Episode Duabelas

Saat Hans sedang berbincang dengan temannya, ia melihat Niken sudah menenteng tasnya. Sepertinya perempuan itu hendak pulang. Hans mengakhiri perbincangannya dengan teman-temannya. Lalu ia berlari menghampiri Niken. "Niken? kau mau pulang? Tunggu aku ya. Sebentar. Aku bawa tas dulu." Hans bergegas membawa tasnya. Ia berlari, namun perempuan yang ia taksir itu sudah menghilang. Ia sedikit kecewa, tapi mungkin hari ini bukan hari keberuntungannya. Bagi Hans mendapatkan hati Niken itu butuh perjuangan. Ia tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa dirayu sembarangan. Hans tak sekadar jatuh cinta kepada Niken, ia juga sangat ingin menikahinya. Karena baginya hanya Niken satu-satunya perempuan yang mampu mengubahnya ke segala arah.

Seoul

"Hans, ini yang kau minta." Kata Jung Il-Nam menyerahkan catatan Niken yang bercecer saat ia mengalami kecelakaan. Hans tidak sengaja membuka jurnal pribadi Niken. Disana tercatat alamat, nomor hp dan identitas lengkap milik Niken. Terlintas didalam pikirannya untuk memulai kembali hubungannya dengan Niken. Hans meminta Rudi mengurus semua kepindahannya. Dimulai dari tempat tinggal hingga tempat bekerja. Semua ia lakukan untuk mendapatkan kembali perhatian Niken. Ia meninggalkan Rusia untuk mendapatkan kembali hati Niken. Begitulah Hans yang sangat memperjuangkan cintanya.

Suara bel pintu berbunyi. Tyas, Fredy, Gilang dan Tanu datang kembali ke apartemennya. Kali ini Hans meminta bantuan kepada ke-4 sahabatnya untuk mendekor ulang ruangan kerjanya.

"Haiii Hans...?" Seru Wina.

"Tunggu, katanya kau tidak bisa datang." Balas Hans.

"Ya ampun, masa sahabatku minta bantuan aku tolak sih. Aku datang lho, untukmu Hans." Ujar Wina.

"Dia bela-belain datang lho, Hans. Padahal dia baru pulang kerja." Tukas Tanu.

"Itu pun kita yang paksa." Timpal Fredy.

"Kalau nggak ada Wina, kita nggak bisa kerja. Wong dia arsiteknya koq." Lanjut Gilang.

"Tan, mau masak lagi?" Tanya Hans.

"Iya dong. Ada bahan makanannya?"

"Aku beli dulu ya. Win, yuk ikut?" Ajak Hans kepada Wina.

"Asyik... Gue ditraktir." Kata Wina sambil menggandeng tangan Hans.

...***...

Suara perut Niken berbunyi. Waktu menunjukan pukul 10 malam. Niken membuka pintu lemari es. Tidak ada cadangan makanan. Telur dan mie instan sudah habis. Nasi tinggal tersisa segenggam lagi. Ia malas sekali untuk pergi ke supermarket. Tapi karena perutnya terus keroncongan, dengan terpaksa ia turun ke bawah untuk membeli makanan. Begitu ia membuka pintu, disaat bersamaan, pintu apartemen Hans juga terbuka. Niken melihat Hans bersama seorang wanita yang berbeda lagi. "Siapa lagi wanita itu?" Batin Niken.

Niken masuk ke lift bersama mereka. Niken tidak menyapa Hans, begitu pun dengan Hans. Tak sengaja ia juga melihat Hans di supermarket. Ihhh menyebalkan. Ketus Niken dalam hati.

Ia merasa menyesal telah memutuskan untuk membeli makanan ringan. Ia jadi harus bertemu dengan Hans dan pacarnya.

Perempuan itu tersenyum ketika melihat Niken dilift yang sama lagi.

"Dia tetanggamu Hans?" Tanyanya. Hans mengangguk.

Niken menundukkan kepala. Hans melirik Niken, tapi Niken cuek dan jutek. Setelah pintu lift terbuka, Niken melangkahkan kakinya dengan cepat. "Ni...." suara Hans tercekat saat Niken sudah berlalu. 

Ekspresi Niken masih sama. Ia tak ingin terlibat dalam kehidupan Hans. Niken selalu menarik diri jika Hans berusaha mendekati dan merayunya. Hans ingin sekali mengajak Niken pergi bersama, baik makan malam atau sekadar jalan-jalan. Tapi kalau bukan urusan bimbingan skripsi, Niken selalu menolak dan mengacuhkannya.

Hari itu Niken sedang nggak mood memeriksa skripsi mahasiswanya. Namun ia juga merasa tidak enak kalau harus membatalkan janji dengan mereka. Karena bagaimana pun juga, ia harus profesional dalam bekerja. Saat memeriksa bagian latar belakang, hasil latar belakang yang dibimbing oleh Hans menurutnya kurang memuaskan. Sehingga Niken mencari cara untuk mengubah struktur latar belakang mahasiswa bimbingannya.

"Loh, kenapa bagian latar belakangnya diganti? Ini kalau kamu mengganti bab 1. Kamu nggak bisa lanjut ke bab 2." Ujar Niken kepada Rina mahasiswa bimbingannya.

"Tapi kata pak Hans ini salah bu. Makanya saya ganti. Trus sama pak Hans bab 1 saya udah di acc." Jawab Rina.

"Saya sudah mengajarkan format membuat latar belakang bukan? Apa ini sama dengan kerangka yang saya buat? Ini namanya bukan latar belakang tapi definisi. Saya nggak akan acc latar belakang skripsi kamu kalau isinya kayak gini." Jelas Niken.

"Tapi bu...?" Rina menyanggah.

"Coba saya lihat bab 1 yang dosen pembimbingnya sama pak Hans?" Tanya Niken kepada yang lainnya. Bagas, Fani, Citra dan Randy menyodorkan skripsi bab 1 mereka kepada dosen pembimbingnya. "Salah semua. Kalian itu gimana sih? Udah berapa kali saya ajarkan tentang latar belakang? Saya cuma minta kalian revisi yang saya tandai, bukan meminta kalian untuk merubah semuanya. Saya tidak akan acc bab 1 kalian." Niken kesal kepada mahasiswanya. Sehingga ia tidak memberikan acc untuk mereka melanjutkan ke bab berikutnya. Rina dan teman-teman yang lainnya menghampiri Hans. Mengadu kepada Hans.

"Niken?" Seru Hans. Niken sedang mengajar dan ia meminta izin keluar kepada mahasiswanya.

"Ada apa?" Tanya Niken.

"Kau sudah keterlaluan. Kalau kau punya masalah denganku bicarakan baik-baik. Bukan melampiaskan kepada anak-anak. Mereka itu mau menyelesaikan skripsi. Bukan mau buat cerita fiksi." Ujar Hans.

"Yang bilang buat cerita fiksi siapa? Aku cuma mau mereka merevisi bab 1, bukan membuat proposal abal-abal. Apa kau tidak belajar membuat latar belakang? Hah?" Balas Niken. Pertengkaran mereka menjadi pusat perhatian semua orang di kampus.

"Apanya sih yang salah? Aku menunjukan cara membuat latar belakang yang benar."

"Tapi apa yang kau ajarkan itu salah."

"Yang kuajarkan kepada mereka itu benar." Hans juga tidak mau kalah.

"Salah."

"Benar."

"Salah."

"Benar." Hans meninggikan suaranya.

"Salah." Niken juga meninggikan suaranya. Tidak hanya Niken yang bertindak egois, Hans pun juga sama.

"Kita buktikan, siapa yang benar dan siapa yang salah." Kata Hans.

"Okey. Siapa takut." Jawab Niken. Hans memanggil Budi, dosen mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif.

"Aku mau kau menjadi saksi, atas siapa yang salah dan yang benar dalam pembuatan proposal bab 1." Ujar Hans. Bella dan beberapa dosen yang lain juga menyaksikannya. Persaingan antara Niken dan Hans.

Sehingga hari itu, Niken dan Hans menjelaskan tentang pembuatan skripsi yang benar dari Bab 1. Disaksikan oleh mahasiswa bimbingannya serta beberapa dosen yang lain. Niken maju terlebih dahulu, kemudian Hans.

"Sebenarnya metode yang diajarkan oleh bu Niken tidak salah. Dan metode yang diajarkan Pak Hans juga tidak salah. Jadi begini...." Kata Budi dosen lulusan Harvard University. Budi menjelaskan secara detil agar tidak ada lagi pertentangan diantara Niken dan Hans. Sehingga memberikan pencerahan kepada mahasiswa bimbingannya dalam pengerjaan skripsinya.

"Kupikir punya doping bu Niken sama pak Hans akan lebih mudah ketimbang sama bu Shopi dan pak Dicky. Tapi ternyata, ini lebih rumit dari yang kubayangkan." Ujar Rina.

"Gimana dong? Mana gue udah diancam sama nyokap buat lulus tahun ini lagi." Balas Jerry.

"Udah kadaluwarsa sih lu." Timpal Bagas. Mereka masih mencemaskan masa depannya. Keadaan dua dosen pembimbingnya tidak sedang baik. Mereka menghela nafas secara bersamaan.

***

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!