Episode Empatbelas

"Jadilah Hans yang playboy. Tetaplah seperti itu. Jangan pernah berbalik kepadaku. Jangan pernah merayu dan menggodaku. Semua yang kau lakukan itu tidak akan mengubah apapun. Aku tidak akan berpikir kau berbeda dengan lelaki lain. Biar saja masa lalu hanya menjadi kenangan kita. Dan kau tidak perlu membuatku merasa nyaman." Jelas Niken. Ia mengatur nafas. Ia mengeluarkan semua kekesalannya kepada Hans. Sementara itu Hans mengernyitkan dahinya. "Tapi aku salah. Kau masih sama seperti yang dulu. Lelaki playboy yang menolongku dan membuatku seolah-olah tangan itulah yang akan menyembuhkanku. Seperti tangan kakekku. Kau sungguh menjijikan Hans." Umpat Niken. Tambahnya lagi. Emosinya berapi-api.

Hans menarik nafas dalam-dalam, ia menoleh ke belakang. Lalu kembali menghampiri Niken. Menarik lengannya dan mencengkeramnya kuat-kuat.

"Kau tahu, bertemu kembali denganmu adalah musibah terbesar dalam hidupku. Sama sepertimu, aku juga menyesal telah membuka lebar-lebar tali pertemanan kita. Kau tahu, aku membencimu. Aku membencimu. Aku sangat membencimu." Ujar Niken dengan keras, Hans menatapnya lekat-lekat. Matanya berkaca-kaca, seolah-olah ada air mata yang membendung didalam mata perempuan itu.

"Katakan sekali lagi kalau kau membenciku." Ujar Hans. Mata sayunya tak mampu menatap mata Hans.

"Lepaskan aku." Ucapnya.

"Apa aku membuatmu menderita? Huh? Apa aku membuatmu terluka? Apa aku membuat kesalahan kepadamu? Huh? Katakan Niken." Tukas Hans. Niken melepaskan kedua tangan Hans, lalu menggelengkan kepala. Niken menundukkan kepalanya. Semua kalimat yang ia lontarkan kepada Hans adalah bohong. Ia hanya kesal dengan perlakuan Hans kepada dirinya. Kenapa ia mendekat jika dia sudah memiliki kekasih? Hans tidak tahu, betapa cemburunya Niken selama ini. Niken hanya terdiam. Ia tidak berani menjawab sepatah kata lagi kepada Hans.

Hans meraih pundak Niken dan membuat perempuan berambut panjang sepunggung itu mendongak menatapnya.

"Apa selama ini aku berbuat salah kepadamu? Huh?" Kata Hans sambil melotot. Niken menahan air matanya.

"Lepaskan aku." Balasnya.

"Katakan sekali lagi kalau kau membenciku." Pinta Hans. Tapi Niken hanya terdiam. "Katakan Niken." Bentak Hans.

"Sakit Hans." Suaranya tercekat. Ia juga berusaha melepaskan dirinya. "Lepas... Sakit." Jawabnya. Air mata yang sejak tadi terbendung, pelan-pelan jatuh ke pipinya. Akhirnya Hans melepaskan cengkramannya.

"Kau tidak perlu berbuat baik lagi kepadaku." Tukas Niken. Hans menarik lengan Niken lagi. Ada sesuatu yang salah pada diri Niken. Tapi Hans tidak tahu apa masalahnya. Niken tampak sangat marah dan kesal, pun sangat sedih. Hans ingin sekali mengetahui perasaan Niken, tapi ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Niken berusaha melepaskan cengkraman Hans, tapi lelaki itu menarik ke dalam pelukannya. Niken berusaha melepaskan pelukan Hans tapi ia tidak punya tenaga untuk melawan.

"Maaf. Maaf. Aku minta maaf, Niken. Maafkan aku." Kata Hans. Seketika Niken terhanyut dalam dekapan Hans, jantungnya berdegup lebih kencang. Seluruh aliran darahnya terasa panas dingin. Niken ingin dekapan itu selalu ada untuknya.

Diluar ruangan hampir saja Bella mengganggu Niken dan Hans. Tak sengaja ia melihat lagi Niken dan Hans berpelukan.

"Bu...?" Seru Rina.

"Ssst..." Bella menempelkan telunjuknya ke bibirnya. Rina mahasiswanya juga tak sengaja melihat adegan mesra kedua dosennya itu. Tiba-tiba Bella punya ide menarik.

"Ibu punya ide buat kamu dan teman-temanmu." Kata Bella.

"Apa bu...?" Tanya Rina penasaran. Bella berbisik ditelinga Rina. Dan Rina menyetujui ide cemerlang dosennya itu.

Suara ponsel Niken berdering. Sontak Niken melepaskan pelukan Hans.

"Yaa Miss Tanu?" Kata Niken menjawab teleponnya. Sembari menghapus air matanya. "Ohya, aku hampir lupa. Setengah jam lagi aku akan kesana. Ahh begitu. Baiklah." Niken mengakhiri percakapannya ditelepon.

"Kau mau kemana?" Tanya Hans.

"Ke tempat Miss Tanu. Psikolog pribadiku." Jawab Niken kemudian berlalu. Hans mengernyitkan dahinya.

"Tanu?" Gumam Hans.

