Episode dua

"Itu Hans." Kata Kang So-Ra. Hans datang dengan perasaan gundah. Kang So-Ra menelponnya beberapa jam yang lalu.

"Hans, apa kau mengenal Niken Khan? Dia seorang peneliti dari Indonesia. Aku dengar dia mengalami kecelakaan." Kata So-Ra diujung telepon sana. Niken Khan? Hans menelan ludah, nama itu...?

"Nama penaku Niken Khan. Panggillah begitu." Wajahnya yang cantik  dengan lesung pipit dikedua pipinya mampu menyihir hati Hans. Hans segera mengenakan mantelnya, lalu pergi menuju rumah sakit dimana Niken dirawat. Sesampainya ia disana,

"Hai." Sapa Hans kepada Jung Il-Nam dan Kang So-Ra.

"Apa ada kerabatnya?" Dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Jung Il-Nam dan Kang So-Ra saling pandang. Hans menelan ludah agak canggung sebenarnya untuk mengakui bahwa ia mengenal Niken.

"Aku." Kata Hans memberanikan diri. Il-Nam dan So-Ra menoleh secara bersamaan. Pandangan mereka seperti sebuah pertanyaan namun tak dapat Hans jelaskan secara detil. "Boleh aku melihatnya sebentar." Lanjut Hans. Dokter berjalan disamping Hans, sembari menjelaskan keadaan Niken. Hans melangkah pelan, ia melihat Niken yang terbaring lemah di kasur putih rumah sakit.

"Ada keretakan dibagian leher dan juga kaki kanannya, pemulihannya pasti lebih lama. Tapi kita harus lihat perkembangan kondisi Niken. Kita akan tahu setelah dia siuman. Dia harus istirahat penuh demi pemulihan. Aku rasa, dia sangat kuat, sehingga tidak ada masalah lainnya yang serius." Jelas dokter.

"Ahh syukurlah." Hans menelan ludah. Ini adalah kali pertama ia bertemu kembali dengan Niken. Wajahnya masih sama seperti dulu. Bahkan lebih cantik dari sebelumnya. Cantik. Batin Hans.

"Apa hubungan Anda dengan si pasien?" Tanya seorang perawat.

"Uhmmm aku calon suaminya." Spontan Hans menjawab. Jung Il-Nam lantas menoleh. Ia mengernyitkan dahinya. "Beberapa hari terakhir kami memang sedang bertengkar sehingga dia tidak memberitahukanku bahwa ia akan ke Seoul." Lanjut Hans dengan menepuk pundak Il-Nam. Agar lelaki itu tidak curiga terhadapnya.

"Ahh begitu rupanya. Pantas saja dia agak aneh sebelum kecelakaan terjadi." Balas Jung Il-Nam. Hans memicingkan kedua matanya. Seakan ingin bertanya kepada Il-Nam apa yang terjadi kepada Niken.

"Uhmmm, terimakasih sudah menjaga Niken untukku." Kata Hans.

"Syukurlah. Kalau begitu kami berdua pamit." Kata So-Ra. Hans mendesah pelan, lalu ia melangkahkan kaki dengan pelan. Mendekatinya dan meraih tangan Niken.

"Maafkan aku." Lirih Hans tepat ditelinga Niken. Hans menatap lamat-lamat wajah Niken yang putih bersih. Lagi-lagi ia menelan ludah.

***

10 tahun yang lalu, Hans hampir putus asa. Segala cara telah ia lakukan untuk meminta maaf kepada Niken, namun perempuan yang ia cintai itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bicara. Waktu cepat berganti, harapan bertemu Niken dan menjelaskan semua kejadian malam itu sirna sudah. Hans meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Sepanjang perjalanannya, ia selalu berdoa kepada Tuhan untuk selalu diberi kesempatan dilain waktu bertemu kembali dengan wanita yang ia cintai. Niken adalah cinta pertama dan terakhir untuknya.

Apakah ini adalah pertanda bahwa Tuhan memberikanku kesempatan untuk meminta maaf dengan tulus kepadamu. Batin Hans. Dengan keadaan mata yang tertutup bola mata Niken bergerak, jari jemarinya pun bergerak pelan, Niken membuka mata pelan-pelan. Ia terkejut ketika ia melihat seorang lelaki ada disampingnya.

"Nuguseyo..?" Ujar Niken menggunakan bahasa Korea yang artinya 'siapa kamu?'

"Naega Hans-ibnida." Balas Hans. Niken mendesah panjang. Jantungnya bergetar dengan cepat. Tiba-tiba tangannya berkeringat. Nafasnya terengah-engah. Ia merasa sangat terkejut bertemu kembali dengan Hans dalam keadaan seperti ini.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Hans cemas ketika melihat Niken penuh dengan keringat saat ia terbangun. Hans segera memencet tombol panggilan. Tidak lama kemudian dokter dan perawat datang ke ruang pemeriksaan. Setelah diperiksa, Hans diberikan resep obat untuk membantu masa pemulihan Niken.

"Kamshahamnida." Hans membungkukkan badannya sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih berpengalaman dalam bidang kesehatan. Ia kembali keruang rawat menemui Niken. Kedua mata mereka bertemu. Hans merasa canggung begitu pun dengan Niken.

"Uhmmm, apa kata dokter?" Lirih Niken.

