Kejadian

Nanta seakan tidak ada puasnya tidak ada lelahnya, ia terus memasuki Keysha sampai pagi menjelang baru ia selesai dan seketika tumbang tertidur di samping Keysha.

"Aakhh-" desah Nanta panjang dan langsung tertidur di samping Keysha.

Keysha yang melihat Nanta sudah langsung tertidur, ia bangun menuju kamar mandi membersihkan diri. Keysha melihat dirinya yang menyedihkan di pantulan cermin kamar mandi, dia menangis sekuatnya, kebenciannya terhadap Nanta semakin besar melihat banyak tanda merah di sekujur tubuhnya.

Puas menangis, Keysha mengguyur tubuhnya dibawah air shower menggosok-gosok tubuhnya berharap tanda merah ditubuhnya hilang. Bukannya hilang tapi semakin merah dan terasa sakit.

Keysha keluar dan mencari baju yang cocok untuknya. Tidak lama kemudian, terdengar suara azan subuh. Keysha sholat subuh dan kembali menangis.

Setelah sholat Keysha membereskan semua pakaiannya berniat untuk pulang hari ini juga. Tekadnya sudah bulat, ia akan mengundurkan diri hari ini juga, ia menyiapkan surat pengunduran diri dan menaruhnya di atas meja kerja Kak Nency.

Jam setengah enam pagi, Keysha langsung pulang. Hari masih gelap dan jalanan masih sepi. Keysha tiba dirumahnya dan langsung masuk ke kamarnya, ia mengunci pintu kamar dan kembali menangis dibalik pintu.

Sementara semua keluarga yang baru mulai aktivitasnya masing-masing, heran melihat Keysha yang masuk tanpa salam dan terlihat buru-buru.

Pagi hari yang cerah, sinar mentari terlihat masuk lewat celah-celah kamar. Pukul sepuluh pagi Nanta baru bangun, itu pun karena suara telpon yang ada di dekatnya. Nanta menjawab telpon dengan malas.

"Ada apa?" tanya Nanta pada orang di sebrang telpon.

"Kau dimana? sekarang jam sepuluh kau belum datang ke kantor sebentar lagi ada rapat penting dengan klien dari America itu," jelas Dika.

"Tiga puluh menit," Jawab Nanta singkat langsung menutup telponnya.

Nanta bangun, kepalanya terasa sangat pusing. Dia mencoba mengingat apa yang sudah terjadi padanya.

...*****...

*Flasback On

Sore hari, setelah jam pulang kantor Dika memberikan Nanta sebuah undangan party dari teman kuliah mereka yaitu Brian di club' miliknya. Nanta langsung menyetujuinya untuk datang nanti bersama Dika tentunya.

Malam hari jam delapan, mereka berdua berangkat menuju club tempat mereka akan party.

"Hey Bro, sudah lama tidak datang kesini," sapa Brian yang melihat Nanta dan Dika datang.

"Akhir-akhir ini lagi sibuk gue," jawab Nanta

"Dalam rangka apa lu undang kita kesini, pake ada kertas undangannya segala lagi. Kayak acara resmi aja" tanya Dika penasaran.

"Cuma party biasa aja sih, banyak juga kok di dalem temen-temen kuliah kita dulu," jawab Brian.

Nanta dan Dika hanya mengangguk saja sebagai jawaban mereka. Mereka duduk disalah satu bar tender yang sudah disiapkan Brian. Brian memanggil pelayan dan memesan beberapa minuman yang spesial untuk kedua sahabatnya tersebut.

Minuman yang mereka pesan sudah datang, ada beberapa minuman beralkohol di taruh di atas meja mereka. Nanta memilih yang memiliki kadar alkohol rendah.

Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang telah mengawasi mereka dari tadi terutama Nanta. Orang tersebut sengaja menyapa Nanta dan kedua temannya untuk mengalihkan perhatian mereka bertiga dan secara diam-diam memasukkan sesuatu kedalam minuman Nanta. Setelah itu orang tersebut pamit pergi.

Nanta meminum kembali minumannya dan beberapa menit kemudian dia merasakan ada yang aneh dalam dirinya.

