4

Azan subuh berkumandang, Famira pun bangun dari tidurnya untuk melaksanakan shalat subuh. Famira melihat Bara masih terlelap dalam tidurnya.

"Bangun shalat subuh, Mas," ucap Famira lembut dan menggerakkan pelan lengan Bara.

Bara tidak merespons malah menarik selimutnya lagi.

"Mas, bangunlah untuk shalat, shalat itu kewajiban bagi setiap muslim. Dan berdosa apabila kita meninggalkannya," ucap Famira membangunkan Bara lagi.

"Kamu shalat saja, nggak usah ajak aku! Aku tidak peduli, mau dapat dosa atau apa pun itu. Kamu ganggu aku tidur saja," ucap Bara marah lalu mendorong tubuh Famira yang ada di dekatnya.

'Astaghfirullah, ya Allah maafkanlah suamiku," batin Famira lalu beranjak pergi wudhu.

Meski Famira mendapatkan perilaku yang tidak baik dari Bara suaminya, ia tidak pernah dendam atau membencinya. Famira selalu yakin ini adalah ujian dari Allah dan Famira percaya suatu hari hidayah akan datang pada suaminya.

•••

Pagi itu Famira melakukan tugasnya sebagai seorang istri seperti memasak dan membereskan rumah.

"Famira!" teriak Bara dari kamar.

Famira yang berada di dapur bersama Bibi Ina, segera bergegas menuju ke kamar.

"Ada apa Mas memanggilku?" tanya Famira.

"Bikini aku teh sekarang dan ingat jangan terlalu manis," titah Bara kasar.

"Iya, Mas," ucap Famira lalu segera pergi menuruti keinginan suaminya itu.

Tak butuh waktu lama Famira sudah kembali lagi ke kamar dengan segelas teh hangat ditangannya. "Ini, Mas," ucap Famira menyodorkan minuman teh tersebut.

Byur! Bara memuntahkan kembali teh yang di minum.

"Ini teh kenapa manis sekali? Aku sudah bilang 'kan jangan manis," ucap Bara merasa kesal.

"Ta---pi aku menaruh gulanya sedikit tadi, Mas," ucap Famira merasa bersalah pada dirinya sendiri. Baru hari pertama melayani suaminya itu, ia sudah membuat suaminya itu marah saja.

"Sedikit ucapmu? Coba kamu rasa," jawab Bara menyodorkan gelas berisi teh panas ke mulut Famira secara kasar.

"Panas Mas ...," lirih Famira karena teh itu jatuh ke tangannya.

"Rasakan, makanya jadi istri nggak becus mengurus suami," ucap Bara lalu duduk di tepi ranjang.

"Aku itu bosan, melihat kamu pergi ke depan rumah saja memakai jilbab. Aku mau kamu stop dan lepaskan jilbab kamu!"

"Aku nggak bisa Mas, ini perintah dari Allah. Dan aku tidak mau Mas masuk neraka gara-gara diriku, aku tetap buka jilbab kok kalau di dalam kamar," sahut Famira memohon agar Bara tidak menyuruh dirinya membuka jilbab.

"Aku tidak peduli, kamu harus melepaskan jilbab kamu itu. Keputusan aku tidak bisa berubah," ujar Bara.

"Mas aku mohon sekali, jangan menyuruh Famira untuk membuka jilbab ini, aku terima perlakuan Mas yang kasar kepada diriku. Tapi tolong jangan suruh aku lepaskan jilbab ini," ucap Famira memohon lagi.

"Oke, aku mengizinkan kamu memakai jilbab, tapi dengan syarat kamu harus berlutut di hadapanku sekarang dan memohon dengan cara yang benar," ucap Bara tersenyum sinis, "Bagaimana kamu setuju? sebelum pikiranku berubah!"

Tidak ada pilihan lain Famira memilih berlutut di hadapan Bara, daripada ia akan membuka jilbab sehingga auratnya akan kelihatan dan mendapatkan dosa dari Allah. Famira tidak mau memberatkan hisab suaminya di akhirat kelak.

"Cepatan sudah," ucap Bara.

"Iya, Mas," sahut Famira dan berlutut di hadapan Bara.

"Dasar perempuan lemah," ucap Bara tertawa penuh kemenangan melihat Famira yang sedang berlutut di depannya.

Bara menendang tubuh Famira dengan kakinya, dan pergi begitu saja. Tanpa menghawatirkan keadaan Famira yang merintih kesakitan.

"Ya Allah kuatkanlah hambamu ini, jauhkan hamba dari sikap benci dan dengki kepada suamiku," rintih Famira mencoba bangkit.

****

Tidak terasa pernikahan Bara dan Famira sudah berjalan dua minggu lebih, Bara tetap saja kasar kepada Famira.

Tok! Tok! Tok! Ketukan pintu rumah dari luar.

"Famira itu ada tamu di depan, cepatan buka pintunya," teriak Bara yang duduk di sofa. Pria ini sedang fokus dengan handphonenya.

"Iya, Mas," jawab Famira sembari pergi ke depan pintu.

Famira membuka pintu terlihatlah sosok perempuan yang cantik dan bertubuh seksi. Rambutnya panjang tergerai indah ke belakang

"Kamu siapa?" tanya perempuan itu menatap Famira sinis dan masuk saja ke dalam rumah.

