Episode Sebelas

"Ngapain ke kampus sih? Kan bisa di apartemen." Kata Hans, saat menemui Haya di ruang tunggu.

"Sengaja. Aku sama teman-temanku mau ke mall. Aku minta uang." Ujar Haya dengan ekspresi memelas. Hans mengeluarkan dompetnya.

"Aku nggak mau kasih kamu kartu kredit. Nih aku kasih segini. Cukup tidak cukup, harus cukup. Dan ini jatah sampai akhir bulan. Paham?" Imbuh Hans.

"Siappp bos." Haya memberi hormat. Haya mencium pipi Hans, kemudian ia berlalu pergi.

"Dasar bocah." Ketus Hans sambil membalikkan badannya. Ia melihat Niken tersenyum tipis saat mata Hans menoleh kearahnya. Lagi-lagi Niken melihat pemandangan yang membuat hatinya cemburu. Sebegitu romantisnya dia dengan perempuan itu. Batin Niken.

"Haiii." Seru Hans kikuk. Niken membalas dengan senyuman yang tipis.

"Mbak...?" Niken memanggil karyawan tata usaha.

"Iya bu Niken."

"Tolong foto copy ini ya. 20 lembar." Tukas Niken.

"Okey bu."

"Aku tunggu dikelas ya." Kata Niken, kemudian berlalu menuju kelas.

Seperti biasa, Niken mengajar tentang psikologi kepribadian kepada mahasiswa tingkat 2. Gaya ajar yang ia gunakan sangat kreatif dan mudah dipahami oleh mahasiswanya. Niken punya prinsip sendiri didalam mengajar. Bahwa metode pembelajaran yang efektif adalah dengan membuat kelas menjadi aktif.

"Bu Niken datang." Seru seorang mahasiswanya. Mereka bergegas menuju kursinya masing-masing.

"Selamat siang...?" Niken menyapa mahasiswanua dengan ramah.

"Siang bu."

"How are you today?" Tanya Niken.

"Good..." Jawab mereka. Niken tersenyum lepas.

"Okay, materi hari ini, aku yakin akan menggairahkan suasana hati kalian. Kenapa? Karena kali ini kita akan membahas tentang Love, or Cinta. Kalian tahu apa artinya cinta? Apa kalian punya definisi masing-masing tentang cinta?" Semua mahasiswanya saling tersenyum satu sama lain. "Aku yakin kata cinta sudah tidak asing lagi di telinga kalian. Bukankah begitu?Baiklah, jika aku menunjuk, kalian harus dengan cepat menjawab. Okey?"

"Okey bu...."

"Siska what is love?" Niken melempar pertanyaan kepada mahasiswanya.

"Cinta adalah eeee impian." Jawab Siska. Telunjuk Niken sangat cepat, sehingga semua mahasiswanya dengan cepat menyiapkan jawabannya masing-masing.

"Cinta adalah harapan."

"Cinta adalah persahabatan."

"Cinta adalah orangtua."

"Cinta itu datang dari mata turun ke hati."

"Cinta punya segalanya."

"Cinta bisa jadi cinta."

"Cinta itu buta."

"Cinta itu penuh kesedihan."

"Cinta itu banyak tantangannya, bu."

"Okey siapa lagi?" Tanya Niken ketika suasana kelas lebih ramai memperbincangkan soal cinta.

Seseorang mengacungkan tangannya, "cinta adalah definisi dari kebahagiaan." Ujarnya. Niken menahan nafas ketika yang dilihatnya adalah Hans. Kemudian Niken melanjutkan kembali pembahasannya.

"Baiklah, definisi cinta menurut kalian itu tidak salah, karena setiap hati yang memiliki cinta adalah kesempurnaan yang sejati. Tapi secara teori cinta atau love merupakan sesuatu hal yang mungkin dimiliki setiap orang. Bahkan cinta merupakan hak dari setiap manusia yang ada di dunia ini, sehingga setiap orang berhak untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain. Lalu sebenarnya apakah arti cinta tersebut? Arti cinta sendiri memang sulit untuk dibedakan baik pada batasan ataupun pengertiannya. Hal ini karena cinta adalah salah satu bentuk dari emosi dan perasaan yang dapat dimiliki setiap individu. Sifatnya pun lebih subjektif sehingga makna cinta dari setiap individu akan berbeda satu sama lainnya tergantung dari pengalaman serta penghayatan yang dimilikinya. Bahkan para ahli pun memiliki definisinya masing-masing tentang cinta. Menurut Erich Fromm cinta adalah sesuatu yang aktif yang mana dapat memecahkan tembok yang menjadi pemisah dari manusia dengan teman-temannya, yang dapat menyatukan seseorang dengan orang lainnya. Menurutnya ada 4 unsur di dalam konsep cinta, yaitu: Care (perhatian). Responbility (tanggung jawab). Respect (hormat). Dan knowledge (pengetahuan). Baik sebelum saya memberi tugas untuk kalian, apakah ada yang ingin berbagi cerita tentang kisah cintanya...?" Jelas Niken. Tapi tak ada satu pun dari mahasiswanya yang mengacungkan tangan.

