Episode Empat

"Hans, terimakasih kau sudah membantuku." Ujar Niken setelah sampai di depan apartemennya.

"Kau sungguh tinggal disini?" Tanya Hans sambil mengernyitkan dahinya dan melihat ke sekeliling apartemen. Niken mengangguk. "Wahhh kebetulan sekali." Hans tersenyum lebar sembari menatap wajah Niken. Sementara Niken mengerutkan keningnya. Apa maksud dengan lelaki ini. Ketus Niken dalam hatinya.

"Hans...." Seru Rudi dengan membawa koper dan barang bawaan Hans yang lainnya. "Ini milikmu."

"Okey. Thanks." Jawab Hans sambil menepuk lengan Rudi.

"Balik ya." Tukas Rudi.

"Okey. Thanks ya." Hans mengangguk, lalu menggendong ranselnya.

"Kau tinggal disini?" Tanya Niken kikuk. Hans mengangguk dengan diiringi senyum tipis ciri khas seorang Hans.

"Apa ada apartemen yang kosong disini? Aku rasa sudah penuh. Oh iya, dipinggir apartemenku memang kosong dan itu...."

"1442." Kata Hans. Niken terbelalak tak percaya. Nomor 1441 adalah nomor apartemennya. Itu artinya mereka akan bertetanggaan.

"Ohh Tuhan." Gumam Niken. Hans menyipitkan matanya.

"Dilantai berapa kau tinggal?" Jawab Hans dan masuk ke dalam lift. Begitu pula dengan Niken.

"Sejak kapan kau tinggal disini?" Tanya Niken penasaran.

"Sejak detik ini." Jawab Hans sambil berjalan menuju lift. "Kenapa?"

"Uhmm tidak. Tidak apa-apa." Niken merasa aneh karena tiba-tiba saja Hans akan menjadi tetangganya. Mereka keluar dilantai yang sama. Niken tinggal di apartemen bernomor 1441, sementara Hans tinggal di apartemen nomor 1442.

"Kau tinggal disini?" Tanya Hans. Niken mengangguk pelan.

"Perkenalkan aku tetangga barumu, namaku Hans." Hans mengulurkan tangannya.

"Uhhh." Niken memandang Hans.

"Senang bertemu denganmu kembali, Niken Khan." Ujar Hans. Niken mengerjapkan kedua mata tak percaya.

"Huh...?"

"Sebelum aku masuk. Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?" Tanya Hans. Niken mengangkat kedua alisnya.

"Apakah kau tinggal disini dengan suamimu?" Jantung Niken seakan berhenti berdetak. Tatapan Hans begitu tajam, seakan menyihir perasaan Niken yang semula baik-baik saja.

"Tidak. Maksudku, aku belum menikah dan aku tinggal sendiri disini." Jawab Niken.

Hans mengembangkan senyumnya, "kalau begitu, aku akan bebas menggoda dan merayumu." Balas Hans.

"Huh?"

"Bye Niken."

"Bye Hans." Hans masuk ke apartemennya, begitu pun dengan Niken. Niken mengunci pintu apartemennya. Ia mendesah pelan, lalu ia terduduk di sofa.

Aku tidak tahu apa yang aku khawatirkan. Tapi perasaan ini seakan menjadi bukti nyata dari harapanku. Dia pergi tanpa pamit, seolah aku tak pernah ada didalam kehidupannya. Sebelum aku menyadari bahwa aku salah. Dia tulus meminta maaf kepadaku, dia berkata jujur, tapi dengan keras kepalanya diriku tak pernah mempercayainya. Tahukah kau, Hans, bahwa aku pernah menyukaimu. Jika saat ini waktu memberi kita kesempatan, akankah aku menyukaimu lagi? Apa yang harus aku lakukan? Aku tahu, kau adalah lelaki yang berbeda. Tapi bagaimana aku bisa percaya padamu? Apakah ini kebetulan? Kita bertemu di Seoul, dan kini kau menjadi tetanggaku. Inikah yang disebut Takdir? Batin Niken. Ia menghembuskan nafas panjang. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, menyimpan tas, lalu menyalakan kran untuk mengisi air di bathtub.

