Sudah beberapa hari ini Shella yang aneh sikapnya.
Entah apa yang terjadi.
Aditya yang selalu serba salah olehnya menjadi kesel terkadang.
Namun akhirnya Aditya mengalah. Menuruti apa pun kehendak sang istri demi kedamaian.
"Kak jangan." Ucapnya menegur Adit yang akan keluar menggunakan minyak rambut seperti biasanya.
"Kenapa Dek?" Adit penasaran.
"Ya pokoknya jangan."
"Hum ya sudah Dek. Nggak."
Aditya yang kebingungan melihat tingkah istrinya yang berbeda dari sebelumnya.
Suka marah nggak jelas, perasa, juga cengeng kadang hal sepele dia nangis dan masih banyak hal lain yang membuat Shella bertingkah aneh.
Keesokan harinya Shella terlihat meriang.
Jam dinding sudah menunjukkan jam 7 pagi.
Namun Shella masih dalam selimut panasnya.
"Sayang bangun!" Ucap Adit memasuki kamarnya
Shella yang tanpa jawaban kemudian di hampiri Adit melihat keadaan istrinya lansung cemas. Menggigil.
Iya begitulah kira-kira.
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Adit merasa khawatir.
Shella hanya menggeleng di dalam selimutnya itu
"Kamu demam sayang. Kita ke dokter yok. Kakak siap-siap dulu."
"Nggak usah Kak. Beli di apotik aja obatnya. Aku nggak papa."
"Nggak papa gimana. Kita ke dokter di rumah sakit aja." Ucap Adit yang lansung menggendong istrinya masuk ke mobil.
"Jadi bagaimana Dok istri saya?" Tanya Adit sembari melihat dokter keluar bersama istrinya yang lansung duduk di dekat Adit.
"Selamat Pak. Istri Bapak hamil." Ucap Dokter memberi selamat.
"Masya Allah. Benarkah Dok?" Tanyanya lagi.
"Iya Pak. Usia kehamilannya memasuki 5 minggu. Usahakan istri Bapak banyak istirahat kemudian makan makanan yang bergizi dan jangan kelelahan. Karena usia kehamilannya masih terlalu dini dan sangat rentan." Ucap Dokter panjang lebar.
"Baik Dok. Terima kasih banyak."
Adit dan Shella yang keluar menuju parkiran sungguh hati mereka berbunga bunga. Sangat bahagia. Akan hadirnya Aditya junior. Masya allah
"Sayang. Terima kasih." Ucap Aditya yang masih menggendong istrinya menuju mobil.
"Sama-sama sayang." Ucap Shella tersenyum namun juga lesu karena memang rasanya perasaan tubuhnya sungguh tak terkontrol.
Di dalam perjalanan pulang Aditya yang terus ngoceh pada Shella.
"Mulai hari ini Kakak yang akan merawat mu sampai kamu nggak boleh kelelahan dan seperti yang Dokter bilang tadi".
"Iya Kak."
"Pokoknya kamu nggak boleh kerja yang berat."
"Iya Kakak."
"Nggak boleh makan sembarangan. Kakak bakal awasi. Besok kalau bisa cuti dulu kerjanya Dek."
"Iya sayang. Sejak kapan Kakak bisa bawel."
"Kakak nggak mau kamu dan calon junior itu kenapa kenapa sayang."
"Iya sayang. Selain Kakak yang bakal jagain Ade terus ada Allah yang selalu bersama kami Kak." Ucap Shella sambil mengelus perutnya.
Kemudian Adit yang juga mengelus perut istrinya dengan penuh kasih sayang dan pengharapan.
"Sehat-sehat disana sayangnya Abbi. Jagain Ummi juga Nak." Ucap Adit sembari masih dalam dekapan di perut Shella.
Bangun tidur Aditya tersadar akan istrinya yang sudah tak di sampingnya lagi. Dengan sedikit panik Aditya mencari sosok istrinya
Kemudian terdengar suara di kamar mandi
Oak oak oak.
"Sayang kamu di dalam?"
"Iya."
"Ada apa Dek? Buka pintunya."
Cek lek
"Sayang kenapa?" Ucap Adit yang memeluk tubuh istrinya di belakang.
"Baik-baik saja kan sayang?" Ucapnya lagi.
"Iya Kak. Kepala aku sedikit pusing. Terus perut nih rasanya mual terus Kak."
"Kita makan yok. Habis itu minum obat dari Dokter kemaren." Ajak Adit yang terlihat seperti memapah tubuh istrinya yang terlihat begitu lemas.
Menyuapinya makanan terus meminumkannya obat. Kemudian mengantarkan Shella kembali ke kamar untuk beristirahat.