"Tidak ada? Apakah diantara kalian tidak ada yang sedang jatuh cinta? Hemmmm sayang sekali." Ujar Niken. Lalu seseorang mengacungkan tangannya. Dia adalah Hans.

"May I...? Kata Hans. Seluruh mahasiswa menoleh kearah Hans.

"Tapi kamu bukan..."

"Nggak apa-apa pak. Cerita pak." Seru seorang mahasiswa.

"Iya pak cerita pak." Yang lain juga berseru, meminta Hans untuk bercerita. Akhirnya Niken mempersilahkan Hans berdiri dan menceritakan pengalaman ia jatuh cinta.

"Saat itu aku mahasiswa tingkat akhir. Tapi aku masih terlibat dalam kegiatan ospek mahasiswa baru. Diantara mahasiswa baru itu, ada seorang perempuan tersenyum berseri-seri bagaikan bidadari. Bagaikan matahari yang menghangatkan dunia. Cantik, lugu, anggun, dan cerdas. Aku mulai mendekatinya, tapi kalian tahu? Itu tidak mudah. Dia tahu kalau aku ini adalah lelaki playboy yang profesional. Suatu ketika, aku menolong dia. Dia memegang kedua tanganku, dengan spontan dia memelukku. Jujur, aku sangat bahagia, hari demi hari aku mulai mendekatinya. Mengajak dia makan siang dikantin, menonton bioskop, pergi ke toko buku, membaca bersama di perpustakaan, hari-hariku dipenuhi kebahagiaan. Aku mulai jatuh cinta. Dia berbeda dari perempuan yang lain. Dan aku tidak ingin melukai hatinya. Namun sayang, saat aku akan menyatakan cinta sebuah kesalahpahaman terjadi antara kita. Perempuan yang aku cintai membenciku. Aku tak memiliki kesempatan untuk meminta maaf kepadanya. Dan setelah sidang skripsiku berakhir, aku harus pergi meninggalkan negara ini. Untuk melanjutkan studi keluar negeri. 10 tahun berlalu, Tuhan memberiku kesempatan untuk menyatakannya lagi. Kami bertemu kembali, dan aku masih jatuh cinta kepadanya. Cinta kita belum usai." Jelas Hans sambil menatap Niken dalam-dalam. Niken menelan ludah. Ia menundukkan kepala sedalam mungkin. Yang dia ceritakan itu adalah Niken.

"Lalu...?" Kata Tristan.

"Ya endingnya bahagia lha, Tan. Pak Hans menyatakan cintanya, diterima lalu menikah. Benarkan pak?" Balas Siska. Hans menoleh kearah Siska, lalu melempar senyum dan menggelengkan kepala.

"Perempuan yang aku cintai, tidak pernah menolehku." Imbuh Hans kembali menatap Niken. Sesaat kelas senyap.

"Wahhh kisah cinta pak Hans layak dijadikan sebuah novel." Tukas Adit. Niken menghembuskan nafasnya.

"Baiklah. Kalau begitu, tugas kalian mencari tokoh yang menginspirasi tentang cinta. Kalian buat dalam Microsoft Word dan dikirim lewat email. Kalian mengerti?" Ujar Niken mengakhiri pembelajaran. Meskipun masih memiliki waktu sekitar satu sks lagi.

"Mengerti bu."

"Silahkan kerjakan dirumah. Hari ini materi kita selesai." Kata Niken kemudian bergegas keluar.

"Niken...?" Seru Hans sambil mengejar Niken. Hans meraih tangan Niken saat ia berhasil menyamai langkahnya.

"Apaan sih. Lepasin Hans." Pinta Niken. Hans mencengkram kuat lengan Niken.