...***...

Niken menyetir mobil Honda Jazz berwarna ungu ke kampusnya. Seperti biasa, ia selalu tampil stylish dan elegan. Niken membersihkan dan merapikan meja kerjanya lalu memasang pengharum ruangan didekat ac.

"Niken, ada rapat. Ayooo..." Bella menghampirinya untuk memberikan informasi penting dari rektor. Niken mengangguk dan membawa tasnya.

"Ada apa? Ini kan bukan rapat bulanan kita." Ujar Niken sambil berjalan disamping Bella.

"Kudengar pak rektor akan mengenalkan kita pada professor baru. Kau tahu professor kali ini tidak seperti pak Dani." Kata Bella sambil berbisik.

"Darimana kau tahu?"

"Semua orang sudah tahu sejak seminggu yang lalu. Katanya professor kali ini tampan, muda dan masih singel." Balasnya. Niken tersenyum tipis. Bella memang seperti itu orangnya.

"Kau ini selalu saja dengar gosip." Cela Niken.

"Ini bukan gosip Niken. Tapi fakta. Aku dengar sendiri dari pak Rektor." Balas Bella.

"Iya Bella. Terserah kamu deh." Mereka sudah sampai diruang multimedia. Pak Kiki rektor umum kampus itu sudah duduk dikursi depan dengan seseorang yang Niken kenal yaitu 'Hans'. Mata Hans tertuju pada Niken, lalu dia menggapaikan tangannya. Semua orang menoleh kearahnya. Niken tersenyum kikuk.

"Apa dia menggapaikan tangannya kepadamu?" Tanya Bella.

"Huh...? Umm entahlah." Jawab Niken gugup. Rapat pun dimulai.

"Kalian tentu bertanya-tanya siapa pemuda tampan yang duduk disebelahku ini. Dia adalah professor baru kita. Dia pindahan dari Lomonosov Moscow State University. Di Rusia, hebat bukan? Hans silahkan." Kata pak Kiki mempersilahkan Hans mengenalkan diri.

"Selamat pagi semua. Kalian boleh memanggilku Hans saja. Itu sudah cukup." Kata Hans. Lalu ia duduk kembali.

"Semakin banyak professor muda semakin baik kampus kita ini. Ohya, meja kerja Anda bersebelahan dengan bu Niken." Kata pak Kiki. Niken hampir tersedak ketika namanya disebut-sebut. 

"Kau tidak apa-apa?" Bella menoleh. Sementara Niken gugup.

"Hha eee-mm ya. Fine." Jawabnya.

"Bu Niken, bisa Anda antar pak Hans?" Kata pak Kiki.

"Ya... Ehh huh... Ummm ba-baik." Balas Niken gugup.

"Ooh ya, untuk mengenal lingkungan kampus, Anda bisa ditemani oleh..."

"Bu Niken." Potong Hans. "Saya ingin bu Niken yang menemani saya." Lanjut Hans.

"Baik jika itu permintaan Anda. Bu Niken jaga kinerja Anda. Silahkan." Sambung Pak Kiki. Niken menelan ludah tak percaya.

"Ohh terimakasih pak." Balas Hans.

"Maaf pak, bukan saya merasa keberatan. Tapi sudah 2 minggu saya tidak mengajar, bisakah Anda menunjuk yang lain saja, Bella misalnya." Ujar Niken menolak dengan cara halus.

"Ahh ya benar juga. Bagaimana pak Hans?" Pak Kiki sedikit bingung.

"Saya tidak mau yang lain." Ucap Hans.

"Mohon kerjasamanya bu Niken." Kata pak Kiki akhirnya.

Niken menelan ludah kesal. "Ada apa denganmu?" Tanya Bella.

"Tidak apa-apa." Kata Niken sambil menyelipkan rambutnya ke telinganya. Hans tersenyum ramah, sementara Niken menggerutu kesal.

"Ayo ibu Niken." Tukas Hans. Niken melotot.

"Kauuuuu.... Dasar menyebalkan sekali?" Gerutu Hans.

"Kenapa?" Tanya Hans sambil tersenyum.

"Apa kau sudah merencanakan ini sejak awal? Aku cukup terkejut kalau kau menjadi tetanggaku. Dan hari ini aku juga sangat terkejut kau mengajar di kampus yang sama denganku. Dan lebih parahnya lagi, kau akan satu ruangan denganku. Ohhh Tuhan, ini musibah bagiku." Tutur Niken geram.

Hans mencolek punggung Niken.

"Apa?" Tanya Niken dengan menunjukkan sikap kurang baik.

"Aku ini keberuntunganmu. Jadi bersikaplah baik terhadapku, dengan begitu kau akan mendapatkan apapun yang kau mau." Balas Hans.

"Ahhh terserah." Niken membalikkan badannya.

"Hey, apa kau mau aku laporkan pada pak Kiki kalau sebenarnya kinerjamu itu buruk sekali." Ancam Hans.

Niken mendesah panjang. "Baiklah. Silahkan ikut denganku Mr. Hansraj yang terhormat." Tukas Niken.

"Bagus sekali." Kata Hans sambil tertawa. Sepanjang hari ini, Niken mengenalkan beberapa bangunan diseluruh kampus kepada Hans. Juga mengenalkan ia kepada semua mahasiswanya.

...***...