"Kak pengen cilok." Ucap Shella menarik tangan suaminya sebelum suaminya benar melepaskannya untuk tidur di kasur.
"Baiklah Dek. Tunggu sebentar ya. Kamu diam di kamar jangan kemana mana. Pintunya kakak kunci di luar."
"Baik Kak."
Setelah Aditya selesai membeli cilok terdekat suara Shella sedang menelfon seseorang.
"Iya Mama."
"Waalaikumussalam Ma."
"Siapa sayang? Mama ya?"
"Iya Kak. Besok mama juga papa kesini. Aku kasih tau kalau badan kurang sehat. Belum soal kehamilan. Soalnya mau ngasih kejutan."
"Oh gitu sayang. Ya sudah bagaimana bahagia kamu Dek."
"Oh ya nih cilok pesanan kamu sayang."
"Makasih sayang."
"Iya sayang." Sambil menyuapkan Shella.
Belum beberapa suap kemudian Shella berdiri dan sedikit berlari menuju kamar mandi.
Yah mual lagi. Setelah apapun yang masuk Shella memuntahkan. Kemudian lemas dan tak bertenaga.
"Mual lagi ya Dek."
Ucap Adit yang melihat istrinya berdiri di depan pintu kamar mandi. Kemudian Adit mendekati dan menggendong istrinya menuju kasur.
"Iya Kak."
"Kakak sedih melihat Ade kek gini."
"Nggak papa Kak. Ingat aja beberapa bulan lagi akan lahir buah cinta kita Kak."
Tok tok tok
Terdengar suara bel di depan.
Aditya yang lansung keluar melihat siapa yang datang
"Assalamualaikum Nak." Ucap mama dan papa Shella memberi salam selepas pintu di buka.
"Waalaikumussalam Mah Pa, mari masuk!"
"Terima kasih banyak Nak."
"Shella mana?"
"Tidur mah di atas. Biar aku panggil mah Pa. Bentar ya."
"Baik Nak.."
"Mama Papa." Panggil Shella lansung memeluk bergantian.
"Nak. Kamu kenapa? Badanmu sedikit panas."
"Nggak apa Mah Pa. Duduk Mah Pa."
Setelah selesai melepas rindu karena memang sudah 2 bulan semenjak mereka menikah mama dan papa Shella baru hari ini mampir lagi. Karena kesibukannya di tempatnya yang susah untuk di tinggal.
"Mah Pa ada yang mau Shella kasih tau."
"Apa Nak?" Tanya Papa.
"Ini Pah Mah. Buka!" Ucap Shella memberikan kotak berbungkus kado.
"Masya Allah Nak. Alhamdulillah." Ucap Papa dan Mama Shella.
"Udah jalan berapa bulan Nak?" Tanya Mama.
"Baru 5 minggu Mah."
"Kalau begitu lebih baik kalian ikut Mama Papa pulang. Kalau disini nanti Aditya pergi kerja kamu sendirian. terus kerjaan kamu bagaimana Nak."
"Udahlah Mah Pah. Shella nggak kenapa kok kalau disini sama kak Adit aja. Seperti biasanya. Shella akan terus berhati - hati buat kehamilan Shella.
"Saya menurut saja bagaimana bahagianya Shella Pah."
"Jangan sayang." Ucap Mama.
"Atau nggak Mama sama Papa tinggal beberapa waktu disini dulu." Ucap Adit.
"Bagaimana Pah?" Tanya Mama ke Papa.
"Bagaimana baiknya aja Mah. Lagian sekarang kita harus waspada ektra buat calon cucu kita."
"Ya sudah kita tinggal disini dulu beberapa saat. lagian dirumah hanya berdua Pah. Lenka juga suaminya jarang juga pulang."
"Oh iya Nak. Kamu sudah kasih kabar bagus ini ke Kakak kamu?"
"Belum Mah. Shella masih cari waktu yang pas."
"Baiklah Nak. "
"Terus Mama sama Papa kapan tinggal disini. Biar Kak Adit yang bantu buat jemput pakaian Mama sama Papa."
"Iya Mah Pah." Timbal Adit.
"Nggak usah Nak. Besok Mama sama Papa kesini lagi. sekarang Mama sama Papa bakal pulang dulu ya. Kamu disini jaga kesehatan, jaga pola makan, jangan kelelahan, kerjaan kamu di kantor jangan terlalu di pikirkan. kalau bisa ambil cuti ambil saja cuti Nak."
"Nanti Shella pikir lagi ya Mah."
"Baiklah. Mama pulang dulu Nak."
"Mama sama Papa hati-hati."
Setelah bersalaman Mama dan Papa Shella lansung pergi meninggalkan mereka disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments