BAB 20

Kini Aisha yang sudah banyak perkembangannya.

Mulai dari belajar melihat, meraba, dan membalikkan tubuhnya. Momen yang tidak akan pernah bisa Shella juga Aditya lupakan. Momen bahagia yang baru pertama kali mereka rasakan.

sampai akhirnya bisa berdiri dan berjalan.

Pertumbuhannya begitu pesat tanpa di sadari.

waktu demi waktu berjalan dengan penuh kebahagian.

Aisha sekarang yang sudah mampu berbicara dengan sesama. Umurnya saat ini sudah memasuki 3 tahun.

Dia tumbuh menjadi anak yang sangat pintar sekali.

"Aisha." Panggil Ummi Shella

"Iya Ummi."

"Sini Nak bantuin Ummi bereskan mainan kamu."

"Baik Ummi." Jawab Aisha menuruti.

Dengan sigap Aisha yang lansung menuruti perintah ummi nya itu. Tanpa sedikit pun membantah ia tumbuh menjadi putri yang patuh kepada orang tua juga kepada yang lainnya dalam hal kebaikan.

"Habis ini temani Ummi ke pasar mau Nak?" Ajak Shella.

"Mau Ummi Mau." Ucap Aisha sambil kegirangan dan lansung mengambil handuk dikamar tempat gantungan biasanya dan Aisha lansung menuju kamar mandi untuk mandi.

Shella yang lansung menyusul Aisha ke kamar mandi untuk memandikan putrinya itu.

Kemudian mempersiapkan pakaian untuk Aisha dan meletakkannya di atas kasur.

"Pakai yang itu ya Nak." Panggil Shella setelah Aisha keluar dari kamar mandi.

"Iya Ummi." Aisha yang sudah belajar mengenakkan pakaian sendiri merasa sudah biasa untuk itu. Namun masih ada beberapa yang belum biasa ia lakukan.

Menyisir rambut dan memakaikan jilbab. Dan itu masih di bantu Ummi Shella nya.

"Kamu tunggu Ummi bentar mau ganti baju Nak."

"Aish tunggu disini ya Ummi."

"Oke Nak."

Setelah selesai Shella menggandeng tangan putrinya dan memasuki mobil yang berada di etalase kemudian lansung pergi ke pasar. Selama di perjalanan Shella dan Aisha selalu bercengkerama penuh kasih sayang sesekali tertawa lepas penuh bahagia.

Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menabraknya.

"Eh maaf anak cantik. Kamu nggak kenapa?" Tanya om - om itu ke Aisha.

"Sakit Om." Aisha meringis kesakitan karena terjatuh ketabrak si Om yang sedang berjalan.

"Yang mana cantik?"

"Ini Om." Tunjuk Aisha.

"Maafkan Om ya cantik."

"Maaf. Karena Aish yang nabrak Om."

"Nggak kenapa sayang. Lain kali hati-hati ya."

"Iya Om."

"Kamu sama siapa? Ibunya mana?"

"Aish tadi lari ngejar balon ninggalin Ummi yang masih di dalam. Sekarang Aish nggak tau Ummi dimana Om." Ucapnya sambil sedikit menangis rasa menyesal telah jauh jauh dari Ummi nya.

"Nama kamu siapa cantik?"

"Aisha Om."

"Cantik sekali. Nama Om Reyhan."

"Makasih ya Om Reyhan." Ucap Aisha.

"Sama sama sayang." Jawab Reyhan penuh kasih.

Shella yang sudah menyadari lebih dari 5 menit yang lalu kehilangan Aisha anaknya dan iya sudah mengelilingi pasar tersebut mencari anaknya itu. Namun masih tak ketemu. Ditanya sama orang sekeliling tidak juga ada yang melihat.

Shella yang terlihat sangat khawatir entah kenapa iya bisa se ceroboh ini.

Penyesalan mulai tumbuh dan berkecamuk tak menentu. langkah kakinya yang menuju ke belakang untuk melihat dan mencari kemudian dikagetkan dengan sosok Aisha yang tengah duduk manis bersama dengan sepasang pria dan wanita di pojok jalan sana.

"Aisha." Panggil Shella.

"Ummi." Teriaknya Aisha melihat Shella dari kejauhan.

Reyhan yang sangat begitu kagetnya melihat sosok siapa yang datang dan mendekat. Karena syok nya Reyhan yang sudah tak menyadari dengan kekasihnya yang masih duduk di sampingnya Reyhan berdiri menatap Shella.