Episodes
1 Prolog
2 Episode Satu
3 Episode dua
4 Episode Tiga
5 Episode Empat
6 Episode Lima
7 Episode Enam
8 Episode Tujuh
9 Episode Delapan
10 Episode Sembilan
11 Episode Sepuluh
12 Episode Sebelas
13 Episode Duabelas
14 Episode Tigabelas
15 Episode Empatbelas
16 Episode Limabelas
17 Episode Enambelas
18 Episode Tujuhbelas
19 Episode Delapanbelas
20 Episode Sembilanbelas
21 Episode Dua puluh
22 Episode Dua puluh satu
23 Episode Dua puluh dua
24 Episode Dua puluh tiga
25 Episode Dua puluh empat
26 Episode Dua puluh lima
27 Episode Dua puluh enam
28 Episode Dua puluh tujuh
29 Episode Dua puluh delapan
30 Episode Dua puluh sembilan
31 Episode Tiga puluh
32 Episode Tiga puluh satu
33 Episode Tiga puluh dua
34 Episode Tiga puluh tiga
35 Episode Tiga puluh empat
36 Episode Tiga puluh lima
37 Episode Tiga puluh enam
38 Episode Tiga puluh tujuh
39 Episode Tiga puluh delapan
40 Episode Tiga puluh sembilan
41 Episode Empat puluh
42 Episode Empat puluh satu
43 Episodes Empat puluh dua
44 Episode Empat puluh tiga
45 Episode Empat puluh empat
46 Episode Empat puluh lima
47 Episode Empat puluh enam
48 Episode Empat puluh tujuh
49 Episode Empat puluh delapan
50 Episode Empat puluh sembilan
51 Episode Lima puluh
52 Episode Lima puluh satu
53 Episode Lima puluh dua
54 Episode Lima puluh tiga
55 Episode Lima puluh empat
56 Episode Lima puluh lima
57 Episode Lima puluh enam
58 Episode Lima puluh tujuh
59 Episode Lima puluh delapan
60 Episode Lima puluh sembilan
61 Episode Enam puluh
62 Episode Enam puluh satu
63 Episode Enam puluh dua
64 Episode Enam puluh tiga
65 Episode Enam puluh empat
66 Episode Enam puluh lima
67 Episode Enam puluh enam
68 Episode Enam puluh tujuh
69 Episode Enam puluh delapan
70 Episode Enam puluh sembilan
71 Episode Tujuh puluh
72 Episode Tujuh puluh satu
73 Episode Tujuh puluh dua
74 Episode Tujuh puluh tiga
75 Episode Tujuh puluh empat
76 Episode Tujuh puluh lima
77 Episode Tujuh puluh enam
78 Episode Tujuh puluh tujuh
79 Episode Tujuh puluh delapan
80 Episode Tujuh puluh sembilan
81 Episode Delapan puluh
82 Episode Delapan puluh satu
83 Episode Delapan puluh dua
84 Episode Delapan puluh tiga
85 Episode Delapan puluh empat
86 Episode Delapan puluh lima
87 Episode Delapan puluh enam
88 Epilog
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Episode Satu
3
Episode dua
4
Episode Tiga
5
Episode Empat
6
Episode Lima
7
Episode Enam
8
Episode Tujuh
9
Episode Delapan
10
Episode Sembilan
11
Episode Sepuluh
12
Episode Sebelas
13
Episode Duabelas
14
Episode Tigabelas
15
Episode Empatbelas
16
Episode Limabelas
17
Episode Enambelas
18
Episode Tujuhbelas
19
Episode Delapanbelas
20
Episode Sembilanbelas
21
Episode Dua puluh
22
Episode Dua puluh satu
23
Episode Dua puluh dua
24
Episode Dua puluh tiga
25
Episode Dua puluh empat
26
Episode Dua puluh lima
27
Episode Dua puluh enam
28
Episode Dua puluh tujuh
29
Episode Dua puluh delapan
30
Episode Dua puluh sembilan
31
Episode Tiga puluh
32
Episode Tiga puluh satu
33
Episode Tiga puluh dua
34
Episode Tiga puluh tiga
35
Episode Tiga puluh empat
36
Episode Tiga puluh lima
37
Episode Tiga puluh enam
38
Episode Tiga puluh tujuh
39
Episode Tiga puluh delapan
40
Episode Tiga puluh sembilan
41
Episode Empat puluh
42
Episode Empat puluh satu
43
Episodes Empat puluh dua
44
Episode Empat puluh tiga
45
Episode Empat puluh empat
46
Episode Empat puluh lima
47
Episode Empat puluh enam
48
Episode Empat puluh tujuh
49
Episode Empat puluh delapan
50
Episode Empat puluh sembilan
51
Episode Lima puluh
52
Episode Lima puluh satu
53
Episode Lima puluh dua
54
Episode Lima puluh tiga
55
Episode Lima puluh empat
56
Episode Lima puluh lima
57
Episode Lima puluh enam
58
Episode Lima puluh tujuh
59
Episode Lima puluh delapan
60
Episode Lima puluh sembilan
61
Episode Enam puluh
62
Episode Enam puluh satu
63
Episode Enam puluh dua
64
Episode Enam puluh tiga
65
Episode Enam puluh empat
66
Episode Enam puluh lima
67
Episode Enam puluh enam
68
Episode Enam puluh tujuh
69
Episode Enam puluh delapan
70
Episode Enam puluh sembilan
71
Episode Tujuh puluh
72
Episode Tujuh puluh satu
73
Episode Tujuh puluh dua
74
Episode Tujuh puluh tiga
75
Episode Tujuh puluh empat
76
Episode Tujuh puluh lima
77
Episode Tujuh puluh enam
78
Episode Tujuh puluh tujuh
79
Episode Tujuh puluh delapan
80
Episode Tujuh puluh sembilan
81
Episode Delapan puluh
82
Episode Delapan puluh satu
83
Episode Delapan puluh dua
84
Episode Delapan puluh tiga
85
Episode Delapan puluh empat
86
Episode Delapan puluh lima
87
Episode Delapan puluh enam
88
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!