," sambung Feby lagi.

"Siapa yang suka sama dia" jawab Nanta yang sembilan puluh sembilan persen bertolak belakang dengan kata hatinya.

Nency dan Feby hanya tersenyum kecut mendengar jawaban Ananta tersebut.

"Baiklah kakak pulang dulu," pamit Nency dan berjalan keluar dengan Feby.

"Kak, aku kasian banget sama Kak Nanta," kata Feby setelah berada di lift berdua.

"Ya mau bagaimana lagi, seperti yang kamu bilang tadi 'mereka bagaikan minyak dan air'," kata Nency membuang nafas berat.

"Kalau seandainya suatu saat nanti, Kak Nanta memilih untuk mengikuti keyakinan Keysha, bagaimana menurut kakak?" tanya Feby penasaran, karena melihat dari mata Nanta Feby tau seberapa besar cintanya kepada Keysha.

"Jika itu pilihan Nanta ya kakak akan dukung, Kakak tidak akan melarangnya. Kakak hanya ingin melihat Nanta bahagia, kamu tau sendiri kan bagaimana selama ini Nanta jarang pulang selalu bersikap dingin bahkan sama kakak. Tapi setelah kedatangan Keysha dulu, Nanta sedikit demi sedikit berubah, Dia selalu pulang meski pun sudah larut dia jadi tidak sedingin dan se-kaku dulu bahkan dia sekarang sedikit lebih terbuka," jelas Nency meneteskan air mata mengingat bagaimana dulu adiknya sebelum Keysha datang dalam hidupnya.

"Iya kak. Keysha juga orangnya baik, aku yakin jika nanti Tuhan menyatukan mereka kita bisa apa. Seperti yang di katakan kak Nency tadi, jika suatu saat nanti Kak Nanta memilih mengikuti Keysha tidak masalah itu pilihannya tapi jujur aku sedikit tidak rela kak," ujar Feby menggenggam tangan Nency menyalurkan ketenangan.

Setelah papanya meninggal dan Mamanya yang menikah lagi dengan pria asing, waktu itu Ananta yang masih di bangku SMA harus merelakan masa remajanya untuk meneruskan perusahaan, dari kejadian itulah dia menjadi pribadi yang dingin dan tertutup, selalu menjaga dirinya dari orang lain. Hanya Nency, Dika dan Brian yang dekat dengannya dan tau bagaimana hancurnya Nanta waktu itu.

Nency bersyukur kepada Tuhan telah menghadirkan Keysha di tengah-tengah keluarganya yang mampu mengubah adiknya. Satu hal yang belum Nency dan yang lainnya ketahui bahkan Nanta pun melupakan apa yang sudah yang membuat Keysha pergi dari hidupnya.

*****

Jangan lupa dukung aku dengan vote, like, komen, dan favoritkan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!