"Kenapa sih kau selalu menghindariku?" Tanya Hans.

"Aku tidak menghindarimu." Jawab Niken.

"Bohong. Kau bohong." Hans menatap mata Niken. Kedua mata mereka bertemu di satu titik.

"Hans, tolong lepaskan tanganku."

"Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu? Kau tidak pernah begini sebelumnya kepadaku? Katakan jika aku melakukan kesalahan. Katakan jika aku melukai hatimu." Imbuh Hans. Niken mencoba menarik lengannya. Sambil memelas penuh permohonan.

"Aku tidak ingin mahasiswa-ku salah paham. Jadi tolong lepaskan aku." Pinta Niken dengan lembut.

"Aku masih jatuh cinta kepadamu." Hans mengakui perasaannya kepada Niken. Terus terang saja, Niken terkejut mendengarnya. Untuk sesaat mereka saling menatap. Perasaan apa ini? Kenapa rasanya sakit sekali ketika Hans mengatakan bahwa dia mencintaiku? Apa aku juga merasakan sebuah cinta? Sama seperti dia jatuh cinta kepadaku? Tidak mungkin. Tidak mungkin. Niken selalu mengelak semua perasaannya.

"Niken...?" Seru Bella. Niken berusaha melepaskan tangannya, tanpa pikir panjang ia menginjak kaki Hans. Dan otomatis Hans melepaskan tangannya. Dia mengaduh kesakitan.

"Awwww..."

"Sorry kalau aku mengganggu kalian." Kata Bella dengan terbelalak.

"Ada apa, Bel?" Tanya Niken sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.

"Kalian tidak sedang sibuk?" Bella bertanya. Niken menggelengkan kepala dengan cepat.

"Bu Shopi memanggilmu." Kata Bella.

"Oh ya? Kalau begitu aku permisi." Balas Niken dan segera menuju ruangan bu Shopi. Tok tok tok, Niken mengetuk pintu ruangan bu Shopi.

"Masuk!" Perintah bu Shopi.

"Ibu memanggil saya?" Tanya Niken. Ibu Shopi adalah dosen senior yang terbilang tegas dan galak kepada mahasiswanya. Ibu Shopi sebentar lagi akan mengambil cuti untuk waktu yang lama. Sekitar 3-4 bulan, untuk pergi ke mekah. Menunaikan rukun islam-nya yang ke-5. Dan beliau akan meminta bantuan kepada Niken.

"Melanjutkan perbincangan tempo hari." Kata bu Shopi memulai percakapannya.

"Mengenai mahasiswa bimbingan ibu?" Tebak Niken.

"Iya. Saya sudah bicara kepada pak Dekan. Beliau juga setuju jika kau yang menggantikan saya untuk sementara. Lusa saya akan berangkat, jadi kerjasamalah dengan Professor Hans dengan baik." Jelas bu Shopi.

"Professor Hans...?" Niken menelan ludah. Lagi-lagi dengan Hans.

"Iya. Kenapa?"

"Ohhh nggak apa-apa bu." Jawab Niken.

"Ini daftar mahasiswa bimbinganku."

"Baik bu."

"Aku dengar professor Hans itu punya hubungan khusus denganmu." Tutur bu Shopi.

Niken menelan ludah. Hubungan khusus? Batin Niken, apa maksud bu Shopi? Niken sudah mengira bahwa kedekatannya dengan Hans akan menjadi sebuah berita hangat dikampus. Apalagi Bella sudah pernah melihat ia dengan Hans berduaan.

"Niken?" Seru bu Shopi.

Niken mengerjapkan mata. Lamunannya buyar. "Kau tidak apa-apa?"

"Uhmmm I'am okey, bu." Balas Niken.

"Ada lagi yang mau kau bicarakan?" Tanya bu Shopi. Niken menggelengkan kepalanya.

"Emmm... Tidak bu. Kalau begitu saya pamit." Ucap Niken kemudian ia berlalu meninggalkan ruangan bu Shopi. Niken duduk di meja kerjanya, ia melirik meja kerja Hans. Lelaki itu tidak ada disana. 

"Tidak mungkin aku mencintainya." Pekik Niken. Lalu ia bergegas merapikan diri untuk segera pulang.

"Niken? Kau mau pulang?" Di koridor, Niken malah bertemu lagi dengan Hans. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya. "Tunggu aku ya. Sebentar. Aku bawa tas dulu." Ujar Hans sambil berlari.

...***...

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!