"Shella." Panggil lelaki itu.

"Reyhan." Shella tak kalah kagetnya dengan apa yang sedang ia lihat. Kenapa bisa waktu kian tak bersahabat.

"Ummi. Om ini yang bantuin Aish tadi. Aish jatuh karena nabrak Om ini Ummi." Ucap Aisha menjelaskan juga sekalian memecahkan suasana sepertinya yang terlihat bungkam dan juga gugup atau canggung.

"Terus mana yang sakit Nak?" Tanya Shella khawatir akan keadaan anaknya itu.

"Udah nggak sakit Ummi. Udah di obati sama Om baik dan tante cantik ini Ummi."

"Makasih ya Reyhan. Makasih Mbak."

Ucap Shella.

"Sama-sama Mbak. Anaknya lucu."

"Makasih."

Reyhan yang masih dalam pemikiran yang berkecamuk.

Pemikirannya melayang entah sampai kemana.

Begitu lama tak berjumpa.

Tak bertegur sapa.

Tak saling bicara.

Masih banyak kisah yang belum benar benar usai.

Detak jantung itu.

Senyuman itu.

Masih sama rasanya.

Ingin ku peluk engkau dari sini.

Namun apa daya.

Engkau telah sangat jauh meninggalkan.

Meninggalkanku dengan beribu kesedihan.

Kesakitan yang bahkan sampai saat ini.

Belum mampu ku tepis kan.

Ketika diri mulai melangkah pergi.

Namun bayang bayangmu masih terus mengikuti,

engkau yang sudah bahagia dengan pilihanmu.

Dan di sini aku yang masih membisu tak menentu.

Ada beberapa kenangan yang mungkin harus dipaksa untuk pergi.

Namun ada juga beberapa yang dibiarkan menemani.

Mungkin masih ada kisah yang belum usai.

Namun akan selalu ada masa depan yang tertantang.

Sejauh apapun kaki melangkah,

dan sejauh apapun diri berlari.

Jika memang bukan seharusnya,

maka biarkanlah semuanya menjadi bunga yang pernah mekar.

Jangan pernah engkau sesali lagi,

semuanya sudah berjalan dengan semestinya.

Biarkan waktu yang terus berputar,

menyusuri jalan yang seharusnya ia lalui.

Jangan hentikan,

jangan coba untuk menghindari.

Biarkan semuanya mencair seperti apa yang seharusnya.

"Abbi." Panggil Aisha melihat Aditya yang sudah keluar mendekati Aisha dan Shella di pojok kanan pasar swalayan tersebut.

"Kamu beli apa Nak?"

"Ini Bi. Udah banyak."

"Banyak sekali sayang. Emang muat di perut kecil kamu?" Tanya Aditya mencubit pipi chuby Aisha.

"Hehehe. Abis Aish pengen makan Bi."

"Ya sudah. Ini semua sudah selesai belanjanya sayang?" Tanyanya ke Shella.

"Udah sayang." Jawab Shella.

"Ya sudah kita pulang lagi yok!" Ajak Aditya.

"Aku bawa mobil Kak."

"Dimana?"

"Di parkiran depan Kak."

"Ya sudah. kita barengannya namun beda mobil saja."

"Aisha mau ikut Abbi apa Ummi?"

"Abbi aja." Ucap Aisha berlari memeluk Abbi nya.

"Baiklah. Ayok."

Semuanya pergi dari tempat itu.

Dengan penuh keharmonisan dan kehangatan keluarga kecil mereka yang selalu dijaga sebaik mungkin oleh Aditya hingga mereka mau kemana Aditya yang selalu mengikuti takutnya nanti istri dan anaknya itu kenapa napa.

Shella yang sudah memasuki mobil sendirian dan di mobil lain ada Aditya bersama Aisha.

'Butir hujan membasahi jendela mobil ini,

namun ada rasa dimana semuanya tak seharusnya ku rasakan.

Engkau yang sudah jauh menghilang dari duniaku,

namun kembali bertemu dengan situasi yang serumit ini.

Suara itu.

Sapaan itu.

Rasanya masih sama seperti ku pernah menggenggamnya.

Namun saat ini posisinya sudah jauh berbeda.

Aku yang adalah bagian utama dari keluargaku

istri dari suamiku dan ibu dari anakku.

Dan engkau pun sudah memiliki kehidupan yang ku harap sudah jauh lebih baik dari yang sebelumnya.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!