"Dokter bilang kau masih harus dirawat. Aku tadi ke apotek, mereka memberikan resep obat untuk pemulihanmu." Jelas Hans. Glekk. Niken menelan ludah.

"Uhmmm, boleh aku bertanya." Balas Niken.

"Apa?"

"Bagaimana kau tahu aku mengalami kecelakaan?" Tanya Niken sambil mengernyitkan dahinya.

Hans menatap Niken dengan tajam. "Jung Il-Nam dan Kang So-Ra menghubungiku. Dia menanyakan apakah aku mengenalmu atau tidak. Lalu aku datang dan aku bilang ya, aku mengenalmu." Jelas Hans.

"Eee, Il-Nam hanya mengatakan itu saja kepadamu?" Kata Niken. Hans mengangguk.

Tok tok tok, seorang perawat mengetuk pintu, Hans mempersilahkan perawat itu masuk.

"Ini ada makanan dan pakaian pasien. Silahkan menggunakan baju tersebut. Tolong bantu istrinya ya pak." Kata perawat itu. Glekkk. Niken dan Hans menelan ludah.

"Istri?" Niken mengernyitkan dahinya. "Apa maksud perawat itu?." Ujar Niken sambil memandang Hans.

Hans terdiam, "aku yang mengatakan kepada mereka bahwa kau adalah istriku." Jawab Hans dengan santai.

"Ccch, dasar buaya." Ketus Niken sambil menyunggingkan bibirnya.

Hans memandang dengan kesal.  "Mworago...?" Tanya Hans.

"Aniya... Amugutdo aniya." Jawab Niken dengan cepat.

"Kalau kau tidak ingin aku membantumu. Cepatlah pulih. Aku tidak mau membuang-buang waktuku dengan merawat wanita sepertimu." Tukas Hans.

Niken menelan ludah. "Waeyo? Kenapa dia jadi berubah seperti itu." Batinnya.

"geureomyeon wae nareul dobgo sipseubnikka? Nan gwaenchanha. Jeongmal jeongmal gwaenchanha." Jawab Niken dengan menggunakan bahasa korea, berharap bahwa lelaki itu tidak mengerti apa yang ia katakan.

"Geureseo? Pergilah ke kamar mandi dan pakai bajumu sendiri." Balas Hans. Niken mengerjapkan mata tak percaya.

"Kau... Kau mengerti apa maksudku?"

"Waeyo? Kau pikir aku tidak pandai berbahasa korea. Nilai bahasaku lebih baik dari pada dirimu." Ketus Hans sambil berjalan menuju pintu.

"Ehhhh, aku tidak bisa berdiri Hans." Niken mencemaskan dirinya sendiri.

"Kau mau aku yang melepaskan bajumu?" Hans menyunggingkan bibirnya.

"Yaaakkk." Niken merapatkan kedua bibirnya. "Hemmmh, bisakah kau membantuku." Tukas Niken dengan nada terpaksa. Hans menghembuskan nafasnya. Pertemuan yang tak disangka-sangka.

***

Niken bermimpi. Mimpi yang indah bersama ayah, namun tiba-tiba mimpi indah itu berubah menjadi mimpi yang sangat buruk. Sehingga perasaan cinta, kasih dan sayang yang ia tujukan untuk sang ayah berubah menjadi kebencian. Niken mulai menunjukan ekspresi yang berbeda kepada ayahnya.

Suatu ketika Reno sedang berdiri dibibir pintu, tangannya terlentang menyambut putrinya yang cantik jelita, "Niken..." Niken berusia 6 tahun saat itu dan dengan gembira ia sambut kedatangan ayahnya. Reno memeluk anak keduanya itu dengan mesra. Penuh kasih sayang layaknya seorang ayah kepada putrinya. Namun beberapa bulan kemudian, sifat Niken berubah. Pandangan terhadap ayahnya pun berubah. Pandangan benci, dendam, dan marah sangat tampak sekali dari ekspresi wajahnya.

Ada alasan mengapa ia menunjukan sikap dingin terhadap Reno. Alasan yang membuatnya merasa takut berhadapan dengan sang ayah. Seringkali Niken merajuk minta ikut pergi bersama sang ibu. "Jihan suruh nginep dirumah ya. Biar Niken ada teman." Ujar ibunya. Tapi Niken menggelengkan kepala, semakin ia mengingat kejadian memalukan itu semakin membuat Niken menderita.  "Kalau Niken tidak boleh ikut, Niken nginep di rumah nenek aza." Ujar Niken, hampir membuat sang ibu marah saking jengkelnya.

Niken juga pernah dibawa ke psikolog, karena selalu merasa ketakutan. Sehingga ia didiagnosa mengalami depresi. Niken selalu takut melihat ayahnya, ia juga pernah berteriak saat sedang belajar dikelas. Semenjak itulah Niken merasa bahwa semua lelaki yang ada di dunia ini jahat. Tapi Pak Ramzi kakeknya Niken membuat dirinya merasa berbeda dari sang ayah. Hanya kepada kakeklah Niken mampu merangkul dan mampu percaya. Ia selalu menghindari lelaki yang mencoba mengejek dan melakukan jahat kepadanya. Bersama sang kakek ia merasa tenang, aman dan nyaman. 

***

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!