"Gue ke toilet dulu," pamitnya kepada kedua teman yang ada disampingnya dengan berteriak karena suara musik yang sangat keras memenuhi club tersebut sehingga mengharuskan mereka ngobrol dengan suara keras.

Brian dan Dika hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sial, siapa yang berani main-main sama gue. Batin Nanta yang menyadari ada orang yang telah menaruh obat perangsang pada minumannya.

Nanta frustasi menahan hasrat yang semakin menggebu, Dia memutuskan untuk pulang lewat pintu samping. Untung tadi dia hanya minum yang kadar alkoholnya rendah sehingga dia tidak terlalu mabuk.

Nanta pulang tidak kearah rumahnya, entah kenapa dia malah melaju kearah butik utama kakaknya.

Sesampai disana Nanta langsung masuk dan naik kelantai dua, tapi belum sampai di kamarnya Nanta dihentikan oleh suara Keysha yang membuat hasratnya semakin menggebu hanya dengan mendengar suara Keysha. Nanta sekuatnya menahan hasrat yang menyiksanya tersebut.

*Flashback Off

...*****...

Nanta hanya mengingat sebatas itu, dia tidak mengingat bahwa tadi malam telah mengambil kesucian seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikiran dan hatinya.

Nanta berjalan santai memasuki kantor dan masuk lift khusus presdir menuju lantai dua puluh empat tempat dimana ruangannya berada.

"Akhirnya lo dateng juga, gue kira lo mati," kata Dika yang kesal melihat bosnya tersebut yang berjalan dengan santainya, sedangkan dirinya sudah kalang kabut dibuatnya yang tak kunjung datang padahal dia sudah tau ada pertemuan penting.

Nanta tidak menghiraukan ocehan Dika, ia tetap berjalan menuju ruangannya membuat Dika kesal bukan main tapi tetap mengikuti bosnya itu masuk.

"Lo sudah siapkan berkas-berkasnya?" tanya Nanta yang sudah duduk di kursi kebesarannya.

"Hhmm," jawab Dika singkat.

"Kapan kita berangkat," tanya Nanta lagi.

"Setengah jam lagi, lo berangkat bareng Shinta karena nanti ada rapat divisi juga disini," jelas Dika yang melupakan kata formalnya saat jam kerja.

"Tumben lo ngomong 'lo gue' disaat jam kantor begini," ucap Nanta heran, karena sudah sering Nanta larang jangan berbicara formal kalo lagi berdua tapi Dika selalu menolak dengan alasan profesional.

Dika tidak menjawab ucapan Nanta, ia malah duduk santai di sofa ruangan.

"Okee baiklah, segera perintahkan Shinta untuk bersiap, sepuluh menit lagi gue mau jalan," perintah Nanta pada Dika.

Dika berjalan keluar dan menemui Shinta menyuruhnya bersiap sesuai perintah bosnya kemudian dia berjalan menuju ruangannya yang ada dilantai yang sama.

Nanta berjalan keluar ruangan dengan santainya seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu tadi malam, diikuti sekretaris nya Shinta turun kelantai dasar.

"Apa semua sudah kamu siapkan?" tanya Nanta pada Shinta.

"Sudah Tuan" jawab Shinta singkat.

Nanta dan Shinta masuk mobil yang sudah disiapkan oleh supirnya dan mereka duduk di kursi belakang. Mobil berjalan menuju cafe tempat pertemuannya dengan Mr X.

Sementara di kantor Dika bersiap untuk memulai meeting dengan divisi pemasaran. Namun dia melupakan sesuatu yang menyangkut Nanta dengan dirinya.

"Aku lupa menanyakan semalem dia kenapa menghilang gitu aja," gumam Dika yang penasaran Nanta semalam kemana.

"Ntar aja deh gue tanya pas sudah balik," gumamnya lagi dan bergegas ke ruang meeting.

...*****...

Jangan lupa dukung aku dengan vote, like, komen dan favoritkan..

Jangan lupa juga untuk share ke yang lainnya biar aku makin semangat!

Terpopuler

Comments

Meylin

Meylin

heran ko nanta ga ingett bukanya sadar krena mbuknya sedikit ya🤔

2022-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!