"Sayang ...," teriak perempuan itu lalu memeluk tubuh Bara dengan manja. Ia tidak segan-segan mengecup bibir Bara. Bara tersenyum tipis melihat kehadiran kekasihnya itu.

Famira yang melihat kemesraan itu hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam, mencoba menerimanya. Ia sadar, Bara menikahinya bukan atas dasar cinta.

"Vina, kamu datang kok nggak bilang-bilang sih?" tanya Bara lalu mencium kening perempuan tersebut.

"Nggak boleh emangnya?" tanya perempuan itu manja.

Shofia Vina Imeldha Anderson, kekasih dari seorang Bara Sadewa. Mereka sudah menjalani hubungan cukup lama. Namun, sayangnya karena sesuatu hal mereka tidak bisa melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.

"Boleh, Sayang. Aku cuman terkejut aja," ucap Bara menarik manja hidung minimalis perempuan tersebut, "Kamu semakin cantik," puji Bara Vina.

"Hm, aku rindu sama kamu tahu," ucap Vina memeluk tubuh Bara lagi. Bara membalas pelukan itu, "Sayang, perempuan itu siapa? Kok aku baru melihatnya di rumah kamu?" tanya Vina memandang malas ke arah Famira.

"Itu anak Bibi Ina, dia datang ke sini buat bantu ibunya mungkin," sahut Bara ogah membahas mengenai Famira.

"Pantaslah penampilannya kayak orang miskin, memang miskin sih," tawa Vina sinis.

"Sayang aku haus," ucap Vina dengan suara manjanya.

"Bentar ya." Bara menatap Famira yang masih berdiri di ambang pintu.

"Kamu, cepatan buat jus jeruk sana," perintah Bara kasar kepada Famira.

"Iya," sahut Famira beranjak ke dapur tak terasa bening air jatuh di pelupuk matanya. Tetapi secepat kilat dia menghapusnya.

"Sabar ya Non Famira, Bibi ikut sedih dan kasihan karena perlakuan Tuan Bara kepada Non," ucap Bibi Ina menarik tubuh Famira ke dalam dekapannya, mencoba memberikan semangat.

"Terima kasih, Bi. Sudah peduli sama aku, Famira tidak apa-apa, Bi," ucap Famira masih dalam pelukan Bibi Ina.

"Non sabarnya, Bibi yakin Non kuat menghadapinya," ucap bibi Ina menghapuskan bulir air mata Famira.

"Kok Bibi nangis, maafkan Famira yang membuat Bibi ikut sedih," ucap Famira dan pura-pura tersenyum agar Bibi Ina tidak khawatir dan sedih melihat keadaannya.

"Cepatan jus ya!" teriak Bara keras dari ruang tamu.

"Astagfirullah, aku hampir lupa membawa jusnya, Bi," ucap Famira menepuk jidatnya.

"Biar Bibi yang bawakan, Non tunggu di sini. Bibi tahu hati Non sakit, melihat tuan dengan Non Vina," sahut Bibi Ina dan mengambil nampan di tangan Famira.

"Bibi tidak usah, biar Famira saja. Nanti Mas Bara malah semakin marah. Famira tidak apa-apa, Famira sadar diri, Bi," ucap Famira lalu pergi mengantarkan jus tersebut.

'Non Famira memang istri yang shalihah, dan sangat sabar, suatu hari Tuan Bara akan menyesali perbuatannya,' gumam bibi Ina setelah kepergian Famira.

"Ini jusnya," ucap Famira lalu menyodorkan jus tersebut kepada Vina.

"Lama banget jadi pembantu," ucap Vina merasa jengkel kepada Famira.

"Gitulah. Namanya juga pembantu baru," ucap Bara menatap Famira sinis.

Uhuk! Tenggorokan Vina tidak nyaman setelah meminum jus itu.

"Ada apa, Sayang?" tanya Bara khawatir.

"Jusnya asem banget," sahut Vina mengerutkan kening, "Kamu sengaja ya, mau kerjain aku. Dasar pembantu nggak tahu diri," ucap Vina, tangannya sudah ingin menampar pipi Famira. Namun, Bara menahannya.

"Maafkan saya, Non." Famira menundukkan kepalanya.

"Kamu balik saja ke dapur!" usir Bara, Bara tidak mau membuat mood kekasihnya berubah gara-gara Famira. Famira mengangguk mengerti.

"Mendingan kita pergi jalan-jalan saja, bosan di rumah," ajak Bara menenangkan Vina .

"Ayo," jawab Vina antusias dan menggandeng tangan Bara.

Famira hanya bisa tersenyum tipis, mencoba mendamaikan hatinya.

"Cemburu pun bukan urusanku. Aku menerimanya dengan lapang dada, ya Rabb." Famira mencoba menyemangati dirinya sendiri. Tiba-tiba tubuh Famira tumbang ke lantai.

Terpopuler

Comments

Umeh Rukiah

Umeh Rukiah

apa orang kaya itu harus sombong ya....

2021-03-10

0

Irma II

Irma II

nyesek wooi hatiku... bara kau sungguh trlalu

2020-12-26

2

Momy Puput

Momy Puput

nanti juga bucin..sabar y famira😘😘

2020-11-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!