"Hans, kau tahu tidak? Kalau Tanu itu sekarang psikolog terkenal. Dia juga punya biro konsultan." Kata Tyas. Hans teringat kalimat Tyas tempo hari yang lalu. Hans berpikir, apakah psikolog Niken itu adalah sahabatnya? Ada begitu banyak hal yang ingin Hans ketahui tentang Niken. Mungkin ini adalah waktu yang tepat. Hans bergegas menuju parkiran. Mengendarai mobilnya dan melaju menuju biro konsultan Tanu.

***

Tanu duduk diruang kerjanya. Membaca kondisi perkembangan psikis Niken yang masih dalam tahap terapi. Tanu tidak pernah memberikan resep obat kepada pasiennya. Ia hanya akan memberikan konseling dan terapi untuk kenyamanan si pasien. Beberapa pasien yang membutuhkan obat, akan ia rujuk ke psikiater. Penerapan terapi yang ia lakukan terhadap Niken adalah hipnoterapi dan CBT (Cognitive Behavioral Therapy). CBT adalah salah satu terapi psikologis yang sering digunakan untuk mengubah pemikiran, perilaku, atau emosi terhadap sesuatu. Terapi tersebut bertujuan agar pasien dapat menyelesaikan masalah dan meningkatkan rasa bahagia. Meski begitu, Niken masih belum mampu untuk mengubah pemikirannya terhadap masa lalu yang menyakiti hatinya. Terlebih lagi terhadap laki-laki yang selama ini ia anggap kurang ajar. Tok tok tok...

"Masuk!" Perintah Tanu. Niken membuka pintu dan melempar senyum kepada Tanu.

"Hai Niken? Bagaimana kabarmu? Apa hari ini kau bahagia?" Tanya Tanu sambil merangkul pundak Niken. Rangkulan yang akan membuat nyaman kliennya. Terlebih lagi yang memiliki masalah. Itu adalah salah satu kunci rahasia seorang psikolog.

"Hallo Miss Tanu. I'm okay. Yaa aku ba-hagia." Jawab Niken. Tanu menatap Niken, memastikan apakah pasiennya ini benar-benar bahagia atau berpura-pura. "Ya... Aku baik-baik saja." Ujar Niken.

"Niken...?" Tanu menyelidik.

"Kau tahu sendirilah. Aku tidak pernah merasa baik berhubungan dengan yang namanya laki-laki." Kata Niken akhirnya.

"Uhmmm baiklah. Silahkan duduk dulu." Balas Tanu. Niken menyiapkan diri untuk terapi lewat relaksasi. Sementara Tanu menyiapkan peralatan terapi dan instrumen yang akan diputar. Ruangan yang sangat nyaman dan tenang. Harum aromaterapi, bahkan membuat semua pasiennya betah ditempat relaksasi.

"Apa kau bertemu seseorang, Niken?" Tanya Tanu basa basi.

"Siapa?" Balas Niken dengan mengerutkan bibirnya.

"Yaaa siapa saja, hari ini kau bertemu siapa saja?" Kata Tanu mengulangi pertanyaannya. Niken melepaskan tasnya.

"Kau tidak akan percaya, aku bertemu dengan lelaki dimasa laluku. Kau ingat ceritaku tentang Hans? Yaa dia. Secara kebetulan dia tetanggaku, juga rekan kerjaku di kampus. Aku hampir gila dibuatnya." Jawab Niken.

"Apa dia tampan?" Balas Tanu sambil tersenyum.

"Ohh God. Dia itu playboy. Aku tidak pernah tertarik kepadanya." Balas Niken. Tanu kembali tersenyum.

"Aku tidak bertanya kau tertarik atau tidak. Aku bertanya, apakah dia tampan?" Ujar Tanu dengan tenang. Niken terdiam.

"Uhmm, ya, mungkin." Jawab Niken. Tanu tahu kalau kondisi Niken saat ini sedang tidak baik. Terlihat sangat jelas digaris wajahnya. Ia tampak kesal dan sedih. Namun bagaimana pun Tanu harus tetap melakukan pendekatan khusus agar Niken tetap merasa nyaman. Tanu sudah memasang semua peralatannya, ia juga mempersilahkan Niken bersandar di sebuah kursi relaksasi.

"Aku akan memasangkan pendeteksi perasaan padamu." Kata Tanu sambil memasangkan sebuah kabel gelombang perasaan ke kepala Niken.

"Kau baru membelinya?" Tanya Niken.

"Yaa, suamiku bekerjasama dengan pihak rumah sakit di Kanada. Mereka memakai alat ini untuk mengetahui perasaan pasien mereka yang mengalami trauma. Uji coba ini berhasil di beberapa negara, dan kau bisa memakainya sebagai pasien pertamaku." Jelas Tanu.

"Wahhh keren. Kau memang hebat, miss Tanu." Kata Niken memuji.

"Kau siap?"

"Selalu. Ahhh aku sudah lelah. Dan terapi ini sangat membantuku ditengah-tengah kesibukanku." Niken berbaring ditempat tidur khusus pasien. Alat sudah terpasang didahi dan didadanya. Niken siap untuk tidur.

Sebuah instrumen dari Yiruma diputar dengan lembut. Niken sudah memejamkan matanya. Sementara Tanu memastikan peralatan sudah terpasang dengan baik. Tiba-tiba suara pintu diketuk.

"Miss Tanu...?" Asistennya membuka pintu....

***

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!