Episode Tiga

Suatu hari ia melihat sebuah bangunan besar yang selalu menjadi impiannya. Fakultas Psikologi, ia masuk kuliah jurusan Ilmu Psikologi. Impian Niken adalah menjadi seorang professor muda, cantik dan berbakat. Selain itu, ia ingin melakukan penyembuhan terhadap dirinya sendiri. Bersama ke-4 sahabatnya, Niken masuk ke fakultas tersebut. Saat ospek ia bertemu dengan lelaki bernama Hans. Dia tampan dan baik, dia adalah kakak senior yang mengubah pandangannya terhadap laki-laki.

Niken sempat naksir kepada lelaki itu, ada hal yang berbeda dari pandangannya meskipun Niken tahu, lelaki itu seorang playboy. Hampir semua perempuan dia goda dan dijadikan pacar. Bagi Niken, Hans adalah orang yang tulus. Ia selalu aman bersama lelaki itu. Tangannya yang hangat, senyumannya yang menenangkan, dan dia selalu tampak bahagia.

"Jangan sentuh aku. Aaahhh.... Ibu... Ibu... Ibu..." Teriak Niken saat beberapa lelaki menggodanya. Hans berlari, lalu melerai mereka.

"Woyyyy. Ngapain kalian?" Gertak Hans.

"Kita cuma ngajak temenan koq." Jawab salah satu dari mereka.

"Iya, kita cuman minta nomor hp doang." Tambah yang lainnya.

"Jangan bohong lu. Mau gue hajar." Hans mengepalkan tangannya. Mereka menggelengkan kepala, lalu kabur. Niken berjongkok sambil menangis sesunggukan. Ia memejamkan kedua matanya, nafasnya terengah-engah, bibirnya bergetar, dan keluar keringat dingin disekujur tubuhnya. Hans membawa Niken ke taman, lalu megusap keringat di dahi dan wajah Niken. Ketika Niken membuka matanya, ia terkejut. Tangan Hans begitu hangat, sama seperti tangan almarhum kakek yang selalu melindunginya. Hans menenangkan Niken dengan mengambil sebotol aqua. Hans memberikan air minum. Sama seperti kakek. Lalu entah bagaimana, Niken merasa nyaman bila ada didekat lelaki itu.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Hans. Niken menggelengkan kepala.

Mata Niken terbelalak, mereka yang menggoda Niken datang bergerombol. Niken memegang kedua sisi kiri dan kanan baju Hans.

"Mereka datang lagi." Kata Niken. Hans mengusap rambut Niken, "Mereka tidak akan mengganggumu lagi." Balas Hans. Niken mengerjapkan kedua matanya. Lalu lelaki itu tersenyum.

"Maafkan aku." Lirih Hans didalam mimpinya. Niken menangis dan menyesalinya. Lalu ia membuka matanya perlahan-lahan. Niken melihat lelaki yang ia kenal 10 tahun yang lalu duduk disampingnya. Waktu seolah berjalan dengan sangat cepat, seingatnya ia sedang berbicara dengan Jung Il-Nam. Dan entah bagaimana ceritanya, ia sudah terbaring di rumah sakit. Alangkah terkejutnya, lelaki yang selalu ia cari-cari selama ini, tiba-tiba duduk disampingnya. Bahkan ia sangat dekat sekali dengannya.

"Jangan coba-coba mengintip." Teriak Niken.

"Tidak akan." Balas Hans. Setelah Niken mengenakan pakaian pasein, Hans memapah Niken kembali ke kasurnya.

"Pelan-pelan." Ujar Hans.

Niken menelan ludah, pahit. Hans masih begitu baik kepadanya.

"Awww..." Niken merintih.

"Ahhh selang infusnya bermasalah lagi." Gumam Hans.

"Panggil saja perawat." Tukas Niken.

"Tidak perlu. Biar aku yang perbaiki. Ini tidak sulit. Aku suntikan lagi ya. Kalau sakit bilang." Balas Hans. Niken memandangi lelaki yang pernah ia taksir itu. "Sakit?"

Niken menggelengkan kepala. Setelah infusannya kembali normal, Niken berbaring kembali. Ia memunggungi Hans, lalu menangis hingga ia terlelap dalam tidurnya.

Hans menemani masa pemulihannya dengan baik selama 6 hari. Sampai Niken sembuh dan bugar kembali.

Dokter mengatakan bahwa perkembangan Niken semakin membaik. Dan hari itu, Niken mengkemasi barang-barangnya ditemani oleh Hans.

"Akhirnya aku bisa menghirup udara segar." Kata Niken.

"Baguslah, kau tidak akan menyusahkan aku lagi." Ketus Hans.

"Menyusahkan? Hello, aku tidak memintaku untuk mengaku-ngaku sebagai suamiku. Dan lagi pula siapa yang meminta bantuanmu." Tukasnya sambil mengembungkan kedua pipinya.

"Ahhh benar juga. Lalu siapa yang meminta bantuanku pada saat aku hendak pulang?" Hans mencondongkan punggungnya.

"Eeee, baiklah aku akui. Terimakasih tuan Hans." Balas Niken.

Hening sesaat, lalu Hans bertanya. "Kau tinggal dimana?"

"Uhmmm aku sudah beli tiket untuk pulang." Jawab Niken. Hans mengangguk setuju.

...***...

"Hans...? Kau." Niken terkejut ketika ia mendapati Hans saat pesawat landing di air port Soekarno-Hatta. Hans menoleh.

"Apa?" Tanya Hans. Niken menggelengkan kepala, "Kenapa sekarang dia jadi galak begitu." Batin Niken.

"Kau tidak bilang kalau kau juga pulang hari ini." Balas Niken. Hans tersenyum saat memandangi wajah Niken.

"Hans...?" Seru Rudi teman Hans. Dia menggapaikan tangannya. Hans membalasnya.

"Aku duluan." Kata Hans kepada Niken. Niken mengangguk.

"Siapa perempuan itu?" Tanya Rudi saat mereka sudah menjauh dari Niken.

"Teman satu pesawat." Jawab Hans pendek. Rudi membantu Hans memasukan koper ke dalam mobil. Rudi mengemudikan mobilnya, tiba-tiba ada sebuah keributan yang tak terduga dan mengakibatkan kemacetan.

"Ada apaan sih?" Tukasnya. Semua mobil saling membunyikan klakson dengan kesal. Hans turun dari mobilnya.

Seorang perempuan dengan rambut sepunggung berjongkok. "Ada apa ini?" Tanya Hans.

"Hey nona, ayolah bangun. Kita bisa berdiskusi soal masalah tadi, kau lihat? Kau sudah membuat kemacetan disini." Kata seorang lelaki yang menunduk dan memaksa perempuan itu berdiri.

"Ayo bangun..." Kata lelaki itu.

Hans mengenali perempuan itu. Niken. Lalu ia menahan tangan lelaki yang hampir saja menyentuh punggung Niken. Lalu ia berjongkok. "Niken ini aku. Kau tidak apa-apa?" Tanya Hans.

Niken mendongak melihat Hans. "Hans...?" Lirih Niken.

"Ini mobilmu?" Niken mengangguk, Hans merangkul Niken lalu memapahnya ke mobil. Dan lelaki yang memaksa Niken tadi masih bersungut-sungut.

"Hey nona tunggu dulu. Nonaaa."

"Kau mau apa? Mau uang? Ini uang untukmu. Dan jangan mengganggu istri orang." Ujar Hans sambil mengeluarkan lembaran uang seratus ribuan. Lalu Hans masuk ke mobil Niken dan menancapkan gas, melaju dijalanan.

***

"Rud, antarkan koperku ke apartemenku yang baru ya. Aku akan mengirimkan alamatnya lewat sms." Kata Hans saat telepon terhubung ke saluran ponsel Rudi.

"Kau mau kemana?" Tanya Rudi.

"Aku mengantarkan temanku dulu." Jawab Hans. Niken menoleh sebentar "Teman?" Batin Niken.

"Baiklah. Kirimkan segera alamat apartemenmu." Kata Rudi. Tidak lama setelah sambungan telepon terputus, Hans langsung mengirimkan alamat apartemennya.

Hans melirik Niken sebentar, "Dimana rumahmu?" Tanya Hans.

"Uhmmm aku tinggal di apartemen. Kau bisa lihat disini." Tunjuk Niken pada arah peta dimobilnya.

"Baiklah." Hans menyetir dengan santai. Niken menyelipkan rambut ke telinganya.

"Bahkan ketika menangis pun, kau terlihat cantik." Puji Hans.

"Huh?" Niken menoleh. "Kau tidak perlu memujiku. Aku memang sudah cantik sejak lahir." Balas Niken narsis.

"Kau banyak berubah." Tukas Hans, matanya sering kali melirik Niken.

"Berubah apa? Berubah seperti singa maksudmu?" Ketusnya. Meskipun agak canggung, tapi Hans berhasil mengubah suasana hati Niken.

"Iya, singa betina yang bermetamorfosa menjadi bidadari singa yang cantik." Balasnya. Niken mengernyitkan dahinya.

"Hah?? Apaan sih, nggak jelas."

"Jelaslah kan singa jantannya aku." Niken menyipitkan matanya, "nggak lucu ya?" Lanjut Hans. Niken mengangguk setuju. Hans tertawa ringan, begitu pun dengan Niken yang merasa Hans sangat aneh.

***

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!